Loading
0

1

1

Genre : Teenlite
Penulis : El_Roslina
Bab : 30
Pembaca : 9
Nama : Elin roslina
Buku : 1

Anak Rantau

Sinopsis

Banyak orang yang merantau memberanikan diri berjuang untuk hidup nya.Tidak semua orang bisa merantau dan kebanyakan orang yang merantau mental nya terpupuk lebih kuat,lebih dewasa.Dan kadang anak rantau itu menemukan cinta sejati nya di tempat kerjaan,di kos-kos an(kontrakan petak).Perjuangan anak rantau itu sangat berwarna,banyak cerita dan pengalaman nya.
Tags :
Anak Rantau

Mengambil keputusan

0 0

Kebingungan mulai melanda seorang gadis yang baru lulus sekolah,di pikiran nya antara kuliah atau kerja.Gadis itu bernama Hania,,,Gadis yang tinggal di desa dan anak paling bontot. Hania bertanya pada dirinya sendiri,"kalau kuliah biaya nya dari mana"? Kalau kerja mau kerja apa? Cuma sekedar lulusan SMA. Hmm,,,,,gimana yacchhh??? Kondisi Bapak nya sekarang sedang sakit struk,tidak bisa untuk membiayai kuliah nya. Suatu hari Hania menghampiri kedua orangtua nya,dia bertanya pada Ibu dan Bapak nya.Pak,,,bu,,,saya ingin bekerja,apakah bapak sm ibu mengizinkan? Ibu nya menjawab boleh nak,,,!! Tapi mau kerja apa dan dimana? Hania pun menjawab pertanyaan ibu nya. Gak tahu bu belum sempat mencari pekerjaan,hanya sekedar meminta izin terlebih dahulu. Karena Hania kasian sama ibu kalau di tinggal kerja. Nanti ibu sama siapa mengurusi bapak. (Kakak kakak hania sudah berumah tangga semua). Bapak nya mendengar perkataan hania seperti itu langsung bapak nya bilang..."Nak silahkan kamu kerja,cari pekerjaan yang halal dan nyaman buat kamu. Kamu gak usah memikirkan bapak. Tenang bapak masih ada ibu,rumah kakakmu juga dekat dari sini. Setelah mendengarkan nasehat kedua orangtua nya. Hania memutuskan akan pergi merantau bersama teman nya. Hania pun segera bergegas mempersiapkan syarat-syarat untuk melamar pekerjaan. Hari minggu tiba,,, Hania berpamitan kepada kedua orangtua nya untuk pergi ke sebuah kota. Tangisan Hania pecah ketika memeluk bapak dan ibu nya. Dalam lubuk hati yang paling dalam Hania tidak tega meninggalkan kedua orangtua nya,tapi Hania ingin mencapai cita-cita nya. Hania dari dulu sudah niat kalau sudah lulus sekolah SMA tidak mau ngerepotin orangtua terus. "Nak,,,hati-hati di jalan,semoga disana kamu mendapatkan pekerjaan yang terbaik dan kamu bisa betah disana,"ujar ibu nya. Iya bu,Insya Allah Aamiin... Doain Hania terus ya bu,,,pak,,,(sambil mencium tangan kedua orangtua nya). Daaaahhhh ibu,,,Daaaahhhh Bapak,,, Assalamualaikum,,, Hania melambaikan tangan dan bergegas naik motor pergi ke terminal. Hania janjian sama temannya di terminal. Hania naik bus jurusan Cikarang-Bekasi. Di Bekasi banyak pabrik-pabrik dan Bekasi di juluki sebagai kota industri terbesar di negara Indonesia. Karena Hania hanya mengandalkan ijazah SMA nya maka memutuskan pergi k cikarang untuk melamar ke pabrik-pabrik. Sesampainya di cikarang,hania ngekos bareng teman nya yang sudah duluan bekerja. Teman nya lulus sekolah langsung mendapatkan pekerjaan di cikarang. Hania mengikuti jejak teman nya mencari pekerjaan di cikarang. Untuk Hania mencari pekerjaan tidak semudah membalikkan tangan. Hania beberapa kali melamar kesana kesini tapi belum berhasil.

