evanescent
Sinopsis
Tags :
#remaja #romance
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok 7_RenjanaAksara
Jumlah Kata 441 kata
Aku duduk di samping jendela , sembari menatap rintikan air di baliknya. Sesosok laki=laki tinggi dan berisi duduk tepat di sebelahku. Aku menatapnya sekilas, ku tatap dari ujung kepala hingga ujung kaki.
“ barang bawaanya banyak, kenapa enggak di masukin ke bagasi “. Ucapku dalam hati
lalu aku mengabaikannya dan kembali focus dengan rintikan hujan.
Aku masih terlarut dalam anganku, bagaimana bisa aku pergi dari kota ke ibukota provinsi sendirian dan tidak memiliki kenalan satupun yang ada di kota itu. Perjalanan yang cukup memakan waktu, 9 jam perjalanan. Untuk diriku yang tidak pernah pergi jauh sebelumnya itu merupakan sebuah pencapaian. Pengalaman baru, perjalanan baru, dan bahkan aku sampai tersesat.
Bus sudah mulai berjalan. Ku buka handphoneku, ku ambil eaarphoneku, lalu ku dengarkan lagu sendu. Sesekali aku membalas pesan dari teman-temanku.
Sesekali lelaki yang ada di sebelah ku berbincang dan bercanda dengan teman-temannya. Aku mendengarnya sekilas. Mereka tertawa dan terkadang saling melemparkan candaan layaknya laki-laki. Aku ikut tersenyum saat mendengarnya. Mereka terlihat sangat asik saat berbincang.
Aku membayangkan betapa menyenangkannya traveling bersama teman-teman dekat. Aku tersenyum kecut saat membayangkan tentang itu. Karena teman-temanku sudah mulai sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing.
Setelah beberapa saat, kantuk mulai menghampiriku. Ku pejamkan mataku dan terlarut dalam mimpiku.
Aku tidak tau bus ini sudah sampai mana, tiba-tiba berhenti dan saat aku membuka mata, busnya berhenti di rumah makan. Dan cuaca di luar sedang hujan, sebenarnya aku malas untuk turun, namun deny teman yang aku temui tanpa sengaja di bus saat berangkat memaksaku untuk turun, akhirnya aku turun.
Setelahnya bus kembali berangkat. Bus kembali berhenti setelah beberapa saat. Lelaki yang duduk di sebelahku mulai mengajakku berbicara. Mempertanyakan pertanyaan singkat.
“ kenapa kopernya enggak di masukin ke bagasi ?
“ tadi telat datangnya mba, gara-gara nunggu temanku lama banget “ aku yang mendengar itu hanya mengangguk
Lelaki itu memperkanalkan dirinya. Delon Angkasa Pratama, itu namanya, dia ke ibukota provinsi buat ikut test akadami kepolisian bersama teman-temannya.
“ kamu enggak turun de?” tanya salah satu temannya yang duduk di bangku depan
“ enggak, masih kenyang “
“ aku laper eh “
Aku yang mendengar hal tersebut spontan membuka isi ransel ku yang penuh dengan jajanan, lalu aku tawarkan kepada mereka, tapi mereka tidak mau. Jadi ku letakan kembali ke dalam ransel ku.
Delon Angkasa tertidur sambil mendengarkan lagu dari earphonenya. Ku tatap sekilas, sepertinya dia merasa tidak nyaman dengan posisi tidurnya itu. Dia membuka mata, lalu aku memberinya saran agar kursinya lebih di turunkan, namun dia tidak mau.
Dia menyerahkan bantal lehernya padaku. Karena aku tidak terbiasa menggunakan bantal leher jadi hanya ku letakan di atas pangkuanku.
Aku kembali menatap jendela dan memperhatikan transportasi yang hilir mudik di saat malam hari seperti ini.
Tempat pemberhentianku berbeda dengannya. Jadi aku turun terlebih dahulu.
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 372
Keesokan harinya disaat aku sedang memainkan ponsel ku, ada notifikasi pesan masuk dari nomor tidak di kenal. Lalu aku membuka isi pesan itu. Ternyata pesan dari seseorang yang aku temui di bus tanpa sengaja itu.
628963633****
Save Delon Angkasa
Alleta Permata
Okeoke
Setelah satu pesan singkat itu tidak ada pesan lagi. Aku sudah merasa jika kita hanya akan menjadi penonton story saja.
Dan aku kembali focus dengan pekerjaan ku.
Aku tidak merasa terganggu dengan pesan itu. Dan aku hanya sekedar ingin untuk menambah teman.
Setelah beberapa hari, Delon kembali mengirimku sebuah pesan.
Delon Angkasa
Malam kak, kenal sama yang namanya Ridho Alamsyah
Alleta Permata
Kenal, kenapa?
Delon Angkasa
Enggak apa-apa
Setelah pesan itu kita hanya berbasa-basi menanyakan apa yang sedang di lakukan, sudah makan atau belum, mengganggu waktunya atau tidak.
Dan tiba-tiba dia memberitahuku jika dia sedang pusing mikirin bagaimana caranya dia bisa kembali ke ibukota provinsi.
Alleta Permata
Yaudah beli tiket bus, terus balik kesana, kenapa bingung?
Delon Angkasa
Enggak ada bus
Lalu aku memberinya saran untuk memesan travel saja. Dan Delon berkata padaku jika dia sudah mendapatkan tiket bus. Dan Delon aku akan kembali ke kota pada lebaran ketiga. Aku yang mendengar itu hanya ber’o’ ria.
Setelah tidak ada balasan lagi dari Delon. Aku kembali melakukan pekerjaan ku, yaitu melanjutkan nonton drama.
Aku penyuka drama, apalagi drama korea. Dan aku juga penyuka music k pop dan apapun itu yang berhubungan dengan Korea Selatan, aku suka.
Awalnya aku suka hanya sekedar suka saja. Dan tiba-tiba ketika aku sedang berada di sebuah keadaan yang sangat menguras pikiran ku. Disaat aku tidak punya teman cerita, aku yang ingin menyerah dengan hidupku. Aku tanpa sengaja mendengarkan lagu dari boy grup korea. Lagu itu mengajarkan ku betapa pentingnya Love Yourself. Mengajarkan ku untuk berhenti membandingkan diriku sendiri dengan orang lain. Itu memang bukan hal yang mudah. Tapi lagu itu menyuruhku untuk belajar.
Di dunia ini seharusnya diri kita sendiri yang paling kita sayang. Jangan mendengarkan opini orang lain tentang diri kita. Karena kita tidak bisa membungkam ucapan orang lain satu per satu. Dan yang terpenting jadilah versi terbaik dari diri kita sendiri.
Aku belajar itu dari lagu tersebut. Dan iya lagu itu membuatku bertahan hingga sekarang.
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 332
Hari ini aku menghabiskan waktu dengan teman ku. Keliling kota, menikmati angin sore, dan berakhir duduk santai di taman kota di temani segelas chocolate dan tidak lupa juga dengan makan ringan.
“ bosan cuma berdua, coba chat yang lain “
“ chat siapa?”
“ itu cowok yang kamu temui di bus “
Temanku mengetahui tentang Delon Angkasa. Saat bus berangkat aku mengabari teman ku ini.
Namanya Mayza Mutia, cewek petakilan yang tidak sengaja aku temuin ketika sekolah menengah atas, satu kelas dan satu jurusan juga. Sekarang dia menjelma menjadi seseorang yang penting untuk hidup ku. Sesosok sahabat yang selalu ku ajak untuk senang dan menggila bersama.
Dengan satu pesan berakhir dengan membicarakan orang lain atau sekedar membicarakan diri sendiri.
Alleta Permata
" sebelah ku cowok loh "
Mayza Mutia
“ ihh ganteng enggak “
“ coba ajak kenalan “
“ coba minta username akun media sosialnya “
Alleta Permata
“ lumayan, dia tinggi banget “
“ yang menurutku ganteng, udah ada pacarnya J “
Mayza Mutia
“ tau darimana?”
Alleta Permata
“ dia telepon pacarnya barusan “
Awalnya aku ragu mengiriminya sebuah pesan. Karena aku dan Delon hanya sekali bertemu dan hubungan kita tidak sedekat itu. Karena aku malas di bawelin mayza jadi aku mengirim pesan kepada Delon Angkasa, bertanya dia ada dimana sekarang.
Delon Angkasa membalas pesanku lumayan lama. Setelahnya aku membuka isi pesan darinya. Ternyata dia sedang berada di terminal, dia kembali berangkat ke ibukota provinsi untuk melanjutkan testnya.
Aku memberitahu Mayza isi pesan tersebut.
Setelah itu aku kembali melihat sekitar. Dimana banyak orang-orang berlalu lalang. Ada yang berjalan dengan keluarganya, temannya, dan ada juga yang bersama pasangannya.
Aku tersenyum dan mengajak Mayza untuk mengambil beberapa gambar. untuk menghilangkan rasa bosan ku.
Setelah puas duduk santai di taman, aku dan Mayza kembali keliling kota tanpa tujuan. Menyenangkan memang, menghabiskan waktu bersama sahabat seperti ini. Sederhana tapi sangat terkesan. Karena memang aku dan Mayza jarang sekali pergi berdua, karena kita sudah mulai focus dengan kehidupan masing-masing.
Mayza Mutia yang sudah mulai sibuk bekerja dan aku yang masih tetap setia menjadi beban keluarga.
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 324
Akhir-akhir ini hubunganku dengan Delon Angkasa semakin baik. Kita menjadi lebih sering berkabar.
Bahkan untuk pembahasan yang tidak perlu selalu kita bahas. Seperti makanan yang tidak di sukai atau yang di suka. Dia tidak suka makan hati ayam dan aku tidak suka sayur toge.
Atau sekedar menanyakan bagaimana keadaan perasaan ku saat ini. Sedang baik atau tidak baik. Mau ice cream atau mau chocolate.
Serandom itu pembicaraan kita.
Tingg, suara notifikasi pesan masuk di handphoneku
Delon Angkasa “ lagi sibuk enggak?”
Alleta Permata “ enggak “
Delon Angkasa “ aku jemput ya, kita jalan “
Alleta Permata “ emang udah balik?”
Delon Angkasa “ iya, hari ini lagi di rumah, ada yg perlu di ambil “
Alleta Permata “ okee “
Delon Angkasa “ aku jemput jam 7 yaa “
Jam menunjukan pukul 17.00 aku sedang menyiapkan baju untuk pergi bersama Delon nanti. 30 menit kemudia, setelah selesai mandi dan juga siap-siap aku turun ke dapur. Menemui mama yang sedang membuat kue.
“ wihhh wangit banget, mama bikin apa?”
“ bikin sambel “
“ mama mah ngelawak, kan alleta tanya baik-baik “ ucapku dengan mengembungkan pipiku.
“ lagian pertanyaan kamu itu aneh banget “ ucap mama tanpa memalingkan wajahnya dari nampan berisi adonan kue nya itu.
Aku turun ke dapur berniat untuk meminta izin ke mama, untuk pergi bersama Delon malam ini.
“ mama?” ucapku memanggil mama pelan.
“ kenapa?”
“ mau minta izin “ ucap ku sambil tersenyum, menunjukan deretan gigi-gigi ku.
“mau izin kemana? Sama siapa?”
“ mungkin cuma keliling aja atau enggak mungkin ke caffe, ehhmm aku pergi sama Delon “ ucap ku ragu-ragu.
Mama menghentikan aktifitasnya dan menatapku. Ini adalah kegiatan yang paling membuatku takut. Setiap mau pergi pasti harus di introgasi dulu. Apalagi jika ingin pergi dengan orang baru.
“ Delon siapa?”
“ ehmm temanku, yang enggak sengaja ketemu di bus waktu aku pergi “
“ suruh anaknya datang kerumah dulu dan izin langsung ke mama “ setelah mengucapkan itu mama kembali melanjutkan kegiatannya.
Aku lega setelah mendengar jawaban dari mama. Setelahnya aku mencium pipi mama dan berlari ke kamarku.
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 421
Jam menunjukan pukul 18.55 aku sedang duduk di ruang keluarga sembari memakan kue yang mama buat tadi sore. Setelah itu aku mendengar hanphoneku berbunyi menandakan ada telepon masuk.
Alleta : hallo
Delon : aku udah di depan rumah kamu
Alleta : oke, sebentar aku kedepan sekarang
Aku membuka pintu depan dan melihat sesosok Delon dengan motor hitamnya. Aku menghampiri Delon dan membukakan pintu gerbang.
“ hai “ sapa ku saat melihat Delon
Delon membalasnya dengan tersenyum.
“ Orang tua kamu di rumah?”
“ Mama di rumah kalau ayah lagi keluar kota “
“ Yaudah aku izin dulu ke mama kamu,boleh?”
Aku yang mendengar pernyataan Delon, sontak kaget. Aku kira dia tidak akan berani bertemu dengan orang tua ku seperti laki-laki yang lain, yang sebelumnya pernah dekat dengan ku.
Senyum ku mengembang dan aku menarik tangan Delon untuk memasuki rumah.
“ Mamaaa “ teriak ku saat sudah berada di ruang tamu.
Aku sama sekali tidak menjaga image ku di depan Delon. Delon yang mendengar aku berteriak seperti itu hanya tertawa.
“ duduk aja dulu, mama kayanya lagi di belakang deh “ ucap ku memerintahkan delon
Aku berlari ke taman belakang. Ternyata benar mama sedang di taman. Sedang mengurusi anak-anak kesayangannya, bunga. Saking sayangnya sama bunga-bunganya itu, jika ada salah satu bungnya mati atau dahannya patah, pasti aku yang di marahin. Padahal kenyataannya bukan aku yang merusak tanaman mama.
“ Mama, Delon udah ada di depan “ ucap ku tanpa basa-basi.
Mama menghentikan kegiatannya lalu menyerahkan gunting tanaman dan semprot tanamanya juga. Aku yang melihat itu menatap mama bingung.
“ simpan ke tempatnya, mama mau cuci tangan dulu “ perintah mama.
Aku menarik napas kasar. Memang ada-ada saja kelakuan ibu-ibu yang satu ini.
Lalu aku mengembalikan alat tersebut ketempatnya.
Sedangkan di ruang tamu mama dan delon yang baru pertama kali bertemu sedang berbincang.
“ Delon ya?”
“ iya tante “ ucap Delon sembari mencium tangan mamanya Alleta.
“ Saya mau izin ke tante, mau ajak Alleta buat keluar, apa boleh?”
“ Kalau tante mah enggak masalah tapi jangan pulang kemaleman ya, jagain Alleta juga. Dia masih terlalu kaya anak kecil “
Aku yang baru datang dari dapur membawa nampan berisi air minum dan juga kue, sontak berteriak mendengar ucapan mama.
“ mamaa, alleta bukan anak kecil tau “ ucap ku tidak terima.
“ nah lihat sendiri kan Delon, gimana Alleta “
Delon hanya tersenyum melihat cekcok kecil antara aku dan mama.
“ Udahlah Alleta ngambek sama mama “ aku menaruh nampan tersebut di atas meja dan berlari ke atas.
Sedangkan dua insan yang sedang melihatku bertingkah seperti ini, hanya menggelengkan kepala.
Setelah turun dari kamar, aku dan Delon pamit ke mama untuk pergi.
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 694
Setelah pamit sama mama, aku dan Delon menuju motornya. Delon menyerahkan salah satu helmnya padaku. Lalu aku menaiki motor Delon.
“ pegangan ya, nanti jatuh “ ucap Delon
Aku memukul pundak Delon pelan setelah mendengar ucapannya itu. Delon mulai melajukan motornya meninggalkan perkarangan rumah ku
Malam ini pertama kalinya aku pergi jalan bersama Delon. Dan ini juga pertemuan kedua aku dan Delon setelah pertama kali bertemu di bus.
Delon mengajakku untuk keliling, menikmati angin malam dan juga hirup pikuk suasana kota.
“ Ini kita mau kemana?” tanyaku pada Delon
“ kamu mau kemana?” tanyanya balik
Kata-kata legend seo rang perempuan jika di tanya pasti jawabnya ‘terserah’. Kata tersebut seperti sudah menjadi makanan sehari-hari kaum wanita, termasuk aku.
“ Terserah, aku ikut kamu aja “
“ Yaudah kita makan dulu aja ya “ ajak Delon.
Delon membawa ku kesalah satu rumah makan. Delon memilih tempat yang agak pojok. Setelah itu Delon memanggil pelayan untuk mencatat pesanan kita.
“ kamu mau makan apa?” Tanya Delon sambil membuka buku menu.
“ Samain aja sama kamu.”
Pelayanan itu mencatat semua pesanan Delon.
