Loading
0

0

0

Genre : Inspirasi
Penulis : Mala Malikhah
Bab : 27
Pembaca : 0
Nama : Hagi Septifian Malikhah
Buku : 1

Tenggelam Dalam Angan

Sinopsis

Merupakan sebuah perjalanan yang berawal dari sebuah kegagalan yang berujung pada sebuah kesuksesan penuh hikmah sedih dan senang, walaupun ombak menghadang perjalanan harus terus dilakukan hingga pada akhirnya berhenti di sebuah pelabuhan yang bernama kesuksesan
Tags :
#inspirasi #motivasi #religi #gagal #kegagalan

Satu

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 392
Day 1

 

Semua hal ini begitu menggangguku,awalnya biasa saja tetapi seiring berjalannya waktu membuatku benar-benar menggila.Pikiranku tak berhenti berekspektasi,hatiku terus berharap akan suatu hal nanti.Ekspektasi ini menjadi sebuah kegundahan bahkan dari seminggu lalu tidurku sudah tidak nyenyak di hantui berbagai ketakutan.

Malam tadi puncaknya,sebab hari ini adalah pengumumanya. Aku tak berani membukanya setelah mendengar beragam kabar suka bahkan duka.Jantung berdebar kencang,bahkan jemari ini tak kuasa mengetik tetapi ku paksakan untuk melihatnya,hatiku tak berhenti berharap. Semoga yang muncul pada layar adalah ucapan selamat bukan ucapan semangat.Mataku tak berkedip menatap layar menunggu halama memuat kolom pencarian,tak lama layar berganti muncul tulisan hijau disana.

Jangan putus asa dan tetap semangat!

Seketika jantung seakan sejenak berhenti berdetak.Bukan hanya tatapanku yang kosong,tetapi harapanku pun juga kosong.Semua terasa hampa,sia-sia rasanya harapan dan angan yang selama ini menemani perjuangan telah usai sampai disini.

Beberapa menit kemudian aku kembali memastikan apakah benar tulisan yang tertera disana namaku,aku terus berpikir pasti ada yabg salah dengan hasilnya mungkin servernya error.Aku pun kembali mencoba memuat halaman dan kembali mengecek apakah benar itu namaku, tiga kali aku mencoba memastikanya. Hingga pada akhirnya aku sadar ini bukan mimpi dan benar namaku yang tertera disana.

Aku mencoba menghela napas,menutup layar laptopku kemudian keluar untuk sejenak menghibur diriku.Selesai maghrib aku berdoa tercurah semua disana masih tak mempercayai hasil yang kulihat tadi.

Ya Allah kenapa? 

Aku belajar tiap saat bahkan hingga larut malam sampai terkadang harus begadang,aku juga ikut tambahan les,merelakan waktu mainku,menepis rasa malasku juga waktu istirahatku untuk mengejar impianku,doaku pun tak berhenti menggema sebagai bukti bahwa aku benar-benar serius dengan impianku,beragam rangkaian ibadah juga kulakukan sebagai bukti bahwa selama ini Engkau ku libatkan dalam perjuangan ini tapi kenapa Ya Allah kau tak ijinkan hamba lolos dalam ujian ini? 

Air mataku tak terbendung tangis pecah menyelimutiku hingga pagi hari.Semua harapan,rencana dan impian seakan terhenti disana karena aku masih terpaku bahwa ujian itu adalah satu-satunya harapanku yang tersisa.Hilang arah,lelah,dan ingin menyerah perasaanku saat itu begitu kalut. Apa yang akan ku katakan pada ibuku itu yang muncul di pikiranku saat itu membayangkanya saja sudah membuat tangisanku kembali pecah.Namun aku harus mengatakan sejujurnya.Aku mengambil ponselku kemudian mencoba mengetik mama di kolom pencarian kontakku tanganku begitu tak kuasa mengetik pesan itu.

Dua

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 393
Day 2

 

“Assalamualaikum ma”

Aku tak kuasa mengetik pesan itu hanya ucapan salam yang dapat terkirim kala itu.Entah mungkin feeling ibuku begitu kuat beliau langsung menghubungiku tangisku kembali pecah,dalam percakapan telfon itu yang dapat ku katakan hanya maaf.

“Ma,maaf ya adek gagal” kataku pelan kemudian tangisku kembali pecah

“Gapapa,wajar karena yang mendaftar dan yang diterima sangat jauh perbandinganya,gausah sedih.” 

Mamaku memang selalu memberikan tanggapan realistis berbeda dengan wanita pada umumnya yang memberikan tanggapan dramatis mamaku sangat tahu bagaimana cara menenangkanku.

“Ttt...tapi ma,gimana kalau adek gabisa kuliah tahun ini?” kataku terbata bata

“Masih ada jalur lain kan,katanya adek mau daftar mandiri?” Jawab mamaku mengingatkan 

Setelah percakapan usai aku kembali mengingat tujuanku dan beberapa rencanaku kedepannya,aku yang tadinya begitu terpuruk kemudian mulai bangkit lagi untuk mencari jalur lain yaitu jalur masuk mandiri.

Impianku waktu itu hanya satu yaitu ingin masuk salah satu universitas negeri yang ada di Yogyakarta dan hanya ingin masuk pada satu jurusan saja yaitu pada jurusan kesehatan sehingga aku tak berpikir panjang kemudian ku cari info pendaftaran jalur mandiri yang ada pada universitas itu.

Seminggu berlalu aku masih menutup diri tentang kegagalanku dalam ujian ini karena diriku masih merasa tidak percaya akan hasilnya dan aku pun merasa malu dengan teman-teman seperjuanganku.Mereka sudah tenang dengan kelulusannya sedangkan diriku masih tertatih-tatih kembali berjuang untuk menempuh ujian mandiri.

Aku kembali dengan kegiatanku yaitu belajar mempersiapkan ujian mandiri,kembali begadang dan mengikuti tryout sana-sini berharap kali ini aku tak gagal lagi.Namun 2 minggu sebelum pelaksanaan ujiannya ada sebuah pengumuman dari web penyelenggara ujian bahwa ujian mandiri menggunakan nilai rapor yang di dapat selama SMA.

Hatiku kembali tidak tenang mengingat bahwa prestasiku selama SMA tak seberapa,aku bukan anak ranking unggulan di kelas dan aku pun juga tak begitu aktif selama SMA.

Mulailah muncul beragam penyesalan dslam diri mengapa dari dulu aku tak mempersiapkan segalanya dengan baik,selama SMA aku hanya fokus dengan nilai akdemik saja tetapi melalaikan keaktifanku sebagai siswa.Nilai akademik yang ku kejar saja bahkan tak sanggup menyaingi nilai teman-temanku yang dulunya tidak jujur dalam mendapatkannya.Kala itu aku berusaha mati-matian untuk menaikkan nilaiku dan menyeimbangkannya dengan mereka yang tak jujur pada saat ujian tetapi nyatanya aku tetap kalah dengan teman-temanku yang ujiannya mencontek.Memang hasil yang mereka dapatkan selalu lebih unggul dari yang mengerjakannya dengan jujur.

Tiga

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 398
Day 3

Ternyata strategiku salah kala itu aku terfokus mengejar nilai sehingga ketika ditanya soal keaktifan lomba aku pun semakin tak bernilai,karena dulu tiap ditawari dan diajukan mengikuti lomba aku selalu menolak denganalasan tidak ingin mengganggu akademikku.

Tahun 2020 merupakan tahun terberat bagiku menagalami berbagai macam ujian dan sebuah kegagalan terbesar dalam hidupku aku mencoba untuk bagkit dan kembali optimis setelah mendapatkan sebuah motivasi singkat dari teman virtualku yang aku kena beberapa bulan lalu lewat sebuah kajian online motivasi masuk kuliah dengan judul masuk PTN dengan jalur langit.Seseorang itu engirimiku sebuah pesan singkat.

“Dek tetep semangat ya,apapun yang menjadi takdirmu tak akan menjadi milik orang lain” tulisnya

Aku mencoba memahami isi pesan itu yang terus terngiang di kepalaku.Tiga hari berlalu setelah pengumuman pada web tadi aku masih di bingungkan dengan 2 pilihan tetap mencoba mendaftarkan diriku atau berhenti sampai disini saja karena satu-satunya jalan terakhirku untuk bisa memasuki universitas itu adalah dengan jalur ini karena ini adalah jalur terakhir.Pada saat itu biaya untuk mengikuti ujian ini tidak murah dan pada saat itu pula kondisi perekonomian keluargaku sedang tidak baik jadi untuk memutuskan mendaftar saja masih membutuhkan berbagai pertimbangan matang. Aku pun mencoba untuk istikhoroh meminta petujuk-Nya.

Dua hari sebelum penutupan pendaftaran akhirnya aku mebulatkan tekadku untuk mencoba mendaftarkan diriku pada ujian itu.sehari menuju penutupan pendaftaran siang itu aku sudah sekesai melengkapi semua berkas persyaratan pendaftaran tinggal proses terakhir yaitu pembayaran.Namun sayangnya server atau web penyedia layanan pendaftaran kala itu down total sedangkan pembayaran harus dilakukan pada hari itu juga kepanikan melanda.Aku mencoba untuk pergi ke bank untuk melakukan pembayaran tetapi dikarenakan sudah terlalu sore sehingga waktu tak cukup karena bank sudah segera akan tutup.Kepanikan demi kepanikan melanda akhirnya aku mencoba menghubungi pihak admin dan menanyakan perihal ini ternyata pembayaran bisa dilakukan sampai hari senin,aku sangat bersyukur.

Hari senin pagi aku bangun sangat pagi kemudian bergegas untuk menyiapkan diri pergi ke bank karena jarak rumahku ke bank cukup jauh sehingga mengharuskanku untuk bangun lebih pagi sehingga nanti tidak mengantri terlalu banyak disana. Jam 09.00 WIB aku sudah berada di bank namun sayangnya tak sesuai dengan prediksiku sebelumnya aku yang tadinya berharap tidak banyak mengantri tapi pada kenyataanya sudah banyak orang disana.Pukul 11.30 WIB aku kembali dari bank semua urusanku sudah beres hal terakhir yang ku lakukan hanyalah menunggu hasilnya yang akan keluar 3 minggu kedepan.

