Perspektif
Sinopsis
Tags :
#Perspektif #micron #covid
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 365
OPEN SESAME
Pada 6 Agustus 1945, sebuah benda dengan massa 4 ton dijatuhkan atas pemukiman padat penduduk dalam wilayah asia timur yang berjuluk "Negri Matahari Terbit". Benda tersebut memiliki efek ledakan dari reaksi fisi (pembelahan inti) molekul atom dengan kekuatan ledakan 20 Mega Ton TNT, yakni neutron dan nukleus yang mana jika keduanya bertemu secara langsung bisa mengakibatkan kerusakan fisik di sekitarnya. Itulah bom atom milik Amerika yang dijatuhkan atas Hiroshima dan Nagasaki di Jepang yang mana proses peluncurannya telah mendapat persetujuan Britania Raya sebagi sekutu.
Jika sebuah batu bata dijatuhkan di atas kepala kita saja, efek kerusakan yang diakibatkan bata tersebut memakan waktu lebih dari sepekan untuk pemulihannya, bahkan bisa saja mengakibatkan kerusakan permanen hingga kematian bagi korban. Padahal tidak ada reaksi apapun selain gaya gravitasi atas gerak jatuh batu itu. Mari ambil waktu sebentar, buat gambaran efek kerusakan bom atom tadi.
Entah bagaimana Anda menghitung efek kerusakannya, yang jelas tangis kepedihan, kemiskinan, kebodohan, kecacatan bayi bayi yang baru lahir, hanya bagian kecil dari kerusakan menahun akibat bom tersebut.
Namun bagi Amerika dan sekutu, jelas merupakan sebuah kemenangan atas hilangnya 129.000 hingga 246.000 jiwa penduduk Negri Matahari Terbit dan merupakan kekalahan bagi pemerintah setempat. Jelas disini jeritan perih manusia, segala rasa sakit, amarah, dan kesulitan hanya angka, baik bagi "pemenang" maupun "pecundang".
Dan bagaimana dengan tanggapan dunia yang "manusiawi"?
"Bom atom bukan saja senjata penghancur yang mengerikan, (bom atom juga) merupakan senjata psikologis. - Henry. L. Stimson. 1947. Bahkan dikatakan sebagai Kejahatan perang tak bermoral.
See, atas satu peristiwa terjadi banyak cara pandang berbeda yang terhasil
Kembali ke masa kini, dimana suatu makhluk berukuran mikroskopik (0.15-0.2 mikron) justru lebih ditakuti dari segala makhluk kasat mata dengan ukuran bahkan ribuan kali lebih besar darinya.
Do you know, what kind of that creature?
You must know it!
Ya...makhluk itu adalah virus tak terlihat mata telanjang, yang pada akhir 2019 lalu mulai muncul menyeruak ke dalam kehidupan manusia.
CORONA VIRUS a.k.a COVID 19
Anda percaya keberadaannya?
Of course you are, of course I'm, of course we are!
Makhluk itu adalah pengunjung yang baru menghuni bumi ini, atau bisa jadi sudah sejak dulu ia ada namun diam saja dan baru sekarang menunjukkan dirinya?
Mari ke pojokan untuk bercerita...


Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 483
Penyebaran
Pada akhir 2019, satu tajuk berita tiba-tiba bukan hanya sekedar menjadi topik hangat untuk dibicarakan, bahkan menjadi sesuatu yang hot jika menggunakan istilah yang sering dipakai presenter infotainment. Satu nama yang tak dikenal menjadi terkenal begitu saja. Bahkan para petinggi negara dari seluruh dunia turut membicarakannya. Itulah Corona Virus a.k.a Covid 19
Meski awalnya banyak yang salah mengenali namanya dan disandingkan dengan seri sebuah kendaraan bermotor dari merk terkenal produksi Jepang.
Asal kedatangannya yang sampai kini belum mendapat kepastian oleh pihak manapun di dunia, kerap menjadi perdebatan dari para wilayah 'tersangka', sikap saling tuduh, saling tuding dan saling tunjuk yang dipertontonkan para elit global menjadi tontonan baru yang mengundang gelak tawa orang awam.
Entah bagaimana suhu politik global kala itu tengah memanas akibat kehadiran makhluk mikron bernama covid 19, yang jelas masyarakat negri ini menyikapi dengan santai kehebohannya. Bahkan candaan candaan garing kerap digulirkan.
Contohnya ungkapan yang menyatakan bahwa penduduk negri ini telah kebal terhadap beragam kehidupan mikro bahkan yang dianggap berbahaya sekalipun oleh banyak pihak.
Pagi hari ketika berkumpul ditempat kang sayur, terdengar celoteh riang para ibu, " Alaaa..., corona mana berani sama kita. Lah, segala virus aja udah ngampun kok sama orang Indonesia."
Perkataan demikian, entah karena terlalu menganggap remeh keberadaan si makhluk mikron corona virus, atau tidak memahami bahayanya, atau pula karena telah begitu lelahnya mereka menghadapi kesulitan bertubi yang kian menghadang dalam kehidupan. Tak satupun yang boleh dengan mudah menyimpulkan, karena setiap kita memiliki tiap kisah berbeda.
Lain lagi meme yang bertebaran di dunia maya, yang seolah semakin mengecilkan efek besar yang begitu ditakuti oleh para elit global. Lagi-lagi terdapat ketimpangan pemikiran disini.
Khalayak dengan tenang dan santai menyikapi kedatangan corona virus, bahkan dijadikan candaan pengisi waktu mengusir kepenatan. Namun di lain pihak, justru para kaum terkemuka menyikapi dengan kepanikan dan ketakutan luar biasa. Tampak dari pemberitaan yang santer ditebar, baik itu melalui media elektronik, media cetak dan juga media sosial. Anehnya sikap tak acuh tetap jelas nampak di lapisan masyarakat.
Padahal ketika itu pemerintah Cina tengah melakukan penelusuran kembali kasus pertama yang teridentifikasi covid 19 hingga beberapa waktu sebelum kasus terkonfirmasi. Namun negri ini justru mengunggah kalimat lucu-lucuan bahwa orang Indonesia kebal akan virus yang tengah mendunia, lantaran sudah terbiasa bersinggungan langsung dengan banyak jenis mikroba yang bagi orang dari luar negri merupakan ancaman serius bagi jiwa.
Indahnya hidup di negriku, gemah ripah loh jinawi. Tiada kesusahan, tiada kesulitan, karena segala sumber kebahagiaan mudah didapatkan. Tak ada yang dengan mudah mampu mengancamnya, entah jika itu menghancurkan diam-diam dengan cara menggerogoti dari dalam.
Hal ini cukup nyata dibuktikan, bagaimana penduduk negri ini mampu mengusir penguasaan penjajah asing terhadap bumi pertiwi yang bersenjatakan super canggih di masanya hanya dengan senjata yang 'tak dianggap' oleh lawan. Hal demikian tak terlepas dari solidnya rasa persaudaraan juga taktik gerilya yang dimiliki para pejuang kala itu.
Yang menjadi pertanyaan, apakah bambu runcing dan taktik gerilya mampu mengusir invansi covid 19 atas bumi pertiwi kini?

Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 505
Confusion maker
Tak lama sejak bertandangnya si makhluk mikron ke negri ini setelah sekitar seratus hari sebelumnya telah melanglang buana ke berbagai daerah di luar negri tercinta dengan lambang dwi warna ini, timbul kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan virus covid. Pembatasan terhadap beragam kegiatan masyarakat digulirkan.
Tepatnya jelang akhir bulan ketiga di tahun 2020, pembatasan kegiatan belajar mengajar mulai terjadi. Demi menjaga kondisi generasi penerus agar tak terserang si makhluk mikron, maka tindakan ini perlu segera direalisasi.
Tentu saja menurut pihak berwenang hal demikian wajib dilakukan, menenggarai beberapa pendapat yang menyatakan meski anak-anak tidak banyak terjangkiti virus corona, namun oleh para ahli mereka dianggap sebagai carrier, atau penular bagi orang dewasa yang satu ke orang dewasa lainnya. Meskipun mereka tidak terjangkiti, tapi mereka bisa menularkan dari satu pribadi ke yang lain. How can it be?
Ada banyak teori bermunculan, namun para pakar kesehatan tidak punya jawaban pasti mengapa jumlah kasus anak-anak yang tertular relatif sedikit.
Menurut Ian Jones, seorang profesor bidang virologi dari Universitas Reading. Untuk alasan-alasan yang belum sepenuhnya jelas, anak-anak tampak luput dari infeksi atau tidak mengalami infeksi parah.
Ini artinya anak-anak bisa mengalami bentuk penyakit yang lebih ringan, antara lain tidak menunjukkan gejala-gejala sehingga tidak berujung pada kunjungan ke dokter, rawat inap, dan kasus-kasus yang dilaporkan.
Nathalie MacDermott, dosen klinis di Universitas College London, sepakat. Menurutnya, anak-anak di atas usia lima tahun dan para remaja cenderung punya sistem kekebalan tubuh yang cukup tangguh memerangi virus.Mereka mungkin masih terinfeksi namun bisa jadi mengalami penyakit lebih ringan atau tidak menunjukkan gejala-gejala infeksi.
Kembali kepada kondisi dunia pendidikan, dimana pada kenyataannya pembatasan justru menghadirkan problem baru di tengah masyarakat. Kondisi negri ini yang masih tak sedikit orang didalamnya beranggapan bahwa pendidikan adalah kewajiban bukan kebutuhan, tak lagi terlalu perduli pada kemajuan pendidikan anak-anaknya.
Atau bisa jadi bukan karena tak ada kepedulian? Malahan memang karena sumber daya yang masyarakat negri ini miliki memang masih di ambang demikian, sehinggalah tak terdapat kemampuan memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak mereka ketika anak-anaknya "dikembalikan".
Sehingga mau tak mau, negri ini tertambah catatan kelam dunia pendidikan yang telahpun kelam dari masa ke masa.
Sebagai catatan, setiap Tanggal 2 Mei negri ini memperingati Hari Pendidikan Nasional atau lebih dikenal dengan singkatan HARDIKNAS. Hari ini bertepatan dengan kelahiran sosok Ki Hadjar Dewantara yang tidak kenal lelah memperjuangkan nasib rakyat pribumi agar bisa memperoleh pendidikan yang layak. Hari nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.
Pada saat itu ketika masa penjajahan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia, terdapat kenyataan bahwa hanya mereka keturunan Belanda dan orang-orang kaya saja yang bisa memperoleh pendidikan, sedangkan rakyat pribumi sengaja dibiarkan buta huruf dan tidak bisa mengenal pendidikan. Jika pendidikan tidak diperjuangkan saat itu maka sudah dapat dipastikan negri ini tidak mungkin bisa maju dan berkembang.
Pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus yang berkualitas.Negri ini adalah salah satu di dunia yang masih mempunyai masalah dalam dunia pendidikan. Inti dari sistem pendidikan nasional, tujuannya adalah ‘mengembangkan potensi peserta didik’. Hal itu guna mencapai tujuan ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’. (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 512
Pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus yang berkualitas.Negri ini adalah salah satu di dunia yang masih mempunyai masalah dalam dunia pendidikan. Inti dari sistem pendidikan nasional, tujuannya adalah ‘mengembangkan potensi peserta didik’. Hal itu guna mencapai tujuan ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’. (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Namun hingga saat ini masih dirasakan ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Padahal mutu pendidikan yang rendah akan menghambat penyediaan sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan, guna meningkatkan pembangunan di berbagai bidang. Kendala dalam pendidikan di negri ini diantaranya adalah keterbatasan akses pada pendidikan, jumlah guru yang belum merata, serta kualitas guru itu sendiri dinilai masih kurang.
Terbatasnya akses pendidikan, terlebih di daerah, berujung kepada meningkatnya arus urbanisasi untuk mendapatkan akses ilmu yang lebih baik di perkotaan. Secara tidak langsung, masyarakat didorong untuk melakukan urbanisasi karena keterbatasan fasilitas di daerah. Pengamat pendidikan menilai akses pendidikan harus dibuka seluas-luasnya untuk seluruh masyarakat dengan penyediaan fasilitas yang mendukung program tersebut.
Tanpa pendidikan bagaimana generasi penerus melanjutkan dan memajukan bangsa?
Pandemi Corona di seluruh dunia, belum jelas kapan berakhir. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mempersiapkan skenario belajar dari rumah (BDR) hingga akhir tahun. Skenario tersebut dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan pandemi corona yang kala diprediksi berlangsung hingga akhir 2020. Pelaksanaan Belajar dari Rumah akan terus berlangsung sampai pemerintah mencabut keadaan darurat Covid-19.
Keputusan pemerintah yang mendadak dengan meliburkan atau memindahkan proses pembelajaran dari sekolah menjadi dirumah, membuat kelimpungan banyak pihak. Ketidaksiapan stakeholder sekolah melaksanakan pembelajaran daring menjadi faktor utama kekacauan ini, walaupun pemerintah memberikan alternatif solusi disaat situasi darurat seperti ini. Saat ini sekolah yang menerapkan pembelajaran dari rumah sekitar 97,6 persen. Sementara sisanya tidak melaksanakan Belajar di Rumah karena tidak memiliki perangkat pendukung.
Peralihan cara pembelajaran ini memaksa berbagai pihak untuk mengikuti alur yang sekiranya bisa ditempuh agar pembelajaran dapat berlangsung, dan yang menjadi pilihan adalah dengan pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran daring. Penggunaan teknoliogi ini juga sebenarnya bukan tanpa masalah, banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas pembelajaran daring ini antara lain : Penguasaan teknologi yang masih rendah, keterbatasan sarana dan prasarana, dan biaya.
Bagaimana mungkin, pasangan dewasa dalam rumah yang berperan sebagai orang tua, namun tak memiliki kemampuan mumpuni berkaitan teknologi bakal mampu menyampaikan ulang pelajaran demi pelajaran anak yang dikirimkan pihak sekolah melalui gadget dengan segala aplikasi yang tak familiar bagi para wali tersebut? Tak menutup pula kemungkinan bahwa staf kependidikan pun tak memiliki pemahaman sebagaimana tuntutan keadaan terkait sistem Belajar di Rumah ini.