“ ada tambahan lagi mas?” tanya si pelayan lalu di balas dengan gelengan oleh Delon.
“ kalau begitu tunggu sebentar ya mas.” Lanjut pelayan itu lalu beranjak dari tempatku dan Delon.
Aku masih celingak-celinguk memperhatikan sekitar. Memperhatikan beberapa insan yang sedang menikmati makan malammnya. Ada yang bersama keluarga, teman dan pasangan pastinya. Delon menatapku tanpa berpaling.
“ kenapa?” tanyaku
“ enggak kenapa-kenapa “. Jawab Delon masih dengan menatap ku intens
“ ada sesuatu di wajah ku ya?” tanyaku kembali.
“ enggak ada apa-apa”
“ terus kenapa ngelihatin aku kaya gitu banget “
“ ada ya cewek sesederhana kamu “
Aku terteguk mendengar ucapan Delon dan makhsudnya itu gimana. Aku memikirkan hal tersebut dan diam.
“ udah enggak usah di pikirin.” Ucap Delon sembari menepuk kepala ku pelan.
Aku yang di perlakukan seperti itu, seketika mematung. Tubuhku terasa kaku seketika. Dan ditambah lagi dengan senyuman Delon yang manis dan lesung pipinya itu yang malu-malu untuk muncul.
Tak lama setelah itu pelayan datang membawakan makanan yang kita pesan tadi. Tidak ada obrolan di tengah acara makan tersebut, hanya terdengar suara dentingan alat makan yang saling bertabrakan.
“ udah kan?” tanya Delon lalu di angguki oleh ku.
Delon mendatangi meja kasir untuk membayar. Setelah selesai makan Delon mengajak ku ke taman kota. Sampai disana Delon mengajak ku duduk di salah satu bangku. Tidak ada percakapan sementara antara aku dan Delon. Setelah 15 menit salinng diam dan focus dengan handphone masing-masing, Delon memecahkan keheningan.
“ mau jajan enggak?” tanyanya lagi.
“ kita kan habis makan, masa makan lagi “
“ kan jajan buat cemilan aja, mau?”
“ mau chocolate ice “
Aku mengangguk. Lalu delon menghampiri salah satu tenda makanan dan memesan. Setelah 15 menit Delon kembali menghampiriku dengan banyak makanan di tangannya.
Aku melongo melihat semua itu.
“ kok banyak banget, siapa yang mau habisin?” tanyaku setelah delon menyerahkan makanan itu padaku.
Delon menunjuk ku.
“ ini mah kebanyakan “ ucap ku lagi dengan nada sedikit ngambek.
“ udah enggak apa-apa, nanti kalau enggak habis bawa pulang aja “
Malam ini aku benar-benar banyak sekali makan. Perutku saja sampe begah rasanya. Dan Delon hanya melihatiku makan saja tanpa ada niatan untuk membantuku mengabiskan makanan.
Aku menyerah dengan makanan yang ada di depan ku saat ini.
“ udah ah kenyang “ ucapku. Delon hanya tertawa melihat tingkahku ini.
“ yaudah kalau kenyang, kita pulang aja ya “ ajaknya dan di angguki oleh ku.
Setelah itu aku dan delon menghampiri motornya yang berada di parkiran. Delon melajukan motornya meninggalkan area taman.
Di pertengahan jalan delon menepi, menghampiri gerobak martabak.
“ beli martabak dulu ya “
“ buat siapa?”
“ buat mama”
Hanya ku angguki saja. Dan aku menunggu delon memesan martabak diatas motor.
Setelah selesai memesan, perjalanan kita lanjutkan. Dan tepat pukul 21.10 kita sampe di rumah ku. Aku turun dari motor delon.
“ ini “ delon menyerahkan bungkusan martabak tersebut.
“ loh katanya buat mama kok di kasihin ke aku “ tanya ku bingung.
“ iya buat mama kamu “
“ enggak usah, lagian mama paling juga udah tidur, kamu bawa pulang aja “
Delon mengambil salah satu tangan ku dan meletakan martabaknya.
“ udah terima aja, aku pulang dulu ya. Titip salam buat mama. Dan bilangin makasih juga udah di bolehin culik anaknya buat beberapa jam “
“ hati-hati di jalan dan makasih buat traktirannya malam ini “
Delon tersenyum dan melajukan motornya meninggalkan perkarangan rumah.
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 368
Hari ini adalah hari terakhir Delon di rumah. Seperti ucapan sebelumnya. Delon akan kembali ke ibukota melanjutkan testnya dan jika dia di nyatakan lolos maka Delon akan melanjutkan untuk pendidikan selama kurang lebih 5 bulan.
Jam menunjukan pukul 17.00 Delon sudah berada di terminal bersama salah satu temannya.
Aku sedang duduk di samping kolam sembari memainkan air.
Ttiingg notifikasi pesan masuk.
Delon Angkasa : aku hari ini berangkat
Alleta Permata : berangkat jam berapa?
Delon Angkasa : ini udah di terminal
Alleta Permata : Sendirian?
Delon Angkasa : enggak, sama teman
Alleta Permata : yaudah hati-hati
Malam sebelum Delon berangkat, dia meminta ku untuk mengantarnya tapi aku menolak. Karena memang kita baru kenal dan yang pasti nanti aku bakal bertemu dengan orang tuanya. Aku belum siap dan lagian aku bukan siapa-siapanya.
Aku kembali termenung dan terdiam. Entahlah aku juga tidak paham, mengapa tiba-tiba pikiran ku berterbangan kemana-mana.
“ Enggak usah bengong kaya gitu, dia kan cuma test sama pelatihan nanti juga balik “ ucap mama, membuyarkan lamunan ku.
“ Apaan sih ma, siapa juga yang bengong “ sangkal ku.
“ Enggak usah bohong sama mama, mama udah tau semuanya, kamu lagi mikirin Delon, kan?”
Aku kaget, bisa-bisanya mama mikir kaya gitu. Padahal emang benar sih yang di ucapin mama.
“ sok tau mama mah “ ucap ku sembari memalingkan wajahku menatap air yang sedang aku mainkan menggunakan kaki.
Mama menepuk pundak ku “ kalau kamu emang rumahnya, kalau dia emang percaya sama kamu, dia pasti bakal balik ke kamu. Jadi enggak usah overthinking. Mending kamu cuci piring tuh, habis itu mandi “ setelahnya mama berlalu begitu saja.
“ mamaaa “ ucap ku kesal.
‘Kata-kata mama ada benarnya juga’ ucap ku dalam hati.
Lalu aku bangun dari tepian kolam dan seperti perintah mama, aku pergi ke dapur untuk cuci piring. Setelah selesai cuci piring aku naik ke kamar dan mandi.
Setelah selesai mandi, aku menghidupkan laptopku dan berniat untuk melanjutkan tulisanku.
Selama hampir satu jam cerita yang sudah aku tulis hanya aku baca-baca saja, setiap aku mengetik untuk bab baru pasti selalu aku hapus lagi. Entahlah otak ku sedang tidak bekerja bagaimana semestinya.
“ arrgghhh kenapa enggak ada ide sih “ ucapku kesal.
Karena aku kesal dengan diriku sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk tidak melanjutkan menulis dan menonton sebuah film.
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 498
Aku hampir tidak bangun seharian. Aku masih setia membungkus diriku dengan selimut. Waktu sudah menunjukan pukul 10.00.
Mama yang sudah sedaritadi mencoba membangunkanku. Tidak ku hiraukan. Entahlah hari ini rasanya aku malas untuk melakukan sesuatu.
Suara berisik sudah memenuhi depan kamarku. Suaranya sangat tidak asing.
“ alleta bangun, kebo amat jadi orang “
“ woyy bangun yaelah “
Ya Tuhan…
Itu suara teman-teman ku, Mayza, Indah dan juga Putri.
Aku baru ingat jika aku ada janji dengan mereka. Aku bangun bangkit dari kasurku dan membukakan pintu kamar untuk mereka.
Setelah aku membukakan pintu untuk mereka, mereka langsung masuk begitu saja. Maklumi saja mereka memang begitu.
“ Alleta, sana mandi “ ucap putri.
“ kalian ngapain sih?” tanyaku dengan muka bantal.
“ heh jadi orang pelupa amat, katanya mau jalan, udah janjian juga, malah ngebo “ ucap mayza.
Sedangkan indah mendorongku menuju kamar mandi.
Oh iya, mereka adalah teman-temanku, aku bertemu dengan mereka saat sekolah menengah atas. Mayza yang teramat bar-bar atau apapun yang dia rasain langsung dia ucapkan. Putri yang paling lambat memahami dan sangat menguras energi jika menjelaskan sesuatu kepadanya, dan Indah yang paling kalem dan juga dia adalah ibu dari kita berempat.
15 menit kemudian aku selesai mandi dan bersiap-siap. Mereka masih setia rebahan di kamarku dan memainkan ponsel ku.
“ kamu habis jalan sama Delon?” tanya mayza dan hanya ku angguki saja.
“ Delon siapa? Kok aku enggak tau” tanya indah.
“ Tanya sama Mayza aja noh “ ucapku malas menjelaskan.
Mayza menjelaskan semua yang dia tau kepada Putri dan juga Indah.
“ kok putri enggak paham sih “ ucap Putri.
Mayza dan Indah sudah teramat detail menjelaskan semua itu kepada Putri. Tapi memang Putrinya saja yang rada lambat memahami.
“ Jelasin lagi ndah “ ucap Mayza
“ Maleslah, udah di jelasin dia juga enggak bakal paham “
“ ihh kalian kok gitu banget sama putri “ ucap putri memelas.
Aku hanya tertawa mendengar perdebatan mereka. Memang tidak ada hari tanpa berdebat jika sudah berkumpul dengan mereka.
“ alleta jelasin lagi ya, Putri enggak paham “
“ males put “ ucapku.
“ ihh Eta kok ikut-ikutan mereka sih “
Mayza dan Indah sudah pasrah jika harus menjelaskan sebuah kejadian kepada Putri.
“ udah-udah enggak usah di pikirin, mending turun aja yok “ ajak ku mencoba membubarkan mereka.
Aku dan mereka turun menuju dapur. Aku melihat mama yang sedang asyik membuat kue.
“ bangun juga si putri tidur “
“ Putri tidur apaan sih mah “ ucapku malas.
“ Tante, Putri enggak tidur “ ucap putri polos.
Karena malas untuk menjelaskan akhirnya kita mencoba untuk mengalihkan pertanyaannya putri.
“ udah mending kita makan dulu yok, habis itu langsung berangkat “ ucap ku.
Setelah selesai sarapan mereka menolak untuk berangkat dan memilih untuk duduk di ruang tengah sembari menghidupkan televisi dan menonton drama korea. Padahal janji awal kita ingin pergi ke mall. Memang kalau sudah membuat janji dengan mereka dan jika sudah hari H juga, sering sekali tidak sesuai dengan rencana.
“ Ada drama korea baru loh, kita nonton dulu aja habis itu nanti kita berangkat “ ucap mayza.
Aku mengambil cemilan dan juga minuman dari dapur. Mereka sangat focus menonton dan akhirnya aku juga ikutan focus.
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 388
Sudah seminggu sejak Delon kembali ke kota. Kita masih sering bertukar kabar dan aku merasa hubunganku dengannya semakin dekat..
Aku sering bercanda dengannya melalui sebuah pesan.
Delon Angkasa : do you wanna to be my friend of my life ?
Alleta Permata : Just friend?.
Delon Angkasa : Teman hidup.
Alleta Permata : you said just friend, so okay.
Delon Angkasa : Aku suka kamu.
Karena kamu antik.
Terus enggak ada alasan lagi, kenapa bisa gitu, pokoknya suka aja.
Alleta Permata : kamu aneh.
Delon Angkasa : bukan teman biasa tapi teman hidup suatu hari nanti.
Awalnya aku menolak dan berkata padanya, jika perjalanan hidupnya dia masih panjang, dia pasti bakal bertemu dengan orang baru yang lebih semuanya dari aku. Lalu Delon berusaha menyakinkan aku lagi.
Delon Angkasa : Aku kasih tau kamu
Alleta Permata : about what?
Delon Angkasa : nyari yang cantik, menarik emang banyak. Tapi nyari yang bisa buat kita nyaman pas pertama kali ketemu itu susah banget. 1 dari 100 orang tau.
Aku terdiam membaca pesan dari Delon yang satu ini. Lalu aku menjelaskan perihal diriku terlebih dahulu padanya.
Alleta Permata : Gini ya, aku anaknya suasana hatinya sering banget berubah, keras kepala, enggak suka di atur, terus aku juga anaknya suka ngilang. Yakin bisa?
Delon Angkasa : aku yakin sama kamu, makanya aku ambil keputusan kaya gini.
Alleta Permata : kalau kamu bosan atau udah nemu yang baru, tolong bilang jangan tiba-tiba ngilang dan sama orang baru. Dan kalau kamu Cuma penasaran doang sama aku, jangan terlalu bawa aku terbang tinggi ya.
Delon Angkasa : aku sampe bingung harus balesin apa lagi. Tolong percaya sama aku ya.
Awalnya aku ragu, aku ingin menolak.
Terlintas perkataan Mayza dan Amel di benak ku “ coba buka hati lagi buat orang lain, kalau kamu enggak coba, mau sampe kapan kamu bakal nutup hati kamu terus “.
Karena ucapan mereka, akhirnya aku menerimanya.
Ada benarnya juga ucapan mereka. Jika kita tidak mencoba bagaimana kita bisa.
Sebenarnya jika ada laki-laki yang dekat dengan ku, aku pasti selalu menceritakannya pada Mayza. Mayza akan menyeleksi mereka satu per satu. Jika menurut Mayza dia enggak baik buat aku, pasti dia langsung ngomong langsung ke laki-lakinya.
Mayza emang teramat bar-bar.
Entah kenapa di saat Delon mengungkapkan perasaannya padaku, Mayza Mutia sedang tidak bisa di hubungi. Dan akhirnya aku memutuskan sendiri untuk menerimanyaa.
Aku pikir “ ahh semuanya pasti bakal baik-baik saja “
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 424
Awal-awal hubunganku dengannya, aku memang tidak memiliki perasaan apapun pada Delon. Aku tidak menjadikan Delon sebuah pelampiasan juga. Aku sudah mati rasa sejak lama dan aku hanya ingin kembali mencoba dengannya. Tidak sembarang orang. Aku baik dengan siapapun. Aku juga berusaha selalu ada untuk orang lain. Namun tentang perasaan dan hati, aku tidak bisa semudah itu untuk kembali mencoba. Bahkan untuk orang yang telah lama dekat denganku, bahkan ada yg bertahun-tahun. Banyak dari mereka mencoba untuk mengajakan bersama.
“ Mau coba buka hati lagi enggak?”
“ Emang kenapa?”
“ Aku temenin kamu yaa “
“ Kan kamu emang teman aku “
“ Makhsud aku, temen special “
Aku tertawa mendengar ucapan Sandy. Sandy berkata seperti itu tepat di depanku. Karena dia memang salah satu teman lamaku. Aku dan sandy sudah kenal sejak sekolah menengah pertama. Dan ini bukan pertama kalinya Sandy mengungkapkan perasaanya padaku. Dan lagi-lagi aku menolak Sandy. Karena aku memang tidak ingin menjadikan orang lain sebagai pelampiasan. Jika aku sudah siap untuk kembali jatuh cinta, aku akan dengan sendirinya menerima orang itu.
Dan kali ini aku mencoba memulai dengan Delon. Aku tidak tau bagaimana nanti kedepannya. Hanya saja aku percaya dengannya.
Semuanya berjalan baik. Delon memberikan perhatian padaku sepeti biasanya. Selalu mengirim sebuah foto jika dia sedang ada kegiatan atau sekedar kumpul dengan temannya. Selalu izin kepadaku terlebih dahulu jika ingin melakukan sesuatu. Selalu menelepon ku jika dia sedang ada waktu luang.
Bahkan di saat dia sedang belajar untuk persiapan testnya tetap saja meneleponku. Jika ada pertanyaan yang tidak dia pahami atau aku sekedar merasa bosan karena tidak ada kegiatan, aku juga ikut mengerjakan latihan soalnya.
Alleta Permata : kamu masih belajar?
Delon Angkasa : masih, kenapa by?
Alleta Permata : Bosan, kirimin soal kamu juga dong biar aku ngerjain juga.
Delon Angkasa : send you picture
Itu latihan soal ku
Alleta Permata : okeoke bentar ya aku kerjain dulu.
Aku mengambil buku dan alat tulisku, lalu mengerjakan soal yang di kirim oleh Delon. Sekitar satu jam lamanya aku mengerjakan soal tersebut dan aku menyerah di pertengahan jalan. Angka soalnya terlalu besar dan banyak pola yang tidak aku temukan.