Empat

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 395
Day 4

Selama masa penantian itu doaku tak berhenti menggema tiap setelah sholat atau bahkan tiap saat ketika aku mendengar kata universitas yang kutuju aku pun melantukan doaku. Kali ini aku begitu yakin bahwa univesitas itu adalah takdirku,aku sangat optimis bahwa aku tak akan gagal lagi.Hari-hari berjalan seperti biasanya namun selama masa penantian itu aku tak lagi di tempat yang sama aku pergi berlibur ke tempat kakaku aku berharap sejenak bisa melupakan penat.

Hari itu kian mendekat pengumuman kelulusan aku kembali cemas dengan kecemasan yang sama,aku yang tadinya merasa sangat optimis kini semangatku kembali melemah.Pengumuman itu akan di umumkan pada pukul 23.30 WIB.Aneh aku yang biasanya sering begadang tiba-tiba merasa begitu lelah hari itu tetapi demi melihat pengumuman itu aku paksakan diriku tak mengantuk aku mencoba untuk produktif kalaupun pikiran ini tak berhenti terus memikirkan hipotesis demi hipotesis. Aku mencoba menenangkan pikiranku dengan sholat dan membaca Quran cuma itu satu-satunya yang bisa kulakukan sambil melantukan doa-doa panjang yang berisi kepasrahan demi kepasrahan.

 Waktu menunjukan pukul 23.27 jantungku berdebar makin tak terkendali aku mencoba log in kedalam web penyedia pengumuman dan gagal berkali – kali,lagi-lagi server kembali down mulai pasrah disana.Aku baru bisa log in pada pukul 00.00.Akhirnya pengumuman tertera dan namaku tidak tercantum disana.Aku kembali menangis sejadi-jadinya kembali menelan ekspektasi yang sangat pahit.

Harapanku untuk berkuliah tahun lalu sudah memudar harapan demi harapan kala itu hanya menjadi sebuah angan. Aku tak tahu harus melangkah kemana setalah kegagalan itu.Aku tak tahu harus berbuat apa malam itu kembali menjadi malam terkalut.

Aku tak bisa tidur pikiranku tak bisa berhenti memikirkan kemana kaki ini harus melangkah menelan sebuah hal pahit yang bernama kegagalan. Membuatku menjadi trauma untuk kembali mencoba.

Hari-hari berlalu beragam semangat berdatangan hilir berganti namun semua tak bisa ku cerna dengan baik seakan masuk di telinga kanan keluar di telinga kiri tak ada yang benar-benar membuatku semangat karena harapanku untuk berkuliah di universitas yang ku idamkan sejak dulu telah pupus.

Selama seminggu setelah kegagalanku itu aku terus menerus berpikir kenapa aku harus menuai kegagalan lagi aku lelah berusaha mati-matian namun hasil yang ku dapatkan justru sebaliknya.Aku mencoba berdamai dengan realita aku mulai menyadari nahwa hal ini memang sudah menjadi bagian dari ketetapan-Nya semua terjadi atas izin-Nya. Begitu egois jika aku memaksakan diri melawan takdir-Nya. Teringt sebuah nasihat temanku dia bilang kepadaku:

Lima

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 345
Day 5

 

“ Dek apapun yang menjadi takdirmu,tak akan menjadi milik orang lain,udah gausah sedih gausah takut yakin deh ntar kamu bisa dapet yang terbaik menurut Allah”

Sebuah pesan sederhana tetapi terus terngiang ditelinga aku mencoba memaknai pesannya.Kini aku sudah sangat pasrah doaku yang dulunya meminta dan terkesan sangat memaksa kini mulai berganti dengan kepasrahan hanya satu hal yang ku minta kala itu 

“Ya Allah, hamba ingin kuliah tahun ini di tempat dimana engkau ridho hamba-Mu berada disana yang nantinya hamba bisa meberikan banyak kebermafaatan jika itu terbaik bagi hamba maka mudahkanlah Ya Allah.”

Aku mencoba membuat rencana kedua untuk tahun ini masih sama dengan rencanaku sebelumnya jika aku tak bisa berkuliah tahun ini maka aku ingin masuk pondok pesantren saja itu pikirku aku akan menunda kuliahku tahun ini dan kembali mencoba tahun depan. Mungkin akan terdengar aneh seorang anak lulusan negeri malah memilih memasukkan dirinya ke lingkungan pesantren,tetapi itu justru menjadi bagian dari impianku pada saat aku masih duduk di bangku kelas 11 SMA. Keinginanku begitu kuat untuk belajar ilmu agama aku sangat ingin memperdalam ilmu agamaku yang masih terbilang sangat sedikit karena selama 12 tahun aku bersekolah selalu masuk ke sekolah negeri. Terdengar aneh memang aku yang dulunya menolak keras agar tidak dimasukkan ke pondok pesantren pada saat SMP kini justru malah memaksa meminta dimasukkan pondok. Semangatku kembali merekah setelah mendapatkan izin dari ibuku aku mencoba mencari referensi pendaftaran pondok pesantren seperti yang ku inginkan.

Akhirnya aku menemukan banyak referensi pondok pesantren aku sudah menanyakan banyak hal kepada pihak admin terkait fasilitas,kegiatan dan pembiayaan kemudian aku mencoba memfilter satu per satu akhirnya aku memutuskan satu pondok pesantren yang ingin ku masuki.

Namun tinggal pendaftaran kala itu tiba-tiba kakaku memaksaku untuk tetap berkuliah tahun ini kakaku bilang kepadaku bahwa aku tak boleh menunda kuliah karena dalam keluargaku aku adalah satu-satunya harapan seorang anak yang harus berkuliah jika aku menunda satu tahun maka akan menunda juga ke depannya.Malam itu kakaku menyodorkan beragam brosur pendaftran masuk kuliah yang masih membuka pendaftaran.

Enam

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 310
Day 6

 

Anehnya aku yang sebelum-sebelumnya sangat ambis menginginkan untuk kuliah sekarang justru malah tidak begitu tertarik untuk masuk kuliah,justru aku sangat menginginkan masuk pondok pesantren dan menunda kuliahku tahun depan agar aku bisa kembali mencoba untuk mendaftarkan diri di universitas impianku tadi. Begitu mudahnya Allah membolak-balikkan hati hamba-Nya,memang benar ketika kita berserah kepada Allah maka Allah plihkan jalan terbaik-Nya.  

Kini aku kembali dicemaskan dengan sebuah pilihan memilih untuk berkuliah tahun ini tetapi harus merelakan universitas idamanku atau menunda kuliah tahun depan agar tetap bisa mengejar universitas impianku.Aku benar-benar di bingungkan dengan dua pilihan berat. Jika aku memilih berkuliah tahun ini maka aku harus mengubur impianku untuk berkuliah di universitas idamanku lalu menerima sebuah realita bahwa itu hanyalah impian belaka dan merajut impian yang nyata di tempatku berkuliah tahun ini.Aku sangat-sangat bingung dengan pilihan ini.

Mencoba mengistikharahkan diri meminta yang terbaik menurut-Nya kemudian diri kembali diingatkan dengan doa yang pernah aku langitkan pada saat aku mengalami kegagalan yang kedua pada saat itu aku meminta bahwa dimana pun aku berkuliah tahun ini berati itulah jawaban Allah atas segala keraguanku sebelumnya tetapi kenapa kini aku justru malah menolak pengabulan itu. Aku kembali merenungi doaku apakah benar ini jawaban dari doaku jika benar aku tahun ini berkuliah maka Allah ridho jika aku berada di tempat dimana aku akan berkuliah tahun ini dan di tempat itu pula nantinya akan mengantarkanku menjadi seorang pribadi yang bisa memberikan banyak kebermanfaatan.Apakah benar itu jawabannya?

Bersabarlah semua berproses dan berprogress,tidak ada yang serta merta langsung tersaji di depan mata.

Semua butuh usaha dan perjuangan untuk bisa mendapatkannya hingga pada akhirnya bisa menikmati hasilnya.

Semua berproses dan berprogress,butuh usaha dan perjuangan untuk bisa mendapatkannya hingga pada akhirnya bisa menikmati hasilnyaKarena tidak ada yang benar-benar instan di dunia ini bahkan se instan-instannya mie instan.

Tujuh

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 320
Day 7

Masih mengarungi sebuah pencarian ditempat terasing yang pernah ku temui. mencoba berdamai dengan takdir bahwa memang benar ini adalah jawaban dari doa-doa panjang juga tangisan-tangisan lantang maupun lirih di sepanjang doaku. Ya tempat ini adalah jawabannya. Namun,hari-hariku tidak berjalan mudahnya hampir selama satu bulan pertama aku menjalani kehidupan kuliahku hanya sekadar formalitas saja. Aku belum bisa sepenuhnya berhenti membandingkan takdirku dengan takdir orang lain masih saja jika teringat impianku yang sebelumnya gagal tangis kembali pecah,ketakutan itu pun juga masih terus menghantui diri ini.

 

Aku merahasiakan semuanya dari teman-teman ambisku bahkan kepergianku ke kota hujan pun mereka tak ada yang tahu yang mereka tahu aku hanya sekadar berlibur disini. Tepatnya aku malu dengan pencapaian mereka yang bisa berkuliah di universitas negeri ternama tetapi aku hanya berada di kampus swasta yang bahkan namanya saja sangat asing di telinga. Sedih rasanya teringat masa-masa ambisku bersama mereka. Mulai dari sekolah, les, dan mengikuti try out bersama. Saling memberikan semangat satu sama lain dan meyakinkan diri bahwa kita layak dengan impian-impian yang sedang kita rajut ini. Namun kini hal itu hanyalah sebuah kata manis yang tinggal angan. 

 

Satu bulan berlalu hatiku masih sendu berdamai dengan impian yang sudah berlalu itu. Kini aku mulai terfokus dengan impian baruku mencari tahu apa yang akan menjadi tujuanku nantinya. Aku mulai menggali apa yang bisa ku gali dari impian baruku ini. Mencari beragam motivasi dari orang lain yang lebih dulu menyelami impian ini. Hampir selama 6 bulan pencarian pada akhirnya aku baru benar-benar merasakan bahwa impian baruku ini ternyata jauh lebih keren di bandingkan impianku sebelumnya. Kini aku mulai percaya diri,kini akubmulai menemukan sosok seperti apa diriku nantinya, sosok hebat apa yang akan berperan di masa depan. Kini aku tak lagi menyesali impianku yang gagal sebelumya aku mulai mencoba benar-benar berdamai denganya dan menyadari bahwa impianku saat inilah impian yang kuinginkan itu.