Awal pekerjaan

0 0

Setelah berjuang kesana kesini mencari pekerjaan,akhirnya Hania mendapatkan pekerjaan di sebuah pabrik garmen. Hari senin pun tiba,awal dimana hania mulai bekerja.Hania bekerja bagian asisten operator,dengan hati yang begitu deg deg deg an karna baru pertama kali untuk bekerja. Hania berkenalan dengan teman sekelilingnya.Terutama dengan bagian yang sama dengan dia.Hania anak yang nurut,di suruh ini itu dia selalu mau,selalu berusaha untuk bisa menjalankan mesin di pabrik itu. Namun Hania masih di cuekin sama orang-orang yang sudah lama bekerja.Ditempat itu mayoritas wanita yang bekerja.Seorang anak gadis yang baru merantau yang baru bekerja,yang harus adaptasi dengan dunia baru nya itu tidak mudah. Beberapa hari kemudian hania mulai akrab dan mulai menikmati pekerjaannya.Satu mesin di jalankan dua orang,walau hanya sebatas asisten operator dia sangat semangat.Beruntung nya Hania mendapatkan patner kerja yang baik,yang ngajarin dalam hal apapu. Temannya bernama Fitri,dia wanita yang sudah menikah dan mempunyai anak.Orang orang selalu memanggilnya Teh Fitri. Teh Fitri selalu menasehati bukan dalam hal pekerjaan saja,namun dalam hal kehidupan juga.Dalam pekerjaan pun mereka selalu ceria,kerjaan kelar hati pun senang. Dibalik teman yang baik ada saja leader yang judes.Setiap pekerjaan yang kurang rapih langsung marah-marah.Tanpa menanyakan terlebih dahulu alasannya. Apalagi untuk Hania yang baru bekerja,dia merasa takut menghadapi leader itu.Setiap masalah di pekerjaan Teh Fitri selalu orang yang pertama menyelesaikannya.Teh Fitri sudah seperti Kakak sendiri.Selalu melindungi Hania dan memberikan semangat terus.Jika leader marah kata Teh Fitri "cuekin saja jangan di masukin ke hati." Hania bekerja di pabrik garmen di bidang bordir.Pernah waktu itu kejadian bahan bordir nyangkut di mesin.Hania sudah ketakutan,kalau leadernya tahu pasti Hania kena marah.Tapi Teh Fitri bisa mengatasi masalah itu.Dan ternyata memang jarum bordirnya yang bermasalah. "Hmmm.....Alhamdulillah..."ucap Hania sambil tarik nafas.Dari kejadian itu Teh Fitri mengajarkan Hania supaya masalah apapun jangan panik dulu.Atasi dengan kepala dingin dan fokus. Hania begitu senang dan sangat kagum dengan sikap Teh Fitri.Banyak belajar dalam hal apapun.Bisa membuat Hania lebih betah lagi kerja di tempat itu.