Aku mengirim hasil lembar jawaban ku. Dan ditertawakan oleh Delon.
Memang dia ini, udah aku bantuin malah aku di ketawain. Tapi bukan salahnya juga sih lagian memang aku yang sedang bosan dan memintanya untuk mengirimkan latihan soal itu.
Delon Angkasa : masih bosan?
Alleta Permata : masih
Delon Angkasa : Bentar ya, aku telepon ibu dulu
Alleta Permata :oke
Setelah itu tidak ada pesan lagi darinya. Dan aku lebih memilih untuk membuka grup, mereka sedang menggosip dan aku juga ikut bergabung.
kebiasaan baru
apan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_SarRenjanaAksara
Jumlah kata 365
Delon membuat sebuah kebiasaan baru di hidup ku. Delon sering meneleponku bahkan sampe pagi, karena memang aku mengalami keadaan dimana aku akan sulit sekali untuk tidur jika malam. Delon juga sering mangajak ku untuk bermain game online sambil telepon. Aku tidak paham juga makhsud dia gimana.
“ kamu main game enggak?”
“ main, kenapa?”
“ main game apa?”
“mobile legend”
“ kirim id kamu ya, kita mabar bareng “
Lalu aku mengirim id mobile legend ku dan kita main bareng.
“ loh putri delina?”
“ aku pake akun sepupu aku jadi namanya gitu “
Aku hanya ber”o” ria mendengar ucapannya.
Setelah aku pikir-pikir lagi, nama akun dan fotonya kan bisa di ganti. Jika memang itu punya sepupunya dan sepupunya itu tidak pernah memainkan akunnya lagi kenapa tidak di ganti dengan namanya saja.
Alasan dan kebohongan pertama yang dia ucapkan.
Aku masih baik-baik saja dengan kebohongan itu dan aku perlu waktu untuk menyadarinya tidak bisa saat itu juga aku sadar. Dan aku memerlukan waktu selama beberapa minggu dan bahkan yang menyadarkan ku tentang hal tersebut adalah Mayza.
Entahlah aku memang aneh. level dia jauh lebih tinggi dari level ku. Kita main klasik bukan rank.
Di sepanjang permainan aku mengeluh terus. Bagaimana aku tidak mengeluh, dia terus-terusan mengikuti aku. Dan jika ada orang yang mengikuti aku seperti itu pasti aku merasa tidak nyaman, padahal hanya sekedar game. Dan selama permainan aku jadi sering mati.
“ udah sih jangan ngikutin aku terus “
” kenapa?”
“aku jadi nub banget nih di ikutin sama kamu “
Keluh ku kepadanya. Karena memang kita bermain game sambil telepon.
“ udah sih gapapa, kamu ikutin aku aja “
“ enggak mau, aku mau main sendiri aja “
“ yahh kok gitu “
“ terserah aku dong “
Tolak ku. Karena jika aku main sama dia benar-benar nub dan itu membuatku sangat kesal.
Dia kesal dengan ku dan mematikan sambungan telepon.
Dan aku pastinya tidak peduli dan terus melanjutkan game ku.
Sekitar 5 menit dia menelepon ku lagi. Dan aku sedang berada di dalam sebuah permainan. Itu membuat ku kesal pastinya.
Walaupun begitu aku tetap mengangkat teleponnya. Karena aku memang tidak suka mencari sebuah masalah. Daripada nanti Delon marahan beneran, karena aku malas membujuk orang yang sedang marah. Dan aku lebih suka untuk mencegahnya.
perkara pesan
apan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_SarRenjanaAksara
Jumlah kata
Sampai saat ini semuanya masih berjalan baik. Dan aku merasa pembicaraan ku dengannya mulai tidak nyambung. Dia mulai mengekang ku tentang ini dan itu. Bahkan dia selalu memintaku untuk mengambil tangkapan layar kontak siapa saja yang aku chat atau bahkan dia meminta tangkapan layar emoji yang sering aku gunakan. Jujur itu membuatku tidak nyaman, namun tetap saja aku lakukan.
Seperti saat ini aku bercerita jika ada nomor baru masuk.
“ ada yang chat aku loh”
“ siapa?”
“ Reza namanya “
“ kamu bales?”
“ iya, aku kira kan Reza adek kelasku, tapi ternyata bukan “
“ Reza mana?”
“ Reza anak SMA 1, kamu kena?l “
“ Enggak, kirim nomernya sini “
“ Enggak mau, mau buat apaan coba “
“ Biar aku ngomong sama dia “
Aku melarangnya. Jika aku mengirim nomor tersebut pada Delon, aku tau apa yang akan Delon lakukan. Pikiran semua laki-laki hampir sama, yaitu di ajaknya untuk bertantem.
Dia menyuruh temannya untuk mencari akun social media Reza tersebut.
“ Arya, cariin instagramnya Reza smansa “
Lalu aku menyuruh Arya agar tidak melakukan perintah dari Delon di seberang telepon.
“ Jangan mau ya “
“ Cariin ya, kamu enggak kasihan sama teman kamu kah?”
Aku mendengar jawaban Arya.
“ Buat apaan?”
“ Tuh orang chat pacar ku “
“ Kan Cuma chat doang, udah sih biarin aja “
Aku lega mendengar jawaban Arya, aku tidak tau Arya benar-benar tidak mencari akun media socialnya Reza, atau emang udah dia cari.
Setelah aku bercerita seperti itu, Dia langsung meminta scan nomor whatsapp ku.
“ kirim tangkapan layar scan whatsapp kamu “
“ buat apaan coba “
“ kirim aja, buruan “
“ enggak mau lah, privacy tau “
“ oh privacy, yaudah “
Jujur saja aku sedikit merasa kecewa dengannya, bisa-bisanya dia tidak percaya denganku. Jika memang Delon sejak awal tidak mempercayai ku. Buat apa coba dia mengajakku untuk menunggunya dan bahkan Delon sendiri yang berkata padaku jika dia percaya.
Dan sekarang di saat aku bercerita, Delon mencurigai ku sesuka hatinya.
Lalu Delon mendiamkan aku dan aku tidak ada niatan untuk mengajaknya bicara.
Aku tau dari nada bicaranya bahwa Delon marah denganku. Aku tidak peduli, karena memang hal tersebut merupakan privacy untuk ku. Bahkan orang tua ku saja tidak pernah seperti itu.
Di posisi saat ini aku merasa lelah dengannya. Aku berkata jujur Delon menanggapinya seperti itu. Aku tidak memberitahunya aku juga yang salah.
Aku rasa akan kalah jika sudah berdebat dengannya, walaupun aku keras kepala. Namun aku malas untuk memperpanjang sebuah masalah. Jadi aku lebih suka untuk mengalah walaupun terasa sesak di hati ku.
Ucapan Haris
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 375
Setelah kejadian perkara pesan itu. Jika aku mengatakan sesuatu pasti Delon menghubungkannya dengan Reza. Padahal aku juga tidak kenal dengan yang namanya Reza tersebut. Reza berkata padaku jika dia sudah memiliki nomerku sejak lama dan baru kali ini dia mengirimi ku sebuah pesan.
Aku biarkan dia sibuk dengan pikirannya sendiri. Lagian jika aku jelaskan Delon juga tidak mau mendengarkan.
Pukul 22.30 Delon meneleponku. Suara keramaian di seberang telepon terdengar jelas di telinga ku.
Sepertinya hari ini teman-temannya sedang datang dan suasana kostnya dia sangat ramai. Aku tidak paham apa yang sedang mereka bahas. Yang terdengar di telinga ku mereka sedang membicarakan diri sendiri dan membicarakan tentang jurusan yang mereka ambil untuk kuliah.
“ kamu ambil jurusan apa ya?” Tanya Delon ke salah satu temannya yang bernama Arya Winata
“ Ilmu komunikasi”
“ Kenapa enggak ambil hukum aja kaya aku, biar cepat naik pangkat “
Aku yang mendengar hal tersebut tertawa dalam hati. Delon sangat tergila-gila dengan pangkat, itu yang aku dapat simpulkan.
Delon terus membiarkan ku mendengarkan perbincangannya. Bahkan ketika salah satu dari temannya sedang bercerita. Dia tidak mematikan teleponnya. Dan menurutku cerita temannya ini lumayan rahasia.
“ bentar ya, temanku ada yang mau ajak ngobrol “
“ iya, yaudah matiin aja “
“ enggak, enggak kamu dengerin ya, jangan di matiin “ perintahnya
Dan aku menjadi orang ketiga di antara mereka. Aku terdiam di balik telepon dan mendengarkannya.
Hampir 30 menit aku terdiam dan temannya bertanya.
“ kamu lagi teleponan?”
“ iya “
“ sama siapa?”
“ pacar ku “
“ alahh entar kalau udah jadi juga bakal di tinggalin “
Aku yang mendengar itu benar-benar merasa tidak enak. Memang kebanyakan cowok berseragam tidak pernah cukup dengan satu wanita. Bukannya tidak cukup dengan satu wanita, hanya saja mereka pasti mencari anak kesehatan. Entah itu hanya sekedar perawat atau bidan bahkan dokter. Dan ucapan temannya itu membuatku tersadar. Seakan-akan aku dilembarkan dari atas gedung tinggi. Membuatku berhenti menaruh sebuah harapan padanya.
Spontan aku bilang “ oh yaudah kalau mau ninggalin mah, ninggalin aja “
“ siapa bilang aku mau ninggalin?”
“ tuh teman kamu, Haris yang ngomong “ ucapku dengan nada tidak enak
“ kan teman ku yg bilang bukan aku “
“ biasanya ucapan teman bener tau “
Dia mengelak, mengatakan tidak akan pernah meninggalkan aku. Aku tidak tau ucapannya itu benar-benar bisa dia wujudkan atau tidak. Aku hanya menunggu semesta melaksanakan tugasnya.
Berlahan Menghilang
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 385
Kunci untuk hubungan jarak jauh itu komunikasi. Aku percaya kamu berbeda, aku yakin kamu bisa jaga hati kamu. Tapi kenapa semakin hari kamu semaki berubah. Rasa percaya itu berlahan-lahan menimbulkan ragu. Tanya yang terus bermunculan di benak ku.
Hari demi hari masalah terus berdatangan. Aku tidak tau apa yang sedang terjadi dengan mu, Delon. Semakin hari Delon semakin sering menghilang. Tidak ada kabar bahkan sampai berhari-hari.
Aku berusaha mengerti keadaan dia, berusaha untuk tetap positive thinking. Mungkin memang dia sedang sibuk. Atau bahkan jadwalnya sedang padat-padatnya. Kadang aku berpikir, apakah dia sibuk selama 24 jam.
Sesibuk apapun Delon, biasanya tetap mengirimiku sebuh pesan. Setidaknya dia memberitahuku akan jadwalnya.
Delon Angkasa : Hari ini aku ada les dari jam 10 sampe jam 12.
Alleta permata : oke, belajar yang benar.
Delon Angkasa : Nanti kalau udah selesai aku kabarin.
Alleta Permata : Siap komandan.
Delon yang biasanya selalu menemaniku telepon sampai berjam-jam, bahkan disaat Delon sedang belajar tetap meneleponku. Sesekali dia mengajak ku untuk berbincang atau sekedar membiarkan ku melihat apa yang sedang dia lakukan. Tapi sekarang satu notifiikasi pesan darinya saja sudah jarang.
Bahkan dengannya aku selalu menurunkan egoku. Entahnya aku hanya berusaha untuk mengerti dia tapi dia sepertinya tidak peduli dengan ku.
Aku tidak berani untuk menyakannya langsung kepada Delon perihal apa yang sedang aku rasakan. Karena aku memang tidak ingin membebaninya.
Bahkan sejak awal, Delon memaksaku untuk menjadi seperti apa yang Delon mau.
Aku sudah bilang sejak awal, aku berbeda, aku aneh. dan kamu tau apa yang kamu katakan.
“ aku suka kamu karena kamu aneh, aku enggak perlu alasan lain “
“ percaya sama aku ya, aku pasti bakal balik buat datangin kamu, aku janji “
Aku tau kamu tidak memiliki wanita lain saat ini. Tapi kamu enyepelekan hal-hal sederhana yang menurutku itu penting.
Aku mulai bertanya, kemana perginya semua ucapan kamu itu?
Bahkan hubungan ini belum berjalan lama dan kamu sudah bersikap seperti ini.
Berhari-hari tidak ada kabar. Bahkan tidak ada niatan untuk mengabari ku.
Aku sudah menurunkan egoku untuk mu. Menanyai kabarmu terlebih dahulu. Kamu tau apa yang aku dapat, pesanku hanya kamu baca saja tanpa ada niatan untuk membalas.
Aku mengutarakan apa yang aku rasakan dan kamu berkata “ yaudah terserah kamu “. Dan pada akhirnya kamu lagi-lagi menyalahkan aku. Kamu tidak mengucapkannya secara langsung. Kamu tunjukan melalui tindakanmu.
kumpul with my friends
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 830
Beberapa hari ini aku bingung dengan hubungan ku bersama Delon. Semakin hari Delon semakin menghilang. Aku sudah menurunkan egoku untuk mengabarinya dan hanya di baca, padahal Delon bisa buat story di akun media sosialnya tapi tidak bisa mengabariku.
Karena aku mulai capek dengan hubungan ini. Aku meminta teman-temanku untuk ke rumah. Hanya sekadar ingin kumpul bareng dan juga menghilangkan pikiran ku tentang Delon.
Lapak Gibah
Alleta Permata : Guys otw ke rumah sekarang
Mayza Mutia : Gasss
Putri Febriyani : Jemput Putri di rumah
Indah Agelia : Sediain makanan yang banyak
Mayza Mutia : 9999++++
Putri Febriyani : Siapa yang jemput Putri?
Mayza Mutia : Ngesot aja lu put.
Indah Agelia : 999+++
Putri Febriyani : @Alleta Permata Putri gimana?
Alleta Permata : Siap udah aku siapin makanan yang banyak, otw aja kesini
Alleta Permata : Aku pesanin gojek, udah enggak usah pada ribut
Mayza Mutia : 999+++
Indah Agelia : 999+++
Putri febriyani : 999+++
Setelah mengabari para kurcaci ku. Lalu aku menyediakan makanan seperti yang telah aku ucapkan. Jarak rumah ku dengan mereka tidak terlalu jauh, kurang lebih sekitar 20 menit.
Pukul 19.35 mereka sampai di rumah ku.
“ Loh kok pada bawa makanan sih?” tanyaku kepada mereka. Karena mereka membawa kantong plastic penuh jajanan.
“ Takut kurang “ jawaban Mayza sangat simple bukan.
Aku membuang nafas kasar dan mengajak mereka ke kamar. Suasana rumah memang lagi sepi. Mama lagi nemenin ayah kerja keluar kota. Dan bibi yang biasanya nemenin aku lagi izin pulang, jadi I’m alone.
“ Pindah ruang tengah yok mau nonton gue “ ucap Indah.
Setelah itu kita turun menuju ruang tengah. Kita menonton drama korea dan di temanin setumpuk makanan.
“ Pengin martabak “ celetuk Putri di pertengahan film,
Aku dan yang lainnya langsung menghadap ke putri dan menoyor kepalanya, Mayza yang menoyornya. Aku hanya tidak habis pikir saja dengan Putri, mungkin itu juga yang di pikirkan oleh Mayza dan juga Indah. Putri sudah menghabiskan banyak sekali snack dan beberapa roti tapi bisa-bisanya dia masih mau martabak. Terbuat dari apakah perut Putri ini.
“ Suruh aja Bryan sama Emil buat beliin sekalin suruh cariin boba “ usul Indah.
“ Ih kasihan tau, ini kan udah malam, mending gofood aja “ ucap putri.
“ Jam segini mah belum malam buat mereka, lagian mereka juga enggak punya rumah, ngelayab mulu “ ucap mayza.
Memang ada benarnya juga sih ucapan mayza, mereka jam 21.25 pasti masih berkeliaran di jalanan.
Oh iya, Bryan Axeel dan Emilio Fadil itu sahabat cowok ku. Kita sudah kenal dari jaman masih sering main layangan di lapangan dan bertahan sampe sekarang. Walaupun kita sering banget berantem.
Lalu aku menelepon Bryan.
“ Halo, Apaan?” ucap Bryan dari seberang telepon.
“ Beliin martabak manis rasa coklat keju, martabak gurih yang spesial sama boba rasa coklat 4 “
“ Banyak amat, lagi ada syukuran di rumah lu?”