Delapan

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 346
Day 8

 

Tertatih-tatih dalam melangkah menyusuri jalan panjang yang masih belum kutemukan ujungnya. Belum kutemukan sesuatu hal nyata dalam perjalanan ini selain kerikil kerikil cobaan yang menghujam satu demi satu,batuan besar menghalangi jalanku. Meskipun begitu langkahku terus maju,tak peduli segala sesuatu yang diluar kendali cukup menjadi sebuah ilusi yang tugasnya hanya sekadar membayangi tanpa perlu andil dalam mewarnai. Awal perkuliahanku masih terasa abu-abu meraba-raba akan ke arah mana diri ini melangkahkan kaki yang nantinya akan berhenti pada sebuah titik yang bernama tujuan. Seakan semua orang menjalani hidupnya penuh dengan semangat dan arah tujuan yang jelas kemana mereka mau melangkahkan kakinya,pijakan pertamanya mantap diikuti dengan pijakan-pijakan kaki selanjutnya. Jelas dalam arah mantap dalam langkah,mungkin kira-kira begitu. Seakan kini hanya aku saja yang tak tahu kemana arah tujuanku melangkah,kakiku memang terus melangkah tapi aku tak tahu arah. Kini yang kurasakan hanyalah lelah,tertatih tanpa arah ditengah jalanan panjang yang tak berujung. Berada di ambang kata menyerah,tetapi apa yang akan ku dapati jika aku menyerah sedini ini?

Masih berstatus diri sebagai beban keluarga dengan tanggungan kuliah yang tidak murah. Jika kini aku menyerah apa yang dapat ku berikan pada orang tuaku selain penyesalan atas diriku yang awalnya begitu menginginkan untuk kuliah. Sudah dituruti kemauanku malah ingin menghentikan langkahku. Seolah aku sendiri yang mencoba menutup mataku dari ini semua,menyalahkan kembali keadaan bahwa semua ini berjalan di atas keterpaksaan. Namun memang benar adanya aku mengakuiya bahwa ini semua memang berjalan di atas keterpaksaan karena impian terbesarku bukan ditempat ini dan bukan di jalan ini. Aku nasih saja terus mengelak semua yang memang sudah ditetapkan sebagai takdir. Namun disisi lain aku merasa tak mampu untuk menjalani ini semua butug waktu lama bagiku untuk benar-benar merasa ikhlas lalu bersiap menerima semuanya. Namun kenapa aku selalu punya sejuta alasan untuk mengelak ini semua.Seiring berjalanya waktu aku mulai meragukan rute perjalanku,tujuanku bahkan impian-impianku.Padahal awalnya sebelum aku memutuskan untuk melangkah aku sudah berulang kali memastikan rute perjalanaku.Hingga pada akhirnya aku mantap untuk memulai menapaki jalan ini.

Sembilan

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 376 
Day 9

Menyelami lautan yang dalam demi mendapatkan sebuah hikmah pencarian. Rupanya ilmu keikhlasan mudah untuk diucap namun sulit dilakukan. Hanya sedikit orang yang bisa ikhlas terhadap takdir yang menimpa dirinya. Banyak yang gagal mencapai keikhlasan sehingga seseorang tidak bisa menerima takdir Allah dan ketetapan-Nya.

 

Padahal sesungguhnya menerima takdir Allah itu bagian dari keimanan. Banyak sekali hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik, jika mau menerima takdir Allah, meskipun terkadang harapan tidak seindah kenyataan.

 

Dalam menjalani kehidupan, meskipun sudah berusaha dengan baik, terkadang masih saja tidak bisa menerima takdir berupa kesulitan atau kegagalan. Sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, seringnya membuat lupa kepada Allah Sang Pencipta takdir. Lupa bahwa Allah itu berjanji, tidak akan membebankan seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, dan Allah lebih mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya.

 

Apa yang menurut pemahaman kita tidak baik, bisa jadi ini bukanlah akhir dari segalanya. Menanamkan keyakinan bahwa ujungnya pasti yang terbaik menurut Allah, bukan menurut pandangan manusia. Ketika seseorang mampu menerima takdir dan ketentuan Allah atas dirinya, ia akan rela menganggapnya sebagai kebaikan dan cobaan yang harus dihadapi. Hal ini disampaikan Ustadz 

 

"Keinginan kuat, tekad yang kuat tidak bisa menembus dinding takdir. Ketika kita memiliki keinginan merubah takdir silakan minta kepada Allah, silakan berdoa dan usaha. mengerti itu memudahkan hidup. Jangan ingin dimengerti saja, karena ingin dimengerti itu menyusahkan hidup. Ikhtiar perbaiki diri menjadi lebih baik, fokus dengan dosa kita sendiri dan berdoa. Ketika tidak ada perubahan, tidak boleh kecewa. Kalau pun Allah berkehendak, tidak terjadi ya tidak terjadi, kita harus menerimanya," ujarnya.

 

 

Takdir adalah pertemuan antara ikhtiar, usaha manusia dengan kehendak Allah. Untuk bisa menerima takdir, adalah memiliki keyakinan kuat akan janjinya Allah, karena Allah menolong seseorang dengan cara-Nya. Menyikapinya dengan tenang, yakin sepenuh hati bahwa takdir itu sudah ditentukan.

 

Allah menciptakan keburukan dan kebaikan, seburuk-buruk orang pasti ada kebaikannya, sebaik-baik orang juga ada keburukannya, itu harus bisa diterima. Serta meyakini bahwa takdir pasti terjadi, jika bukan takdirnya pasti tidak akan terjadi.

 

Ada beberapa ciri orang yang mampu menerima takdir, diantaranya hidupnya tenang dan nyaman, karena menerima kondisi apapun. Tawakal pasrah kepada Allah, ketika ada permasalahan bersedia menyelesaikan masalah tersebut dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Ujian yang menimpa seseorang, hendaknya membuat dirinya lebih dekat kepada Sang Pencipta.

Sepuluh

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 
Day 10

 

"“Jika Anda tidak bergerak untuk mulai membangun mimpi anda, seseorang justru akan memperkerjakan anda untuk membantu membangun mimpi mereka.”

Tony Gaskins

 

Sederet kalimat dalam kutipan yang dikemukakan oleh Tony Gaskins ini menjadi dasar saya mencoba mengulas tulisan sederhana ini dengan judul Membangun Mimpi Menjadi Nyata! Bukan Sekedar Impian Semata. Iya, bayangkan saja jika kita punya mimpi (Impian/Cita-cita) tapi hanya berada dalam imajinasi semata, bukan saja RUGI kata yang pantas untuk disematkan disitu tapi Hidup yang Sia-sia, KENAPA!!! karena memang setiap orang harus bangun dari tidurnya untuk membangun mimpi itu. Logikanya, saat niat/cita-cita sudah ada, jangan lagi tunggu lama atau menunda-nunda untuk melakukan/membangunnya. Jika tidak ya bayangkan saja kutipan dari Tony di atas. Sungguh sangat disayangkan bukan!

 

Berbicara tentang mimpi disini, bukan definisi mimpi yang dialami oleh kita saat tidur. Tapi, mimpi yang saya maksud adalah Cita-cita; Impian; Kesuksesan; Usaha; Tujuan; *segala sesuatu yang anda harapkan dan inginkan di masa sekarang, sedang berjalan dan ke depan. Seperti halnya seorang berkeinginan membangun sebuah USAHA, itu adalah mimpi/impiannya yang masih dalam wujud ABSTRAK belum berwujud/belum kesampaian, itulah definisi MIMPI yang dimaksud dalam tulisan ini. Dengan kata lain, kita bisa menyebutnya CITA-CITA.

 

Setiap orang punya cita-cita, sejak kecil kita sudah diajarkan untuk mengenal keinginan tentang yang satu ini, seperti pada saat kita sekolah masa kecil dulu, pasti ada seorang guru yang bertanya kepada muridnya Budi kalau udah gede pengen jadi apa? atau Siapa disini yang ingin menjadi Dokter nanti dan berbagai macam pernyataan yang secara tidak langsung sudah diajarkan kepada murid-muridnya. Singkatnya, memanglah CITA-CITA itu menjadi objektivitas kita dalam sistem kehidupan.

 

Jadi, dari situlah mari sejenak kita bernalar sendiri dengan logika masing-masing karena anda tidak mungkin memakai logika orang lain untuk bernalar kan! itu sudah pasti lazimnya.

Saat seseorang mulai bermimpi dalam hidupnya untuk membangun sebuah usaha/hal yang berpenghasilan/bermanfaat bagi dirinya/orang lain/profesi/dsb. Disini, kita seringkali dihadapkan dengan berbagai macam tantangan, cobaan, rintangan, sekalipun itu hanya berupa "kerikil kecil yang menghalang" tapi memang begitulah konsep kehidupan. Tidak sedikit yang kalah sebelum berperang, mundur sebelum maju, padahal mimpinya baru hanya terlintas dalam fikiran imajinasi semata. Disitulah kita berlarut-larut dalam imajinasi memikirkan banyak opsi yang akan terjadi nanti jika kita memulainya."

Sebelas

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 340
Day 11

 

Tidak sedikit yang kalah sebelum berperang, mundur sebelum maju, padahal mimpinya baru hanya terlintas dalam fikiran imajinasi semata. Disitulah kita berlarut-larut dalam imajinasi memikirkan banyak opsi yang akan terjadi nanti jika kita memulainya.

Sebenarnya, yang kita perlukan disitu hanyalah modal NEKAT dengan berbagai persiapan yang matang tentunya Tidak Abal-abal, karena memang pasti realitanya terjadi seperti dalam kutipan di bawah ini:

 

Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha

-Universitas Kehidupan

 

Realitanya memang begitu, hampir semua orang berkata demikian. Ada yang berdasarkan pengalamannya, mendengar cerita orang, dsb. Berarti memang kita harus membangun mimpi itu sendiri, atau jika tidak akan ada orang lain yang mengajak kita untuk membangun mimpinya.