Gaji pertama

0 0

Setelah sebulan hania bekerja,dia mendapatkan upah.Upahnya gak begitu besar,tapi hania tetap bersyukur atas rezeki yang dia dapatkan dari keringat sendiri. Hania segera membagi- bagi uangnya untuk bayar kontrakan,keperluan pribadi dan sisa nya untuk makan.Gaji pertama hania belum bisa kirim uang ke orangtua nya,karena gaji nya pas-pas an. Assalamualaikum bu,,,?? (Hania telepon pada ibu nya).Waalaikumussalam nak,,,gimana kabar disana??hania pun menjawab alhamdulillah baik bu,,,ibu bapak gimana kabar nya??alhamdulillah disini juga baik baik saja,jawab ibu nya.Bu sebelum nya hania mau minta maaf karena gaji pertama hania belum bisa kirim ke ibu".Iya nak tidak apa-apa,yang penting kamu hidup disana berkecukupan.Jangan khawatir dengan keadaan ibu dan bapak disini."Doain hania ya bu supaya hania sehat terus dan bisa jadi orang sukses."ibu dan bapak selalu mendoakan kamu tanpa kamu meminta".Bu telepon nya sudah dulu ya hania mau berangkat kerja,iya nak,,,,hati-hati. Dengan gaji yang pas pas an hania berusaha semaksimal mungkin supaya uang nya bisa nyampe ke gajian bulan depan nya lagi. Di pabrik nya kalau jam istirahat dia tidak mendapatkan makan.Kadang hania jam istirahat hanya makan mie instan saja kadang pergi ke warteg.Sebisa mungkin memaksimalkan keuanganya. Sering banget hania memakan mie instan.Baik di tempat kerja atau di kontrakan.Hania tidak ingin ibu nya khawatir dengan keadaan sebenarnya. Namun hania seperti itu juga tidak sendiri karena teman kontrakannya pun sama seperti itu.Sama sama berjuang bertahan hidup.Apapun keadaan nya hania tetap bersyukur.Sampai detik ini dia bisa bekerja mencari uang untuk hidup nya sendiri tanpa di bantu orang tua nya lagi.Itu adalah hal kebanggaan pada diri nya sendiri. Hania waktu itu pernah bilang dalam hati nya."Oh,,,begini ya hidup merantau jauh dari orang tua,ternyata tidak mudah.Dan mencari uang untuk bertahan hidup sangat sulit.Begitu luar biasa Bapak dan Ibu membesarkan saya". Dari situ hania tekad akan lebih tegar,tidak mudah putus asa,semangat terus.Dan tidak ingin membuat orangtua nya sedih atau khawatir.Pelajaran yang sangat berarti untuk Hania.

Menunggu keputusan

0 0

Pas buka slip gaji yang kedua hania berkaca kaca karena gaji nya lebih dari bulan kemarin.Walau lebih nya sedikit hania sangat senang.Gaji kedua bisa lebih karena hania waktu itu di kasih lemburan. Hmmm,,,,lumayan juga kalau ada lemburan terus,ucap hania dalam hati nya sambil senyum-senyum.Mudah mudahan nanti lebih banyak lagi lemburan nya supaya gajian bulan depan lebih lagi. Gajian kedua hania alhamdulillah bisa kirim ke orangtua nya,yang lebih itu semua di kasih pada orangtua nya.Walau lebihnya sedikit,setidaknya hania bisa membahagiakan kedua orangtua nya dengan hasil jerih payah sendiri. Kehidupan hania masih sama seperti bulan kemarin,kerja kerja dan kerja.Pulang kerja hanya diam di kontrakan saja.Keluar kontrakan hanya untuk membeli makan atau keperluan lainnya.Hari minggu hania libur kerja,di hari libur hania memanfaatkan waktu untuk mencuci dan menggosok pakaian. Orang yang punya kontrakan nya alhamdulillah orang baik.Selalu perhatian sama hania.kalau mau berangkat kerja atau pulang kerja selalu nyapa.Dan suka nanyain udah makan apa belum. Namun ada yang bikin was was Hania.Menunggu gajian ketiga sama saja saya menunggu habis kontrak.Awal perbincangan dengan teman sekontrakan nya. Rika (nama teman sekontrakannya) bertanya"kamu pas awal kerja di kontrak berapa bulan"?saya di kontrak hanya 3 bulan,ucap hania."Tenang nanti kamu di perpanjang kok kontraknya,saya juga waktu itu gitu,di kontrak 3 bulan dulu,terus di perpanjang 6 bulan,yang penting kehadiran kamu bagus,ucap rika". Hania mendengar itu lebih optimis lagi karena selama ini hania belum pernah absen. Di setiap sujud nya hania selalu berdoa supaya pekerjaan nya di perpanjang lagi. Beberapa hari kemudian tanggal gajian pun tiba.Hania di panggil HRD untuk menghadap.Di dalam ruangan HRD hania sambil berdoa terus. HRD berkata:Hania karena kamu kerja nya bagus dan kehadiran kamu juga tidak pernah absen,maka kamu di perpanjang kerja nya selama 6 bulan.Nanti selama 6 bulan,kamu tidak absen bisa di perpanjang lagi selama 1 tahun.Jadi kamu pertahankan nilai kehadiranmu dan bekerja lebih bagus lagi. Baik bu,saya akan berusaha lebih bagus lagi,ucap hania. Setelah menghadap HRD,bel berbunyi waktu nya untuk pulang.Sesampai di kontrakan hania langsung cerita pada Rika.Rika pun senang dengar teman nya di perpanjang kontrak kerja nya. Hania pun tidak lupa untuk cerita kepada kedua orangtuanya.