“ Kagak, mereka lagi kumpul di rumah, daripada lu berkeliaran mulu di jalan mending buruan kesini deh bawain tuh pesanan makanan”.
“ Iya sabar, yaudah gue cari pesanan lu dulu, bye “ telepon di tutup sepihak oleh Bryan.
Dia memang begitu, suka sekali mengakhiri panggilan tanpa aku jawab dulu kata-kata terakhirnya.
***
Jam menunjukan pukul 22.05 suara geberan motor terdengar di perkarangan rumahku. Sudah bisa di tebak kan siapa yang datang.
Tok tok tok
“ Bukain pintu woy “ teriak Bryan dari luar.
Aku berlari menuju pintu utama dan membukakan pintu untuk mereka.
Bryan dan Emil benar-benar membelikan makanan yang aku pesan. Tangan kanan dan kiri mereka penuh dengan kantong plastic.
Setelah ku bukakan pintu, Bryan nyelonong begitu saja, sedangkan Emil mengekori ku di belakang.
“ nih pesanan kalian. Nyarinya sampe belusukan itu, habisin semua makanannya, gue enggak mau tau “ ucap Bryan lalu menjatuhkan badannya ke salah satu sofa.
“ Makasih Emil “ ucap Mayza.
Emil hanya mengangguk menandakan iya.
Sifat Bryan dan Emil beda 180 derajat. Bryan lebih banyak ngomong sedangkan Emil lebih pendiam dan bisa di bilang cold. Aku heran, gimana ceritanya mereka bisa klop kaya gini.
“ Heh yang beliin makanan gue bukan Emil “, ucap Bryan merasa tidak suka dengan perkataan Mayza.
Mayza dan Bryan jika sudah bertemu selalu seperti kucing dan juga anjing, jarang sekali akur. Hal tersebut sudah menjadi makanan sehari-hari buat kita.
“ Alah lu paling cuma duduk nyender di motor nungguin Emil pesan “.
“ Biasanya emang gitu, tapi tadi beneran gue yang beli “.
“ Nyenyenye “ ucap Mayza mengejek Bryan.
“ Wahh ngajak ribut nih anak “ ucap Bryan bangkit dari rebahannya.
Aku yang sudah mulai capek dengerin mereka bertengkar mencoba melerai.
“ Stop, kalau mau pada berantem noh di taman belakang aja lebih luas “ usulku.
“ Mau makan aja ribet banget lu “ lanjutku lagi.
Mereka diam seketika jika aku sudah seperti ini. Aku bukannya marah, hanya saja capek dengerin mereka bertengkar mulu. Lagian masalah tersebut juga tidak perlu di perbesar.
“ Makasih buat makanannya Emil, Bryan “ ucap Indah. Sedangkan Putri langsung nyomot makanan itu.
Bryan tiba-tiba mengganti saluran televisinya menjadi film horror. Aku dan cewek-cewek lainnya menatap Bryan dengan tatapan yang lebih horror di bandingkan filmnya. Sedangkan yang di tatap hanya cengar cengir saja, menunjukan deretan gigi-giginya. Memang Bryan ini sangat tidak bisa membuat ketenangan sebentar saja.
curhat
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 817
Selama film yang kita tonton, aku benar-benar tidak bisa focus. Ragaku ada di tempat ini, di rumah bersama teman-temanku hanya saja pikiran ku telah pergi melayang tidak tahu kemana.
Sepertinya Bryan menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan ku.
“ Kenapa?” tanya Bryan menatap ku.
Aku sedang melamun dan tidak mendengar suara Bryan. Sebenarnya aku menengarnya karena memang Bryan duduk di sebelah ku hanya saja suaranya tidak jelas di pendengaranku.
“ Kenapa ?” Tanya Bryan lagi.
Aku baru mendengarnya saat panggilan Bryan yang kedua. Aku menoleh ke arah Bryan.
“ Kenapa?” pertanyaan Bryan yang ketiga.
“ Oh enggak kenapa-kenapa “ Jawabku sambil tersenyum manis. Mencoba memanipulasi Bryan dan juga diri ku sendiri.
“ Bohong “ ucap Bryan.
“ Orang gue enggak kenapa-kenapa “
Bryan memperbaiki posisi duduknya.
“ Matiin televisinya “ ucap Bryan.
Dan di hadiahi tatapan penuh tanda tanya oleh mereka. Bryan memberi kode memberitahu jika ada yang aneh dengan diriku. Mereka semua datang mendekat kepadaku. Aku tau mereka mempertanyakan tentang apa. Aku hanya tersenyum berusaha untuk baik-baik saja.
Indah menghampiriku dan duduk di sampingku, Indah mengusap punggungku pelan. Dan aku luluh dengan mereka. Percuma juga aku menutupi sesuatu dengan mereka, karena mereka pasti akan mencari tau tentang permasalahannya.
“ dia enggak ada ngabarin J”
“ dari kapan?”
“ terakhir tanggal 25 juni dan sekarang udah tanggal 03 juli, padahal dia lihat story ku “
“ kok greget “
Mayza yang mendengar perihal itu sangat marah. Mayza memang sangat sulit mengendalikan amarahnya jika sudah berhubungan dengan sesuatu seperti ini.
Sedangkan Bryan dan Emil hanya jadi pendengar saja. Aku tidak menceritakan tentang ini kepada mereka berdua secara detail, aku hanya memberitahunya jika aku bertemu dengan seorang lelaki di bus dan orang itu menjadi temanku.
Karena mereka tau sekali bagaimana ceritaku perihal laki-laki. Dan mereka selalu saja tidak menghargai ku, itu yang mayza katakan.
“ sini biar aku aja yang ngomong langsung sama dia “ ucap Indah
“ enggak usah, santai aja sih “ cegahku karena aku memang tidak ingin memperpanjang masalah sepele ini. Sepele sekali bukan, Delon hanya menghilang, mungkin Delon di pindahkan ke planet neptunus oleh para alien.
“ Enggak bisa dong. Dia seenaknya sendiri jadiin sahabatku pelampiasan kek gini. Dia yang nyuruh nunggu tapi sikap dia nyuruh buat pergi “ ucap Mayza penuh sarkas.
“ Dimana rumahnya, biar gue sama Emil datangin “ Ucap Bryan dengan muka merah padam.
“ Mau ngapain sih?” tanyaku.
“ Mau gue ajak main layangan “ Ucap Bryan dengan senyuman penuh makna. Aku paham betul isi pikiran Bryan, jika aku kasih tau dimana rumah Delon pasti akan di datengin oleh dia dan akan di ajaknya untuk main catur. Oh jelas bukan main catur hanya di jadiin samsak tinjunya.
“ udah biarin aja, terserah dia mau ngapain. Aku enggak kenapa-napa kok” ucap ku mencoba meredakan amarah teman-teman ku.
“ Emang dia sekarang dimana?” kali ini Emil yang bertanya. Emil memang jarang sekali berbicara, jika dia sudah bersuara permasalahan tersebut pasti mengganggu pikirannya.
“ Orangnya lagi di kota A, buat ikut tes Akademi Kepolisian “ Ucap indah.
“ Ndah!!!” ucap ku menatap indah.
“ Besok datangin mil “ ucap Bryan.
“ Ihh kalian apa-apaan sih, udah enggak usah. Lagian gue juga enggak kenapa-kenapa kok “
“ Enggak kenapa-kenapa tapi bikin lu nangis kaya gini, siapa dia hah? Baru juga kenal belum lama udah nyakitin hati sahabat gue aja “ ucap Bryan.
“ Aku cuma enggak mau kalian kena masalah lagi, lagian aku juga enggak mau bikin anak orang kepikiran “ ucap ku lesu.
“ Kalian lagi ngomongin apa sih, daritadi Putri tuh enggak paham sama apa yang kalian bahas “ ucap putri dengan mulut penuh jajan.
Bryan dan yang lainnya menatap Putri kesal.
“ Ngomongin pacar Alleta “ ucap Indah.
“ Oh kalian lagi ngomongin Delon “ ucap Putri polos sambil memegang snack jajan.
“ Put !!!” ucapku penuh penekanan sedangkan Putri cengok.
“ Oh namanya Delon. Besok on the way mil “ ucap Bryan kepada Emil sembari menaik turunkan alisnya. Emil menanggapinya dengan senyum semirik.
Sepertinya saat ini aku menyesal menceritakan tentang masalah ini kepada mereka. Mereka pasti akan lebih emosi dan marah di bandingkan aku. Semarah apapun aku, aku masih memikirkan perasaan orang lain tapi lain ceritanya dengan Mayza, Bryan dan Emil. Mereka benar-benar susah sekali mengendalikan emosinya, apalagi jika sudah marah otak mereka tidak bekerja dengan semestinya.
Tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk dari Mayza. Aku terkejut dia kirim foto tangkapan layarnya. Mayza menatapku sedikit puas, setelah menyalurkan emosinya. Isi pesan Mayza.
Mayza Mutia
Hei
Mau aku kasih tau cara ngeghosting enggak
Cara kamu terlalu basi tau enggak
Delon Angkasa
Kenapa?
Mayza Mutia
Iya mau ku kasih cara paling ampuh buat ngrghosting gak
Caramu ngeghosting orang klasik soalnya
Aku benar-benar tidak habis pikir dengan Mayza. Ya sudahlah mau bagaimana lagi, semuanya sudah terjadi.
“ Kita main baik-baik dulu, nanti kalau tingkahnya lebih parah dari ini baru deh kita datangin orangnya “ usul Mayza kepada Bryan. Bryan mengerti apa yang di makhsud oleh Mayza.
Aku benar-benar sudah pasrah dengan teman-temanku. Ku biarkan mereka melakukan apapun yang mereka mau, yang terpenting tidak mendatangi Delon secara langsung. Karena aku memang tidak ingin mereka berantem dan juga aku tidak ingin membuat Delon kepikiran dan membuatnya tidak focus dengan tesnya.
With Bryan
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 596
Seharian ini aku benar-benar malas sekali untuk bangun dan bangkit dari kasurku. Tapi aku juga males kalau cuma rebahan doang. Jadi bingung kan, aku memang teramat sangat aneh.
Setelah aku pikir-pikir selama 20 menit, akhirnya aku bangkit dari kasurku. Aku beresin kasur terus turun ke lantai satu. Suasana rumah masih sepi. Orangtua ku masih belum kembali dari luar kota dan bibi juga masih izin pulang.
Aku duduk di tepian kolam sembari menikmati secangkir coklat. Setelah 20 menit tingkat kebosanan ku sudah berada di level tertinggi.
“ Masak aja kali ya, biar enggak bosan “ ucap ku, lalu bangkit dan berjalan ke arah dapur.
Oh iya kalau ada yang tanya apa kesibukan aku sehari-hari. Aku seorang mahasiswa jurusan manajemen di salah satu universitas negeri di kota B. Ayah seorang pebisnis di bidang furniture dan Mama seorang ibu rumah tangga dan punya bisnis kecil-kecilan di bidang fashion. Aku mempunyai seorang kakak laki-laki yang lebih tua 5 tau dari aku dan dia sekarang lagi kuliah S2 di luar negeri.
Aku mencoba membuat sebuah menu baru cake yang aku dapatkan resepnya dari google. Sekitar 30 menit aku membuat adonan, lalu aku panggang. Sembari cake yang aku buat matang, aku sambil menonton drama korea.
Tringg tringgg
Panggilan masuk dari Bryan Axeel
“ Halo “ ucap bryan dari seberang teleponnya.
“ Apaan?”
“ Lagi dimana?”
“ Dirumah “
“ Oke “ setelah itu telepon di matikan sepihak oleh Bryan. Memang sahabatku yang satu ini suka banget bikin anak orang naik darah, untung dia sahabat ku dan untung aku sayang juga. Kalau enggak sayang paling udah aku jadiin geprek yang namanya Bryan itu.
Semenjak perghostingan ini di mulai, Delon hanya mengirimiku satu pesan saja dan setelahnya tidak ada pesan lagi.
Aku sedang membiasakan diri ku tanpa kabar darinya dan membiasakan diri dari kebiasaan baru yang Delon ciptakan di kehidupan ku.
Karena setelah mendengar perkataan sahabatku, aku mulai tersadar. “ Aku tidak perlu mengemis kabar darinya karena jika aku penting untuknya dia tidak akan membuat seribu satu alasan untuk menghilang. Dan tidak ada yang namanya orang sibuk, yang ada hanya orang itu sudah tidak memprioritaskan kita lagi, lebih tepatnya orang itu sudah menemukan orang baru sehingga tidak lagi membutuhkan kita “.
15 menit kemudian aku mendengar suara bel bunyi. Aku berjalan menuju pintu utama. Aku membuka pintu tersebut dan menemukan penampakan seorang Bryan dengan muka kusutnya.
“ kamu kenapa?” tanyaku “ masuk-masuk “ perintahku kepada Bryan agar masuk ke rumah.
Lalu Bryan masuk dan dia langsung memeluk ku.
“ Kamu kenapa?” tanyaku.
“ Mikirin lu, pinter “
“ Emang aku kenapa?”
“ Bisa-bisanya lu terjebak hubungan kaya yang udah-udah lagi. Bikin gue overthinking selama berhari-hari “ ucap Bryan tanpa melepas pelukannya.
Aku tertawa mendengar ucapan dari Bryan, lalu aku mencoba melepaskan pelukan itu.
“ I’m fine my bestie, don’t worry “ ucap ku sembari mengusap puncak kepala Bryan.
Sebenarnya I’m not fine. Jujur aku masih sering nangis dan overthinking kalau malam. Dan yang aku pikirin kenapa semesta selalu nulis cerita yang sama dan kenapa juga aku selalu melakukan kesalahan seperti itu untuk yang kesekian kalinya. Aku memang teramat sangat tidak pintar jika berhubungan tentang percintaan seperti ini. Dan aku selalu saja salah menemukan orang dan selalu salah menilai orang.
Bryan mulai tenang.
“ Yaudah gue mau numpang tidur di rumah lu, biar gue tidurnya pulas “ ucapnya lagi lalu berjalan ke arah ruang tengah.
“ yaudah sana, aku mau ambil cake dulu di dapur kayanya udah matang “ ucapku berjalan ke arah dapur.
Bryan benar-benar tidur di depan televisi ruang tengah. Wajahnya Nampak sekali jika Bryan kurang tidur. Aku merasa bersalah kepada sahabat ku, karena telah membuat mereka kepikiran seperti ini.
Aku duduk di samping Bryan tidur dan melanjutkan nonton drama korea.
with Bryan 02
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 1039
#PR
Aku memperhatikan wajah teduhnya Bryan saat sedang tidur. Terlihat sekali di wajahnya jika dia benar-benar kekurangan jam tidur.
“ Iya tau gue ganteng, enggak usah di pandangin terus kaya gitu “ ucap Bryan tanpa membuka matanya.
“ Pede banget isshh “ ucap ku sembari memalingkan wajah ku dan kembali menatap layar televisi sembari memakan cake yang aku buat tadi.
Bryan bangkit dari posisi tidurannya, lalu duduk di sampingku.
“Mana cake yang lu bikin tadi ?”
“ Noh ada di depan kamu “ ucap ku tanpa memalingkan wajahku dari layar televisi.
Aku terdiam dan focus dengan drama yang sedang aku tonton sedangkan Bryan focus makan cake yang aku buat.
“ Enak juga cake buatan lu, resep baru ya, gue baru pernah ngerasain “ ucapnya.
Aku mengangguk menandakan iya.
Jam telah menunjukkan pukul 16.45. Bryan sudah berana di rumah dari jam 11.00 siang tadi.
“ Yan??” ucapku
“ Apaan?”
“ Pengin lihat sunset “ ucap ku sembari menunjukan deretan gigi-gigiku.
“ Yaudah siap-siap kita ke pantai “
“ Sekarang?” tanya ku.
“ Tunggu lebaran gajah, sekarang lah “
Aku bersorak senang lalu berlari ke kamar ku untuk mandi dan bersiap. Setelah 15 menit aku kembali turun dan Bryan mengajak ku langsung berangkat.
Aku dan Bryan berjalan keluar rumah. Lalu menaiki motor Bryan. Bryan menyalakan mesin motornya lalu melaju meninggalkan perkarangan rumah ku.
Aku dan Bryan menikmati angin sore di tepian pantai. Pemandangan yang sangat indah, mengalihkan segala permasalahan yang sedang aku rasakan.
Setelah sampai tempat yang di makhsud, aku turun dari motor Bryan lalu berlari ke arah tepian pantai, melepas sepatu yang aku kenakan dan menghampiri ombak kecil yang menghampiri daratan.
Aku melihat Bryan dari posisiku saat ini, dia sedang menertawakan ku. Aku melambaikan tangan ku mengajak Bryan untuk bergabung dengan ku.