 

Sia-sia saja hidup kita, Jika itu terjadi. Padahal kita punya mimpi sendiri yang masih berada dalam imajinasi. Hanya saja belum kita coba sendiri, karena kita masih mengambang tidak jelas antara membangun atau membiarkan begitu saja.

 

Mimpi anda itu, sangat berharga! jadi jangan tunggu lama berfikir untuk segera membangunnya! jika ada kendala, tantangan.

Carilah sumber datangnya dimana! selanjutnya diskusikan SOLUSI kepada orang terpercaya anda bagaimana! yang terpenting jangan biarkan ia berlama-lama, satu lagi BERANI saja tidaklah CUKUP, anda harus NEKAT untuk itu! setiap orang besar yang sukses bukan karena modal beraninya yang dia korbankan tapi adalah modalnya NEKATNYA yang ia kedepankan, sisanya pasti bisa diseimbangkan.Jangan Jadikan Impian SemataBermakna hanya menjadi sebatas cita-cita saja, hanya sebatas imajinasi, memang ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan tapi apa salahnya jika faktornya hanya beberapa kerikil kecil saja, kenapa tidak kita maju saja lalu menghadapinya. Terkadang ada juga masukan dan saran negatif dari orang-orang yang bahkan tidak ada dasar pengetahuannya tentang mimpi anda, kenapa anda harus memikirnya siang malam! Lupakan! Tinggalkan komentar-komentar seperti itu, jadikan saja sebagai ingatan di lembar kesimpulan.Ingat!!! Jika anda sudah punya mimpi itu! Lakukanlah Segera!!!Saya juga bukan orang yang ahli tentang apa yang saya bicarakan tapi apa salahnya kita berbagi dan saling mengingatkan, karena memang ada kutipan dari negeri Arab

"Jangan lihat siapa yang mengatakannya! Tapi lihatlah isi dari apa yang ia katakan itu"

Dua Belas

0 0
Sarapan Kata
KMO Club Batch 37
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 375
Day 12
 
Menyelami lautan yang dalam demi mendapatkan sebuah hikmah pencarian. Rupanya ilmu keikhlasan mudah untuk diucap namun sulit dilakukan. Hanya sedikit orang yang bisa ikhlas terhadap takdir yang menimpa dirinya. Banyak yang gagal mencapai keikhlasan sehingga seseorang tidak bisa menerima takdir Allah dan ketetapan-Nya.
Padahal sesungguhnya menerima takdir Allah itu bagian dari keimanan. Banyak sekali hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik, jika mau menerima takdir Allah, meskipun terkadang harapan tidak seindah kenyataan.
Dalam menjalani kehidupan, meskipun sudah berusaha dengan baik, terkadang masih saja tidak bisa menerima takdir berupa kesulitan atau kegagalan. Sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, seringnya membuat lupa kepada Allah Sang Pencipta takdir. Lupa bahwa Allah itu berjanji, tidak akan membebankan seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, dan Allah lebih mengetahui yang terbaik untuk hamba-Nya.
Apa yang menurut pemahaman kita tidak baik, bisa jadi ini bukanlah akhir dari segalanya. Menanamkan keyakinan bahwa ujungnya pasti yang terbaik menurut Allah, bukan menurut pandangan manusia. Ketika seseorang mampu menerima takdir dan ketentuan Allah atas dirinya, ia akan rela menganggapnya sebagai kebaikan dan cobaan yang harus dihadapi. Hal ini disampaikan Ustadz
"Keinginan kuat, tekad yang kuat tidak bisa menembus dinding takdir. Ketika kita memiliki keinginan merubah takdir silakan minta kepada Allah, silakan berdoa dan usaha. mengerti itu memudahkan hidup. Jangan ingin dimengerti saja, karena ingin dimengerti itu menyusahkan hidup. Ikhtiar perbaiki diri menjadi lebih baik, fokus dengan dosa kita sendiri dan berdoa. Ketika tidak ada perubahan, tidak boleh kecewa. Kalau pun Allah berkehendak, tidak terjadi ya tidak terjadi, kita harus menerimanya," ujarnya.
Takdir adalah pertemuan antara ikhtiar, usaha manusia dengan kehendak Allah. Untuk bisa menerima takdir, adalah memiliki keyakinan kuat akan janjinya Allah, karena Allah menolong seseorang dengan cara-Nya. Menyikapinya dengan tenang, yakin sepenuh hati bahwa takdir itu sudah ditentukan.
Allah menciptakan keburukan dan kebaikan, seburuk-buruk orang pasti ada kebaikannya, sebaik-baik orang juga ada keburukannya, itu harus bisa diterima. Serta meyakini bahwa takdir pasti terjadi, jika bukan takdirnya pasti tidak akan terjadi.
Ada beberapa ciri orang yang mampu menerima takdir, diantaranya hidupnya tenang dan nyaman, karena menerima kondisi apapun. Tawakal pasrah kepada Allah, ketika ada permasalahan bersedia menyelesaikan masalah tersebut dan menyerahkan hasilnya kepada Allah. Ujian yang menimpa seseorang, hendaknya membuat dirinya lebih dekat kepada Sang Pencipta.

Tiga Belas

0 0
Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 361
Day 13
 
 
Seakan kegagalan itu sudah sepaket dengan kesuksesan jika ingin sukses mau tidak mau harus menempuh gagal dulu. Siapa yang tidak pernah mengalami kegagalan? Tidak ada seorangpun yang menuju puncak keberhasilan tanpa mengalami kegagalan, terutama mereka yang memiliki mimpi besar untuk diwujudkan.
Kegagalan sebetulnya adalah bagian dari paket keberhasilan yang akan kita rasakan di kemudian hari ketika kita terus menjalani proses dengan disiplin, positif dan pantang menyerah? ternyata kesuksesan yang diraih oleh orang-orang sukses di dunia ini berawal dari suatu kegagalan yang pernah mereka alami. Setiap kesalahan dan kegagalan yang mereka alami sebagai batu loncatan untuk meraih kesuksesan mereka.
Di antara banyaknya orang yang berhasil saat ini pasti pernah mengalami yang namanya kegagalan. Jadi seseorang yang ingin berhasil maka harus mempersiapkan mental untuk menghadapi yang namanya kegagalan. Kita melihat keberhasilan dari seorang penemu lampu pijar, Thomas Alva Edision. Di mana Thomas kecil adalah anak yang selalu mendapat nilai buruk sehingga gurunya sering memarahi dan mengejeknya. Dia dianggap sebagai Seorang murid yang terlalu bodoh untuk mempelajari apa saja. Thomas seringkali dipanggil dan mendapat julukan bocah idiot oleh guru dan teman-temannya, hingga akhirnya dia harus dikeluarkan dari sekolah. Oleh karena itu, ibunya mengajar Thomas sendiri di rumah. Di rumah dengan leluasa Thomas dapat membaca buku-buku ilmiah dewasa dan mulai mengadakan berbagai percobaan ilmiah sendiri.
Pada Usia 12 tahun, dia mulai bekerja sebagai penjual koran, buah-buahan dan gula-gula di kereta api. Kemudian dia menjadi operator telegraf, dia pindah dari satu kota ke kota lain. Di New York ia diminta untuk menjadi kepala mesin telegraf yang penting. Mesin-mesin itu mengirimkan berita bisnis ke seluruh perusahaan terkemuka di New York. Karier penemuan Thomas Alva Edison diawali setelah membaca buku School of Natural karya RF Parker. Buku tersebut isinya tentang petunjuk praktis untuk melakukan eksperimen di rumah, dan Dictionary of Science. Akhirnya sang ibu, Nancy Edison membangunkan sebuah laboratorium kecil untuk Thomas Alva Edison. Akhirnya Thomas berhasil melewati segala rintangan dan ujian keras yang diterimanya pada masa kecilnya itu. Sang ibu tercinta tidak pernah lelah untuk terus membimbing dan mendidiknya sehingga Thomas berhasil menjadi seorang tokoh di dunia yang disegani hingga sampai saat ini.

Empat Belas

0 0
Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 352
Day 14
 
Thomas Alva Edison melakukan lebih dari 9.000 percobaan sebelum akhirnya menemukan bola lampu pijar. Bahkan pada saat menemukan bola lampu pijar, dirinya mengalami kegagalan sebanyak 9.998 kali. Baru pada percobaannya yang ke 9.999 dia berhasil secara sukses menciptakan bola lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Ia sadar bahwa betapa pentingnya sumber cahaya ini bagi umat manusia. Thomas Alva Edison menghabiskan 40.000 dollar (senilai dengan Rp.360.000.000,-) dalam kurun waktu 2 tahun untuk percobaan lampu pijar. Sungguh patut direnungkan ketika saat keberhasilan dicapainya.
Pada saat keberhasilan itu dicapainya, dia sempat ditanya oleh seseorang ilmuan ternama kala itu, Apa kunci kesuksesannya?. Thomas Alva Edison menjawab dengan nada merendah dan senyumnya yang mempesona banyak orang yang menyaksikan keberhasilannya itu, “Saya sukses karena saya telah kehabisan apa yang disebut kegagalan.” Kemudian tak lama berselang muncul kembali pertanyaan kearahnya, bahkan saat dia ditanya, Apakan kamu tidak pernah bosan dengan kegagalannya? Thomas Alva Edison menjawab dengan lugas dan cerdas. “Dengan kegagalan tersebut, saya malah mengetahui ribuan cara agar tidak gagal, dan lampu pijar ini bisa menyala.”
Dari kegagalan Thomas Alva Edision dapat kita jadikan sebagai contoh bahwa untuk mencapai suatu kesuksesan maka kita tidak boleh berhenti ketika kegagalan itu datang. Namun justru sebaliknya ketika kegagalan itu ada maka jadikan sebagai tantangan untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. Jangan pernah berhenti melangkah, teruslah bergerak.
Di saat kita berada pada langkah yang ke-999 dan mulai muncul rasa jenuh maka ingatlah bisa saja di langkah yang ke-1000 kita akan mencapai kesuksesan. Sesungguhnya jika seseorang sering menyatakan menyerah, betapa tidak sadarnya kalau dia begitu dekat dengan titik kesuksesan. Pahamilah bahwa kesuksesan itu harus dibeli dengan seribu kegagalan. Jadi untuk apa takut dengan kegagalan, teruslah berusaha agar kegagalan dapat berubah menjadi kesuksesan. Karena hakikatnya kegagalan awal dari keberhasilan.
Jika kita pernah terhempas ke lembah ketiadaan paling kelam, kita baru akan tahu betapa hebat dan nikmat berada dipuncak keberhasilan.
“Selalu ada dari suatu kesalahan yang terjadi. Tidak ada salahnya melakukan kekeliruan dan mengawali kegagalan asalkan mau belajar dari setiap kesalahan itu demi meraih keberhasilan yang saat ini tertunda”
 