Atau pula, bagaimana bisa terjadi kegiatan Belajar di Rumah bila tak terlengkapi sarana serta prasarana yang dibutuhkan?
Katakanlah seorang guru honorer yang bisa dipastikan pendapatan bulanan dari mengajarnya takkan pernah sebanding dengan biaya sekolah yang telah dikeluarkan untuk bisa mencapai titik akademisi layak sebagai pendidik, bagaimana pula akan melengkapi dirinya dengan sarana elektronik yang pastinya sangat dibutuhkan demi terlaksana proses Belajar di Rumah.
Belum lagi keluarga dengan anak usia sekolah yang lebih dari satu, bisa jadi tiga atau malah lebih. Yang mana kesemua anak di dalam rumah tangga tersebut juga menjalani sistem Belajar di Rumah berkenaan dengan ketetapan pemerintah. Tentu hal demikian hanya menambah beban ekonomi bagi keluarga tersebut.
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 526
Still Confusing
Lain lagi yang terjadi di bidang perekonomian, physical distancing yang pemerintah terapkan jelas sekali dampaknya terhadap gerakan ekonomi negri.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, dalam video conference hari Jumat tanggal 17 April 2020, menyampaikan bagaimana dampak corona terhadap perekonomian. Seperti yang dilansir dari situs Liputan 6, Sri Mulyani mengatakan bahwa dampak corona yang sudah menjadi pandemi global ini membuat banyak sektor terpuruk. Tidak hanya sektor pariwisata dan penerbangan, tapi juga perhotelan, restoran, serta banyak sektor formal informal lainnya.
a. Dampak terhadap sektor pariwisata dan usaha terkait
Dampak dari anjuran physical distancing dan instruksi untuk di rumah saja adalah penurunan jumlah turis dan penerbangan dari dan ke luar negeri. Penerbangan dalam negeri banyak yang dibatalkan. Bandara sepi, hotel dan restoran pun tidak mendapat pengunjung. Masih melansir dari Liputan 6, penerbangan di lima belas bandara di Indonesia sudah banyak yang dibatalkan. Angka turis terus menurun, dan kerugian yang ditimbulkan mencapai ratusan miliar.
Sementara itu, sektor perhotelan dan restoran juga merasakan dampak langsung dari adanya wabah corona. Jumlah tamu hotel menurun drastis, bahkan tamu dari dalam negeri. Restoran pun banyak yang memilih untuk tutup karena penjualan menurun. Beberapa ada yang buka dan hanya melayani delivery atau take away order. Setidaknya, dua sektor ini sudah mengalami 50% penurunan okupansi.
b. Dampak terhadap sektor manufaktur
Sama halnya dengan sektor pariwisata, dampak corona terhadap perekonomian juga dirasakan sektor manufaktur. Kalau biasanya manufaktur menggenjot industri menjelang Ramadan, dikarenakan corona, manufaktur malah harus menurunkan produksi. Impor bahan baku untuk proses produksi juga tersendat karena banyak pengiriman yang dibatalkan.
Hasilnya, banyak karyawan harian yang diliburkan. Beberapa ada yang diminta untuk libur bergantian. Paling parah, ada yang dirumahkan sepenuhnya dengan separuh pesangon atau tanpa pesangon sama sekali. Karyawan ini pun pada akhirnya harus mencari pekerjaan lain untuk bisa bertahan hidup.
c. Dampak terhadap UMKM
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga jadi salah satu yang merasakan dampak corona terhadap perekonomian. Mereka mengaku kehilangan pelanggan, hingga mencapai 50% lebih, yang diakibatkan oleh adanya anjuran physical distancing dan di rumah saja. Hal ini menyebabkan penjualan menurun karena tidak ada masyarakat yang ke luar rumah untuk berbelanja.
Ujungnya, UMKM mengalami kesulitan membayar biaya produksi dan operasional secara keseluruhan. Mereka kesusahan memberikan gaji pegawai dan juga THR menjelang hari raya Idulfitri. Banyak yang merugi karena keuntungan tidak menutup biaya produksi. Akhirnya, beberapa ada yang memutuskan untuk mengurangi produksi dan juga mengurangi jumlah pegawai.
Keanehan
Awal mei 2020, beredar wacana pemerintah memasukkan TKA yang didatangkan dari negara yang ditenggarai sebagai asal corona. Rencana pemerintah Indonesia untuk mendatangkan 500 pekerja asing dari Cina di tengah pandemi COVID-19 telah memicu debat dan kritik di negri ini.
Meski waktu kedatangan para tenaga kerja asing (TKA) Cina tersebut belum diketahui kala itu, namun rencana pemerintah yang demikian telah membuat banyak pihak khawatir. Orang-orang takut kedatangan para TKA Cina tersebut akan menjadi gelombang kedua penyebaran virus COVID-19, terlebih karena mereka berasal dari tempat virus corona ditemukan mewabah pertama kali.
Orang-orang juga mempertanyakan keputusan pemerintah mengeluarkan izin kedatangan 500 TKA Cina di saat negri ini masih tercatat sebagai negara yang memiliki kasus COVID-19 terbanyak di Asia Tenggara, yang angka tersebut terus meningkat setiap harinya. Setidaknya demikian menurut grafik pencatatan pihak berwenang.
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 392
Masyarakat juga bingung dengan keputusan pemerintah yang mengeluarkan izin kepada para calon TKA di tengah pembatasan sosial sekala besar (PSBB) yang sedang diterapkan untuk mengatasi wabah COVID-19.
Langkah tersebut sebenarnya menunjukkan prioritas pemerintah yang lebih besar terhadap sektor perekonomian dibanding kesehatan rakyatnya selama pandemi ini.
Hal demikian jelas akan menodai citra pemerintah di mata masyarakat dan juga memperburuk polemik yang ada terkait keberadaan TKA Cina di Indonesia, yang jumlahnya meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Memprioritaskan perekonomian daripada kesehatan rakyat
Sejak awal virus COVID-19 masuk ke Indonesia, pemerintah Indonesia telah menunjukkan bahwa mereka lebih peduli pada ekonomi ketimbang kesehatan rakyatnya.
Pemerintah pada Februari 2020 lalu bahkan berencana mengalokasikan US$4,9 juta atau sebesar Rp73 miliar untuk mendorong sektor pariwisata yang terkena imbas negatif wabah virus COVID-19, daripada membelanjakannya untuk fasilitas kesehatan. Tingginya kecaman publik akhirnya membatalkan rencana tersebut.
Keputusan untuk mendatangkan para pekerja dari Cina juga dilandasi oleh pertimbangan ekonomi. Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, langkah itu dimaksudkan untuk membantu ekonomi negara yang terus melemah karena pandemi COVID-19.
Kala itu para ahli memperkirakan ekonomi Indonesia hanya akan mampu tumbuh sebesar 2,25% pada tahun 2020, dibanding 5,02% pada 2019. Ekonomi Indonesia juga diprediksi akan anjlok pada kuartal kedua dan ketiga di tahun yang sama.
Upaya untuk menyelamatkan perekonomian dari dampak COVID-19 tentunya penting, terutama jika dimaksudkan untuk kesejahteraan jangka panjang negara.
Namun, fokus pemerintah yang utama di tengah pandemi ini seharusnya adalah menghentikan peningkatan jumlah kasus COVID-19, apalagi karena virus ini telah menyebar ke hampir semua provinsi dan penanganan pemerintah sejauh ini masih belum optimal.
Jika dibiarkan, COVID-19 akan tetap menyebar dan terus berdampak negatif pada masyarakat dan juga perekonomian.
Padahal, sebuah penelitian baru menggunakan data dari pandemi flu 1918 -1919 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa pemerintah kota yang justru memprioritaskan kesehatan masyarakat akan lebih cepat memulihkan pertumbuhan ekonominya.
Tentu hal ini memicu terjadinya perdebatan demi perdebatan di kalangan masyarakat.
Apakah pemerintah perlu memberlakukan karantina wilayah masih jadi perdebatan hingga saat ini. Wacana karantina wilayah bahkan sudah muncul sejak awal pandemi Covid-19.
Karantina wilayah sendiri merupakan wewenang pemerintah pusat, dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sehingga pemerintah daerah tak bisa memberlakukan karantina tanpa persetujuan pusat.
Ketimbang melakukan karantina wilayah, pemerintah lebih memilih memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang kemudian dilanjutkan dengan penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 541
Kebijakan karantina wilayah sendiri sangat terkait dengan anggaran. Di mana pemberlakukan karantina wilayah memiliki konsekuensi penggunaan anggaran negara yang lebih besar.
Anggaran pada karantina wilayah sudah diatur dalam Undang-undang (UU) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Karantina Kesehatan.
Dalam UU tersebut disebutkan, karantina kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan faktor risiko kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.
Masih menurut UU Nomor 6 Tahun 2018, diatur berbagai cara dalam penerapan karantina kesehatan antara lain meliputi isolasi, karantina rumah sakit, karantina wilayah, dan PSBB.
Dalam pasal 1 ayat (10) berbunyi, "Karantina wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi".
Sementara untuk PSBB yang kemudian digantikan dengan PPKM diterangkan dalam pasal 1 ayat (11), di mana PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.
Dari sisi anggaran, untuk karantina rumah sakit dan karantina wilayah, kebutuhan dasar seperti kebutuhan makan yang berada di dalam zona karantina tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah (APBN).
Lebih jelasnya untuk karantina wilayah, hal tersebut diatur dalam pasal 55
Maka sudah tepatlah kiranya jika terjadi penerapan karantina wilayah sebagaimana diatur dalam pasal 55 ayat (1) dan ayat (2) yang berbunyi :
Selama dalam karantina wilayah, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.
Tanggung jawab pemerintah pusat dalam penyelenggaraan karantina wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatlan pemerintah daerah dan pihak yang terkait," bunyi Pasal 55 ayat (2).
Sementara dalam penerapan PSBB di pasal 59, UU tersebut tak mencantumkan pemenuhan kebutuhan dasar, baik manusia maupun ternak di zona karantina.
Anehnya, pemerintah justru mengambil kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam penanganan pandemi virus corona (Covid-19).
Dimana hal demikian tidak sesuai dengan ketentuan dalam Undang Undang nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Pada beleid itu diatur penanganan pandemi dilakukan dengan karantina wilayah atau lockdown.
Melalui Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Jodi Mahardi, pemerintah berkilah bahwa untuk melakukan lockdown juga harus mempertimbangkan banyak hal termasuk kondisi psikologis masyarakat.
Jodi pun menyebutkan bahwa pemerintah terus berupaya untuk menjamin kesejahteraan masyarakat selama penerapan PPKM. Hal itu seperti diatur dalam UU 6 Tahun 2018; dimana saat karantina, pemerintah bertanggung jawab memberikan makanan kepada masyarakat dan hewan ternak.
Pemerintah memahami kondisi PPKM menekan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu tambahan bantuan sosial diberikan untuk membantu beban ekonomi yang dialami masyarakat selama pembatasan.
Sungguhkah bantuan sosial yang digulirkan pemerintah sudah benar-benar tepat sasaran, atau justru menjadi salah satu ladang garapan bagi pihak tak bertanggung jawab?
Pertanyaan pihak awam berupa teriakan demi teriakan tanpa suara kerap menjadi gesekan yang terbawa desau angin, dan menjadi penyejuk ditengah oase fatamorgana. Hingga hanya pembiaran belaka yang terjadi demi tak terjadinya pembengkakan dibawah kulit ekonomi keluarga yang bisa saja pecah sewaktu-waktu dan menyebarkan anyir ke sekitar
Alhasil, pengabaian demi pengabaian seolah susunan kartu yang dibariskan dalam rangkaian artistik dengan jarak terukur hingga tak mungkin ada yang tak bersentuhan yang kemudian sengaja bagian terluarnya diberi sentuhan, hingga rangkaian demi rangkaian jatuhnya kartu justru menjadi momen indah yang tak layak dilewatkan, bahkan teringin rasa selalu mengulang.
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 368
The Cain Ball
Kegaduhan demi kegaduhan tanpa suara terjadi di tengah masyarakat. Kebijakan yang digulirkan pemerintah banyak menuai kontroversi pada pelaksanaannya.Salah satunya adalah protokol kesehatan.
Protokol kesehatan adalah serangkaian aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui kementrian kesehatan dalam mengatur keamanan beraktivitas selama masa pandemi Covid-19. Tujuan diberlakukan protokol kesehatan guna membantu masyarakat untuk dapat beraktivitas secara aman dan tidak membahayakan kondisi kesehatan orang lain. Setidaknya demikian harapan yang disematkan atas penerapannya.
Istilah protokol kesehatan mulai banyak digunakan saat pandemi Covid-19 berlangsung. Di Indonesia, pemerintah menetapkan protokol kesehatan bagi masyarakat di tempat atau fasilitas umum dalam rangka pencegahan dan pengendalian Covid-19 melalui Keputusan Menteri Kesehatan yang terbit pada bulan Juni 2020. Beberapa protokol kesehatan yang diterapkan yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menghindari makan bersama
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerbitkan protokol pencegahan penularan virus COVID-19 di berbagai fasilitas umum, disahkan Jumat (19/6/2020). Fasilitas umum yang dimaksud termasuk pasar, pelabuhan, tempat wisata, tempat olahraga, hingga rumah ibadah. Juga rumah makan, restoran dan sejenisnya, pusat kebugaran atau tempat kegiatan olahraga, hingga tempat hiburan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menambah protokol kesehatan 5M menjadi 6M, dengan tambahan 'Menghindari makan bersama'.
Sehingga rincian protokol kesehatan 6M di antaranya adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi keramaian, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.