“ Sini main air bareng “ ucap ku.
“ Lu aja sono, gue bukan anak kecil kek lu “ ucapnya sambil tertawa.
Aku menggembungkan pipi ku, kesal. Lalu aku melanjutkan bermain air.
Selama 20 menit aku berlarian kesana kemari, mengejar ombak atau hanya mencari kerang di balik pasir dan di temani cahaya langit senja berwarna jingga dan matahari yang mulai malu dan menghilang di balik lautan. Sedangkan Bryan, dia duduk di salah satu bangku di bawah pepohonan sambil memainkan gawai nya.
Setelah lelah bermain, aku menghampiri Bryan.
“ Udah mainnya?”
Aku mengangguk menandakan iya.
“ Capek?”
Aku menunjukan deretan gigi-gigi ku.
“ Yaudah ayo balik “ ucap Bryan bangkit dari tempat duduknya.
“ Ihh nanti dulu, aku mau duduk dulu bentar. Sama ini mau bersihin kaki, banyak banget pasirnya “ ucap ku sambil membersihkan kaki ku dan juga sepatu ku yang kemasukan pasir.
Bryan kembali duduk ke posisinya dan menyerahkan sebotol air mineral kepadaku. Aku menerima air itu lalu meneguknya dan sisanya aku gunakan untuk membersihkan kaki ku.
Setelah 20 menit aku merehatkan badan ku, aku mengajak Bryan untuk pulang dan jam juga sudah menunjukkan pukul 19.00.
Kita menghampiri tempat dimana motor Bryan terparkir. Aku menaiki motor tersebut dan Bryan belum juga melajukan motornya.
“ Kenapa?” tanya ku.
Bryan melepaskan jaketnya lalu menyerahkannya padaku.
“ Nih pake “ ucapnya.
“ Enggak mau, lagian aku udah pake sweater “ tolak ku.
“ Kamu alergi dingin pinter. Nanti kalau badan kamu gatel-gatel dan merah-merah gimana “ ucapnya.
“ Nanti kamu kedinginan Bryan Axeel. Kan kamu yang bawa motornya bukan aku “ ucap ku tidak mau kalah dengan Bryan.
“ Gue cowok. Kebal dingin “
“ Gue bukan cewek lemah “ ucap ku sembari memalingkan wajah ku.
Bryan turun dari motornya dan aku masih duduk di bagian belakang motornya. Bryan memaksa ku untuk mengenakan jaketnya. Aku berusaha untuk menolaknya. Ternyata tenaga ku kalah jauh darinya.
“ Kalau sampe lu lepas tuh jaket, gue tinggalin lu di sini. Serius “ ucap Bryan mengancam ku.
Aku diam tidak berani menjawab. Dan Bryan kembali menaiki motornya dan melajukan motornya meninggalkan tepian pantai.
***
Di pertengahan jalan aku merasa lapar dan bertanya kepada bryan.
“ Yan?” ucap ku.
“ Apaan?”
“ Laper “
“ Mau makan apa?”
“ Mie ayam “
“ Seharian ini lu udah makan belum “
“ Udah “ ucap ku bohong.
“ Bohon. Kita makan nasi enggak ada makan mie ayam “ ucapnya.
“ Tapi pengin mie ayam “ ucap ku memelas agar Bryan mau menuruti mau ku.
“ ENGGAK ALLETA PERMATA SANTOSO “ ucap Bryan penuh penekanan.
Aku pasrah tidak berani menjawab ucapan Bryan. Bryan kalau sudah marah sangat mengerikan padahal dia anaknya asik dan bobrok banget. Tapi Bryan akan berubah 180 derajat dari kebiasaannya itu.
Aku seharian ini memang tidak ada makan nasi sama sekali. Untuk bangun saja aku malas. Aku hanya memakan cake yang aku buat. Aku memang memiliki riwayat sakit lambung. Seharusnya aku tidak telat makan.
Bryan membawa ku ke salah satu rumah makan. Aku berjalan di belakang Bryan. Lalu Bryan memilih kursi yang terletak di pojokan.
Pelayan datang menghampiri kami dan menyerahkan daftar menu.
“ Mau makan apa?” tanya Bryan.
“ Samain aja sama kamu “ ucap ku.
Bryan mengatakan pesanannya dan pelayan tersebut mencatatnya.
“ ada tambahan lagi mas?” tanya si pelayan lalu di balas dengan gelengan oleh Bryan.
“ sama air mineralnya satu ya mba.”
“ kalau begitu tunggu sebentar ya mas.” Lanjut pelayan itu lalu beranjak dari tempatku dan Bryan.
Aku sibuk memainkan gawai ku dan Bryan juga begitu.
Tak lama setelah itu pelayan datang membawakan makanan yang kita pesan tadi.
“ Nih minum air mineral dulu “
“ Kenapa?”
“ Biar asam lambung lu enggak naik. Kan seharian ini lu enggak ada makan nasi jadi harus di netralkan dulu “ ucapnya.
“ Iyaaa bapak Bryan Axeel “ ucap ku.
Tidak ada obrolan di tengah acara makan tersebut, hanya terdengar suara dentingan alat makan yang saling bertabrakan.
“ udah kan?” tanya Bryan lalu di angguki oleh ku.
Bryan mendatangi meja kasir untuk membayar.
Setelah selesai memayar aku dan Bryan melanjutkan perjalanan untuk pulang.
Jam menunjukan pukul 21.45 saat sampai di rumahku. Aku turun dari motor Bryan.
“ Makasih buat traktirannya bapak Bryan Axeel “ ucap ku sembari membungkukan badan ku .
“ Apa-apa sih lu “ ucapnya lalu aku tertawa.
“ Yaudah balik sono “
“ Idihh ngusir dong “
“ iya emang aku ngusir kamu “
“ Yaudah gue balik “ ucapnya.
“ Eh bentar-bentar” ucap ku lalu berlari ke dalam rumah.
Aku berjalan menuju dapur dan memotong cake yang aku buat beberapa lapis. Aku letakkan di kotak makan. Lalu aku kembali berlari ke depan.
“ titip ini buat tante “ ucapku sembari menyerahkan kotak tersebut.
“ Buat gue mana? Masa cuma buat emak gue doang” tanyanya.
“ ishh riweh, lagian kamu sama emak kamu tinggalnya serumah jadi kalian berbagi aja “ ucap ku.
Bryan hanya mengangguk. Lalu menghidupkan motornya meninggalkan perkarangan rumah ku.
Aku kembali masuk ke dalam rumah dan langsung menuju kamar ku untuk mandi dan setelahnya mengistirahatkan tubuh ku.
Rumah Sakit
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 566
Hari senin, hari yang paling tak kusukai. Weekend ku habiskan dengan hiburan dan kembali senin di sambut oleh setumpuk tugas dan juga kesibukan.
Aku bangun sekitar jam 07.00 dan langsung bersiap-siap untuk berangkat ke kampus.
Beberapa hari ini kesehatan ku benar-benar turun drastic. Dan pikiran ku juga sangat kacau karena Delon, belum lagi tumpukan tugas yang di berikan oleh dosen ku.
Aku pergi ke kampus tanpa sarapan terlebih dahulu karena memang aku bangun terlambat hari ini.
“ Pagi Alleta “ sapa Putri.
“ Hello bro “ sapa Mayza sambil merangkul pundak ku.
“ Hai “ ucap ku sembari tersenyum kepada mereka.
Aku, Putri dan Mayza memang satu jurusan. Sedangkan Indah, dia ambil jurusan kedokteran sama dengan Emil. Kalau Bryan ambil jurusan teknologi informatika.
Hari ini aku ada jadwal kelas pagi dan juga siang. Sedangkan Mayza dan Putri hanya ada jadwal kelas pagi saja jadi mereka pulang terlebih dahulu.
Aku sedang berada di perpustakaan, mencari buku untuk referensi tugasku. Tiba-tiba badanku terasa menggigil dan kepala ku terasa berputar-putar. Setelahnya aku tidak tau apa yang terjadi denganku.
***
Kepala ku terasa sangat berat saat aku membuka mata ku. Ku menerja-nerja cahaya yang memasuki retina mata ku.
“ Udah sadar ta” ucap Putri.
Mayza, Indah, Emil, dan Bryan datang mendekat, mengelilingi ranjang pasien ku.
“ Aku dimana?” tanya ku.
“ Di rumah sakit. Untung aja lu masih bisa sadar kalau enggak sadar juga, enggak tau lagi deh gimana kabar lu selanjutnya. “ ucap Mayza.
Sedangkan Bryan langsung memukul kepala Mayza.
“ Mulut lu perlu di sekolahin itu “ Ucap Bryan.
“ Udah enggak usah berantem. Ini rumah sakit. Alleta juga baru aja sadar, enggak usah nambahin masalah “ Ucap Emil.
Mereka yang mendengar ucapan Emil langsung diam seketika, termasuk aku juga. Ini perkataan terpanjang Emil yang sangat irit ngomong.
“ Bryan, panggil dokter sana “ ucap Emil memerintah.
“ Kenapa gue? Mayza aja tuh “ ucap Bryan menolak.
“ Idih kok gue sih, kan lu yang di suruh sama Emil tuh “ ucap Mayza.
“ Kalian berdua pergi panggil dokternya sekarang “ ucap Emil.
Mayza dan Bryan berlalu meninggalkan ruang inap ku. Terlihat jelas sekali di mata Emil jika dia sangat khawatir dengan ku.
Aku menerka-nerka mungkin karena penyakit lama ku sedang kambuh makanya aku bisa tergeletak di ruangan yang penuh dengan bau obat-obatan ini. Sebenarnya bukan penyakit yang serius hanya Maag dan Anemia. Dan jika salah satu di antara keduanya itu kambuh dan akan membuat yang lain juga kambuh, sehingga dapat membuat ku langsung drop.
“ Aku udah enggak sadar berapa lama?” tanyaku pada Emil. Karena memang dia yang sedang duduk di bangku sebelah ranjang ku. Sedangkan Putri dan Indah sedang keluar untuk membeli makanan.
“ Lebih dari 24 jam “
“ Lama juga ya “ ucap ku polos.
Emil memandang ku dengan intens dan penuh ancaman. Aku yang melihat hal tersebut hanya menunjukan deretan gigi-gigi ku. Aku tau kesalahan ku dan aku juga tidak ingin di marahin oleh Emil. Emil yang sedang marah memang tetap tidak banyak bicara, hanya saja perkataan yang keluar dari mulutnya langsung terkena hati dan otak.
“ Lain kali, kamu enggak usah makan aja seharian terus di lanjut begadang nyampe pagi ya.” Ucap Emil.
“ Maaf “ ucap ku tanpa berani menatap Emil.
“ Karena orang itu lagi?”
“ Bukan, emang akunya aja yang moodnya lagi ancur “ ucap ku mencoba membohongi Emil.
“ Kamu tau, kamu lagi ngomong sama siapa” ucap Emil menatap ku dengan penuh ancaman.
Aku mengangguk menandakan iya.
“ Ngomong “ ucap Emil.
Belum sempat aku menjawab pertanyaan Emil. Mayza dan Bryan datang membuka pintu bersama dokter yang di panggilnya
Rumah Sakit 02
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 472
Teman-teman ku pamit untuk pulang. Karena mereka juga sudah menginap menemani ku selama 24 jam. Jadi aku menyuruh mereka untuk kembali. Kecuali satu orang bernama Emil ini.
Emil masih setia berada di ruang rawat ku. Duduk di sofa dan menatap k uterus menerus.
“ Kenapa?” tanyaku.
“ Yang tadi selesain ngomongnya “ ucap Emil.
Aku menceritakan hal tersebut. Dua hari yang lalu Delon kembali mengirimi ku sebuah pesan tanpa ada rasa salah dan tidak ada ucapan maaf juga setelah tidak mengabari ku selama lebih dari seminggu. Aku membalas pesan itu apa adanya dan aku juga tidak berusaha untuk mencari topic atau sekedar menanyakan bagaimana keadaannya.
Setelah pesan dari Delon itu membuat perasaan ku tidak karuan. Pikiran ku kembali pada saat Delon mengungkapkan perasaannya pada ku dan Dia berjanji padaku bahwa dia akan kembali datang menemui ku. Delon yang berjanji padaku jika dia tidak akan meninggalkan ku, tapi nyatanya sekarang dia memilih untuk menghilang.
Setelah aku menceritakan perihal tersebut, terlihat sekali di mimik wajah Emil jika dia sangat marah.
Sifat Emil lebih sbar dibandingkan Bryan. Walaupun Emil sedang emosi saar ini dia tetap mencoba untuk mengatur amarahnya tersebut.
“ Jangan kasih tau yang lain ya Mil “
“ Iya”
“ Jangan kaih tau orang tua ku juga “
“ Iya “
Aku tersenyum mendengar jawaban dari Emil. Aku percaya Emil kalau dia tidak akan memberitahu yang lain.
***
Emil datang mendekat menghampiri ranjang pasienku.
“ Makan dulu “ ucapnya sembari membuka kotak makan yang tadi di beli oleh Putri dan juga Indah.
“ Enggak laper “ tolak ku.
“ Lebih pilih buat makan atau aku ceritain masalah tadi ke yang lain ? “ ucap Emil sembari menunjukkan wajah tanpa ekspresinya tersebut.
Aku tidak ingin membuat yang lain menjadi lebih khawatir dengan keadaan ku, jadi aku lebih memilih untuk makan.
Emil menyuapi ku dengan telaten. Aku benar-benar merasa sangat senang memiliki sahabat seperti mereka. Mereka selalu ada di saat aku memerlukan mereka dan juga mereka adalah rumah kedua ku. Aku selalu menceritakan apapun kepada mereka. Walaupun pada awalnya aku hanya menceritakan masalahku pada satu orang. Namun pada akhirnya mereka semua juga akan tau.
Aku telah menghabiskan semangkok bubur tersebut. Jam juga sudah menunjukan pukul 19.00.
“ Mil ?” ucap ku memanggil Emil yang sedang memainkan gawainya di sofa.
Emil menoleh ke arah ku tanpa mengeluarkan suara.
“ Kamu pulang gih, udah mala mini “ ucap ku/
“ Enggak “ ucapnya lalu mengalihkann wajahya dari ku.
“ Pulang Emil, nanti kamu di marahin sama tante Mila “
“ Aku udah bilang, enggak bakal di marahin “
“ Setidaknya kamu pulang teru mandi gitu nah. Aku yang sakit, malah kamu juga ikutan enggak mandi “
“ Gampang, bisa mandi disini “
“ Terserah kamu deh, Mil “ ucapku malas memperpanjang permasalahan ini.
Aku kembali merebahkan badanku dan menarik selimut ku. Berlahan-lahan aku mulai terlelap. Mungkin ini efek obat yang baru saja aku konsumsi. Menimbulkan efek kantuk sepertinya. Aku mulai menjelajah isi mimpi ku. Dan Emil masih setia menemani ku di ruangan ini.
Rutinitas
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 550
Setelah di rawat selama tiga hari, akhirnya aku di perbolehkan pulang. Dan pada akhirnya orang tua ku mengetahui perihal diriku sakit. Mereka langsung kembali di hari itu juga.
Hari ini aku kembali masuk kuliah seperti biasa. Dan kesehatanku juga sudah jauh membaik. Dan jika kalian bertanya bagaimana hubunganku dengan Delon?. Jawabannya tidak tahu. Dia tidak ada mengabari ku dan aku juga tidak mencarinya. Aku masih sering kepikiran tentangnya, hanya saja ego ku lebih dominan menguasai diriku saat ini. Dan aku juga sedang belajar untuk berhenti berharap dengannya.
Lapak Gibah
Mayza Mutia : Gaes habis kelas nongki tempat biasa.
Putri Febriyani : Siappp.
Indah Agelia : Gue masih ada kelas tambahan, gue nyusul aja ntar.
Alleta Permata : Ngikut.
Putri Febriyani : Ajak Bryan sama Emil juga.
Putri Febriyani : @Emil Fadil @Bryan Axeel.
Indah Agelia : Emil lagi enggak kuliah.
Putri Febriyan : Kemana?.
Mayza Mutia: 999+++.
Alleta Permata : 999+++.
Indah Agelia : Enggak tau, enggak ada kabar juga.
Alleta Permata : Ajak Bryan aja, kasihan dia sendirian.
Bryan Axeel : Apaan oi?.
Alleta Permata : Habis kelas kita mau ke kafe, kamu mau gabung enggak?.
Bryan Axeel : Siapp. Bayarin ya ta @Alleta Permata.