 

Lima Belas

0 0
Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 351
Day 15
 
Setiap orang pasti pernah merasa gagal, entah gagal dalam hal usaha, pendidikan, maupun dalam hal percintaan. Pengalaman pernah gagal ini sebenarnya bisa dijadikan sebagai suatu pelajaran bahwa tidak ada hal yang mulus di dunia ini.
Adanya kegagalan dijadikan sebagai motivasi untuk terus berjuang agar bisa mencapai sebuah kesuksesan. Namun, kadang ada beberapa orang yang gagal dan kemudian terpuruk terus menerus. Padahal dengan kegagalan dijadikan sebagai bukti apakah orang tersebut bisa bangkit lagi atau tidak.
Kesuksesan dan kegagalan seperti sebuah permainan dadu. Dimana lima sisi dari dadu ini disebut dengan gagal, sedangkan angka 6 disebut dengan kesuksesan. Semakin sering Anda mencoba untuk melemparkan dadu, maka semakin besar pula kemungkinan bagi Anda untuk bertemu dengan angka 6.
Sama halnya dengan semakin sering Anda mencoba namun gagal, maka hal tersebut menandakan bahwa semakin dekat Anda dengan suatu kesuksesan. Ada seorang ibu yang diberikan pistol dan sedang menggendong bayinya. Kemudian ibu tersebut diminta untuk menembak sasaran dan ibu tersebut hanya diberi 7 peluru saja.
Dari tujuh peluru tersebut, tak ada satupun yang berhasil mengenai sasaran. namun, bisa jadi ibu tersebut berhasil menembak sasaran ketika ia menembakkan 100.000 peluru dengan menggunakan pistol yang sama. Hal inilah yang disebut dengan hukum probabilitas.
Dimana semakin banyak Anda mencoba, maka akan semakin besar pula kemungkinan untuk berhasil. Pada dasarnya, sukses hanya perkara statistik yang berkaitan dengan masalah hitung menghitung dan waktu saja. Jika semakin banyak orang yang berkata tidak, maka hal ini bertanda bahwa semakin dekat Anda akan menemukan orang yang berkata ya.
Sama halnya dengan melempar dadu, semakin sering melempar dadu, maka semakin besar pula kemungkinan bagi Anda untuk bertemu dengan angka 6.
Saat gagal maka harus mencoba lagi, begitu seterusnya. Jangan jadikan kegagalan itu sebuah alasan untuk berhenti mencoba atau bahkan menjadikanya alasab kita untuk menyerah dan tk mau meneruskan langkah menuju perjalanan berikutnya. Jadikan kegaglan itu sebgai pacuan kita untuk terus melangkah maju mengambil langkah langkah baru agar tidak terperosok dalam lembah yang sama. Kegagalan yang dialami dijadikan sebuah kisah motivasi pembangkit semangat diri.

Enam Belas

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 347
Day 16

Suatu hari ada seorang anak perempuan yang sangat polos. Sebenarnya, anak perempuan tersebut memiliki wajah yang sangat cantik jika diperhatikan. Namun, Tuhan memberikan kelebihan kepada dia yaitu tidak bisa berbicara dan tidak bisa mendengar.
Ini adalah sebuah kelebihan yang dianggap oleh banyak orang sebagai suatu kekurangan. Lambat laun, anak perempuan ini mulai tumbuh menjadi gadis. Ia pun memasuki masa-masa sekolah. Awalnya, anak perempuan ini dimasukkan ke sekolah biasa.
Namun, karena banyak yang menganggap bahwa anak ini berbeda membuat anak perempuan ini tidak memiliki teman sama sekali. Jangankan diajak ngobrol, mau mendekat saja tidak ada yang berani. Anak ini pun pulang ke rumah menangis dan mengadu kepada kedua orang tuanya.
Orang tuanya merasa kasihan kemudian ia dipindahkan ke sekolah luar biasa. dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama ia lakukan di sekolah luar biasa. Namun, anak tersebut kemudian berpikir, jika ia hanya seperti ini maka ia tidak akan bisa menghadapi kerasnya dunia. kemudian, masa sekolah SMP pun berakhir.
Anak perempuan ini meminta kepada orang tuanya untuk bersekolah di SMK. Sayangnya, orang tuanya tidak mengizinkan, sebab orang tuanya takut akan hal buruk yang terjadi pada masa lalunya terulang kembali. Namun, anak tersebut meyakinkan kedua orang tuanya bahwa dia mampu.
Orang tuanya pun setuju dan memasukkan ia ke SMK N di suatu kota. Dengan kelebihan yang ia miliki ternyata anak perempuan itu berhasil masuk. Ia masuk dengan kejuruan tata busana. Setiap harinya anak itu belajar dengan sungguh-sungguh, hingga ia bisa membuat berbagai macam baju dengan berbagai model.
Lulus dari SMK, anak perempuan ini tidak berpuas diri. Dia masih ingin menimba ilmu dan merasa bahwa ilmu yang dimiliki belum cukup. Anak ini ingin melanjutkan kuliah, namun dia berpikir lagi, jika aku kuliah, aku tidak akan bisa karena kuliah tidak hanya perkara menulis saja.
Kemudian dia memutuskan untuk masuk ke balai pelatihan. Di sini bukan pelatihan menjahit yang diambil, namun pelatihan tata rias. Selama 30 hari anak ini mengikuti kelas tata rias. Awalnya memang sulit karena kendala komunikasi. Apalagi kelas ini jarang mencatat dan banyak praktik.
 
 

Tujuh Belas

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 363
Day 17

Sebelum benar-benar memutuskan untuk menyerah lihat 7 cara pandang dalam menghadapi kegagalan ini:
1. Kegagalan membuat kamu sadar bahwa usahamu belum maksimal.
Sudah mencoba dan ternyata hasilnya gak sesuai bayangan, kalau sudah begini harus ingat. Bagaimana usaha yang sudah kamu lakukan untuk meraih keinginanmu tersebut. Apakah usahamu sudah maksimal dan pantas untuk mendapatkan apa yang kamu mau.
2. Kegagalan membuat kamu tahu bahwa masih ada hal yang perlu kamu perbaiki.
Jangan buru-buru menyerah ketika menemukan kegagalan, sebaiknya kamu introspeksi diri. Apa yang perlu kamu perbaiki agar usahamu berhasil sehingga kegagalan yang kamu buat bisa dijadikan sebuah pelajaran. Setelah tahu apa yang harus diperbaiki, kamu bisa kuat mengahadapi kegagalan dan bisa mencari solusi.
3. Kegagalan membuatmu tahu akan kekurangan. Jadi bukankah seharusnya itu bikin kamu lebih semangat?
Siapa bilang gagal itu akhir dari segalanya? Gagal itu adalah awal untuk kamu lebih semangat untuk meraih apa yang kamu inginkan. Dengan kegagalan, kamu tahu harus lebih giat untuk berusaha meraih sesuatu.
4. Orang-orang sukses di dunia ini tak lepas dari kegagalan. Jadi, ketahuilah bahwa gagal berkali-kali itu biasa.
Banyaknya angka kegagalan itu bukan berarti tidak pernah sukses tetapi banyak gagal itu menunjukkan bahwa kamu orang yang gigih. Kamu pantang menyerah dalam menghadapi kegagalan sehingga waktu kamu berhasil dan jatuh lagi, kamu tidak akan takut gagal.
5. Kegagalan itu "jatah". Dan percayalah bahwa semua hal ada masanya.
Gagal itu hal yang sudah biasa karena semua hal itu ada masanya. Kalau memang usahamu sudah cukup dan tepat pada waktunya untuk kamu berhasil, maka kamu akan terhindar dari kegagalan.
6. Kegagalan adalah pintu gerbang baru menuju kesuksesan. Jadi bersyukurlah kamu telah melaluinya.
Semua hal yang terjadi harus selalu disyukuri, dengan bersyukur kita akan tahu makna di balik kegagalan itu. Kegagalan bisa membuatmu lebih menghargai apa yang akan kamu raih nantinya. Ini berlaku dalam hal apapun yang ingin kamu raih.
7. Mengeluh itu mengurangi keberuntungan. Ketika kegagalan datang, coba deh "rayakan" dengan hati yang berserah pada Tuhan.
Jika kegagalan menghampiri, jangan dikeluhkan sering-sering. Teruslah berusaha dan semangat karena dengan mengeluh, ketidakberuntungan akan semakin sering datang menghampirimu. Dan jangan lupa untuk berdoa pada Tuhan. Berserahlah kepada-Nya.