Mengenal seseorang

0 0

Ketika hari minggu tiba, hania menyempatkan waktu untuk bermain ke tempat teman sekampungnya, yang sama-sama merantau. Tapi temannya beda daerah dan beda tempat pekerjaannya. Hania mengunjungi tempat kontrakannya. Karena Hania tidak tahu tempat kontrakannya, mereka bertemu di Supermarket Perjalanan ke Supermarket, Hania menggunakan jasa angkot. Di dalam angkot Hania hanya bertiga, dua perempuan satu lalaki. Ketika perempuan itu turun, Hania mulai merasa deg-degan. Sepanjang perjalanan Hania banyak-banyak berdoa, meminta perlindungan-Nya. Lalaki itu memberikan senyumannya, Hania membalas senyum dengan terpaksa. “Mau kemana neng?” ucap lalaki itu “Mau belanja” dengan singkat Hania menjawab. “Boleh tahu siapa namanya?” Hania bingung mau jawab atau tidak. Jika tidak dijawab takut di kira sombong dan takut lalaki itu bertindak yang kurang baik. “Nama saya Hania” dengan suara yang pelan. “Ooooo....perkenalkan nama saya Zaki” Zaki mungkin memperhatikan ekspresi wajah Hania yang begitu ketakutan. Zaki menjelaskan kepada Hania “ Tidak usah takut yahhh...” “ Saya seorang Mahasiswa, saya tidak akan berbuat hal yang aneh-aneh. Ini juga saya mau berangkat ke tempat kuliah”. Mendengar itu Hania merasa lega. Sambil tarik nafas Hania pun tersenyum. Zaki bertanya kegiatan apa yang Hania lakukan? “ Saya cuma sekedar buruh pabrik” Berarti disini merantau ya? “ Iya” Sama saya juga merantau ucap Zaki. Saya tinggal bersama saudara saya. “Kalau kamu tinggal dimana Hania?” “ Saya tinggal di kontrakan bersama teman saya” Karena tujuan Hania sebentar lagi sampai Zaki pun bergegas meminta nomor handphone. “ Boleh saya minta nomor handphonenya?” “ Boleh” Mereka saling tukar nomor handphone. Hania mengetik nomornya di handphone Zaki, dan Zaki pun sebaliknya. Dan akhirnya Hania sampai ditempat tujuan . Ketika Hania turun dari mobil angkot Zaki langsung bilang “ Nanti kita lanjut ngobrol lagi ya...” “ OK...” kamu sms atau telepon duluan saja. “ Siap” “ Hati – hati ya...“ ucap Zaki sambil melambaikan tangannya dan tersenyum. Hania hanya membalas dengan senyuman.