Mayza Mutia : HELLO BOY, DIMANA-MANA CEWEK YANG DI BAYARIN. BUKAN MALAH CEWEK YANG BAYARIN.
Bryan Axeel : GUE MINTA DI BAYARIN KE ALLETA BUKAN KE LU. RIWEH AMAT.
Mayza Mutia : ALLETANYA ENGGAK MAU BAYARIN LU. ENGGAK USAH PD.
Bryan Axell : KENAPA MALAH JADI LU YANG RIBET. KITA TANYA @Alleta Permata.
Mayza Mutia : Muncul ta @Alleta Permata.
Indah Agelia : Muncul @Alleta Permata. Sebelum nih grup jadi medan perang.
Putri Febriyani : @Alleta Permata
Alleta Permata : Biarin aja mereka berdua berantem guys.
Bryan Axeel : Entar gue babak belur oi dimakan sama tuh singa betina.
Mayza Mutia : Enak aja. Enggak usah aneh-aneh anda.
Putri Febriyani : left of grup.
Indah Agelia : left of grup.
Alleta Permata : left of grup.
Setelah membaca pesan dari mereka perihal emil, pikiran ku mulai melayang. Aku takut jika Emil beneran mencari Delon dan memberi pelajaran kepadanya.
Seperti janji kita di grup sebelumnya jika setelah kelas kita akan berkumpul. Aku, Putri dan Mayza datang terlebih dahulu ke lokasi yang telah kita tentukan sebelumnya.
30 menit kemudian Indah datang bersama Bryan. Setelahnya kita menikmati waktu kita bersama.
***
Setelah seminggu, Emil akhirnya kembali. Aku sangat senang mendengar kabar tersebut. Karena akhirnya aku tau jika dia baik-baik saja.
Setelah kelas aku memutuskan untuk pergi menemui Emil di fakultasnya. Aku menunggu Emil di taman fakultasnya.
Aku mengirimkan pesan kepada Emil memberitahu bahwa aku sudah berada di taman fakultasnya. Setelah 10 menit menunggu, akhirnya Emil datang menghampiriku.
“ Hai “ ucap Emil.
“ Hai “ ucap ku kembali menyapa Emil.
Lalu Emil duduk di sampingku.
“Apa kabar, kamu seminggu ini kemana aja?” tanyaku tanpa basa basi.
“Aku ada urusan di kota A, jadi izin”
Sebenarnya aku tidak terlalu percaya dengan ucapannya. Aku tahu ada yang di sembunyiin oleh Emil. Jika Emil sedang menyembunyian sesuatu, dia tidak akan bisa untuk menatap mata lawan bicaranya. Karena Emil memang tipe orang yang sangat percaya diri.
“ Enggak perlu ada yang kamu tutupi dari aku, Mil” ucap ku.
“Nanti malam aku ke rumah” ucap Emil.
“Ya udah, oke”
“Aku masih ada kelas “ ucap Emil berdiri dari tempat duduknya.
Lalu Emil berlalu meninggalkan aku dan aku memilih untuk pulang, karena memang kelasku sudah selesai dan tidak ada jam tambahan lainnya.
Emil
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 974
Seperti ucapan Emil tadi siang, dia benar-benar datang ke rumah. Aku mengajaknya untuk duduk di taman depan rumah.
“ Kita ngobrol di luar aja ya, Mil” ucap ku.
Emil mengangguk menandakan iya.
“Boleh di lanjutin cerita yang tadi”
“Aku ke kota A dan ya aku tau apa yang ada di pikiran kamu. Aku cari yang namanya Delon. Maaf ta. Aku cuma enggak suka dia memperlakukan kamu kaya gitu.”
“Mil, aku tau niat kamu baik tapi kalau kaya gini masalahnya bakal makin panjang. Kamu tau juga kan aku enggak suka bikin orang lain kepikiran.”
“Aku tau ta, Maaf”
Saat ini pikiran ku kembali kacau. Memang salah ku karena telah menceritakan masalah ku kepada teman-teman ku. Bukannya aku tidak suka mereka mengetahui tetang permasalahan ku, aku hanya tidak ingin menambah sebuah masalah baru. Jika begini, pasti Delon akan lebih salah paham lagi dengan ku.
Jujur saja aku juga tidak suka dengan diriku sendiri. Aku tidak suka dengan pola pikirku yang selalu memikirkan perasaan orang lain tapi tidak pernah bisa untuk peduli denga perasaan sendiri.
“Kalian enggak berantem kan?”
“Enggak ta, aku ngomong baik-baik kok sama dia.”
“Syukur deh. Lain kali jangan kaya gini lagi ya,Mil. Aku khawatir sama kamu dan aku juga enggak mau kamu terlibat ke masalah ku kaya gini lagi”
“Ta, kita kenal udah lama. Dan aku Cuma berusaha buat selalu ada buat kamu. Aku peduli sama kamu, Ta. Aku enggak suka ada orang baru di hidup kamu dan memperlakukan kamu seenaknya kek gini. Bahkan aku sama yang lain berusaha buat selalu ada buat kamu, bikin kamu bahagia, walaupun kita sering banget berantem gara-gara masalah sepele. Tapi kita selalu berusaha buat jaga persahabatan kita ini”.
Ucapan Emil benar-benar membuatku tersentuh. Air mata ku lolos begitu saja.
“Makasih, Mil”
Emil tertawa melihat ku menangis. Setelah sekian lama aku tidak mendengar Emil tertawa, tawanya yang renyah sangat aku rindukan. Emil biasanya hanya tersenyum jika ada sesuatu yang lucu. Bahkan tawa Emil bisa di hitung dengan jari.
“Ish malah di ketawain loh” ucap ku kesal.
“Lucu ta”
“Apanya yang lucu coba?”
“Ada deh”
Emil memeluk ku dan mengusap puncak kepala ku.
“Udah jangan di pikirin lagi cowok kaya dia ya. Kamu masih punya aku sama yang lain. Kalau ada apa-apa ngomong aja sama kita ya” ucap emil. Aku menganggukan kepalaku di dalam dekapan Emil.
Aku menangis lumayan lama, bukan karena aku takut untuk kehilangan Delon. Aku hanya merasa aku sangat bodoh. Selalu terjebak di sebuah kisah yang lagi-lagi begini.
“Cuci muka gih. Kita keluar” ucap Emil.
“Yaudah, tunggu bentar”
Aku bangkit lalu masuk kedalam rumah. Untung saja ayah dan mama tidak ada di ruang tengah. Jika mereka melihat aku menangis seperti ini pasti bakal di introgasi dan akan di cari orang yang membuat anak semata wayangnya ini menangis.
Aku kembali keluar rumah dan menghampiri Emil. Emil mulai menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan perkarangan rumah ku. Emil mengajak ku keliling kota dan tidak lupa juga menyediakan banyak makanan ringan di dalam mobil. Membelikan ku sekantong ice cream dan minuman rasa coklat. Emil menyalakan music dan aku bernyanyi, walaupun suara ku tidak bagus tapi Emil juga tidak menentangnya. Rip untuk telinga Emil.
Aku mengajak Emil untuk makan di salah satu tempat favorit ku.
“Makan yok,Mil”
“Mau makan dimana?”
“Mie ayam tempat biasa” ucap ku senang.
Emil melajukan mobilnya ke tempat yang aku makhsud. Setelahnya Emil turun dan memilih tempat yang berada di pojok. Aku tidak tahu mengapa setiap aku di ajak makan oleh cowok pasti selalu memilih tempat yang di pojok, ada filosofi apa sebenarnya tempat duduk yang ada di pojok. Pelayanan mendatangi kami dan menanyakan mencatat pesanan ku dan Emil.
“Kenapa?” tanyaku pada Emil. Karena dia terus-terusan menatap ku.
“Mata kamu kaya di gigit tawon” ucap Emil sembari tersenyum mengejek.
“Emang habis di gigit tawon tadi” ucapku kesal.
Selang beberapa menit makanan pesanan aku dan Emil datang. Aku menikmati makanan tersebut da nada pembicaraan di antara kita. Hanya hanya suara dentingan mangkok dan sendok yang terus beradu.
“Udah kan?”
“Udah, Aku yang bayar” cegah ku pada Emil.
Emil mengangguk menandakan iya. Aku menghamoiri meja kasir untuk membayar, setelah selesai membayar aku menghampiri Emil dan mengajaknya untuk pulang. Emil mulai melajukan mobilnya meninggalkan area tempat makan. Aku merasa kantuk mulai menghampiriku, mungkin ini efek karena menangis. Aku menutup mataku dan terlelap.
“Udah sampai,Ta”
Emil menoleh ke kursi sebelah. Emil menatap wajah Alleta yang terlelap dan kelihatan sekali jika Alleta sangat kelelahan. Melihat mata bengkaknya membuat Emil ingin terus-terusan membuat Alleta bahagia. Emil ingin melihat tangis bahagia dari Alleta bukan tangis yang menyakiti Alleta. Emil memilih untuk tidak membangunkan Alleta dan menunggu Alleta bangun. Emil merebahkan kursi Alleta, membuat tempat ternyaman untuk Alleta.
setelah 20 menit Alleta berkelana di alam mimpinya, akhirnya Alleta terbangun.
“Loh udah sampe” ucap Alleta sembari menerja-nerja sinar yang masuk kedalam retinanya.
“Udah dari tadi”
Alleta melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. Alleta terkejut karena jam telah menunjukan pukul 22.35.
“Kok aku enggak di bangunin sih, lihat nih udah jam berapa” ucap Alleta sembari menunjukkan jamnya.
“Kasihan kalau aku bangunin”
“Lebih kasihan kamu tau, masih harus bawa mobil buat pulang”
“Santai aja, aku kan cowok”
“Iyadeh yang cowok.” Ucap Alleta sedikit kesal dengan Emil. “Makasih ya udah ngajak aku keliling mala mini, maaf juga udah ngerepotin es kutub kaya kamu” lanjut Alleta sembari tersenyum jail.
“Es kutub apaan?”
Alleta tertawa melihat wajah kesal Emil. Emil tidak suka jika di panggil es kutub, padahal sikapnya udah mirip banget seperti bedua antartika, beku.
“Yaudah aku turun nih. Hati-hati di jalan es kutub” ucap ku lalu keluar dari mobil Emil sebelum kepalaku kena pukul.
Emil membuang nafas kasar, lalu mulai menyalakan mesin mobilnya meninggalkan perkarangan rumah ku. Aku masuk kedalam rumah lalu menuju kamar ku. Sebelum tidur aku tidak lupa untuk membersihkan wajah, tangan dan kaki. Setelahnya aku menuju ranjang ku dan mulai terlelap dalam mimpi ku.
penjelasan
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 1283
Hari ini aku dan teman-temanku yang lain sedang menikmati waktu kita bersama. Kita berada di salah satu kafe langganan kita. Kita tertawa, bercanda dan juga bertengkar. Apalagi jika Mayza dan Bryan di satukan, sudah seperti tom and jerry.
Aku memilih untuk menikmati minuman ku dan memperhatikan mereka. Aku tanpa sengaja melihat Delon sedang berjalan memasuki area kafe bersama temannya. Perasaan ku tiba-tiba saja langsung berubah. Awalnya merasa senang dan sekarang merasa takut. Diantara teman-temanku tidak tau wajah Delon secara langsung karena memang aku tidak memberitahu mereka.
Emil menyadari ada sesuatu yang aneh dengan ku. Emil memutar bola matanya mencari sumber sesuatu yang membuat ku tiba-tiba berubah. Emil menemukan sesosok Delon. Lalu Emil menghampiriku dan menggenggam tanganku.
“Ta?” panggil Emil.
Aku menoleh ke arah Emil dan berusaha untuk mengendalikan perasaanku. Aku tersenyum ke arah Emil.
“I’m fine” ucap ku. Lalu kembali menikmati minuman ku.
Aku sadar Delon mulai menyadari keberadaan ku. Dan Delon menatap ku, aku tidak tau apa yang saat ini Delon pikirkan tentangku. Tatapan itu sangat membingungkan dan aku tidak dapat membaca raut wajahnya. Tiba-tiba notifikasi pesan masuk.
Tinggg
Delon Pratama : Temui aku di luar
Setelah aku membaca pesan itu, aku menatap Delon. Lalu Delon berlalu dan keluar dari kafe. Aku berkata pada teman ku bahwa aku akan ke toilet sebentar.
Aku keluar dari area kafe dan mencari sosok Delon.
“ Disini “ ucap Delon memanggilku. Delon memilih tempat duduk yang berada di pojokan dan jauh dari tempat duduk teman-temanku.
Aku menghampiri Delon dan duduk di kursi yang berada di depan Delon.
“Kenapa?” tanya ku.
Pikiran ku benar-benar kacau, aku ingin mengungkapkan apa yang saat ini aku rasakan. Tapi itu sangat berat untuk ku. Dan aku juga tidak ingin membuat Delon kepikiran.
“Mau ngomong apa?” tanyanya.
“Enggak mau ngomong apa-apa”
“Ngomong aja”
Aku menarik napasku kasar dan aku berkata pada Delon bahwa tidak ada yang ingin aku katakan.
“Terus makhsud cowok kamu itu apa?” tanya Delon.
“Cowok siapa?”
“Enggak usah pura-pura kek gitu, bahkan tuh cowok sampe datang nyamperin aku dan nyari aku”
“Dia sahabat ku”
“Bilang aja dia cowok kamu kan, gini ya ternyata sifat kamu yang asli”
Saat ini aku benar-benar sedang menahan amarah ku. Bisa-bisanya Delon berkata seperti itu padaku. Padahal dia sendiri yang menghilang dan tidak menghargai aku. Dan sekarang dia memutar fakta bahwa aku yang salah. Betapa lucunya pembicaraan ini.
“Dia sahabat aku, aku udah kenal sama dia dari kecil”
“Jadi itu alasan lu enggak mau ngejauh dari cowok lain, padahal gue udah ngelarang lu dan tetap aja masih lu langgar”
“Okee pojokin aja terus. Luapain semua yang kamu rasain.” Ucap ku pada Delon masih dengan nada yang dapat aku kendalikan.
Delon hanya tersenyum smirk dan memalingkan wajahnya ke arah lain.
“kalau udah enggak ada yang mau kamu luapin lagi. Gantian aku. Disini kamu yang milih buat ngilang dan kamu malah nyalahin aku. Dari awal aku udah bilang kalau aku perlu waktu buat nerima orang baru. Aku enggak pernah jadiin kamu pelampiasan. Tapi apa sekarang, kamu Cuma janji-janji doang bakal nunggu aku, kamu yang bilang enggak apa-apa. Tapi kamu juga yang milih buat kaya gini. Kamu dimana waktu aku ada masalah, hhmm? Emang kamu pernah peduli gitu sama aku. Waktu aku ada masalah dan minta pendapat ke kamu malah kamu ketawain. Itu yang kamu bilang, bakal nerima aku apa adanya. Iya gitu” ucap ku melapaskan semua kata-kata yang berada di otak ku.
“Enggak usah sok paling tersakiti disini”
Aku tertawa mndengar jawaban dari Delon.
“Dulu lu bilang lu perlu waktu dan sekarang gue udah kasih lu waktu”
“Ngasih aku waktu dengan cara menghilang.”
“Terus kenapa lu dulu nerima gue, karena kasihan”
“Terus kamu pikir aku enggak kasihan sama diri aku sendiri gitu. Kamu enggak tau apa yang udah aku alamin dulu. Kamu enggak tau aku. Kamu yang ngajak aku buat jalan bareng dan sekarang kamu tinggalin aku begitu aja. Wahh keren banget kamu.” aku mulai menaikan nada bicara ku. Karena amarah ku sudah mulai menguasaiku.
Delon terdiam tidak mengatakan apapun.
“Ternyata benar kata Haris, aku bakal di tinggal kalau kamu udah jadi polisi. Dan sebelum kamu pelatihan aja udah kaya gini. Lucu banget ya.”
Air mataku mulai menetes, bukan karena aku sedih, aku hanya merasa lelah dengan Delon. Dia memintaku mengatakan apa yang aku rasakan dan aku juga yang dia pojokkan. Dia memutar balikkan fakta. Aku memilih untuk pergi dari hadapan Delon sebelum amarah ku benar-benar menguasai aku sepenuhnya. Aku menuju ke arah toilet, membasuh wajah ku dan menonjokan tangan ku ke arah pintu dan membenturkan kepala ku ke dinding. Saat ini amarah ku benar-benar menguasai aku. Aku mendengar seseorang memanggilku dari luar.
“Ta, kamu enggak apa-apa” aku tau itu suara Emil.