Delapan Belas

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 374
Day 18

 
Ada 2 (dua) orang pria bernama Aybo dan Bybo berada di kapal pelayaran.
Kapal itu hancur setelah ada badai di laut.
Dan entah bagaimana, kedua lelaki itu bisa berenang ke pulau terpencil.
Kedua orang yang selamat tersebut adalah teman baik, tidak tahu harus berbuat apa lagi, mereka sepakat untuk hanya berdoa kepada Tuhan dan mengadunya dengan mencari tahu doa siapa yang lebih kuat.
Untuk ini mereka membagi wilayah di antara mereka dan kemudian tinggal di sisi yang berlawanan di pulau tersebut.
Hal pertama yang mereka doakan adalah makanan.
Keesokan paginya Aybo melihat buah berbuah di sisi pulau itu.
Dia memakan buah itu dan merasa sangat enak.
Di sisi lain yaitu Bybo, sisi tanah tiempat dia berdiam masih tidak ada apa apa.
Setelah satu minggu disana, Aybo merasa bahwa dia sendirian sehingga dia berdoa untuk memiliki seorang istri.
Sekali lagi keinginannya terkabulkan, karena keesokan harinya ada sebuah kapal lain hancur dan satu-satunya wanita yang selamat dari kapal itu mencapai bagian pulau itu, yaitu tempat Aybo berada.
Di sisi lain si orang kedua (Bybo) masih tidak memiliki apa-apa sampai sekarang.
Dan akhirnya Aybo berdoa lagi agar ada sebuah kapal yang datang untuk menyelamatkan dirinya dan istrinya serta meninggalkan pulau itu.
Pagi berikutnya dia melihat sebuah kapal berlabuh di sisi pulau dan Aybo pun menaiki kapal itu bersama istrinya.
Dia memutuskan untuk meninggalkan temannya Bybo di pulau itu.
Dia menganggap bahwa dia tidak layak menerima berkah Tuhan.
Karena tidak ada apa-apa di sisi lain pulau tersebut.
Aybo, dia menyimpulkan bahwa tidak ada doanya yang dijawab.
Ketika dia hendak pergi dengan kapal, dia mendengar suara dari (yang berasal seperti dari surga).
“Mengapa kamu meninggalkan temanmu di pulau?”
Aybo menjawab, “Berkat saya hanya untuk saya sendiri, karena saya berdoa untuk berkat itu, maka semua doa-doanya tidak dijawab sehingga dia tidak pantas mendapatkan apa pun”.
Suara tersebut menjawab, “Kamu salah!! Dia hanya memiliki satu doa untuk dikabulkan. Jika tidak, Anda tidak akan menerima dan mendapatkan semua berkat dari saya”.
Pria pertama bertanya suara itu, “Tidak mungkin! Tapi, tolong katakan padaku, apa yang dia doakan sehingga saya harus berutang budi padanya?”
Suara yang berasar dari surga pun menjawab, “DIA BERDOA BAHWA SEMOGA SEMUA DOA ANDA DIJAWAB
 
 

Sembilan Belas

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 365
Day 19

 

 
Saat keterlanjuran sudah berlalu, kita sering mengatakan “Nasi sudah menjadi bubur”. Betulkah ungkapan ini? Atau sekedar mencari pembenaran untuk tidak memperbaiki yang sudah ada? Insya Allah setelah membaca cerita berikut, kita akan memiliki pandangan berbeda terhadap suatu keterlanjuran.
Seorang mahasiswa kuliahnya tidak serius. Kadang masuk kuliah kadang tidak, tugas terbengkalai, SKS yang harus dikejar masih banyak, dan jarang sekali belajar. Begitu ditanya ternyata dia merasa terjebak masuk ke jurusan yang dipilihnya karena dia hanya ikut-ikutan saja. Teman-temannya masuk jurusan tersebut, dia pun ikut.
“Mengapa kamu tidak pindah saja?” tanya temannya, Budi.
“Ah, biarlah, nasi sudah menjadi bubur” jawabnya, tidak peduli.
“Apakah kamu akan tetap seperti ini?”
“Mau gimana lagi, saya bilang nasi sudah jadi bubur, tidak bisa diperbaiki lagi.” jawabnya berargumen.
“Kalau kamu pindah kejurusan yang kamu sukai, kan kamu akan lebih enjoy.” kata temannya.
“Saya ini sudah tua, masa harus kuliah dari awal lagi. Saya terlambat menyadari kalau saya salah masuk jurusan.” jelasnya sambil merebahkan diri di kasur dan mengambil remote control TV-nya.
“Memang tidak ada yang bisa kamu lakukan lagi?” selidik temannya.
“Tidak, saya sudah katakan berulang-ulang nasi sudah jadi bubur.”
Temannya pun diam sejenak, dia bingung melihat temannya yang sudah tidak semangat lagi. Kemudian dia teringat pada temannya yang memiliki nasib yang sama, salah memilih jurusan. Dia pun pulang ke rumahnya kemudian menelpon temannya tersebut.
“Jaka, perasaan kamu pernah cerita sama saya, kalau kamu salah memilih jurusan?” tanya Budi kepada Jaka.
“Memang saya salah memilih jurusan, memangnya kenapa?” jawab Jaka.
“Yang saya heran, kenapa kamu tetap semangat kuliah, sedangkan teman saya malah malas dan tidak serius kuliahnya.”
Yah nggak tahu yah, saya juga dulu sempat seperti itu. Tapi sekarang sudah tidak lagi.” jelas Jaka.
“Apa sich resepnya?”
“Pertama saya merelakan diri masuk jurusan ini. Mungkin ini yang terbaik menurut Allah. Jadi saya terima saja.”
“Terus?” kata Budi bersemangat
“Yang kedua, saya mencari cara menggabungkan ilmu yang saya miliki dijurusan ini, dengan hobi saya. Ternyata saya menjadi enjoy saja. Memang, saya terlanjur memilih jurusan ini, kata orang, nasi sudah jadi bubur. Tetapi kalau saya, nasi sudah menjadi bubur ayam spesial yang enak dan lebih mahal harganya ketimbang nasi.”
 
 

Dua Puluh

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 351
Day 20

"Oh gitu….”
“Yah, kalau kita menyesali tidak ada manfaatnya. Kalau kita berusaha mengubah bubur jadi nasi, itu tidak mungkin. Satu-satunya cara ialah membuat bubur tersebut menjadi lebih nikmat, saya tambahkan ayam, ampela, telor, dan bumbu. Rasanya enak dan lebih mahal” jelas Jaka sambil tersenyum lebar.
Bukanlah kondisi yang menentukan, tetapi bagaimana Anda memberi makna terhadap kondisi tersebut. Cerita nasi sudah menjadi bubur, dua orang yang mengalami kondisi yang sama tetapi memberi makna yang berbeda.
Dari sana jelas, bukan keadaan yang membuat Anda semangat atau tidak semangat. Bukan juga kejadian yang membuat Anda termotivasi atau tidak. Yang penting adalah, bukan apa yang terjadi pada diri Anda, tetapi bagaimana Anda menyikapi dan memberi makna pada apa yang terjadi.
Sekarang, coba periksa kehidupan Anda. Bagaimana kondisi pikiran Anda saat ini? Apakah ada merasa tidak berdaya, tidak semangat, loyo, kecewa, dan sebagainya karena sesuatu kondisi atau peristiwa? Kemudian, cobalah pikirkan makna yang lain.
Anda bebas koq memberi makna. Anda boleh memilih makna, apakah akan memberdayakan diri Anda atau melemahkan diri Anda. Semua itu pilihannya ada di tangan Anda.
Pada kenyataanya, orang sukses lahir dari berbagai latar belakang. Orang sukses itu bisa orang yang sempurna atau memiliki keterbatasan fisik. Bisa dari negara mana pun. Bisa dari warna kulit apa pun. Bisa datang dari keluarga miskin atau kaya.
Mereka yang tidak menyerah dan fokus menyalahkan kondisi. Tetapi mereka justru memilih memberikan makna yang positif terhadap kondisi mereka.
“Tidak punya modal uang” bisa saja sebuah situasi yang sedang Anda hadapi. Apa makna yang Anda berikan terhadap situasi ini. Anda bisa memilih makna bahwa Anda tidak bisa bisnis karena tidak punya modal. Terserah, itu pilihan Anda.
Namun Anda bisa memilih makna yang lain. Misalnya, saya tidak punya modal, artinya saya harus berpikir kreatif agar bisa memulai bisnis. Artinya saya harus menggunakan daya ungkit untuk mengoptimalkan potensi, aset dan sumber daya yang ada.
Anda lihat perbedaanya?
Cobalah Anda yang menentukan makna dan hikmah dari apa yang terjadi atau situasi Anda saat ini. Berpikirlah lebih jernih agar Anda bisa menemukan makna yang memberdayakan Anda, bukan melemahkan Anda.

Dua Puluh Satu

0 0
Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 411
Day 21
 
Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.
Perut mulai keroncongan. Hanya air teh bekal dari rumah yang mengganjal perutnya. Mau beli makan, uangnya tidak cukup. Hanya berharap dapat order besar sehingga bisa membawa uang ke rumah. Perutnya sendiri tidak dia hiraukan.
Di tengah keputusasaan, dia berjumpa dengan seorang tukan sol lainnya. Wajahnya cukup berseri. “Pasti, si Abang ini sudah dapat uang banyak nich.” pikir mang Udin. Mereka berpapasan dan saling menyapa. Akhirnya berhenti untuk bercakap-cakap.
“Bagaimana dengan hasil hari ini bang? Sepertinya laris nich?” kata mang Udin memulai percakapan.
“Alhamdulillah. Ada beberapa orang memperbaiki sepatu.” kata tukang sol yang kemudian diketahui namanya Bang Soleh.
“Saya baru satu bang, itu pun cuma benerin jahitan.” kata mang Udin memelas.
“Alhamdulillah, itu harus disyukuri.”
“Mau disyukuri gimana, nggak cukup buat beli beras juga.” kata mang Udin sedikit kesal.
“Justru dengan bersyukur, nikmat kita akan ditambah.” kata bang Soleh sambil tetap tersenyum.
“Emang begitu bang?” tanya mang Udin, yang sebenarnya dia sudah tahu harus banyak bersyukur.
“Insya Allah. Mari kita ke Masjid dulu, sebentar lagi adzan dzuhur.” kata bang Soleh sambil mengangkat pikulannya.
Mang udin sedikit kikuk, karena dia tidak pernah “mampir” ke tempat shalat.
“Ayolah, kita mohon kepada Allah supaya kita diberi rezeki yang barakah.”
Akhirnya, mang Udin mengikuti bang Soleh menuju sebuah masjid terdekat. Bang Soleh begitu hapal tata letak masjid, sepertinya sering ke masjid tersebut.
Setelah shalat, bang Soleh mengajak mang Udin ke warung nasi untuk makan siang. Tentu saja mang Udin bingung, sebab dia tidak punya uang. Bang Soleh mengerti,
“Ayolah, kita makan dulu. Saya yang traktir.”
Akhirnya mang Udin ikut makan di warung Tegal terdekat. Setelah makan, mang Udin berkata,
“Saya tidak enak nich. Nanti uang untuk dapur abang berkurang dipakai traktir saya.”
“Tenang saja, Allah akan menggantinya. Bahkan lebih besar dan barakah.” kata bang Soleh tetap tersenyum.
“Abang yakin?”
“Insya Allah.” jawab bang soleh meyakinkan.
“Kalau begitu, saya mau shalat lagi, bersyukur, dan mau memberi kepada orang lain.” kata mang Udin penuh harap.
“Insya Allah. Allah akan menolong kita.” Kata bang Soleh sambil bersalaman dan mengucapkan salam untuk berpisah.