Panic Buying
Selama masa pandemi Covid-19 di Indonesia, muncul sejumlah fenomena panic buying dari masyarakat. Panic buying ini identik dengan tindakan masyarakat memborong barang dalam jangka waktu pendek. Biasanya, fenomena ini akan menyebabkan suatu barang akan langka di pasaran. Awal pandemi, panic buying sempat terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Di mana, masyarakat berbondong-bondong memborong masker dan hand sanitizer dalam jumlah banyak.
Masker menjadi barang wajib pada masa adaptasi kebiasan baru akibat pandemi virus corona. Penggunaan masker secara disiplin dipercaya mampu menekan tingkat penyebaran virus yang pertama ditemukan di Wuhan pada akhir 2019 tersebut. Sungguhkah demikian, atau hanya harapan? Mengingat ukuran virus corona yang mikroskopik (0.15 - 0.2 mikron)
Tak perduli mengenai apakah penggunaan masker benar-benar efektif atau masih sebatas wacana, pada kenyataannya para produsen masker mendapat pengaruh positif atas kenaikan signifikan pemenuhan permintaan produk masker di pasaran.
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 407
Namun, anehnya meski produsen masker dan hand sanitizer telah meningkatkan produksi, tetap saja kelangkaan terjadi. Bahkan, baik masker maupun hand sanitizer keduanya mengalami kenaikan harga luar biasa. Dalam hal ini jelas hukum ekonomi kapitalis yang meski tidak diakui, namun dianut negri ini telah menunjukkan dirinya dengan baik. Hukum ekonomi mengatakan dengan pengorbanan seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.
Panic buying yang terjadi tak hanya menyasar satu jenis komoditi. Tentu hal demikian menguntungkan bagi para produsen, distributor maupun retailer. Namun, bagaiman dari sisi konsumen, apakah semua orang melakukannya, atau tidak? Pada faktanya panic buying hanya dilakukan sekelompok orang saja. Masih banyak yang sama sekali tak terpengaruh akan kehebohan panic buying.
Mengapa panic buying bisa terjadi?
Masyarakat awam menyikapi wacana kebijakan pemerintah kala itu secara emosional hingga nyaris kehilangan logika. Ketika itu rasa individualisme mendominasi pola pikir. Banyak yang hanya memikirkan diri sendiri dan mengerahkan segala miliknya untuk melakukan penyelamatan terbaik. Namun, anehnya ada pula pihak yang seolah tak terpengaruh dengan panic buying. Tanya kenapa.
Panic buying kembali terjadi pada 2021 dimana makin meningkatnya angka positif COVID-19 di berbagai daerah telah memicu reaksi masyarakat yang membeli suatu barang secara berlebihan atau pembelian barang karena panik.
Sempat beredar video yang memperlihatkan adanya fenomena panic buying yang dilakukan masyarakat saat berebut produk susu kemasan. Bahkan harga susu kemasan tersebut sempat melambung dan stok di beberapa supermarket kosong. Pembelian produk susu secara berlebihan itu karena beredar informasi yang menyebutkan produk susu tersebut bisa mencegah dan mengobati COVID-19 padahal belum ada penjelasan ilmiah tentang hal tersebut.
Panic buying biasanya terjadi untuk mengantisipasi suatu bencana atau setelah terjadinya suatu bencana.
Melansir laman Forbes, panic buying atau pembelian karena panik dikaitkan dengan pendapatan yang lebih tinggi, kehadiran anak-anak di rumah tangga, depresi dan kecemasan kematian, dan ketidakpercayaan pada orang lain atau paranoia.
Panic buying atau penimbunan barang-barang penting jarang dicatat sebelum awal abad ke-20. Ketika flu Spanyol tiba di Inggris segera setelah Perang Dunia Pertama, orang-orang panik dan bergegas membeli kina dan obat-obatan lain yang menyebabkan ancaman kekurangan pada tahun 1918. Sejak itu, telah diamati berulang kali selama terjadinya banyak krisis, panic buying lebih sering terjadi di negara maju atau industri di mana orang berharap mereka dapat mengakses makanan dan barang-barang penting lainnya dengan mudah di supermarket.
Sebelum pandemi COVID-19, kasus panic buying juga terjadi selama pandemi SARS 2003 di China dan Hong Kong serta menyebabkan kekurangan garam, beras, cuka, minyak sayur, masker, dan obat-obatan untuk waktu yang singkat.
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 467
Penyebab terjadinya panic buying di Indonesia
Psikolog klinis dewasa dari Universitas Indonesia Mega Tala Harimukthi berpendapat ada beberapa hal yang menyebakan fenomena panic buying terjadi di Indonesia. Menurutnya, kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di Jawa dan Bali pada 3 Juli-20 Juli 2021, yang sebetulnya tidak perlu ditanggapi masyarakat dengan sikap panik.
Kebijakan yang dijalankan setelah setahun lebih pandemi COVID-19 bertujuan untuk menekan angka penyebaran kasus penyakit akibat virus corona (SARS-CoV-2) itu di Indonesia.
Menurutnya, masyarakat sebenarnya sudah punya pengalaman dibatasi kegiatannya pada tahun lalu melalui kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan baik-baik saja selama aturan dipatuhi. Dalam kasus PPKM kali ini, masyarakat pun tidak perlu panik sehingga menimbulkan persepsi akan terjadi kelangkaan produk-produk kebutuhan sehari-hari di masa mendatang, kemudian mendorong keinginan memborong atau panic buying.
Padahal menurutnya memborong barang belum tentu membuat seseorang merasa lebih baik. Tindakan ini justru bisa menyebabkan kelangkaan produk yang semestinya tidak perlu terjadi atau kalaupun tersedia harganya melambung tinggi dari biasanya.
Selain PPKM, panic buying yang terjadi saat ini juga karena masyarakat cemas pada angka kasus COVID-19 yang masih terjadi, bahkan meningkat dalam sebulan terakhir. Menurut Tala, panic buying saat ini pun tidak lagi logis atau benar-benar irasional. Kelangkaan produk seperti vitamin, bahkan oximeter hingga harganya melambung dan karena tidak semua berpikir positif dan baik. Akhirnya ada pihak-pihak yang memanfaatkan peluang ini untuk menjadi sebuah peluang bisnis.
Masih menurut Tala, banyak orang yang sehat pun terserang mentalnya. Mereka cemas akan terkena COVID-19 suatu hari nanti, misalnya. Saat mengalami sakit kepala, dia otomatis berpikir soal gejala COVID-19, padahal bisa jadi karena kebiasaan begadangnya. Pada akhirnya, kecemasan meningkat dan membuat sistem imunnya turun lalu terkena COVID-19 seperti apa yang dia pikirkan.
Di kondisi second wave ini bukan hanya sakit fisik, tetapi sakit mental bertambah. Sakit mental ini yang jelas psikosomatis, kecemasan meningkat. Misal, karena begadang setelah bekerja terus pegal, langsung diasosiasikan itu dengan gejala COVID-19, yang akhirnya membuat imun drop dan mengalami sakit yang sesungguhnya.
Dalam hal yang demikian, dipastikan satu kejadian memiliki dampak beragam dan berkaitan satu sama lain. Pemerintah seharusnya lebih tepat menerapkan karantina wilayah sesuai dengan UU no 6 Tahun 2018 daripada memilih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang kemudian dilanjutkan dengan penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Meski demikian, masyarakat awan tak pernah tau pasti penyebab keputusan yang diambil oleh pemerintah. Demi upaya menyelamatkan diri dan keluarga atas penerapan PSBB yang berlanjut PPKM, wajar jika masyarakat yang notabene panik melakukan pembelian tak terkontrol hingga mengakibatkan kelangkaan produk tertentu di pasaran.
Kelangkaan produk tertentu di pasaran sendiri, tak hanya melulu akibat adanya panic buying. Sebab sejatinya pihak produsen tetap melakukan produksi atas setiap produk miliknya. Namun mirisnya, selalu saja rasa khawatir dipakai sebagai alat promosi terhebat oleh pihak yang hanya berupaya mengeruk keuntungan sebesarnya tanpa peduli jika bahkan kelakukannya mengorbankan kemanusiaan.
Bab III part 4
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 484
Memanfaatkan peluang
Ditengah krisis hebat sekalipun, selalu ada peluang yang bisa ditangkap, kemudian dimanfaatkan menjadi keuntungan. Menyikapi peluang yang hadir, tidak semua orang memiliki hasil pemikiran yang sama. Ada yang memanfaatkan krisis menjadi peluang mengeruk keuntungan, ada pula yang memanfaatkan krisis menjadi peluang berbagi.
Seiring merebaknya virus corona atau 2019-nCoV permintaan masker bedah mengalami peningkatan. Diberitakan businessinsider, setidaknya tiga perusahaan farmasi mengalami peningkatan keuntungan karena wabah virus corona Wuhan.
Pada Senin (27/1/2020), saham Inovio Pharmaceuticals, Moderna Inc., dan Novavax Inc. melonjak karena virus corona yang telah menyebar hingga ke beberapa negara. Perusahaan farmasi Inovio membukukan keuntungan sebanyak 40 persen pada Senin (27/1/2020). Sementara, keuntungan saham sejak 23 Januari 2020 sebanyak 55 persen.
Sedangkan, perusahaan farmasi Novavax Inc. mencatatkan keuntungan sebanyak 19 persen pada Senin (27/1/2020), dan sejak 23 Januari 2020 keuntungan sahamnya sebanyak 22 persen.
Perusahaan farmasi Moderna Inc. mendapatkan keuntungan sebanyak 9 persen pada Senin (27/1/2020), dan keuntungan saham sejak 23 Januari 2020 sebanyak 8 persen.
Selain tiga perusahaan farmasi tersebut, University of Queensland di Australia juga mengerjakan vaksin untuk virus corona dan menerima dana dari The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI). CEPI adalah lembaga swasta yang meneliti dan mengembangkan vaksin di Norwegia.
Apakah masker benar-benar efektif mencegah si makhluk mikro menyebar?
Seorang Profesor Ilmu Pengendalian Infeksi Universitas Juntendo, Tokyo, Satoshi Hori mengatakan, masker tidak mempunyai efek pencegahan seperti yang mungkin diharapkan masyarakat. Masker berfungsi untuk membantu mencegah pasien dengan penyebaran virus, karena menghalangi penyebaran tetesan yang mengandung virus.
Rasanya cukup bisa dipahami bahwasanya masker hanya mencegah droplet dari pasien dengan penyebaran virus, bukannya mencegah virus itu sendiri.
Mengenakan sarung tangan pun juga tidak banyak membantu. Lantaran, orang yang memakai sarung tangan dan menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus seperti ganggang pintu, masih dapat menyebarkan virus, jika menyentuh mata atau mulut dengan tangan yang masih mengenakan sarung tangan.
Masih menurut Satoshi, mencuci tangan dengan sabun, atau menggunakan alkohol, lebih penting dan didukung oleh bukti ilmiah. Meskipun telah ada bukti ilmiah ini, namun kepanikan konsumen menjadi pendorong permintaan masker tetap meningkat.
Perusahaan masker Jepang Unicharm mengungkapkan, selain memproduksi lebih banyak masker di pabrik-pabrik dalam negeri, perusahaan itu juga telah meminta pemasoknya di China untuk meningkatkan produksi. Sejak kasus pertama virus corona di Jepang terkonfimasi, Unicharm telah dibanjiri pesanan masker dari toko obat dan pengecer lainnya.
Dikabarkan, pesanan perusahaan sempat naik 10 kali lipat dari tingkat normal dan tetap 3 kali lebih tinggi dari biasanya sepanjang pekannya. Berbagai masker wajah ditawarkan oleh Unicharm, termasuk masker super nyaman dan masker tiga dimensi, yang menampilkan super 3D fit.
Pabrik masker lain, Kowa, yang berbasis di Nagoya juga meningkatkan produksi di pabriknya.
Pesanan masker juga melonjak di situs e-commerce juga melejit. Tercatat, sejak awal Januari, Hong Kong menyumbang sekitar 90 persen dari pesanan masker melalui situs ekspor SD.
Hakugen Earth, produsen insektisida, pembasmi serangga, dan deodoran juga mengalami peningkatan penjualan masker ke konsumen di China melalui situs e-commerce. Penjualan yang biasanya berjumlah puluhan ribu, naik menjadi jutaan.
Bab III part 5
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 468
Harga melonjak
Turis China yang berpergian ke Jepang untuk liburan Tahun Baru Imlek kala itu, juga telah membanjiri apotek dan toko serba ada di Jepang untuk mencari masker bedah berkualitas tinggi. Hal ini mendorong adanya kenaikan harga.
Basis data penjualan Nikkei menghitung angka penjualan di lebih dari 1.500 gerai ritel di seluruh Jepang, harga rata-rata lima merek masker terkemuka telah naik 2,43 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Harga masker rata-rata naik 1.98 persen, menjadi 417,1 yen atau sekitar Rp 52.000 pada 13 Januari 2020.
Banyak konsumen China membeli masker yang diyakini lebih efektif dalam melindungi terhadap virus, terutama yang mematuhi standar N95, filter respirator partikel yang ditetapkan oleh Institut Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja AS. Sementara di Wuhan, China, harga masker mencapai 100 yuan atau sekitar Rp 190.000.
Hal ini seperti diungkapkan salah satu anggota Perhimpunan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) Wuhan ranting Jingzhou, Xiangyang Muhammad Arief dikutip dari Kompas.com.
Kejadian serupa juga terjadi di negri ini, masker bedah biasa yang seyogyanya dapat dibeli dengan harga retail di kisaran seribu hingga dua ribu rupiah saja perlembarnya, kala itu mengalami kenaikan harga fantastis menjangkau 150.000 hingga 190.000 rupiah per boks . Bukan hanya harga yang fantastis, bahkan pembelian juga dibatasi.
Selain masker, cairan pembersih tangan pun menjadi komoditi yang turut mengalami pelonjakan harga.