“Alleta, jawab aku”
Tangis ku semakin pecah setelah mendengar suara Emil. Emil berusaha untuk masuk kedalam toilet walaupun dia tau itu toilet khusus wanita. Toilet itu aku kunci dari dalam dan entah darimana Emil mendapatkan kunci cadangannya sehingga pintu itu sekarang terbuka, mungkin dari si pemilik kafe.
“Ta” ucap Emil. Aku sedang jongkok di pojokan toilet sembari meletakan tangan ku di depan wajah ku. Emil memeluk ku dan mengecek tangan ku yang lebam karena aku menonjok pintu yang lumayan keras selama berkali-kali. Aku tidak merasakan sakit apapun di tangan ku. Aku hanya ingin menangis saat ini.
“Nangis aja,ta. Luapin semuanya. Aku disini” ucap Emil terus mendekap ku.
Jika kalian berpikir aku sangat lemah karena masalah begini saja aku sampe menyakiti diriku seperti ini. Sejujurnya banyak sekali masalah yang sedang aku alami dan saat ini, aku sedang berada di puncak amarah ku. Orang tuaku terlihat baik-baik saja bukan, padahal kenyataannya banyak sekali yang mereka sembunyikan dari ku. Aku tau semua itu karena aku bukan lagi anak kecil dan aku diam walaupun aku tau. Aku juga tidak menceritakan masalah keluarga ku dengan siapapun bahkan sahabat ku sekali pun. Aku pendam semuanya sendiri. Dan Delon malam ini benar-benar membuat ku frustasi. Aku tak lagi bisa mengendalikan amarah ku.
Hampir 30 menit aku berada di dalam toilet dan di temani oleh Emil. Kini tangisku sudah tidak sederas tadi, berlahan aku mulai bisa mengendalikan amarah ku. Aku bangkit dari dekapan Emil.
“Aku udah enggak apa-apa” ucap ku.
“Yaudah aku kabarin yang lain dulu ya, aku antar kamu pulang.”
“Enggak usah,Mil. Nanti mereka malah curiga. Aku pulang sendiri aja” ucap ku mencegah Emil.
“Ta?” ucap Emil dengan wajah cemas.
“Jangan kasih tau yang lain ya,Mil dan jangan datengin dia juga. Kamu paham kan”
“Tapi ta”
“Mil, aku mohon. Udah ya jangan di perpanjang lagi”
Emil mengangguk menandakan dia menerima saran ku. Aku keluar dari toilet dengan wajah yang acak-acakan dan penampilanku benar-benar berantakan. Emil menyerahkan jaketnya kepadaku. Awalnya aku menolak jaket itu tapi Emil memaksa ku untuk menerimanya. Aku pesan taksi online dan menunggunya di luar. Emil menatapku dari kejauhan. Emil kembali mendatangi teman-teman yang lain.
“Alleta mana?” tanya Indah.
“Dia udah izin ke toilet lebih dari sejam nih” ucap Putri.
Mayza mulai panic. Lalu bangkit dari kursinya.
“Mau kemana, Za?” tanya Putri.
“Cari Alleta lah, dia ngilang kaya gini enggak ada yang sadar” ucap Mayza sedikit emosi.
“Alleta izin pulang duluan tadi” ucap Emil tenang.
“Kok dia enggak ngasih tau kita” ucap Bryan.
“Buru-buru katanya” ucap Emil.
Mereka hanya ber’o’ ria dan merasa tenang setelah mendengar berita dari Emil.
Emil kembali terdiam dan mereka kembali bercerita. Emil menatap sekeliling dan dia menemukan sosok Delon yang sedang tertawa bersama temannya itu. Emil sangat ingin mendatangi pria yang bernama Delon itu dan menonjoknya. Sebenarnya Emil mendengar hampir semua pembicaraan antara Alleta dan juga Delon. Dan jujur saja Emil sangatlah emosi, namun dia juga sadar Alleta dan Delon perlu untuk meluruskan permasalahan diantara mereka. Ternyata bukannya selesai permasalahan tersebut, tapi lagi-lagi membuat Alleta terluka. Emil merasakan hatinya hancur berkeping-keping melihat Alleta seperti tadi.
self healing
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 432
Aku tidak pulang melainkan menginap di salah satu hotel. Aku tidak ingin orang tua ku melihat ku dalam keadaan kacau seperti ini dan aku juga tidak ingin menambahi beban mereka.
Aku tidak ingin memuat orang tuaku khawatir karena aku tidak pulang malam ini jadi aku menghubungi mama.
“Halo ma?”
“Kenapa sayang?”
“Ma, aku nginep di rumah teman yaa”
“Yaudah, hati-hati ya”
Setelah izin dengan mama, aku langsung menonaktifkan gawai ku. Dan aku membiarkan diriku larut dalam masalah untuk malam ini saja. Aku membiarkan diriku menangis dan melampiaskan semuanya. Aku terdiam di dalam ruang kamar hotelku dengan suara yang terisak dan membiarkan diriku merasa lelah karena telah menangis sehingga aku dapat tidur dengan tenang.
***
Aku bangun dengan kondisi mata yang sangat bengkak dan juga penampilanku yang sangat berantakan. Pagi ini keadaan ku sudah membaik tidak seperti semalam.
Sekitar pukul 09.00 aku bangkit dari kasur dan memrendam tubuhku di dalam bak mandi. Sekitar 20 menit aku bermain air dan busa agar pikiranku dapat teralihkan. Setelah selesai mandi aku menghuungi customer service untuk mengantarkan makanan ke dalam kamar ku, karena aku memang malas keluar apalagi dengan kondisi mata ku yang seperti hais di gigit tawon.
“ Layanan kamar, ada yang bisa saya bantu?”
“Selamat pagi, saya ingin memesan makanan”
“Baik, apa yang anda suka?”
“Saya mau makan nasi goreng, sandwich, dan juga segelas susu coklat, atas nama Alleta, kamar nomor 195”
“Baik, jadi pesanannya nai goreng, sandwich dan juga susu coklat atas nama nona Alleta, kamar nomor 195”
Setelah selesai memesan makanan untuk sarapan pagi. Alleta menghidupkan gawainya. Alleta terkejut dengan adanya banyak notifikasi pesan dan juga telepon.
Mayza Mutio 30 pesan baru 55 panggilan tak terjawab
Putri Febriyani 28 pesan baru
Indah Agelia 32 pesan baru
Bryan Axeel 23 pesan baru 24 panggilan tak terjawab
Emilio Fadil 2 pesan baru
Setelah melihat pesan yang masuk dari sahabat ku. Aku langsung membuka grup.
Lapak Gibah
Alleta Permata : Hai gaes, maaf ya semalem aku pulang duluan dan juga handphoneku lowbet jadi enggak bisa ngebarin kalian.
Indah Agelia : Akhirnya ada kabar.
Mayza Mutia : Are you oke?
Alleta Permata : I’m fine gaes. Maaf semua aku mau mandi dulu yaa, byebye.
Setelah memberitahu sahabat ku jika keadaan ku baik-baik saja, aku kembali melamun dan berpikir betapa bodohnya aku semalam. Menangisi seorang lelaki padahal lelaki itu yang tidak pernah menghargai segala usaha ku dan juga tidak menghargai diriku.
Selang beberapa lama, bel kamar ku berbunyi dan pelayan mengantarkan banyak makanan sesuai dengan pesanan ku tadi. Aku menikmati makanan tersebut. Setelah selesai sarapan aku memilih untuk jalan-jalan dan self healing, menikmati waktu sendiri.
orang baru
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 483
Hampir sebulan sejak kejadiaan itu, tidak ada lagi kabar dari Delon dan dia juga tidak mencari aku. Aku memilih untuk memfokuskan diriku kepada banyak hal sehingga pikiran ku tentangnya berlahan menghilang.
Hari ini teman-temanku mengajak ku untuk bertemu, aku menolak ajakan mereka. Setelah kejadian itu aku berusaha untuk menjauh dari teman-temanku. Bukan karena aku membeci mereka, aku hanya tidak ingin mereka menitrogasiku. Walaupun aku tau mereka tidak akan melakukan hal tersebut. Entahlah hanya saja pikiran ku sedang tidak baik-baik saja.
“Habis kelas ngopi bareng yok, Ta”
“Enggak dulu deh Put, aku masih banyak tugas”
“Perasaan kita satu jutusan tapi kenapa tugas kamu lebih banyak dan lebih padat daripada kita sih?” tanya Mayza.
“Bukan gitu za, tapi emang aku lagi banyak tugas”
“iya, terserah kamu, Ta” ucap mayza.
“Sorry ya, aku enggak bisa gabung. Yaudah aku duluan yaa, Bye” ucap ku berpamitan kepada mereka.
Aku menuju parkiran dan melajukan mobilku meninggalkan area kampus. Aku menuju kesalah satu tempat yang kini menjadi tempat favorit ku, perpustakaan. Aku memilih beberapa buku novel, lalu memilih tempat yang berada di ujung. Aku membiarkan diriku terlarut dalam cerita novel ini. Hampir dua jam aku menghabiskan waktu ku untuk membaca setelah merasa lapar, aku memutuskan untuk pulang. Aku mampir ke salah satu warung seblak dan memesan menu yang paling pedas. Jujur saja aku memang tidak bisa memakan makanan pedas, namun jika mood ku sudah berantakan apa saja bisa aku makan dan bahkan aku tidak peduli lagi dengan kesehatan ku.
***
Aku sedang menikmati makanan ku dan tiba-tiba ada sesosok pria yang meminta izin untuk duduk di depan ku.
“Permisi mbak, boleh ikut duduk” ucap pria tersebut.
“Silahkan mas, kebetulan kosong” ucap ku.
“Terimakasih mbak” dan aku menjawab dengan menganggukan kepala ku.
Aku kembali focus dengan makanan ku dan pria tersebut terus saja memperhatikan ku.
“Mbak maaf sebelumnya, jangan keseringan makan pedas seperti itu. Tidak baik untuk lambung mbak” ucap pria tersebut seolah paham dengan kesehatan ku.
“Iya mas, makasih udah di ingetin”
“Mbak kalau ada masalah jangan di pendam sendiri ya, kalau bisa di luapin aja apa yang mbak lagi rasain. Soalnya itu enggak baik buat kesehatan mental mbak”
Aku menatap pria tersebut heran, bagaimana dia, orang asing yang baru saja aku temui beberapa menit yang lalu paham sekali dengan kesehatan ku. Aku menatap pria tersebut penuh tanda tanya.
“Saya seorang psikolog mbak, saya bisa baca dari raut wajah mbak kalau lagi banyak sekali masalah yang mbak pendam sendiri” ucap pria itu sembari tersenyum, seolah pria tersebut dapat membaca isi pikiran ku.
“Yaudah mbak saya duluan, ini kartu nama saya” ucap pria tersebut sembari memberikan aku kartu namanya.
Nama : Angga Alexander.
Posisi : Psikolog Klinis.
Pria tersebut bernama Angga dan bekerja di rumah sakit harapan insani. Rumah sakit terbesar di kota A.
Setelah beberapa lama aku kembali menikmati makanan ku hingga habis. Aku membayar menuju meja kasir. Lalu meninggalkan area warung.
Dokter Angga
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 525
Hari ini mentalku kembali berantakan. Trauma masa lalu yang lagi-lagi menghampiriku dan masalah yang baru-baru ini muncul lagi dan lagi. Aku ingat dengan psikolog yang aku temui tanpa sengaja itu. Aku memutuskan untuk berkonsultasi mengenai mental ku dengannya.
Setelah selesai kelas aku langsung menuju rumah sakit harapan insani sesuai dengan kartu nama yang dia berikan. Aku menghampiri meja resepsionis untuk menanyakan mengenai dokter Angga tersebut.
“Permisi mbak, saya ingin bertanya?”
“Baik mbak, ada yang bisa saya bantu?” ucap petugas resepsionis.
“Kalau boleh tau disini ada dokter yang bernama Angga Alexander?”
“Sebentar mbak, saya cek datanya” ucap petugas tersebut. Setelah beberpa menit petugas tersebut memberitahuku memang ada dokter yang bernama Angga Alexander dari department psikolog dan psikotherapi.
“Saya bisa bertemu dengan dokter Angga?”
“Apakah mbak sudah membuat janji sebelumnya atau ada jadwal untuk bertemu dengan dokter Angga?”
“Tidak ada mbak”
“Maaf sebelumnya mbaknya tidak bisa bertemu dengan dokter Angga jika belum ada janji dan juga hari ini dokter Angga sangat padat jadwalnya”
Aku mengangguk mengerti ucapan petugas resepsionis tersebut lalu aku memilih untuk duduk di salah satu kursi tunggu. Aku hanya ingin meperhatikan rumah sakit ini, jujur saja aku tidak suka dengan bau rumah sakit, penuh dengan aroma obat yang dapat membuatku pusing. Entah kenapa hari ini aku ingin menikmati aroma obat tersebut.
***
Aku berada di rumah sakit ini hampir 30 menit lamanya. Hanya duduk melihat orang-orang yang berlalu lalang keluar masuk rumah sakit. Sampai ada seseorang yang menghampiriku dengan menggunakan jas dokternya.
“Udah nunggu lama ya”
Aku kaget mendengar suara tersebut, karena aku memang dalam posisi sedang memejamkan mataku. Aku menoleh ke sumber suara. Aku menatapnya intens dan yang di tatap hanya tersenyum lalu duduk di sampingku.
“Udah lama?” tanyanya lagi.
“Lumayan lama dok” ucap ku sembari tersenyum.
“Kenapa enggak masuk aja”
“Kan belum bikin janji dok, jadi enggak boleh ketemu sama dokter” ucapku sembari menunjukan deretan gigiku.
Dokter Angga tersenyum lalu mengusap puncak kepala ku. Seketika aku membeku, aku tidak pernah di perlakukan seperti ini sebelumnya. Aku tidak terbawa perasaan, mungkin dokter Angga memperlakukan ku seperti itu karena dia merasa kasihan padaku yang telah menunggu lama.
“Yaudah ikut saya ke ruangan saya saja”
“Eh enggak usah dok, kan dokter hari ini jadwalnya lagi padat banget”
“Tidak apa-apa, nanti kamu tunggu saya di ruangan saya saja. Ruangan saya dan ruangan terapi saya beda. Jadi kamu bisa nunggu saya disana daripada kamu disini kan” ajak dokter Angga lalu menarik tangan ku untuk mengikutinya.
Aku saat ini berada di ruangannya. Ruangannya tersusun sangat rapi dan sangat terstuktur. Ruangannya sangat nyaman da nada rak buku juga tentang kesehatan mental juga.
“Kamu tunggu saya disini ya, saya ada pasien sekitar 10 menit lagi jadi saya harus ke ruang terapi”
Aku mengangguk mengerti.
“Dok, saya boleh baca buku-buku itu” tunjuk ku ke arah rak buku.
“Silahkan, yasudah saya permisi dulu ya” ucap dokter Angga meninggalkan ruangannya dengan senyuman yang sangat manis itu.
Aku mengambil salah satu buku yang berjudul Hewan Sosial dan duduk di salah satu kursi yang berada di ruangan dokter Angga. Aku terlarut dalam buku yang aku baca dan tanpa sadar aku terlelap. Entahlah tiba-tiba saja aku merasa lelah.
Dokter Angga 2
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 450
Aku rasa aku terlelap cukup lama di ruangan dokter Angga. Lalu aku membuka mataku, menerjap setiap cahaya yang masuk ke dalam retina ku. Setelah aku membuka mataku dengan sempurnya, aku menemukan sebuah jas yang menyelimuti tubuh ku. Aku mencari pemilik jaket tersebut. Tiba-tiba pria tersebut masuk dari arah keluar dengan banyak sekali makanan di tangannya.
“Udah bangun?”
Aku membangkitkan tubuhku dalam posisi duduk.
“Yaudah kamu makan dulu ya. Ini saya udah beli banyak makanan buat kamu”
“Makasih dok, maaf saya ngerepotin dokter” ucap ku sembati tersenyu tulus.
“Enggak apa-apa kamu santai aja. Saya ke meja saya dulu ya. Ada data yang perlu saya perbaiki” aku mengangguk menandakan paham “Makan aja dengan tenang” ucapnya lagi lalu bangkit menu kursinya.
Aku menikmati makanan yang di beli oleh dokter Angga. Ternyata tidur juga dapat menyebabkan perut lapar dan seperti seorang yang kekurangan gizi, lemas. Aku mulai melahap makanan tersebut sembari memperhatikan dokter Angga yang sedang focus mengerjakan pekerjaannya.
Tok tok tok
Bunyi pintu di ketuk.
“Masuk” ucap dokter Angga.