Dua Puluh Dua

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 379
Day 22

 

Keesokan harinya, mereka bertemu di tempat yang sama. Bang Soleh mendahului menyapa.
“Apa kabar mang Udin?”
“Alhamdulillah, baik. Oh ya, saya sudah mengikuti saran Abang, tapi mengapa koq penghasilan saya malah turun? Hari ini, satu pun pekerjaan belum saya dapat.” kata mang Udin setengah menyalahkan.
Bang Soleh hanya tersenyum. Kemudian berkata,
“Masih ada hal yang perlu mang Udin lakukan untuk mendapat rezeki barakah.”
“Oh ya, apa itu?” tanya mang Udin penasaran.
“Tawakal, ikhlas, dan sabar.” kata bang Soleh sambil kemudian mengajak ke Masjid dan mentraktir makan siang lagi.
Keesokan harinya, mereka bertemu lagi, tetapi di tempat yang berbeda. Mang Udin yang berhari-hari ini sepi order berkata setengah menyalahkan lagi,
“Wah, saya makin parah. Kemarin nggak dapat order, sekarang juga belum. Apa saran abang tidak cocok untuk saya?”
“Bukan tidak, cocok. Mungkin keyakinan mang Udin belum kuat atas pertolongan Allah. Coba renungkan, sejauh mana mang Udin yakin bahwa Allah akan menolong kita?” jelas bang Soleh sambil tetap tersenyum.
Mang Udin cukup tersentak mendengar penjelasan tersebut. Dia mengakui bahwa hatinya sedikit ragu. Dia “hanya” coba-coba menjalankan apa yang dikatakan oleh bang Soleh.
“Bagaimana supaya yakin bang?” kata mang Udin sedikit pelan hampir terdengar.
Rupanya, bang Soleh sudah menebak, kemana arah pembicaraan.
“Saya mau bertanya, apakah kita janjian untuk bertemu hari ini, disini?” tanya bang Soleh.
“Tidak.”
“Tapi kenyataanya kita bertemu, bahkan 3 hari berturut. Mang Udin dapat rezeki bisa makan bersama saya. Jika bukan Allah yang mengatur, siapa lagi?” lanjut bang Soleh. Mang Udin terlihat berpikir dalam. Bang Soleh melanjutkan, “Mungkin, sudah banyak petunjuk dari Allah, hanya saja kita jarang atau kurang memperhatikan petunjuk tersebut. Kita tidak menyangka Allah akan menolong kita, karena kita sebenarnya tidak berharap. Kita tidak berharap, karena kita tidak yakin.”
Mang Udin manggut-manggut. Sepertinya mulai paham. Kemudian mulai tersenyum.
“OK dech, saya paham. Selama ini saya akui saya memang ragu. Sekarang saya yakin. Allah sebenarnya sudah membimbing saya, saya sendiri yang tidak melihat dan tidak mensyukurinya. Terima kasih abang.” kata mang Udin, matanya terlihat berkaca-kaca.
“Berterima kasihlah kepada Allah. Sebentar lagi dzuhur, kita ke Masjid yuk. Kita mohon ampun dan bersyukur kepada Allah.”
Mereka pun mengangkat pikulan dan mulai berjalan menuju masjid terdekat sambil diiringi rasa optimist bahwa hidup akan lebih baik.

Dua Puluh Tiga

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 388
Day 23

 

Setelah pertemuan itu, bang Soleh dan mang Udin tidak lagi bertemu. Entah kenapa, ada kerinduan dari mang Udin untuk bertemu dengan bang Soleh. Mang Udin mencoba ke tempat dimana dia bertemu, masjid dan tempat makan dimana dia ditraktir. Namun Allah menakdirkan mereka tidak bertemu.
Mang Udin mencoba bertanya kepada sesama rekan tukang sol lainnya. Luar biasa, banyak diantara tukang sol yang mengenal bang Soleh, namun mereka juga sama, mengaku sudah lama tidak bertemu dengan bang Soleh. Mang Udin juga sering berdo’a untuk dipertemukan dengan bang Soleh untuk berterima kasih.
“Apakah bang Soleh sakit?” tanya mang Udin dalam hatinya. “Ah, tidak boleh berburuk sangka, mudah-mudahan bang Soleh baik-baik saja, mungkin dia menjajaki tempat yang lain.
Lalu, bagaimana dengan keadaan mang Udin sendiri? Setelah mendapatkan pencerahan dari bang Soleh, kehidupan mang Udin sudah jauh membaik. Dengan diawali basmallah, dia selalu mengawali langkahnya menjemput rezeki. Diiringi senyum dari sang Istri dan pelukan dari kedua anaknya, mang Udin selalu bersemangat memikul peralatan dan bahan sol yang lumayan berat.
Meski tidak setiap hari mendapatkan penghasilan bagus, namun secara total sudah sangat cukup menjaga dapurnya ngebul setiap hari. Kadang dia hanya melakukan service satu kali dalam sehari, tetapi uang yang didapat melebih 5 kali service karena kemurahan pengguna jasanya. Banyak sekali rezeki yang tidak diduga-duga yang dia alami.
Dia selalu mensyukuri apa yang dia dapat setiap harinya. Bahkan saat pulang tidak membawa uang pun tidak menjadikan dia mengeluh. Hidupnya lebih tenang dan optimis. Jika hari ini tidak dapat, dia yakin besok lusa akan dapat. Dia tidak khawatir lagi, sebab dia yakin Allah sudah menyiapkan rezeki untuk istri dan kedua anaknya.
Suatu hari, sepulang dari keliling menjajakan jasanya, dia disambut dengan tangisan anak bungsunya.
“Kenapa sayang?” tanya mang Udin sambil membelai kepala anaknya dan melirik ke istrinya.
“Itu yah… Cecep ingin jalan-jalan ke Mall seperti teman-temannya.” jawab istrinya sambil tersenyum. “Kayak orang kaya saja.”
Mang Udin tersenyum. “Mau ngapain sich ke Mall?”
“Mau jalan-jalan saja.” kata Cecep (anaknya).
“Di Mall itu banyak yang dagang, nanti Cecep mau, ayahkan tidak punya banyak uang sekarang.” jelas mang Udin.
“Cecep tidak mau beli apa-apa, hanya ingin jalan-jalan saja sama ayah dan mamah, juga teteh.” jelas Cecep.
“Bener?” tanya mang Udin.
“Bener, Cecep janji.” kata si Cecep
“Kata mamah gimana? Boleh tidak?” tanya mang Udin
 

Dua Puluh Empat

0 0
Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 402
Day 24
 
 
“Kata mamah, terserah ayah.” kata Cecep sambil melihat ibunya dan dijawab oleh ibunya dengan senyuman.
“Ya udah, besok kan hari Minggu, kita jalan-jalan saja ke Mall.” kata mang Udin yang disambut senyum gembira anaknya.
“Teteh… teteh… besok kita jalan-jalan ke Mall.” kata Cecep teriak-teriak sambil menghampiri kakak perempuannya.
“Emang ayah nggak keliling besok?” tanya istrinya sambil mempersiapkan makan.
“Nggak apa-apa, sesekali istirahat untuk penyegaran. Biar anak-anak senang.” jawab mang Udin sambil duduk di tikar, siap-siap untuk makan.
“Iya juga, ayah selalu keliling, tidak pernah libur.” jawab istrinya sambil duduk disamping mang Udin.
***
Keesokan harinya, mereka pun berangkat ke Mall naik angkot. Cecep terlihat begitu senangnya.
“Cecep… main ke Mall jangan jadi kebiasaan, sekali-kali saja yah.” jelas mang Udin.
“Kenapa yah?” tanya Cecep.
“Ada banyak kegiatan yang lebih bagus dibandingkan jalan-jalan ke Mall.” jelas mang Udin.
“Iya dech…” kata Cecep.
Sesampainya di Mall, mata mang Udin terpaku melihat sebuah tulisan yang berbunyi
Service Sepatu Bang Soleh
“Jangan-jangan …” pikir mang Udin.
Dia segera menghampiri toko yang ada tulisan itu diatasnya. Disana memang tempat service sepatu, ya sepatu-sepatu yang cukup mahal harganya. Dia melihat semua orang yang ada di toko tersebut, tentu saja mencari-cari, apakah ada bang Soleh disana.
“Ada yang bisa dibantu pak?” tanya salah seorang karyawati toko itu.
“Nggak… Saya cuma ingin ketemu bang Soleh.” jawab mang Udin ragu-ragu, apakah benar bang Soleh itu yang ada disini.
“Oh, sebentar ya pak, ini dengan bapak siapa?” jawab karyawati berjilbab itu dengan ramah.
“Saya Udin.” jawab mang Udin.
“Baik pak, sebentar.” jawab karyawati itu dan masuk ke sebuah ruangan.
Mang Udin seperti tidak percaya, orang yang keluar dari ruangan itu benar-benar bang Soleh yang sudah memberikan pencerahan baginya. Mang Udin hanya menatap bang Soleh.
“Alhamdulillah, kita dipertemukan lagi, apa kabar Mang Udin?” tanya bang Soleh sambil membuka tanggannya.
Akhirnya mereka berpelukan, seperti dua saudara yang telah lama tidak bertemu.
“Wah, bang Soleh sudah sukses nich. Pasti besar modalnya buka toko disini. Bagaimana bisa?” tanya mang Udin penuh dengan kekaguman.
“Ini keluarga mang Udin?” tanya bang Soleh sambil melihat istri mang Udin dan kedua anaknya, seolah mengabaikan pertanyaan mang Udin.
“Iya, ini Cecep ingin jalan-jalan.” jawab mang Udin sambil tersenyum.
“Bagus sekali mang Udin, memasukan kebahagiaan untuk istri dan anak adalah perbuatan mulia. Jangan dilupakan itu.” katang bang Soleh. “Bagaimana kalau kita makan yuk disana?” kata bang Soleh sambil menunjuk sebuah restoran.