Kelangkaan
Melonjaknya harga masker dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Demi mendapatkan keuntungan lebih, mereka melakukan penimbunan masker agar permintaan semakin tinggi. Sebab, seiring tingginya peemintaan terhadap suatu produk, maka berapapun harga produk tersebut dipatok, tetap akan dibeli oleh konsumen.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pernah mengkritik pemerintah yang tidak turun tangan terhadap kenaikan harga masker. Adapun harga masker di pasaran saat itu melonjak mencapai sekitar 300 hingga 1.000 persen.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi pada 14 Februari 2020 menyebutakan bahwa penimbunan tersebut akan mengacaukan distribusi masker di pasaran dan dampaknya harga masker jadi melambung tinggi. Tulus mengatakan, YLKI menerima banyak aduan konsumen terkait melambungnya harga masker di pasaran. Oleh karenanya, YLKI saat itu meminta pihak kepolisian segera mengusut tuntas dugaan penimbunan masker oleh pihak distributor.
Tak lama berselang, Polda Metro Jaya menggerebek gudang penimbunan dan produksi masker ilegal di pergudangan Central Cakung Blok i Nomor 11, Cakung Cilincing, Jakarta Utara, tepatnya 27 Februari 2020.
Gudang penimbunan dan produksi masker itu merupakan milik PT Uno Mitra Persada sebagai perusahaan pemasaran dan PT Unotec Mega Persada sebagai perusahaan produksi masker, di gudang tersebut diproduksi masker secara ilegal yang tak memiliki izin edar atau produksi dari Kementerian Kesehatan RI.
Beberapa hari berselang, polisi kembali menggerebek lokasi yang diduga menjadi tempat penimbunan masker di Perumahan Bukit Permai, Ciracas, Jakarta Timur, 4 Maret 2020.
Namun, seiring pengungkapan kasus penimbunan masker, masyarakat mulai tidak lagi menggunakan masker medis yang semula dicari, tetapi jenis masker lain. Saat itulah permintaan dan pasokan akan penggunaan masker medis mulai cenderung normal. Penimbun merugi, bahkan dihukum.
Bab III part 6
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophilee
Jumlah Kata .
351
Menanggapi kelangkaan masker di lapangan, beberapa kalangan beralih kepada penggunaan masker kain. Dari yang awalnya demi mematuhi prokes, hingga menjadi peluang usaha.
Perajin masker kain kala itu sempat merengkuh dampak ganda di kala pandemi Covid-19. Mereka berusaha menghidupi keluarga sekaligus berperan mengurangi potensi penularan virus korona baru.
Bukan hanya di kalangan perajin masker saja, bahkan para fashion designer turut pula berpartisipasi menuangkan kreativitasnya dalam membuat masker. Meski beberapa hal patut disayangkan atasnya.
Antara lain, akibat terlalu intensnya desain terhadap masker, hingga secara fungsional masker yang diproduksi tidak mematuhi protokol kesehatan yang pemerintah terapkan.
Sharing is Caring
Meski tak sedikit pihak yang memanfaatkan krisis ditengah pandemi menjadi lahan untuk dikeruk keuntungan atasnya, banyak pula pihak yang lebih suka berbisnis langsung dengan Sang Khalik.
Masa pandemi Covid-19 menimbulkan banyak kesulitan ekonomi pada sebagian masyarakat Indonesia. Apalagi, PPKM level 4 membatasi banyak aktivitas di luar ruangan, sehingga masyarakat yang mencari nafkah harian, harus tertahan di rumah. Mereka yang paling terdampak demi mengikuti aturan.
Namun, dalam situasi tersebut, masyarakat yang mampu terpicu ikut bergerak membantu sesama yang membutuhkan. Tak sedikit tercatat ada aksi-aksi sosial yang diadakan untuk membantu sesama.
Rantai
Rangkaian peristiwa tak terpisahkan bermunculan menyikapi kemunculan si mikron corona virus. Makhluk dengan ukuran teramat sangat kecil yang tak terlihat langsung dengan mata telanjang, justru mengguncang dunia dengan begitu dahsyatnya.
Kejadian demi kejadian yang saling berkaitan bermunculan. Diawali sikap tak ambil peduli, berlanjut kepanikan akibat kebijakan pemerintah yang bagi sebagian pihak dirasa kurang tepat sasaran, hingga menurunnya mutu pendidikan negri, dan merosotnya perekonomian.
Sungguhkah yang demikian benar-benar disebabkan oleh daya rusak corona virus terhadap tatanan dunia atau justru hanya akibat tidak mampunya manusia menyikapi kemunculan hal baru yang selama ini belum teridentifikasi?
Satu hal yang pasti dan tak dapat dipungkiri. Manusia akan selalu merasa takut terhadap apa-apa yang dirinya belum mendapat informasi sebelumnya atas hal tersebut.
Sebagaimana seorang anak yang baru mulai belajar berjalan, selalu takut memulai langkah awalnya karena takut akan hal yang terjadi selanjutnya. Jelas yang demikian menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, bergantung terhadap sesuatu yang dirasanya lebih berkuasa atas diri san hidupnya, dan memiliki kemampuan yang hanya terbatas.
Bab IV Next level
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 333
Bab IV Next Level
New Normal
New, artinya baru, menurut KBBI belum pernah ada (dilihat) sebelumnya; belum pernah didengar (ada) sebelumnya; belum lama selesai (dibuat, diberikan); belum lama dibeli (dimiliki); belum pernah dipakai. Sedangkan normal menurut KBBI adalah menurut aturan atau menurut pola yang umum; sesuai dan tidak menyimpang dari suatu norma atau kaidah; sesuai dengan keadaan yang biasa; tanpa cacat; tidak ada kelainan. Bisa dikatakan new normal adalah kebiasaan baru yang belum pernah diterapkan sebelumnya.
Menurut pemerintah, new normal adalah skenario untuk mempercepat penanganan COVID-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Bagaimana cara menerapkan new normal saat pandemi Corona? Bisakah new normal yang diterapkan mengatasi pandemi sebagaimana diharapkan?
Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 telah menyatakan, PSBB dilakukan salah satunya dengan meliburkan tempat kerja. Namun dunia kerja tidak mungkin selamanya dilakukan pembatasan, roda perekonomian harus tetap berjalan.
Aturan New Normal Kemenkes untuk Cegah Penularan COVID-19
Berikut panduan pencegahan penularan COVID-19 secara rinci:
A. Selama PSBB bagi Tempat Kerja
- Kebijakan Manajemen dalam Pencegahan Penularan COVID-19
-
- Pihak manajemen agar senantiasa memantau dan memperbaharui perkembangan informasi tentang COVID-19 di wilayahnya.
- Pembentukan Tim Penanganan Covid-19 di tempat kerja yang terdiri dari Pimpinan, bagian kepegawaian, bagian K3 dan petugas Kesehatan yang diperkuat dengan Surat Keputusan dari Pimpinan Tempat Kerja.
- Pimpinan atau pemberi kerja memberikan kebijakan dan prosedur untuk pekerja melaporkan setiap ada kasus dicurigai Covid-19 (gejala demam atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak nafas) untuk dilakukan pemantauan oleh petugas kesehatan.
- Tidak memperlakukan kasus positif sebagai suatu stigma.
- Pengaturan bekerja dari rumah (work from home). Menentukan pekerja esensial yang perlu tetap bekerja/datang ke tempat kerja dan pekerja yang dapat melakukan pekerjaan dari rumah
b. Jika ada pekerja esensial yang harus tetap bekerja selama PSBB berlangsung:
- Di pintu masuk tempat kerja lakukan pengukuran suhu dengan menggunakan thermogun, dan sebelum masuk kerja terapkan Self Assessment Risiko Covid-19 untuk memastikan pekerja yang akan masuk kerja dalam kondisi tidak terjangkit Covid-19.
....
Bab IV part 2
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 587
b. Jika ada pekerja esensial yang harus tetap bekerja selama PSBB berlangsung:
1.Di pintu masuk tempat kerja lakukan pengukuran suhu dengan menggunakan thermogun, dan sebelum masuk kerja terapkan Self Assessment Risiko Covid-19 untuk memastikan pekerja yang akan masuk kerja dalam kondisi tidak terjangkit Covid-19.
2.Pengaturan waktu kerja tidak terlalu panjang (lembur) yang akan mengakibatkan pekerja kekurangan waktu untuk beristirahat yang dapat menyebabkan penurunan sistem kekebalan/imunitas tubuh.
3.Untuk pekerja shift :
a) Jika memungkinkan tiadakan shift 3 (waktu kerja yang dimulai pada malam hingga pagi hari)
b) Bagi pekerja shift 3 atur agar yang bekerja terutama pekerja berusia kurang dari 50 tahun.
4. Mewajibkan pekerja menggunakan masker sejak perjalanan dari/ke rumah, dan selama di tempat kerja.
5. Mengatur asupan nutrisi makanan yang diberikan oleh tempat kerja, pilih buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk, jambu, dan sebagainya untuk membantu mempertahankan daya tahan tubuh. Jika memungkinkan pekerja dapat diberikan suplemen vitamin C.
6. Memfasilitasi tempat kerja yang aman dan sehat,
a) Higiene dan sanitasi lingkungan kerja
Memastikan seluruh area kerja bersih dan higienis dengan melakukan pembersihan secara berkala menggunakan pembersih dan desinfektan yang sesuai (setiap 4 jam sekali). Terutama pegangan pintu dan tangga, tombol lift, peralatan kantor yang digunakan bersama, area dan fasilitas umum lainnya.
Menjaga kualitas udara tempat kerja dengan mengoptimalkan sirkulasi udara dan sinar matahari masuk ruangan kerja, pembersihan filter AC.
b. Sarana cuci tangan
Menyediakan lebih banyak sarana cuci tangan (sabun dan air mengalir).
Memberikan petunjuk lokasi sarana cuci tangan
Memasang poster edukasi cara mencuci tangan yang benar.
Menyediakan handsanitizer dengan konsentrasi alkohol minimal 70% di tempat-tempat yang diperlukan (seperti pintu masuk, ruang meeting, pintu lift, dll)
c) Physical Distancing dalam semua aktifitas kerja. Pengaturan jarak antar pekerja minimal 1 meter pada setiap aktifitas kerja (pengaturan meja kerja/workstation, pengaturan kursi saat di kantin, dll).
d) Mengkampanyekan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui Pola Hidup Sehat dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tempat kerja sebagai berikut:
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Mendorong pekerja mencuci tangan saat tiba di tempat kerja, sebelum makan, setelah kontak dengan pelanggan/pertemuan dengan orang lain, setelah dari kamar mandi, setelah memegang benda yang kemungkinan terkontaminasi.
Etika batuk Membudayakan etika batuk (tutup mulut dan hidung dengan lengan atas bagian dalam) dan jika menggunakan tisu untuk menutup batuk dan pilek, buang tisu bekas ke tempat sampah yang tertutup dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelahnya.
Olahraga bersama sebelum kerja dengan tetap menjaga jarak aman, dan anjuran berjemur matahari saat jam istirahat. - Makan makanan dengan gizi seimbang.
Hindari penggunaan alat pribadi secara bersama seperti alat sholat, alat makan, dan lain lain.
c. Sosialisasi dan Edukasi pekerja mengenai Covid-19
1. Edukasi dilakukan secara intensif kepada seluruh pekerja dan keluarga agar memberikan pemahaman yang benar terkait masalah pandemi Covid-19, sehingga pekerja mendapatkan pengetahuan untuk secara mandiri melakukan tindakan preventif dan promotif guna mencegah penularan penyakit, serta mengurangi kecemasan berlebihan akibat informasi tidak benar.
2. Materi edukasi yang dapat diberikan:
a) Penyebab COVID-19 dan cara pencegahannya
b) Mengenali gejala awal penyakit dan tindakan yang harus dilakukan saat gejala timbul.
c) Praktek PHBS seperti praktek mencuci tangan yang benar, etika batuk
d) Alur pelaporan dan pemeriksaan bila didapatkan kecurigaan
e) Metode edukasi yang dapat dilakukan: pemasangan banner, pamphlet, majalah dinding, dll di area strategis yang mudah dilihat setiap pekerja seperti di pintu masuk, area makan/kantin, area istirahat, tangga serta media audio & video yang disiarkan secara berulang. SMS/whats up blast ke semua pekerja secara berkala untuk mengingatkan.
f) Materi edukasi dapat diakses pada www.covid19.go.id.
Bab IV part 3
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 378
Dapat dengan jelas dipahami, bahwa peraturan yang dikeluarkan pemerintah adalah untuk pekerja dan di area pekerjaan. Sebab, jelas pula bahwa bagi para pekerja terutama yang dinaungi oleh pemerintah, baik itu Pegawai Negri Sipil maupun pegawai Badan Usaha Milik Negara, mereka mendapat jaminan kelancaran penerimaan upah. Namun bagaimana hal demikian dapat berlaku pula bagi karyawan perusahaan swasta, karyawan pabrik apalagi bagi non karyawan.
Pelaporan
Melaporkan setiap kasus dicurigai covid, masuk kedalam panduan pencegahan penyebaran covid.
Benar memang telah ditentukan gejala apa saja yang patut dicurigai sebagai terjangkit covid (gejala demam atau batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sesak nafas) untuk dilakukan pemantauan oleh petugas kesehatan. Namun, pada prakteknya masyarakat awam tidak memahami dengan pasti membedakan gejala covid dengan gejala penyakit lain. Dan parahnya lagi tak jarang tanpa pantauan petugas kesehatan langsung menjatuhkan vonis. Atau yang lebih ironi lagi, disinyalir petugas kesehatan datang dengan aksi berlebih hingga memunculkan drama.
Hal ini tak terlepas dari rasa takut berlebih terhadap hal yang tak diketahui sebelumnya. Meskipun sudah banyak jenis penyakit flu menyerang penduduk dunia, namun jenis covid 19 sama sekali belum terdeteksi sebelumnya. Bahkan para ahli sendiri masih belum menemukan penawarnya.