Aku mendapati seorang dokter cantik yang menatapku dengan tatapan tidak suka. Aku hanya membalas tatapan tersebut dengan senyuman. Lalu aku kemali focus dengan makananku.
“Ini ada data pasien baru yang aku dapat. Siapa tau kamu perlu juga” ucap dokter wanita tersebut dengan name tag Amel Puspasari.
“Letakan saja di meja” ucap dokter Angga tanpa memalingkan mukannya dari laptopnya.
“Nanti malam kamu ada rencana enggak, mau makan malam bareng aku?” tanya dokter Amel.
Dokter Angga tidak menjawab pertanyaan dari dokter Amel tersebut. Aku yang memperhatikan pembicaraan mereka hanya tertawa. Aku baru tau jika dokter Angga memiliki sisi seperti itu. Dokter Angga bangkit dari kursinya lalu datang menghampiriku. Aku meihat tatapan dokter Amel tidak suka terhadap ku.
“Gimana? Enak?” tanya dokter Angga. Aku mengangguk menyetujui ucapan dokter Angga jika makanannya enak.
Setelah hal tersebut dokter Amel keluar dari ruangan dokter Angga.
“Makasih buat datanya” ucap dokter Angga sebelum dokter Amel benar-benar pergi dari ruangannya.
Setelah dokter Amel keluar dari ruangan dokter Angga, aku bertanya pada dokter Angga kenapa dia memperlakukan dokter Amel seperti itu. Dan jawabannya
“Karena saya tidak suka dengan seseorang yang terlalu mencari perhatian di depan saya seperti itu, bahkan dokter Amel sering sekali mengajak saya untuk keluar dengannya. Dan saya buka tipe orang yang suka di paksa seperti itu”
Aku mengangguk mengerti lalu aku mengajukan untuk jadwal terapi ku. Karena aku merasa jika aku tidak bisa berdamai dengan diriku sendiri seperti ini, akan memperparah keadaan mental ku dan juga hidupku. Setelah dokter Angga menyesuaikan jadwalnya dan memasukan nama ku ke dalam listnya, aku pamit untuk pulang. Dokter Angga juga memberiku sebuah resep obat agar aku lebih tenang ketika malam dan bisa tidur dengan nyenyak.
sembuh
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 652
Semenjak aku di beri resep obat pleh dokter Angga dan melakukan terapi sesuai jadwal, kesehatan mentalku berlahan mulai membaik. Rasa khawatir dan cemas tidak lagi menyelimuti diriku. Aku mulai pergi bermain bersama sahabat ku lagi. Dan mereka pun selalu ada untuk ku dan mendukung ku.
Hari ini aku ada jadwal terapi dengan dokter Anggaa. Seperti biasa setelah kelas aku pergi menemuinya, namun kali ini aku tidak sendiri, Mayza memaksa untuk mengantar ku. Aku juga sedang tidak ingin berdebat dengan Mayza, jadi ku biarkan saja Mayza mengantar ku.
“Gue ikut,Ta”
“Enggak usah, Za”
“Gue mau ikut. Enggak mau tau”
Aku menarik napas kasar lalu membiarkan Mayza ikut denganku.
“Pake mobil gue aja”
“Iya terserah kamu”
Setelah kelas selesai aku dan Mayza langsung menuju rumah sakit. Mayza mulai mengendari mobilnya meninggalkan area kampus.
Setelah perjalanan selama 45 menit akhirnya kita sampe ke tempat tujuan. Aku masuk ke ruangan terapi dokter Angga dan aku meminta Mayza untuk menunggu ku di luar.
“Gimana kabar hari ini?” Tanya dokter Angga seperti biasa sebelum melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya.
“Baik seperti biasa dok” ucap ku sembari tersenyum manis.
Setelah menyelesaikan segala rangkaian terapi
“Sejauh ini progres kamu semakin membaik. Kamu sudah tidak sekacau beberapa bulan yang lalu” ucap dokter Angga tulus. Aku tersenyum mendengar perkataan dari dokter Angga.
“Kamu juga udah bisa berhenti untuk mengkonsumsi obat-obatan ini lagi”
“Beneran dok?”
“Iya, kamu bisa mengkonsumsinya jika kamu dalam keadaan cemas saja. Tidak perlu serutin biasanya”
Aku sangat senang. Akhirnya aku dapat berhenti meminum obat-obatan tersebbut. Aku bangga pada diriku sendiri akhirnya aku bisa membiarkan yang terjadi menjadi sebuah masa lalu. Karena kadang yang datang tidak selamanya akan bertahan, mungkin dia datang hanya sebagai pembelajaran, seperti ucapan dokter Angga.
Aku keluar dari ruangan dokter Angga dengan senyum sumringah. Dokter Angga juga ikut keluar dengan ku.
“Kamu kesini sama siapa? Sendiri?”
“Sama teman aku dok. Itu orangnya” aku menunjuk ke arah Mayza yang sedang duduk di kursi tunggu.
“Padahal saya mau ajak kamu buat makan bareng” ucap dokter Angga sedikit mendrama. Aku tertawa mendengar ucapannya “Lain kali ya dok, aku udah ada janji sama teman soalnya”
“Iya enggak apa-apa. Saya cuma bercanda. Yaudah hati-hati di jalan ya, kalau sudah sampai rumah kabari saya” ucap dokter Angga sembari mengelus puncak kepala ku.
Lalu aku datang menghampiri Mayza yang sedang asyik memainkan gawainya.
“Udah,Za” ucap ku
Lalu Mayza bangkit dari kursinya. Aku menatap ke arah dokter Angga dan memberinya isyarat jika aku akan pulang.
Aku dan Mayza berjalan ke arah parkiran dan Mayza mulai mengendarai mobilnya meninggalkan area rumah sakit.
“Gimana?”
“Jauh lebih baik dan aku juga udah bisa buat berhenti minum obat-obatan lagi”
“Bagus deh. Senang gue dengarnya”
“Tadi itu dokter Angga?”
“Iya”
“Gila ganteng banget” ucap Mayza. Tumben sekali Mayza berkata seperti itu. Biasanya Mayza hanya mengatakan kata ganteng untuk artis korea dan juga biasnya.
“Tumben” ucap ku.
“Enggak tau juga gue. Tapi dokter Angga beneran ganteng dan dari mukanya dia kayanya orang baik”
Aku tersenyum mendengar perkataan Mayza.
“Dokter Angga emang baik” ucap ku.
“Cocok sama lu, Ta”
Aku yang sedang minum dan mendengar Mayza berkata seperti itu langsung tersedak.
“Apaan sih, Za. Bikin aku kaget aja”
“Serius Ta. Dokter Angga cocok sama lu. Gue dukung lu sama dokter Angga”.
Tumben sekali Mayza menyuruh ku untuk dekat seorang cowok. Apalagi Mayza baru pertama kali bertemu dengan dokter Angga. Biasanya Mayza akan melarang ku untuk dekat dengan pria, tapi kali ini berbeda.
“Dia Cuma dokter aku Za, enggak lebih”
“Kalau dokter Angga beneran suka sama lu, gimana?”
“Enggak mungkin” jawab ku mengelak dan Mayza hanya tersenyum mendengar jawaban ku.
Aku dan Mayza mampir ke salah satu restaurant untuk makan. Karena tadi setelah kelas kita langsung menuju rumah sakit. Hitung-hitung merayakan diriku yang telah bangkit dari masalah ku. Aku yang kembali tersenyum dan tertawa. Setelah selesai makan aku dan Mayza pergi ke timezone dan bermain. Setelah puas bermain Mayza mengantar ku pulang.
Liburan
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 379
Jika kalian bertanya bagaimana kabar Delon, aku tidak tahu bagaimana kabarnya. Delon bahkan tidak pernah lagi menghubungiku. Bahkan dia mengingkari semua janji yang dia ucapkan padaku. Dan yang paling terpenting aku tidak lagi memikirkannya.
Hari ini aku berencana untuk mengajak sahabatku berlibur. Dan sebentar lagi juga libur semester. Tentu saja mereka mau.
“Berangkat jam berapa?”
“Jam 09.00 aja”
“Kumpul di rumah Alleta”
Seperti yang sudah di rencanakan mereka semua berkumpul di rumah ku. Kali ini kita berlibur ke luar kota. Selama aku pergi dengan mereka, orang tuaku tidak pernah melarang.
“Udah bilang sama dokter Angga,Ta?” ucap Mayza berbisik padaku.
“Ngapain bilang?”
“Biar dokter Angga enggak khawatir lah” ucap Mayza sembari menyeringai.
“Mayza Mutia dokter Angga itu Cuma psikiater ku doang, enggak lebih dari itu” ucapku sedikit ada penekanan di setiap katanya.
“Kalau lebih juga enggak apa-apa,Ta. Gue dukung lu 100%”
Aku hanya membuang napas kasar mendengar ucapan Mayza. Semenjak hari itu Mayza mengantarku ke rumah sakit, Mayza terus-menerus menyuruhku untuk bersama dokter Angga. Aku tidak paham lagi dengan isi kepala Mayza.
Setelah mereka semua berkumpul di rumah ku, kita pun bersiap-siap untuk berangkat. Kita menggunakan mobil pribadi ku, agar mudah jika kita ingin keluar atau menginginkan pergi ke lain tempat.
“Tante, Om, kita berangkat” Ucap Putri lalu salim dengan kedua orang tua ku dan di ikuti oleh semua teman-temanku, termasuk juga aku.
“Hati-hati ya. Dan tolong jagain Alleta” ucap Mama.
“Siap tante, serahin tugas itu ke Bryan. Bryan pasti bakal jagain Alleta sepenuh hati tanpa minta imbalan” ucap Bryan terlalu percaya diri dan di hadiahi toyolan dari yang lain dan mama hanya tertawa melihat hal tersebut.
Emil yang membawa mobilnya. Emil mulai menjalankan mobil dan meninggalkan perkarangan rumah ku. Sekitar 4 jam akhirnya kita sampai di kota A dan kita langsung menuju penginapan. Perjalanan yang cukup panjang dan mereka tanpak lelah. Karena aku yang masih memiliki energy di bandingkan mereka, lalu aku memilih untuk pergi ke salah satu restaurant. Aku pergi sendirian dan aku membiarkan yang lain untuk beristirahat. Setelah selesai membeli makanan, aku kembali ke penginapan dan tanpa sengaja aku melihat sosok Delon dari jauh. Aku sudah tidak merasakan perasaan apapun terhadap Delon, yang aku tahu aku mulai hilang respect kepadanya. Aku melajukan mobilku meninggalkan area restaurant.
Selesai
Sarapan Kata KMO Batch 35
Kelompok7_RenjanaAksara
Jumlah kata 771
Hari ini jadwal ku bersama sahabat ku untuk ke pantai. Kita berangkat sore karena memang kita ingin mengejar sunset. Setelah sampai pantai Mayza langsung berlari ke arah tepian pantai.
“Jangan lupa turunin jajanannya” teriak Mayza dari kejauhan.
Putri dan Indah juga sudah berlari mengikuti Mayza ke pinggiran panta untuk bermain air.
“Dasar cewek, sukanya nyuruh-nyuruh” ucap Bryan kesal.
Aku tersenyum melihat wajah kesal Bryan.
“Udah enggak apa-apa. Masih ada aku sama Emil juga yang bantuin” ucap ku lalu mulai mengeluarkan kantong makanan dan juga minumannya.
Mereka memilih untuk bermain air dan juga mengambil gambar. Sedangkan aku memilih untuk duduk di salah satu gazebo sembari menikmati makanan dan mengambil video mereka dari jauh.
“Alleta?”
Suara yang sangat tidak asing lalu aku menolehkan kepala ku meencari sumber suara tersebut.
“Delon” ucap ku terkejut.
“Boleh ikut duduk?”
“Boleh” ucap ku lalu bergeser.
Aku melihat tatapan teman-temanku yang semula sedang bersenang-senang tiba-tiba saja mereka memilih untuk diam.
“Itu siapa yang duduk di sebelah Alleta?” tanya putri lalu yang lain langsung menoleh kea rah ku.
Seketika raut wajah Emil langsung berubah lalu berusaha untuk menghampiri Alleta namun di cegah oleh yang lain.
“Lu kenapa?” tanya Bryan. Emil tidak menjawab pertanyaan Bryan dan Emil mengepalkan tangannya sangat keras. Kelihat sekali jika Emil sangat marah saat ini, namun dia juga tidak bisa memberitahu yang lain tentang siapa laki-laki yang saat ini sedang berbincang dengan alleta.
“Mungkin itu teman Alleta, udah biarin aja” ucap Indah berusaha untuk mengalihkan perhatian yang lain. Lalu mereka kembali mengambil foto dan jjuga bermain.
“Ayo Mil fotoin kita lagi” perintah Indah.
“Minta tolong yang lain” ucap Emil tanpa mengallihkan pandangannya dari Alleta. Lalu Indah memilih untuk menjauh dari hadapan Emil sebelum dirinya teramuk beruang kutub.
***
“Gimana kabar kamu?” tanya Delon berbasa-basi.
“Seperti yang kamu lihat, baik” ucap Alleta tanpa memalingkan wajahnya dari kotak makanan yang ada di tangannya.
“Aku mau minta maaf, Ta”
“Udah aku maafin”
“Aku udah selesai pelatihan, Ta. Sekarang aku udah jadi polisi sesuai cita-cita ku”
“Selamat ya”
“Ta, kamu masih nunggu aku kan?”
Aku memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Delon. Lalu memilih untuk pergi dari gazebo tersebut. Delon berusaha menahan tangan ku. Sebenarnya aku sudah baik-baik saja hanya saja jika melihat Delon secara langsung dan mendengar semua ucapannya seakan-akan semua perkataannya yang dia ucapkan dulu berputar kembali di otak ku.
Emil tiba-tiba saja menarik tanganku dari Delon.
“Ta, gabung sama yang lain aja yuk”
Aku mengangguk dan berjalan di belakang Emil sembari tangan ku di genggam olehnya.
“Lu enggak apa-apa?”
“Enggak, udah santai aja”
“Gue takut aja gitu. Entar tiba-tiba lu lari ke arah laut kan enggak lucu” ucap Emil.
“Enggak lah, gue masih pengin hidup kali”
“Bagus deh kalau gitu”
Lalu aku mendekati Mayza dan yang lainnya lalu ikut berfoto smbari bermain pasir dengan mereka. Aku memperhatikan Delon dari posisiku saat ini. Aku tidak tega melihatnya seperti itu tapi juga aku tidak ingin terjebak di situasi dan kondisi yang sama.
Aku menghampiri Delon. Nampak sangat jelas di wajah Delon betapa dia sangat bahagia saat melihat ku mendekat.
“Ta” ucapnya sembari tersenyum.
“Maaf Delon, aku enggak bisa balik lagi sama kamu. Lagian sekarang kamu juga udah jadi polisi, bukan aku lagi yang kamu mau. Pasti kamu akan cari yang setara sama kamu, kaya anak kebidanan atau kedokteran. Jadi mending kamu pulang aja deh”
“Tapi Ta aku sayangnya sama kamu”
“Jangan bohongin perasaan kamu terus, aku tau bukan aku yang kamu mau.”
“Alleta?”
“Makasih udah datang ke hidup ku dan membuat sebuah kebiasaan baru, makasih juga kamu berusaha menyakinkan ku kalau kamu berbeda sampe luka yang aku rasa lebih parah dari sebelumnya.” Ucap ku sembari tersenyum.
“Maaf, aku enggak bermakhsud seperti itu Ta” ucap Delon sembari menundukan kepalanya.
Aku tersenyum ikhlas. Karena aku memang tidak ingin kembali mengulang cerita ini. Bukan karena aku membencinya hanya saja jika aku mengulang kisah ini seperti membaca sebuah novel untuk yang kedua kalinya. Delon datang bukan untuk menetap, dia datang hanya untuk menjadi sebuah pelajaran.
Setelah selesai berbincang dengan Delon, aku kembali menghampiri teman-teman ku. Aku kembali duduk di sebelah Emil dan menatap yang lain dari posisi ku.
“udah selesai,Mil” ucap ku tanpa memalingkan wajah ku menatap air laut. Emil Menggenggam tangan ku sembari tersenyum.
Kisah ini telah selesai. Akhir yang tidak bahagia bukan berarti kisah hidup kita selesai. Kisah ku tentang Delon telah selesai dan entah apa kisah yang sedang menunggu ku di depan sana. Setelah kisah ini aku hanya ingin beristirahat. Memperbaiki perasaan dan hati ku yang telah berantakan. Terimakasih untuk semua pembelajaran yang telah kamu berikan pada ku Delon Angkasa Pratama. Sampai jumpa di titik tertinggi yang telah Tuhan janjikan. Sampai Jumpa.