Dua Puluh Lima

0 0
Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 396
Day 25
 
 
“Ah nggak usah… ” jawab mang Udin.
“Jangan gitu, saya sudah lama tidak traktir mang Udin, sekarang sekalian dengan keluarganya.” jelas bang Soleh sambil berjalan menuju sebuah restoran diikuti oleh mang Udin dan keluarganya.
“Jadi merepotkan nich…” kata mang Udin.
Setelah mereka duduk, perbincangan pun dilanjutkan.
“Bagaimana bang Soleh bisa buka usaha disini?” tanya mang Udin.
“Semua Allah yang mengatur. Seperti pertemuan kita dulu. Saya juga dipertemukan dengan teman SMP saya yang sudah menjadi pengusaha dan dia menawarkan bantuan modal untuk buka usaha disini.” jelas bang Soleh.
“Wah … kalau rezeki tidak akan lari kemana yah bang?” kata mang Udin kagum.
“Itu adalah jawaban dari do’a kita, terutama do’a dari ibu, istri, dan anak-anak saya. Saat kita berdo’a, Allah mengabulkan do’a kita dengan memberikan berbagai petunjuk. Tinggal bagaimana kita, mau menjemputnya atau tidak?” jelas bang Soleh.
“Saya sudah sangat bersyukur dengan apa yang saya dapatkan saat ini. Kalau saya ingin dapat lebih seperti abang, apa itu tidak salah? Apakah saya tidak bersyukur?” tanya mang Udin.
“Tentu saja tidak, selama kita berterima kasih atas apa yang Allah berikan kepada kita, kemudian memanfaatkan nikmat itu untuk kebaikan, itu adalah syukur kita. Jika kita ingin lebih baik, itu tidak ada salahnya. Allah menyuruh kita untuk tetap berusaha menjadi lebih baik.” jelas bang Soleh.
“Bagaimana saya bisa maju seperti abang?” tanya mang Udin.
“Mintalah kepada Allah, kemudian jemput rezeki itu dengan segera, tidak boleh menunda-nunda.” jelas bang Soleh.
“Apakah saya bisa?” tanya mang Udin.
“Bagaimana mang Udin menemukan saya disini?” tanya bang Soleh
“Saya sering berdo’a untuk diketemukan dengan abang, saya ingin berterima kasih.” jawab mang Udin.
“Lewat anak mang Udin, Allah menjawab do’a mang Udin untuk bertemu dengan saya.” kata bang Soleh sambil tersenyum.
“Iya juga …” kata mang Udin
“Awalnya saya juga bingung, bagaimana menjalankan bisnis dengan profesional. Tapi lama kelamaan bisa juga. Tenang saja, mungkin sekarang kita masih bingung apa yang harus dilakukan. Tapi, tetaplah optimis, Allah akan menunjukkan jalan kepada kita. Teruslah berdo’a. Jangan berhenti karena kita tidak bisa, jangan berhenti karena kita tidak tahu caranya. Allah akan membimbing kita, percayalah.” jelas bang Soleh.
“Saya jadi optimis, hidup saya akan lebih baik lagi.” kata mang Udin dengan mata berbinar, penuh dengan optimisme.
“Insya Allah… kita pasti bisa.” kata bang Soleh.
Mereka pun melanjutkan makan siang mereka diselingi berbagai obrolan kecil yang mengundang senyum dan tawa.

Dua Puluh Enam

0 0

Sarapan Kata 
KMO Club Batch 37 
Kelompok 37 Mata Pena
Jumlah Kata 327
Day 26

 

Setelah bertemu dengan Bang Soleh yang sudah sukses memiliki jasa service sepatu premium di salah satu mall, mang Udin menjadi lebih semangat dalam bekerja. Dia jelas terinspirasi oleh bang Soleh. Dalam hatinya dia berharap dan yakin harapannya akan tercapai. Dia selalu berdo’a setiap hari, bahkan bangun malam untuk shalat tahujud dan memanjatkan do’a agar kehidupannya lebih baik.
Selain itu, dia meminta istrinya untuk ikut mendo’akannya. Tidak lupa juga, dengan sengaja silaturahim ke rumah orang tua dan mertuanya untuk meminta dorongan do’a. Dan dia setiap hari terus berusaha, menjajakan jasanya dengan pikulannya berkeliling . Rasa optimis ini ternyata menjadikan penghasilan jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Penghasilannya sudah lumayan dan tidak pernah lagi api di dapurnya padam. Tidak pernah lagi anaknya jalan kaki karena tidak punya ongkos ke sekolah. Bahkan mang Udin dan istrinya sudah mulai menabung untuk masa depan kedua anaknya.
Perbaikan ekonomi mang Udin tidak menjadikannya malas. Dia malah makin bersemangat dan terus bersyukur serta masih tetap berharap bahwa usahanya akan lebih baik.
“Yah, saya bersyukur usaha ayah sudah lebih baik. Hanya saja saya bertanya-tanya, kapan kita akan seperti bang Soleh yah?” kata istrinya sambil membereskan bekas makan malam mereka.
“Tenang saja bu, insya Allah suatu saat akan datang saatnya. Seperti kondisi kita saat ini, bukankah ini harapan kita dimasa lalu? Sekarang sudah menjadi kenyataan.” jawab mang Udin, sambil membantu istrinya mengangkat tumpukan piring kotor ke dapur.
“Iya, ibu yakin. Ngomong-ngomong, apa yang dilakukan ayah supaya lebih baik seperti bang Soleh?” kata istrinya sambil menatap suaminya.
“Iya juga, selama ini ayah berdo’a dan tetap keliling. Tapi, bagaimana yah caranya supaya bisa ningkatin usaha ayah?” kata mang Udin sambil mikir.
“Ya udah, tidak usah dipikirkan. Ibu sudah sangat bersyukur. Bisa makan setiap hari, bisa membekali anakanak ke sekolah, bisa menabung, dan membeli pakaian. Ini sudah lebih dari cukup. Syukuri saja yang ada, tidak usah terlalu muluk-muluk.” kata istrinya sambil melangkah ke dapur mau mencuci piring.

Dua Puluh Tujuh

0 0

 Sarapan Kata 

KMO Club Batch 37 

Kelompok 37 Mata Pena

Jumlah Kata 402

Day 27

 

 

Mang Udin memikirkan apa yang dikatakan istrinya. Dia bingung, bagaimana caranya untuk meningkatkan usahanya, meski dia optimis.

 

“Apa yah yang harus saya lakukan?” pikir dia.

 

“Apakah sudah cukup mensyukuri yang ada dan tidak usaha muluk-muluk ingin lebih baik lagi?” pikirannya makin dalam, memikirkan apa yang dikatakan istrinya.

 

Namun dia teringat apa yang dikatakan bang Soleh, bahwa dia pada awalnya juga bingung. Kemudian berubah menjadi bisa.

 

“Oh iya, mungkin sekarang masih bingung, tapi nanti saya akan menemukan jawabannya. Saya tidak akan menyerah untuk hidup yang lebih baik.” itu yang dikatakannya dalam pikirannya, tanpa terasa dia sambil mengepalkan tangannya saking semangat.

 

Ternyata istrinya melihat, sambil tersenyum bertanya:

 

“Ngapain yah, koq kayak mau ninju gitu?”

 

“Ayah tidak akan menyerah!” kata mang Udin sambil menoleh istrinya.

 

“Lho, setahu ibu, ayah tidak pernah menyerah dari dulu. Itu yang membuat ibu dan anak-anak bangga ke ayah.” jawab istrinya sambil tersenyum.

 

“Maksud ayah, saya tidak akan menyerah untuk meraih apa yang ayah inginkan.” jawab mang Udin semangat.

 

“Oooo.” kata istrinya. “Tapi bagaimana caranya yah?” dilanjutkan dengan pertanyaan.

 

“Ayah belum tau sekarang, tapi akan mencari tau. ” jawab mang Udin tetap semangat.

 

“Waw… semangat ni yee… ” kata istrinya sambil tertawa.

 

Keesokan harinya, seperti biasa mang Udin keliling untuk menjajakan jasanya memperbaiki sepatu. Sepulang keliling, dia melihat sebuah sepeda motor di depan rumahnya. Dia bertanya-tanya, itu sepeda motor siapa.

 

“Assalamu’alaikum…” katanya sambil membuka pintu.

 

“Wa’alaikum salam”, jawab istrinya sambil menghampiri mang Udin. Kemudian istri mang Udin mengambil gelas dan mengisinya dengan air teh hangat.

 

“Ini minumnya yah.” kata istri Mang udin sambil menyodorkan gelas.

 

“Terima kasih bu. Itu motor siapa?” tanya mang Udin sambil melirik ke luar.

 

“Oh iya, itu motor bang Soleh.” jawab istrinya.

 

“Mana bang Soleh-nya?” tanya mang Udin semangat.

 

“Tadi kan hanya ibu di rumah, jadi bang Soleh nunggu di Masjid sebelah katanya.” jelas istri mang Udin yang memang tidak pernah menerima tamu bukan muhrim saat suaminya tidak ada di rumah.

 

“Oh, kalau gitu ayah mau susul ke Masjid sekalian shalat Maghrib.” jelas mang Udin yang langsung menuju Masjid di dekatnya.

 

“Assalamu’alaikum bang Soleh.” kata mang Udin begitu melihat bang Soleh yang sedang duduk di teras masjid. Tentu saja bang Soleh menjawab salam dan menyambutnya. Mereka pun berbicang-bincang saling menanyakan kondisi dan keluarga. Mereka terlihat begitu senang dan cerita.

 

Setelah shalat maghrib, mereka pun langsung menuju rumah. Sesampainya di rumah, istrinya sudah menyiapkan makan malam.

Mungkin saja kamu suka

Rohmatun Khasan...
Tetangga Imitasi
human
bulat
Ayu Puspita Sar...
Meraih Cahaya Lillah
Nurul Shabrina
Amanda Dream
Jejak Langkah
Lijden

Home

Baca Yuk

Tulis

Beli Yuk

Profil