Bersin
Bersin adalah cara tubuh untuk menghilangkan iritasi dari hidung atau tenggorokan. Gejala ini juga dapat disebut sebagai proses pengusiran bakteri ke udara secara paksa dan kuat. Bersin memiliki kecepatan sekitar 160 km/jam dan dapat mengeluarkan 100.000 bakteri dalam sekali hentakan. Hal ini sering terjadi secara tiba-tiba dan tanpa peringatan. Nama lain dari bersin adalah sternutasi. Meskipun gejala ini sangat mengganggu, namun bersin bukanlah gejala dari masalah kesehatan yang serius. Demikianlah pemahaman yang umum sebelum dikenalinya covid 19.
Lain pula ceritanya setelah ketetapan standar pengendalian covid 19 diberlakukan oleh pemerintah. Bersin seolah momok menakutkan yang bisa mencabut nyawa seketika.
Awal sebelum covid 19 melanda, jika mendengar ada yang bersin maka bersegera orang di sekitarnya membantu dengan memberi sapu tangan atau tisu. Berbeda ketika covid 19 telah mewabah. Bahkan bersin ditempat umum jadi momok bagi orang disekitar, terutama bagi pelaku bersin sendiri, sebab bakal dicurigai sebagai penderita covid 19.
Kejadian di dalam kendaraan umum, seseorang bersin karena alergi debu yang bertebaran di sekitarnya. Bukannya mendapat bantuan dari orang di sekitar, malah mendapat pandangan melotot hingga memaksa si tercurigai akibat bersin turun dari kendaraan yang ditumpangi meski belum sampai ke tujuan. Ada-ada saja, hehehe.
Bab IV part 4
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah kata 374
Stigma
Umum terjadi di masyarakat negri ini, terutama bagi yang awam, meletakkan stigma atas sesuatu hal yang bahkan meski belum dipahami sama sekali adalah hal yang wajar. Atas dasar tersebut maka nyaris sia-sia lah kebijakan
tidak memperlakukan kasus positif sebagai suatu stigma yang diterapkan guna mencegah penyebaran covid 19.
Maka ketika melihat seseorang bersin berkepanjangan disertai flu/pilek/batuk/demam, orang tersebut serta-merta dijauhi dan dikucilkan oleh sekitar, sebab ada anggapan bahwa orang tersebut sudah terjangkiti. Beginilah ketika masyarakat awam tanpa informasi yang jelas.
WFH
Work From Home atau bekerja dari rumah, merupakan kebijakan yang tepat bagi para pegawai negri sipil ataupun karyawan BUMN, namun bagi karyawan perusahaan swasta ataupun honorer menjadi momok menakutkan.
Ketika WFH diterapkan, otomatis bukan bekerja dari rumah yang terjadi melainkam 'dirumahkan' serta tidak mendapat bayaran. Sebab, sistem honorer dan out sourcing yang telah digunakan bagi para karyawan honorer maupun swasta menjadikan mereka tidak mendapat jaminan kerja. Kondisi lebih miris dialami oleh para pelaku usaha mikro.
Pelaku usaha mikro, baik di bidang jasa maupun barang, apalagi berkaitan dengan produksi kecil tentu mengalami kepincangan bahkan kelumpuhan atas usahanya ketika WFH harus dijalankan. Demi mengatasi 'kematian' atas usahanya maka keputusan yang nyaris mendekati keputusasaan diambil. Maka pengurangan tenaga kerja pun terjadi. Alhasil, banyak tenaga kerja yang kemudian kehilangan pekerjaan hingga memunculkan krisis baru.
Thermogun
Pengukuran suhu tubuh dengan thermogun dilakukan tidak hanya di area kerja, namun juga dilakukan di tempat-tempat umum dan pelayanan umum. Seperti di perbankan maupun perkantoran pelayanan umum, demikian pula di modern market. Hal ini ditujukan mencegah masuknya orang dengan suhu tubuh tinggi (yang dapat dicurigai sebagai penderita maupun pembawa virus covid 19), masuk ke dalam ruang pelayanan umum.
Bagi masyarakat yang memiliki kendaraan tertutup dengan fasilitas pendingin di dalamnya, tentu hal demikian tak terlalu menjadi masalah. Namun, bagaimana bagi masyarakat kelas pengendara roda dua maupun pengguna kendaraan umum, apalagi pejalan kaki?
Ditengah iklim tropis Indonesia yang menjadikan negri ini surga dunia di mata penduduk luar, justru menjadi masalah baru bagi rakyatnya ketika kebijakan pengukuran suhu dengan thermogun diterapkan. Pasalnya, suhu tinggi luar ruangan bisa dipastikan mempengaruhi suhu tubuh orang yang baru saja terpapar. Hingga tak jarang, orang yang mendatangi tempat-tempat pelayanan tersebut ditolak keberadaannya.
Pengurangan Waktu Kerja
Pengurangan waktu kerja selaras dengan WFH, berimbas kepada pengurangan tenaga kerja.
Bab IV part 5
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 339
Masker
Penggunaan masker yang menjadi kewajiban bagi para pekerja di area kerja, merambat ke seluruh lini. Tak bisa dipungkiri bahwa hal ini memang tak mungkin diterapkan hanya di satu sisi saja, sedang di sisi lain tak di indahkan, hingga menjadi wajar jika masker harus digunakan oleh semua orang di lapisan masyarakat. Yang patut diperhatikan adalah efektifitas penggunaan masker dan esensi terkait penerapan ketetapan wajib masker.
Ada beberapa bukti mengenai bagaimana kemanjuran penggunaan masker.
Mengutip UCSF, sebuah studi menunjukkan, saat seseorang mengucapkan beberapa kata sederhana, ada ratusan tetesan mulai dari 20 hingga 500 mikrometer yang dihasilkan. Akan tetapi, tetesan tersebut tersumbat saat mulut ditutupi kain lap basah.
Ada beragam jenis masker yang dapat digunakan. Para peneliti juga telah membandingkan berbagai bahan masker. Akan tetapi, mereka menilai, faktor kenyamanan adalah pertimbangan terpenting.
Spesialis penyakit menular Peter Chin-Hong mengungkapkan bahwa masker terbaik adalah yang bisa dipakai dengan nyaman dan konsisten. Ia menyebutkan, masker N95 hanya diperlukan saat ada situasi medis seperti intubasi. Adapun masker bedah lebih protektif dibandingkan dengan masker kain, serta memiliki keunggulan lebih ringan dan nyaman. Meski demikian, ia menilai masker apa pun yang menutup hidung dan mulut akan bermanfaat.
Bagi sebagian pihak, pengadaan masker tak menjadi soal. Namun bagi beberapa lapisan masyarkat justru mendatangkan masalah baru.
Harga eceran masker sekali pakai yang sekitar seribu rupiah, untuk memenuhi kebutuhan masker satu keluarga yang terdiri dari lima orang saja, maka membutuhkan Rp. 5000. Padahal masker sekali pakai juga tak mungkin dipakai selama 24 jam penuh, melainkan harus diganti minimal dua atau tiga kali sehari, sehingga akumulasi biaya yang dikeluarkan untuk membeli masker sekitar sepuluh hingga lima belas ribu rupiah perhari atau sekitar Rp. 300.000 hingga Rp. 450.000 perbulan. Angka tersebut dipastikan sangat mempengaruhi perekonomian keluarga dengan pendapatan di bawah standar.
Belum lagi efek penggunaan masker yang banyak di soal.
Selain mencegah partikel kecil dari keluar masuk sistem pernapasan, masker sendiri juga menghalangi oksigen masuk dengan baik untuk dihirup dan sebaliknya menghalangi pembuangan karbondioksida. Hal ini tak jarang mengakibatkan sesak pada sistem pernapasan bagi pengguna masker, terutama penggunaan dalam jangka waktu panjang.
Bab IV part 6
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 420
Vitamin C
Vitamin C memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, salah satunya meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu proses pemulihan. Berbagai keluhan seperti batuk dan pilek ternyata dapat dicegah dengan mencukupi kebutuhan vitamin C dalam tubuh, terutama saat kelelahan atau ketika akan melakukan aktivitas berat. Vitamin C pun disebut baik dikonsumsi untuk mencegah penyakit demam berdarah. Karena penting untuk meningkatkan imunitas tubuh, vitamin C juga baik dikonsumsi setelah vaksinasi.
Efek tersebut menjadikan vitamin C menjadi buruan saat covid 19 merebak. Maka seperti hal lainnya yang banyak dicari, vitamin C segera mengalami kelangkaan di pasar, disusul dengan munculnya penjual vitamin C dadakan dengan harga diatas biasanya. Buah dengan kandungan vitamin C juga turut mengalami peningkatan harga yang signifikan.
Disinfektan
Disinfektan merupakan proses dekonteminasi yang menghilangkan atau membunuh segala hal terkait mikroorganisme (baik virus dan bakteri) pada objek permukaan benda mati. Ini yang membedakan disinfeksi dengan antiseptik. Kalau antiseptik, membunuh atau menghambat mikroorganisme pada jaringan hidup.
Namun pada pelaksanaannya, disinfektan tak hanya disemprotkan atas benda mati saja melainkan juga terhadap manusia. Entah karena ketidak tahuan atau ketakutan berlebih. Yang jelas upaya ini justru mengakibatkan terjadi ambiguitas pemikiran di tengah masyarakat.
Physical Distancing
Pembatasan sosial (social distancing), juga disebut pembatasan fisik (physical distancing), atau secara informal jaga jarak, adalah serangkaian tindakan intervensi nonfarmasi yang dimaksudkan untuk mencegah penyebaran penyakit menular dengan menjaga jarak fisik antara satu orang dan orang lain serta mengurangi jumlah orang yang melakukan kontak dekat satu sama lain. Tindakan ini biasanya dilakukan dengan menjaga jarak tertentu dari orang lain (jarak yang ditentukan mungkin berbeda dari waktu ke waktu dan dari satu negara dengan negara lain) dan menghindari berkumpul bersama dalam kelompok besar.
Selama pandemi korona virus berlangsung, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan penggunaan istilah "pembatasan fisik" dan bukan "pembatasan sosial", sesuai dengan fakta bahwa jarak fisiklah yang mencegah penularan; sementara orang-orang dapat tetap terhubung secara sosial melalui teknologi. Untuk memperlambat penyebaran penyakit menular dan mencegah fasilitas layanan kesehatan terbebani, khususnya selama pandemi, beberapa tindakan pembatasan sosial diterapkan, termasuk penutupan sekolah dan tempat kerja, isolasi, karantina, pembatasan perjalanan orang, dan pembatalan pertemuan massal. Lagi-lagi, hal ini besar pengaruhnya terhadap masyarakat dengan ekonomi dibawah rata-rata.
Penutupan sekolah bukannya membuat anak-anak bisa berdiam di rumah, melainkan menjadi tak terkendali dan berkeliaran di jalanan ataupun berkerumun di tempat-tempat bermain. Penutupan sekolah yang diharap memutus mata rantai penyebaran virus justru menjadi penyebab munculnya masalah sosial baru.
Para orang tua yang sudah disibukkan dengan kegiatan pemenuhan ekonomi tak lagi memiliki waktu mengawasi kegiatan anaknya, apalagi harus mendampingi anak-anak belajar. Hingga penurunan mutu pendidikan tak dapat dihindari mengikuti penutupan sekolah.
Bab IV part 7
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 300
Vaksinasi
Vaksinasi disebut juga imunisasi adalah pemberian vaksin ke dalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut. Kata vaksinasi berasal dari bahasa Latin vacca yang berarti sapi - diistilahkan demikian karena vaksin pertama berasal dari virus yang menginfeksi sapi (cacar sapi).
Imunisasi bisa didapatkan melalui cara aktif dan pasif: vaksinasi adalah imunisasi aktif.
Imunisasi aktif dapat timbul ketika seseorang bersinggungan dengan patogen. Sistem imun akan membentuk antibodi dan perlindungan/perlawanan lainnya terhadap mikrob. Di masa depan, respon imunitas terhadap mikrob ini dapat sangat efisien, ini adalah kasus di mana banyak anak-anak terinfeksi walaupun hanya sekali, tetapi kemudian kebal.
Imunisasi aktif buatan adalah di mana mikrob, atau bagian darinya, diinjeksikan kepada seseorang sebelum ia dapat melakukannya secara alami. Jika keseluruhan mikrob digunakan, maka perlu dilemahkan.
Vaksin hidup yang telah dilemahkan telah berkurang sifat penyakitnya. Keefektifannya tergantung dari kemampuan sistem imun untuk mereplikasi dan memberikan respon seperti terjadi infeksi alamiah. Biasanya sudah efektif diberikan satu injeksi saja.
Imunisasi Pasif
Imunisasi pasif adalah elemen-elemen pra-sintesis dari sistem kekebalan yang dipindahkan kepada seseorang, sehingga tubuhnya tidak perlu membuatnya sendiri elemen-elemen tersebut. Akhir-akhir ini, antibodi dapat digunakan untuk imunisasi pasif. Metode imunisasi ini bekerja sangat cepat, tetapi juga berakhir cepat, karena antibodi akan lisis dengan sendirinya, dan jika tak ada sel-sel B untuk membuat lebih banyak antibodi, maka mereka akan hilang.
Imunisasi pasif terdapat secara fisiologi, ketika antibodi dipindahkan dari ibu ke janin selama kehamilan, untuk melindungi janin sebelum dan sementara waktu sesudah kelahiran.
Imunisasi pasif buatan umumnya diberikan melalui injeksi dan digunakan jika ada wabah penyakit tertentu atau penanganan darurat keracunan, seperti pada tetanus. Antibodi ini dapat dibuat menggunakan binatang, dinamai "terapi serum", meskipun ada kemungkinan besar terjadinya syok anafilaksis, karena sistem imun yang melawan serum binatang tersebut. Jadi, antibodi manusia dihasilkan secara in vitro melalui kultur sel dan digunakan menggantikan antibodi dari binatang, jika tersedia.
Bab IV part 8
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelomopok 30 Logophile
Jumlah Kata 727
Vaksinasi Covid
Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu dari sekian banyak program pemerintah dalam menanggulangi wabah Covid-19. Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Presiden No.12 Tahun 2020 tentang Pentapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID19) sebagai Bencana Nasional.