Lanjut obrolan

0 0

Setelah jumpa dengan teman sekampungnya Hania langsung pulang ke kontrakan. Dikontrakan Hania banyak cerita kepada Rika. Perkenalan dia sama Zaki pun diceritakan sampai detail . Sebagai teman Rika hanya mengingatkan untuk hati-hati terhadap siapa pun. Malam pun tiba.... Kring...kring...kring... Terdengar bunyi handphone Hania Hania langsung mengangkat telepon itu. Ternyata telepon itu dari Zaki. “ Assalamualaikum” ucap Zaki Waalaikumussalam “ Saya ganggu tidak?” Tidak... Ada apa yaaa...? “ Cuma ingin ngobrol saja lanjutin yang tadi siang “ hehehe...Zaki sambil senyum senyum. “ Kamu lagi ngapain?” Lagi santai habis ngobrol sama teman kontrakan. “ Temannya satu kampung apa beda?” Iya satu kampung dia juga teman dari sekolah. “ Hania, kapan kapan saya boleh main ke tempat kontrakan kamu?” Boleh, tapi nanti saja kalau saya libur kerja. “ Iya, saya juga paham karena saya juga harus kuliah” Kamu memang tidak malu berteman sama buruh pabrik? “ Kenapa harus malu, berteman itu tidak pandang kalangan” Iya, betul juga... “ Kamu malah hebat sudah bekerja, sedangkan saya masih merepotkan orang tua “ Ya, kamu juga hebat bisa melanjutkan sekolah. Kalau saya ingin kuliah tapi dananya tidak ada. “ Sudah ah jangan bahas itu lagi “ “ Semua orang punya kehidupan yang berbeda, tergantung kita bagaimana mensyukurinya” Betul... “ Hania, sudah makan belum?” Sudah “ Kamu jangan telat makan, hidup merantau itu keras, harus pintar-pintar jaga kesehatan, bagi-bagi waktu” Iya, saya paham... Saya juga sudah merasakan hidup merantau itu seperti apa. Zaki, teleponnya sudah dulu ya? Besok saya harus bekerja, saya mau istirahat. “ O iya ya... silahkan istirahat” “ Maaf ya sudah ganggu” Tidak ganggu kok !! Cuma sudah malam waktunya istirahat. Tadi kata kamu juga harus jaga kesehatan. “ iya ya...hehehe” “ Ya sudah... Lain waktu kita ngobrol lagi” Iya “ Makasih ya” Iya sama-sama “Sudah dulu ya, Assalamualaikum” Waalaikumussalam... Baru juga tadi siang kenalan, sekarang sudah ngobrol di telepon. Ucap Rika sambil senyum-senyum. Dia orangnya asik juga dan lumayan dewasa pemikirannya. Ucap Hania dengan ekspresi yang senang. Sudah ah... Yuk kita istirahat saja.

Pertama Zaki ke kontrakan

0 0

Seminggu kemudian... Zaki menelepon Hania, dia meminta alamat kontrakan. Hania pun tidak segan untuk memberikan alamatnya. Karena Hania berniat untuk menambah pertemanan saja. Sore pun tiba... Minggu sore begitu cerah, langit pun berwarna begitu cantik. Tidak lama kemudian Zaki pun datang ke kontrakan. Alhamdulillah Zaki tidak susah untuk mencari alamat. “ Assalamualaikum” Waalaikumussalam... Silahkan masuk.. Tapi maaf Cuma duduk di teras depan saja. Ucap Hania dengan lemah lembut. “ Iya, tidak apa apa. Ini juga terimakasih sudah di izinkan main kesini” Zaki pun dikenalkan sama Rika. Namun Rika tidak bisa berbincang bincang lama karena Rika lagi menyetrika. Rika pun meninggalkan mereka. Zaki dan Hania asyik ngobrol, banyak hal yang mereka ceritakan. Ketika mereka asyik ngobrol Ibu kontrakan menghampiri mereka. Ibu kontrakan menanyakan siapa Zaki itu. Hania menjelaskan kalau Zaki itu temannya. Ibu kontrakan hanya mengingatkan tidak boleh main sampai larut malam. Waktunya sholat Magrib pun tiba. Zaki berpamitan untuk pulang. Hania menawarkan untuk sholat terlebih dahulu, namun Zaki menolaknya. “ Saya sholat ke mesjid saja, sekalian arah pulang “ “ Maaf ya mainnya cuma sebentar, saya juga ada tugas kuliah yang harus dikerjakan” Iya... Lain waktu bisa main lagi. “ Makasih ya...Assalamualaikum” Waalaikumussalam... Setelah sholat magrib Hania dan Rika pergi keluar untuk makan. Disela sela perjalanan mereka membicarakan tentang Zaki. Mereka berjalan kaki, karena tempat membeli makan cukup dekat dari arah kontrakan. Kata Rika, Zaki itu sepertinya anak yang baik dan sopan. “ Sepertinya memang begitu” ucap Hania “ Makanya saya mau berteman dengan dia” Tapi kamu juga harus tetap jaga jaga jangan sampai terlena dengan sikapnya. Kebanyakan cowo itu baik di awal saja. Rika menasehatinya... “ Iya, tenang saja...Lagi pula saya tidak ingin pacaran dulu. Saya masih ingin fokus bekerja.” Ya syukurlah kalau begitu, saya tidak ingin teman saya sakit hati gara gara cowo. “ Iya,say... Makasih sudah mengingatkan” Setelah mereka membeli makan, mereka langsung pulang ke kontrakan. Hania dan Rika mempunyai karakter yang hampir sama, mereka tidak pernah main malam malam.