Tetapi, program pemerintah terkait dengan vaksinasi ini menuai pro dan kontra. Terlebih dengan adanya berita bahwasannya setiap orang yang menolak vaksinasi akan dikenakan sanksi adminstrasi bahkan sanksi pidana. Adapun regulasi yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan sanksi yang diberikan bagi seseorang yang menolak vaksinasi yaitu dalam Keputusan Presiden No.14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
Sebagaimana tercantum dalam Pasal 13A ayat (4) sanksi yang diberikan bagi setiap orang yang telah ditetapkan sebagai sasaran penerima vaksin Covid-19 yang tidak mengikuti Vaksinasi Covid-19 sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dikenakan sanksi administratif berupa penundaan atau penghentian pemberian jaminan sosial atau bantuan sosial, penundaan atau penghentian pemberian administrasi pemerintahan dan denda. Hal ini tentu bertentangan dengan konstitusi terkait hak warga negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 28H ayat (3) yang berbunyi “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat”
Adapun produk hukum lainnya yang dikeluarkan pemerintah terkait dengan sanksi seseorang yang menolak vaksinasi yaitu terdapat pada Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Corona Virus Disease 2019. Sebagaiamana tercantum dalam Pasal 30 Perda DKI Jakarta seseorang yang menolak Vakasinasi dikenakan Pidana Denda sebesar 5 Juta Rupiah.
Peraturan daerah ini bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dalam Pasal 5 ayat (30) yang menyatakan dengan tegas bahwa setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan pelayanan Kesehatan yang diperlukan dirinya.
Adapun sanksi pidana sebagaiman merujuk pada Pasal 9 Jo Pasal 93 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Pasal 9 ayat (1) UU Kekarantinaan Kesehatan menyebutkan, “Setiap Orang wajib mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.” Pasal 93 UU Kekarantinaan Kesehatan menyebutkan, “Setiap orang yang tidak mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dan/atau menghalang-halangi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan, sehingga menyebabkan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)”.
Adapun dilansir dalam Merdeka.com Amnesti Internasional Indonesia mengatakan bahwasannya adanya sanksi terhadap seseorang yang menolak vaksinasi terutama sanksi administrasi menciptakan pemaksaan yang telah melanggar Hak Asasi Manusia. Adapun Pasal 41 ayt (1) Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan “Setiap warga negara berhak atas jaminan sosial yang dibutuhkan untuk hidup layak serta untuk perkembangan pribadinya secara utuh”
Hal demikian merupakan suatu pelanggaran Hak Asasi Manusia, memang vaksinasi merupakan suatu program yang baik guna meningkatkan imun kekebalan tubuh manusia tetapi marilah kita ketahui bersama kembali bahwa vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk menghentikan penyebaran Covid-19 melainkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, bukan untuk mematikan virus yang ada didalam tubuh.
Sebagaimana kita ketahui pula, pemerintah telah mengeluarkan berbagai regulasi dan produk hukum dalam memerangi pandemi Covid-19 dan sebagian besar produk hukum yang ditetapkan menimbulkan sanksi, lalu apakah kita sebagai warga negara tidak mempunyai hak sama sekali dalam hal pelindungan dan kesehatan pribadi?
Dengan adanya sanksi terkait dengan penolakan vaksinasi merupakan suatu pelanggaran hak karena masih banyak cara yang mana dapat diterima oleh seluruh masyarakat seperti halnya vaksinasi tersebut diganti dengan pemberian suplemen. Karena tidak semua sama dalam satu hal, adakalanya seseorang phobia atau trauma dengan jarum suntik atau bahkan adanya keraguan dalam vaksinasi tersebut.
Pemerintah tidak dapat memaksakan kehendak rakyat karena sejauh ini rakyat juga sudah menerima sebagaian besar apa yang sudah menjadi ketetapan, seperti halnya PSBB dan bahkam PPKM, yang tak sedikit mengakibatkan masyarakat banyak yang kehilangan mata pencaharian dan lain sebagainya. Kemudian muncul produk hukum yang mana seseorang yang menolak pemberian vaksinaksi akan dikenakan sanksi adminsitrasi dan sanksi pidana.
Hal tersebut tentu menuai kontroversi, dimana masyarakat justru malah semakin tidak percaya lagi dan pemerintah akan kehilangan legitimasinya akan apa yang dilakukan dan diberikan seolah-olah bersifat otoriter tidak memperdulikan hak setiap warga negaranya.
Maka dari itu, pemberian vaksinasi Covid-19 hendaknya bersifat sukarela dan tidak adanya paksaan serta sanksi yang dapat menimbulkan hilangnya hak warganegara. sebagaimana dilansir CNBC Indonesia, WHO mengatakan bahwa sebenarnya vaksinasi tidak diwajibkan untuk seluruh populasi, bahkan Amerika Serikat dan Perancis pun tidak mewajibkan program vaksinasi Covid-19 ini.
Bab V Big Why
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 483
Bab V Big Why
Makhluk mikron berukuran 0.15 - 0.2 milimikron, yang tak terlihat mata telanjang tanpa alat bantu, entah mengapa mampu meluluh lantakkan tatanan dunia yang terlihat seolah tengah berada di puncak keemasan tingkat peradabannya. Tak satupun manusia yang hidup di eranya kini, bisa dikatakan tak mengenalnya, meski belum pernah melihatnya secara langsung. Hingga mengakibatkan kehebohan mengguncang jagad, dan nyaris tak menyisakan ruang damai sedikitpun.
Sungguh keniscayaan yang sangat aneh memang, sesuatu yang tak terlihat karena ukurannya sangatlah kecil begitu ditakuti oleh manusia yang begitu besar dan cerdas. Padahal selain kecil, virus corona juga jelas tak berakal. Lantas, mengapa manusia sebagai satu-satunya makhluk berakal di muka bumi, justru menjadi lemah menghadapi si makhluk mikron tersebut? Padahal tak jarang menusia menunjukkan kepongahannya di hadapan Sang Pencipta,
Kisah puncak kepongahan seorang raja bernama Firaun yang berani mendakwakan dirinya di hadapan rakyat dan para pembesar-pembesarnya sebagai tuhan yang tertinggi.
Ketika itu Firaun mengatakan "Akulah Tuhanmu yang paling tinggi."
Apa yang menyebabkan Firaun Sampai berani mendeklarasikan dirinya sebagai Tuhan yang tertinggi? Syahdan, dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Firaun menjalani hidup dalam rentang usia yang sangat panjang, sampai 400 tahun dan dalam usia panjang yang dilalui itu tidak pernah ditimpa kesusahan.
Firaun tidak pernah merasakan perihnya lapar, kerongkongannya tidak pernah tersentuh panasnya dahaga. Kelemahan dan ketidakberdayaan tidak pernah menemani saat-saat kehidupannya sesaat pun. Dia juga tidak pernah sakit sedikitpun, baik sakit kepala, sakit perut, demam, atau yang lainnya.
Melihat kenyataan yang dialami oleh Firaun inilah para ulama berkomentar seandainya saja dalam episode panjang perjalanan hidupnya itu Firaun pernah merasakan pahitnya lapar dan haus, pernah merasakan kelemahan dan ketidakberdayaan, atau pernah mendapatkan kesusahan hidup sejenak saja, niscaya dia tidak akan mengikrarkan dirinya sebagai Tuhan tertinggi.
Setidaknya kisah tentang kepongahan puncak Firaun dapat kita jadikan dalil bahwa kebanyakan manusia yang tidak pernah mengalami perihnya lapar dan dahaga akan membuat mereka congkak dan angkuh.
Karena orang yang tidak merasakan kelemahan dan ketidakberdayaan dirinya, maka secara tidak langsung dia tidak mengakui kekuasaan Tuhannya. Itulah tragedi kemanusiaan sebab merupakan kodrati intrinsiknya sebagai manusia yang papa dan dho'if. Hingga tak menjadikannya sering lupa jika Allah berkehendak, maka keberadannya di muka bumi bisa hilang begitu saja dan digantikan oleh kaum lain.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S An Nisa ayat 133
???? ?????? ???????????? ???????? ???????? ???????? ??????????
Jika Allah menghendaki, niscaya Dia musnahkan kalian, wahai manusia; dan Dia datangkan umat yang lain (sebagai pengganti kalian). (An-Nisa: 133)
Bisa jadi wabah covid 19 yang melanda dunia kini adalah ihwal kehancuran peradaban umat manusia, bisa jadi pula sebaliknya. Manusia justru paham bahwa dirinya telah cukup banyak berbuat kerusakan di muka bumi
Hal yang menjadi pekerjaan rumah bagi kita adalah, bagaimana seharusnya kita mengambil sikap terhadap kejadian ini. Setiap individu ada bagiannya masing-masing. Dimana jelas, di sisi manapun seseorang menentukan tempatnya, maka semua ada pertanggung jawabannya di hadapan Yang Maha Kuasa.
Sudah menentukan posisimu, atau masih gamang karena belum memahami mengapa virus mikron bisa menjadi pengguncang peradaban?
Let's talking about it, dan kita temukan mengapa.
.
Bab V part 2 (akal)
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 522
Akal
Dalam Islam, akal memiliki posisi yang sangat mulia. Meski demikian, bukan berarti akal diberi kebebasan tanpa batas dalam memahami agama. Islam memiliki aturan untuk menempatkan akal sebagaimana mestinya. Bagaimanapun, akal yang sehat akan selalu cocok dengan syariat Allah swt, dalam permasalahan apa pun.
Akal adalah nikmat besar yang Allah swt titipkan dalam jasmani manusia. Akal merupakan salah satu kekayaan yang sangat berharga bagi diri manusia. Keberadaannya membuat manusia berbeda dengan makhluk-makhluk lain ciptaan Allah.
Bahkan tanpa akal, manusia tidak ubahnya seperti binatang yang hidup di muka bumi ini. Dengan bahasa yang singkat, akal menjadikan manusia sebagai makhluk yang berperadaban. Tetapi meskipun demikian, akal juga memiliki keterbatasan dalam fungsinya .
Akal itu adalah sebuah timbangan yang cermat, yang hasilnya adalah pasti dan dapat dipercaya. Ibnu Khaldun menjelaskan, mempergunakan akal untuk menimbang soal-soal yang berhubungan dengan keesaan Allah swt, atau hidup di akhirat kelak, atau hakikat kenabian (nubuwah), atau hakikat sifat-sifat ketuhanan atau hal-hal lain di luar kesanggupan akal, adalah sama dengan mencoba mempergunakan timbangan tukang emas untuk menimbang gunung. Ini tidaklah berarti bahwa timbangan itu sendiri tidak boleh dipercaya. Soal yang sebenarnya ialah bahwa akal itu mempunyai batas kemampuan, oleh karenanya tidak bisa diharapkan bahwa akal itu dalam memahami Allah swt dan sifat-sifatNya.
Akal akan mempertimbangkan hal-hal yang dilihat atau didengar lewat indera penglihatan atau pendengaran. Ini berarti bahwa akal dapat berfungsi setelah ada informasi yang bersifat empirik dari indera yang lain. Lalu bagaimana dengan fungsi akal untuk memikirkan hal-hal yang bersifat abstrak? hal-hal yang bersifat ghaib?
Mempertimbangkan bahwa akal dapat berfungsi ketika ada informasi yang bersifat empirik dari panca indera yang lain, ini berarti akal akan berfungsi sebagaimana mestinya untuk hal-hal yang bersifat dapat diraba, dirasa, dilihat, dibaui, dan didengar. Adapun untuk hal-hal yang bersifat ghaib atau abstrak diperlukan petunjuk khusus.
Islam sangat memperhatikan peran dan fungsi akal secara optimal, sehingga akal dijadikan sebagai standar seseorang diberikan beban taklif atau sebuah hukum. Jika seseorang kehilangan akal maka hukum-pun tidak berlaku baginya. Saat itu dia dianggap sebagai orang yang tidak terkena beban apapun. Di dalam Islam, dalam menggunakan akal mestilah mengikuti kaedah-kaedah yang ditentukan oleh wahyu supaya akal tidak melewati batas, supaya akal tidak digiring oleh kepentingan, sehingga tidak menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, sehingga tidak menjadikan musuh sebagai kawan dan kawan pula sebagai musuh.
Meskipun demikian, akal bukanlah penentu segalanya. Ia tetap memiliki kemampuan dan kapasitas yang terbatas. Oleh karena itulah, Allah SWT menurunkan wahyu-Nya untuk membimbing manusia agar tidak tersesat. Di dalam keterbatasannya-lah akal manusia menjadi mulia. Sebaliknya, ketika ia melampaui batasnya dan menolak mengikuti bimbingan wahyu maka ia akan tersesat.
Dalam hal menghadapi kehadiran virus corona di muka bumi saat ini, bagaimana manusia seharusnya mempergunakan akalnya dengan baik. Apakah akal bisa mengatasi persoalan, atau akal tetap harus tunduk pada batasannya?
Seperti telah dikemukakan, bahwa akal memiliki keterbatasan, maka jelaslah bahwa meskipun manusia merasa dirinya telah mencapai puncak peradaban, pada kenyataannya akal yang dimiliki tetaplah terbatas. Itulah mengapa sudah selayaknya jika manusia menundukkan akalnya terhadap ketentuan Allah. Sebab telah jelas, bagaimanapun upaya yang dilakukan manusia dengan akalnya, tetap saja kestabilan belum dapat diraih. Apa yang seharusnya dilakukan agar kestabilan hidup dapat diraih pasca merebaknya virus corona yang mewabah?
Bab VI Akar Masalah
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 460
Akar Masalah
Ketika melihat pepohonan yang menjulang dan menghutan, apa yang pertama kali tampak oleh mata? Tentu batangnya yang besar, dengan diameter lingkar batang yang besar pula, bukan? Ditambah dedaunan hijau yang memberi kesejukan bagi mata yang memandang dan menaungi apa-apa saja yang ada dibawahnya. Sebagian pihak segera berpikir untuk memanfaatkan peluang atas keberadaannya dan bersegera mengerahkan modal sebesar-besarnya untuk mengoptimalkan keuntungan yang bisa didapat dari keberadaan sekumpulan pepohonan tadi.
Mereka mendatangkan alat-alat berat demi bisa mengunduh hasil yang banyak dengan menebang pepohonan untuk dapat menikmati hasil pohon berupa gelondongan kayu besar demi mendatangkan rupiah yang tidak sedikit. Para penikmat keuntungan sering kehilangan empati terhadap pihak lain.
Dengan diberangusnya pepohonan tadi, hilanglah keindahan yang menaungi, hilanglah pula tempat tinggal para hewan. Hingga kemudian ketika tak ada lagi hutan yang mampu menahan air dari derasnya curah hujan, maka banjir pun menerjang dan memakan korban. Siapakah korbannya, apakah para penikmat keuntungan atau justru pihak lain?
Tentu saja bukan, sebab penikmat keuntungan hanya selalu beruntung, karena mereka hidup dalam sistem buatan mereka yang hanya mengedepankan manfaat tanpa mereka peduli bahwa kehidupan di dunia memiliki banyak aspek yang tak bisa dicerna dengan sederhana dari satu titik pandang saja.
Selain pihak yang hanya sibuk memanfaatkan segala yang dilihatnya untuk menjadi keuntungan, ada pula yang sekedar menikmati waktu luang dengan bersantai ria di bawah rimbunnya pohon. Ada yang menjadikan naungan pohon sebagai lapak dagangnya dan menghasilkan nafkah bagi keluarga.
***
Sebatang pohon yang tumbuh di atas permukaan tanah, sejatinya yang tampak oleh mata hanya bagian atasnya saja. Bagian bawah (akar), yang merupakan komponen penting dalam siklus kehidupan pohon justru sering tak disadari oleh manusia. Akar bahkan lebih besar ukurannya dibanding bagian pohon yang tampak di permukaan.
Ketika dilakukan pemangkasan atas dedaunan dan batangnya karena terlalu rimbun dan dikhawatirkan mengakibatkan hal tak diinginkan, dengan segera pohon tadi menjadi tampak lebih rimbun dari sebelumnya.
Ketika dedaunan berikut batang pohon mengalami pemangkasan, akar tetap beraksi di dalam tanah memenuhi kebutuhan siklus hidup pohon. Sehingga bagian-bagian yang telah dipangkas dengan segera mengalami re-generasi.
Begitu pula sebuah permasalahan, dalam hal ini Covid 19. Selalu ada saja pihak yang dengan segera memanfaatkan kehadiran masalah menjadi peluang yang menguntungkan, tanpa perduli akan banyak pihak yang menjadi korban. Dan di kemudian hari, mereka pula yang paling kencang berteriak bahwa virus yang mewabah ini semakin banyak memakan korban.
Pemerintah dengan segala upaya berusaha mengentaskan masalah, namun meski hampir dua tahun dari kemunculan pertamanya, belum ada tanda-tanda bahwa Covid 19 akan segera meninggalkan kehidupan manusia.
Seperti telah dikemukakan di awal, segala langkah telah diambil dan diterapkan. Meski dalam perjalanannya mengalami polemik yang cukup berdampak pada banyak hal hingga mengakibatkan kemerosotan taraf hidup di bermacam bidang.
Covid 19 yang terlalu ganas, atau manusia yang terlalu lemah?
Atau bisa jadi manusia lupa menemukan akar masalah dari kekacauan yang tengah berlangsung kini.
Bab VI part 2
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 370
Tentu saja, sudah seharusnya pemahaman atas suatu persoalan sampai kepada akarnya agar segera tercerabut pulalah persoalan tadi dari sendi kehidupan dan kembali memunculkan kestabilan.
Ironi
Di negeri ini, selama pandemi Covid-19 yang sudah dua tahun berjalan, kehidupan mayoritas rakyat benar-benar terpuruk. Banyak rakyat menjerit karena kehilangan ladang penghidupan. PHK massal di mana-mana. Pengangguran semakin banyak. Angka kemiskinan makin meningkat. Banyak yang mengalami kesulitan sekadar untuk bertahan hidup.
Ironisnya, saat yang sama, selama pandemi para pejabat malah makin kaya-raya. Pundi-pundi rekeningnya mendadak banyak yang bertambah. Bahkan ada menteri yang baru menjabat 9 bulan, kekayaannya bertambah sekitar 10 miliar rupiah. Sejumlah pejabat negara lainnya juga mengalami kenaikan jumlah harta kekayaan selama pandemi Covid-19 berdasarkan catatan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Jumlah itu diketahui berdasarkan data yang diakses Kompas.com dalam situs web elhkpn.kpk.go.id milik KPK. Peningkatan kekayaan selama pandemi juga dialami oleh kepala negara. Demikian sebagaimana dilansir oleh banyak media baru-baru ini. Pertanyaannya, dari mana sumber kenaikan harta mereka? Yang pasti bukan dari kenaikan gaji atau tunjangan mereka. Andai pun ada kenaikan gaji dan tunjangan mereka, tentu kita bertanya-tanya bagaimana mungkin ada menteri yang baru 9 bulan menjabat, harta-kekayaannya bertambah Rp 10 miliar atau lebih dari Rp 1 Miliar perbulan? Karena itu boleh jadi pertambahan kekayaan tersebut karena: Pertama, berasal dari sumber pendapatan lain di luar gaji dan tunjangan mereka sebagai pejabat. Sebagaimana diketahui, banyak pejabat di negeri ini yang juga sekaligus pengusaha. Misalnya, ada menteri yang memiliki puluhan perusahaan, di antaranya perusahaan tambang batubara. Meski tidak ada larangan seorang pejabat sekaligus pengusaha, bisa jadi ada potensi penyalahgunaan jabatan untuk mendukung kepentingan usaha/bisnis pribadi.
Kedua, boleh jadi penambahan harta kekayaan mereka bersumber dari yang tidak halal, seperti hadiah atau fee dari para pengusaha (kelompok oligarki) sebagai kompensasi dari kebijakan penguasa yang mendukung bisnis mereka, suap-menyuap dan korupsi. Sebagaimana diketahui, korupsi para pejabat penyelenggara pada masa pandemi bukannya surut, malah makin gila-gilaan. Salah satunya korupsi triliunan rupiah uang bansos.
Melihat fakta ini, rasanya sulit untuk dapat keluar dengan segera dari segala permasalahan yang tengah menggulung kehidupan di negeri ini.
Inilah mengapa amanah dalam kepemimpinan sangat dibutuhkan. Sebab, tanpa amanah maka segala tanggung jawab yang dibebankan atas pundak seseorang yang telah dipilih sebagai pemimpin bukannya menjadi kewajiban yang patut segera ditunaikan, melainkan menjadi kesempatan bersenang-senang.
Bab VI part 3
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 446
Ada berbagai masalah yang mewabah di zaman Rasulullah, salah satunya penyakit thaun. Penyakit ini bisa menjadi pelajaran bagi umat Islam di masa pandemi COVID-19.
Dalam Al Quran surat Yunus ayat 57, Allah SWT berfirman bahwa penyakit datangnya dari Allah dan kesembuhan pun hanya Allah yang bisa menyembuhkan.
??????? ???????? ?????? ?????????? ?
wa i?? mari?tu fa huwa yasyf?n
Artinya: dan apabila aku sakit, Dialah (Allah SWT) yang menyembuhkan aku
Penyakit Thaun
Penyakit Thaun di zaman nabi tercatat dalam sebuh hadits, di mana Rasulullah bersabda jangan ada yang memasuki daerah wabah, dan jangan ada yang keluar (isolasi) juga dari daerah tersebut.
"Jika kalian mendengar penyakit Thaun mewabah di suatu daerah, Maka jangan masuk ke daerah itu. Apabila kalian berada di daerah tersebut, jangan hengkang (lari) dari Thaun."
Dikutip dari buku 'Fiqih Sunnah 2' karya Sayyid Sabiq, Rasulullah mengajarkan umat Islam untuk tidak lari dari sebuah penyakit atau lebih dikenal dengan nama karantina. Tujuannya agar penyakit tersebut tidak menyebar ke mana-mana.
Dalam hadits riwayat Bukhari, dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah SAW bersabda, "Apabila kalian mendengar ada penyakit menular di suatu daerah, jangan lah kalian memasukinya; dan apabila penyakit itu ada di suatu daerah dan kalian berada di tempat itu, jangan lah kalian keluar dari daerah itu karena melarikan diri dari penyakit itu."
Selain saat zaman Nabi, penyakit thaun zaman Umar bin Khathab juga terjadi. Kala itu, Umar bin Khathab menahan diri memasuki negeri Syam. Pasalnya,di daerah tersebut tengah terjadi wabah penyakit thaun.
Melihat itu, Abu Ubaidah RA bertanya kepadanya, "Apakah kamu lari dari takdir Allah?" Umar menjawab, "Ya, kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah."
Jawaban Umar tersebut berlandaskan dari sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Jangan lah orang yang terkena penyakit mendatangi orang yang sehat."
Penyebab Penyakit Thaun
Dikutip dari buku 'Rahasia Sehat Ala Rasulullah SAW' karya Nabil Thawil penyakit thaun adalah penyakit menular yang bisa menyebabkan kematian. Penyakit ini berasal dari infeksi bakteri Pasterella Pestis.
Bakteri thaun ini dibawa oleh Xenopsella Cheopis (kutu anjing) yang berasal dari darah tikus. Sebab, Xenopsella Cheopis sejatinya hidup di tubuh tikus.
Artinya, wabah pertama terjadi pada tikus dan menyebar ke manusia. Melalui darah tikus yang berada di kutu anjing tersebut menular lah ke manusia melalui kulit dan darah.
Selaras dengan Covid 19, mers, dan sars yang sempat melanda dunia akhir-akhir ini, dikabarkan pula bahwa kesemuanya berasal dari hewan dan kemudian ditularkan kepada manusia
Adapun, masa inkubasi penyakit thaun antara dua sampai dua belas hari. Demikian pula masa inkubasi Covid 19 yang berkisar 14 hari, hingga penderita harus menjalani karantina dan mendapatkan perawatan serta pengobatan yanh dibutuhkan sebagaimana para penderita thaun harus menjalani karantina dan menjalani pengobatan yang berlaku sesuai apa yang dilakukan pada zaman Rasulullah maupun Umar bin Khattab.
Bab VII
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 385
Jalan Ninja
Pertama kali membaca cuitan “ Ini Jalan ninjaku ” berseliweran di media sosial, untuk yang bukan fans anime pasti merasa gak begitu “ngeh” atau paham. Bisa jadi malah menganggap maknanya adalah struktur jalan yang dipakai ninja, atau cara menjadi ninja, atau malah cara seorang ninja berjalan. -hadeuh..., satu frasa saja mengandung banyak pemaknaan.-
Usut punya usut ternyata "jalan ninjaku" diambil dari kata-kata bijak Naruto, "Aku tak akan menarik kembali kata-kataku, karena itulah jalan ninjaku.” Tetapi bagi yang bukan penggemar Naruto jadinya tak terlalu memperhatikan.
Dikutip dari blog nya fandom Naruto, Jalan Ninjaku adalah aturan pribadi yang dimiliki shinobi. Jalan ninjaku adalah cara hidup, moto mereka, keyakinan, atau "mimpi" para shinobi. Jalan ninjaku merupakan terjemahan dari bahasa jepang Nind? (??) yang secara harfiah berarti "Jalan Ninja".
Kemudian hari, istilah " jalan ninja", disinonimkan dengan "cara mudah". Nah, dalam menghadapi suatu persoalan, setiap subjek selalu memiliki perspektif berbeda, tergantung fakta yang ada, informasi yang didapat sebelumnya dan kemampuan akal menganalogikan peristiwa menjadi satu penyelesaian. Ada pihak yang memilih cara berbelit, entah karena suka dengan yang rumit supaya lebih terlihat elit, atau memang karena tak memiliki pemahaman terhadap persoalan yang tengah dihadapi. Ada pula yang lebih memilih cara mudah, yakni dengan cara melihat contoh masalah serupa yang pernah ada, kemudian membuat rumusan untuk digunakan menyelesaikan permasalahan mendatang. Inilah 'jalan ninja'.
Bagi manusia yang merupakan makhluk ciptaan, maka pada fitrahnya akan kembali kepada Sang Pencipta. Sudah selayaknya jika mengembalikan segala persoalan kepada Sang Pemilik dan menyelesaikan dengan panduan dariNya.
“Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS al-Maidah: 15-16)
Alquran merupakan panduan utama dalam mengarungi kehidupan agar sesuai dengan maksud dan tujuan Allah (maqashid as-syariah). Maka wajiblah segala permasalahan diselesaikan dengan menjadikan Al Quran sebagai rujukan. Dan untuk mendapat contoh kejadiannya, maka kembali melihat kepada kehidupan manusia pilihan yang Allah telah datangkan.
Dan siapa yang mencontohkan?
Dialah Rasulullah Muhammad Saw., yang segala perbuatannya, ucapannya, bahkan duduk dan diamnya adalah teladan bagi umat manusia.
Bab VII part 2
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 525
Teladan Di Masa Susah
“Alangkah buruknya aku ini sebagai pemimpin jika aku memakan bagian yang baik, lalu aku memberi rakyat makanan sisanya.” (Ibn Sa’d, Ath-Thabaqat al-Kubra, 3/312).
Begitulah kalimat yang pernah terucap dari Amirul Mukminin, Umar bin al-Khaththab ra. Sebagai pemimpin Negara Islam (Khilafah), Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. Adalah sosok pemimpin yang sangat sederhana. Imam Malik meriwayatkan dalam Al-Muwaththa, bahwa Anas bin Malik ra. Pernah berkata, “Aku melihat Umar bin al-Khaththab ra. Pada masa Kekhilafahannya biasa memakai jubah yang bertambal di dua pundaknya.”
Pada masa kepemimpinan Umar bin al-Khaththab ra. Pernah terjadi paceklik. Pada saat itu daerah Hijaz benar-benar kering kerontang. Penduduk pedesaan banyak yang mengungsi ke Madinah. Mereka tidak lagi memiliki bahan makanan sedikitpun. Mereka segera melaporkan nasib mereka kepada Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. Khalifah Umar ra. Cepat tanggap. Beliau segera menindaklanjuti laporan ini. Beliau segera membagi-bagikan makanan dan uang dari Baitul Mal hingga gudang makanan dan kas Baitul Mal menjadi kosong. Beliau pun memaksakan dirinya untuk tidak makan lemak, susu maupun makanan enak lainnya yang dapat membuat gemuk hingga musim paceklik ini berlalu.
Jika sebelumnya selalu dihidangkan roti, lemak dan susu, pada masa paceklik ini beliau hanya makan minyak dan cuka. Beliau hanya mengisap-isap minyak dan tidak pernah kenyang dengan makanan tersebut. Akibatnya, warna kulit beliau menjadi hitam. Tubuhnya pun menjadi kurus. Banyak yang khawatir beliau akan jatuh sakit dan lemah. Kondisi ini berlangsung selama 9 bulan.Khalifah Umar ra. Selalu mengontrol rakyatnya di Madinah pada masa paceklik berlangsung.
Menyaksikan kondisi rakyatnya makin menderita, beliau mengirim surat kepada gubernurnya di Irak, Abu Musa al-Asy’ári ra., yang isinya: “Bantulah umat Muhammad saw. Mereka hampir binasa!”
Beliau pun mengirim surat yang sama kepada Gubernur Mesir ‘Amru bin al-‘Ash ra. Kedua gubernur ini segera mengirimkan bantuan ke Madinah dalam jumlah besar. Terdiri dari makanan dan bahan pokok berupa gandum.
Abu Ubaidah ra. Pun pernah datang ke Madinah membawa 4000 hewan tunggangan yang dipenuhi makanan. Khalifah Umar ra. Segera memerintahkan dia untuk membagi-bagikan makanan tersebut di perkampungan sekitar Madinah.
Pada masa paceklik ini, Khalifah Umar ra. Pernah keluar bersama Abbâs ra., paman Rasulullah saw., untuk melakukan shalat istisqâ’ (meminta hujan). Usai shalat Khalifah Umar ra. berdoa, “Ya Allah, sungguh jika kami ditimpa kekeringan sewaktu Rasulullah saw., masih hidup, maka kami meminta kepada-Mu melalui Nabi kami. Sekarang kami meminta kepada-Mu melalui paman Nabi kami.” (HR ath-Thabarani).
Tidak lama setelah itu, masa paceklik berakhir. Keadaan berubah kembali menjadi normal sebagaimana biasanya. Akhirnya, para penduduk yang mengungsi bisa pulang kembali ke rumah mereka.
Demikianlah. Khalifah Umar ra. Berhasil melewati masa-masa kritis itu dengan bijaksana. Beliau mampu menyelamatkan rakyatnya dari musibah kekeringan dan kondisi sulit itu melalui kebijakannya yang tepat.
Keteladanan Khalifah Umar ra. Hanyalah satu dari sekian banyak keteladanan para pemimpin Islam sepanjang Kekhilafahan Islam. Masih banyak lagi contoh-contoh lainnya seperti Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Sultan Sulaiman al-Qanuni dan banyak lagi pemimpin Islam lainnya.
Sesungguhnya, tak usahlah pemerintah membuat kebijakan yang justru memperumit masalah hingga mengakibatkan beban hidup rakyat negeri ini semakin menggunung. Cukuplah selesaikan persoalan inti dan jangan biarkan reaksi fisi atas inti persoalan terjadi, hingga mengakibatkan kerusakan dahsyat atas tatanan kehidupan. Serta kembalilah kepada fitrah manusia sebagai hamba yang selalu tunduk kepada Sang Pencipta, jangan justru pongah dan merasa seolah diri adalalah penentu takdir kehidupan.
Bab VII part 3
Sarapan Kata KMO Club Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 369
Dalam hal menghadapi Covid 19 pula, telah begitu beragam ide, cara, maupun (yang katanya) solusi telah dikemukakan dan coba diterapkan. Hingga prokes 'jaga jarak' yang menuai kontroversi pun telah dipaksakan, namun belum juga menemui titik terang tanda usainya masa kunjung Covid 19 di negeri ini hingga tahun 2021 nyaris mencapai penutup.
Bagaimana tidak dikatakan 'jaga jarak' terkesan dipaksakan hingga menuai kontroversi, lihat saja fakta pelaksanaannya di lapangan.
Shollat berjamaah yang telah jelas ketentuannya tidak boleh menyisakan ruang kosong dalam setiap shaf nya, malah dibuat berjarak satu meter masing-masing tiap jamaah. Padahal tidak sedikit hadist yang menjadi penguat wajibnya menjaga shaf shallat.
????????? ??????????? ??????? ?????? ???????????? ????????? ?????????? ????? ???????? ????????? ????????????? ?????? ?????? ?????? ???????? ??????? ?????? ?????? ?????? ???????? ?????
“Luruskanlah shaf kalian. Sejajarkanlah pundak-pundak kalian. Tutuplah celah. Janganlah kalian membiarkan ada celah untuk syaitan. Barangsiapa yang menyambung shaf, maka Allah akan menyambung hubungan dengannya dan barangsiapa memutus shaf maka Allâh akan memutuskan hubungan dengannya.”(HR. Abu Dawud no. 666)
??????? ??????????? ? ?????? ?????????? ???????? ???? ??????? ??????????
Anas r.a. berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Luruskanlah shaf-shaf kalian, karena lurusnya shaf termasuk kesempurnaan shalat.” (HR. Bukhari, No. 723 dan Muslim, No. 433]
????? ????????? ???????????? ?????? ?????????? ?????????? ???? ???????? ??????????
Dalam riwayat Al-Bukhari disebutkan, “Karena lurusnya shaf termasuk mendirikan shalat.” Di sisi lain, Ibnu Hazm, Imam Bukhari, Ibnu Taimiyah dan Asy-Syaukani berpendapat hukum meluruskan shaf dalam salat itu hukumnya wajib.
???????????? ??????????? ???? ?????????????? ??????? ?????? ???????????
“Hendaknya kalian meluruskan shaf kalian atau tidak, Allah akan membuat wajah kalian berselisih.” (HR. Bukhari, No. 717 dan Muslim, No. 436).
????? ????????? ????????????: ??????? ????????? ???????? ?????????? ?????????? ????????? ?????????? ??????????.
Imam Nawawi rahimahullah juga berkata, “Tidak lurusnya shaf akan menimbulkan permusuhan dan kebencian, serta membuat hati kalian berselisih.” (Syarh Shahih Muslim, 4:157)
Ironinya, ketika shallat menghadap Allah, manusia manut saja dengan aturan buatan manusia lain untuk memberi jarak pada shafnya, yang padahal telah jelas qoririyah (penunjukannya) untuk merapatkan shaf, dengan dalih menghindari penularan.
Disisi lain, mereka tetap santai berdesakan untuk kegiatan selain shallat berjamaah. Lihat saja acara live show dengan banyak orang terkait yang ditayangkan di televisi bersamaan dengan merebaknya Covid 19. Mereka berdalih sudah melakukan karantina, sudah memenuhi standar prokes, dan sudah yang lain lain menurut pembenaran versi akal manusia. Padahal jelas manusia sedang membiarkan dirinya terperosok dalam kubangan kesalahan.
Masihkah manusia ingin dirinya terombang-ambing dalam pembiaran, tersebab hanya mengedepankan akal yang sesungguhnya terbatas kemampuan akal tersebut? Ataukah ingin bersegera mengentaskan diri dari 'kesalahan' berfikirnya dan mengubah haluan menuju kebenaran? Let's reflection it.
Bab VII part 4 (end)
Sarapan Kata KMO Batch 37
Kelompok 30 Logophile
Jumlah Kata 700
Meraih Kemenangan
Adzan merupakan panggilan atau seruan kepada umat Muslim untuk segera meninggalkan aktivitas duniawi dan mendirikan sholat wajib 5 waktu.
Allahu Akbar, Allahu Akbar (2x)
Asyhadu Alla Illaha Illallah, (2x)
Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah, (2x)
Hayya Alash Shalah, (2x)
Hayya Alal Falah, (2x)
Allahu Akbar, (2x)
Laa Ilaaha Illallah...
Ketujuh kalimat adzan tersebut memiliki arti dan maknanya masing-masing. Kalimat Allahu Akbar (Allah Maha Besar) merupakan seruan kepada umat Muslim untuk mengingat keberadaan Allah Yang Maha Besar yang selalu membantu dalam mencapai segala sesuatu.
Asyhadu Alla Illaha Illallah, Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah artinya “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya”. Kalimat ini mengajak umat Muslim yang hendak memulai sesuatu untuk memurnikan niatnya karena Allah. Apapun yang dilakukannya adalah untuk tujuan ibadah sebagaimana yang diteladani dari Nabi Muhammad SAW.
Laa Ilaaha Illallah, artinya “Tiada yang berhak disembah selain Allah”. Sama seperti kalimat sebelumnya, lafadz ini merupakan penegasan atas ke-Esaan Allah SWT. Dalam melakukan amalan dan ibadah, hendaknya umat Muslim melakukannya semata-mata karena Allah.
Bacaan adzan tersebut hendaknya dijawab oleh umat Muslim yang mendengarkannya. Bacaan menjawab adzan adalah sama dengan bacaan adzan yang dikumandangkan muadzin, kecuali pada bacaan Hayya Alash Shalah dan Hayya Alal Falah. Lantas, apa arti kedua bacaan tersebut dan bagaimana cara menjawabnya?
Hayya Alash Shalah dan Hayya Alal Falah
Hayya Alash Shalah memiliki arti “Marilah kita menuju sholat”. Maksudnya, kalimat ini adalah panggilan kepada umat Muslim untuk segera melaksanakan sholat. Kalimat ini juga mengingatkan bahwa saat akan melakukan sesuatu, hendaklah mengawalinya dengan sholat.
Karena sholat adalah ibadah yang akan mendatangkan keridhaan Allah. Jika sudah mendapat ridha Allah, maka segala sesuatu akan berjalan lebih mudah. Selain itu, sholat juga merupakan salah satu bentuk dzikir kepada Allah yang dapat menenangkan hati dan jiwa bagi yang mengamalkannya.
Sementara itu, Hayya Alal Falah artinya “Marilah kita menuju kepada kemenangan”. Kalimat ini merupakan ajakan kepada umat Muslim untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat.
Namun, kesuksesan ini baru bisa diperoleh jika diawali dengan hal-hal yang telah disebutkan tadi, yaitu memulai dengan nama Allah, memurnikan niat untuk ibadah, mencontoh Rasulullah, dan mengawalinya dengan sholat.
Seperti yang telah disebutkan, saat muadzin mengumandangkan adzan, umat Muslim disunnahkan menjawabnya dengan bacaan yang sama. Hal ini didasarkan pada hadits Rasulullah SAW berikut:
“Jika kalian mendengar seruan adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Namun, mengutip Buku Panduan Sholat Lengkap (Wajib & Sunnah) oleh Saiful Hadi El-Sutha, menyebutkan bahwa bacaan Haya Alash Shalah dan Hayya Alal Falah dijawab dengan kalimat yang berbeda, yaitu Laa haula wa laa quwwata illa billaah, yang artinya “Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah.”
Lafadz tersebut adalah bentuk pengakuan seorang Muslim bahwa agar bisa memenuhi panggilan Allah ketika adzan untuk melaksanakan sholat tidak hanya lahir dari diri sendiri, melainkan juga berkat pertolongan Allah SWT.
Maka telah sangat jelas, untuk dapat bersegera keluar dari permasalahan yang tengah menimpa, dalam hal ini covid 19. Wajiblah bagi manusia yang merupakan makhlukNya untuk menaati, mematuhi, dan melaksanakan dengan segera pula segala yang telah Sang Pencipta tetapkan.
Sebab pada hakikatnya, manusia itu lemah, terbatas (kemampuannya), dan tergantung (dirinya atas Sang Pencipta)
Lakukanlah introspeksi. Lihat ke dalam, kesalahan apa yang telah ditumpuk. Kelakuan apa yang banyak menyimpang dari aturanNya. Kepongahan dalam bentuk bagaimana yang telah dipertontonkan?
Kembalilah kepada Allah, rendahkan diri dihadapanNya, memohon ampunan dan bertaubat, serta bergerak cepat membenahi segala kerusakan yang diakibatkan dengan berjalan di muka bumi sesuai aturanNya.
Naif rasanya, jika mengharap perbaikan hidup tanpa meminta kepada Sang Pemilik hidup. Maka sia-sia segala yang telah diperbuat jika Sang Pemilik tak meridhoi.
Lihatlah kembali masa di sekolah, sepintar apapun seorang anak didik, jika tak mematuhi aturan sekolah, maka ada celah yang menjadikan dirinya bisa mendapat sanksi. Sebaliknya, anak didik yang tertatih mengikuti perkembangan ilmu yang diajarkan, namun tunduk dan patuh terhadap aturan sekolah, ia tak mendapat kesulitan berarti dalam administrasi sekolah.
See, tidak sulit sebenarnya untuk menjadi makhluk yang dicintai Sang Pencipta, yang sulit adalah menundukkan ego dihadapanNya.
Masih mau menjadi makhluk yang ingkar?
Atau mau kembali kepada fitrah manusia dan mendapat kebaikan hidup di dunia dan di akhirat?
Manusia bebas memilih, dengan konsekuensi yang telah Allah tetapkan. Maka pilihlah sekehendak jika hanya ingin mereguk kenikmatan sesaat, dan sebaliknya patuhlah padaNya, jika ingin mendapat kenikmatan dan kebaikan yang kekal