Perdana jemput

0 0

Alhamdulillah kerjaan sudah kelar, tinggal menunggu bel pulang bunyi, ucap Hania sambil meregangkan tangannya. Bel pun bunyi... Hania berjalan keluar pabrik sambil menunggu Rika diluar. Karena mereka beda bagian kerjanya. Ketika mereka keluar dari parkiran. Zaki memanggil Hania, Zaki sengaja tidak memberi tahu kalau dia mau jemput. Zaki ingin memberi kejutan kepada Hania. Zaki tahu alamat kerja Hania pas kemarin ngobrol di kontrakan. Hania kaget melihat Zaki jemput dia, “Kok kamu gak bilang-bilang kalau mau jemput?” Iya saya ingin kasih kamu kejutan. Hania diledekin teman teman yang lain. Teman temannya menyangka Zaki itu pacarnya Hania. Mendengar ledekan teman temannya Hania malu dengan pipi kemerah-merahan. Tapi Rika pulang duluan, dia tidak ingin mengganggu mereka. Rika pulang bareng sama yang lainnya. Hania dan Zaki pun bergegas langsung pulang. Ditengah perjalanan Zaki mengajak Hania untuk makan, tapi Hania menolaknya. Karena Hania paham Zaki belum kerja. Tapi Zaki berusaha lagi dengan mengajak Hania ke minimarket untuk membeli cemilan. Hania bingung harus gimana, tapi Hania menghargai ajakan Zaki ke minimarket. Di dalam minimarket Hania hanya mengambil sedikit cemilan. Hania tidak ingin membebani Zaki. Zaki paham dengan sikap Hania, dia pun menjelaskan kalau ada uang tabungan. Namun Hania memberikan masukan supaya uangnya jangan dipake boros-boros, uangnya lebih baik untuk kuliah. Setelah itu mereka langsung pulang ke kontrakan. Tidak lama kemudian mereka sampai di kontrakan. Zaki tidak mampir dulu, dia ingin Hania langsung istirahat saja. Zaki paham kalau pulang kerja itu sangat lelah. “ Saya langsung pamit ya...” Kamu tidak mampir dulu?? “Tidak... Lain waktu saja, lebih baik kamu langsung istirahat ya..” Ok kalau begitu... Kamu hati hati dijalannya. “ Siaaapppp...” Makasih ya sudah jemput saya..... “ Iya sama sama, assalamualaikum” Waalaikumussalam “Cie... Cie... Di jemput Zaki.... Rika mulai ngeledekin Hania.” Apa siihhhh... Biasa saja kali... “ jangan kaget kalau besok di tempat kerja kamu jadi bahan ledekan teman-teman, hehehe...” Saya santai saja kok... Lagi pula Zaki kan cuma sebatas teman. Hania langsung cerita pada Rika selama perjalanan tadi. Sambil mereka memakan cemilan yang tadi dibelikan Zaki.

Masalah datang

0 0

Di pabrik lagi banyak kerjaan, Hania pun menambah jam kerjanya. Hari itu sangat melelahkan. Barang buru buru mau dikirim, semua karyawan sangat sibuk dengan kerjaannya. Disaat lagi kejar-kejaran sama waktu, malah ada masalah datang. Semua mesin mati, entah apa yang mengakibatkan semua itu terjadi. Atasan Hania hanya bisa marah-marah. Semua karyawan kena imbasnya. Tanpa mencari sebab dan solusinya. Pihak teknis akhirnya datang juga, mereka langsung bergegas memperbaikinya. 2 jam kemudian semua mesin hidup lagi. Semuanya bergegas langsung mengerjakan barang yang akan dikirim. Ketika karyawan sedang sibuk dengan pekerjaannya, masalah datang lagi. Barang yang sudah dikirim minggu kemarin dikembalikan lagi karena banyak yang NG ( No Good ). Semua harus dikerjakan ulang, teman-teman yang lain pun sudah kelelahan. Tapi yang namanya buruh mau bagaimana lagi. Semuanya tetap harus dikerjakan. Di hari itu semua karyawan kerja dari pagi sampai larut malam. Hania bingung bagaimana untuk nanti pulang. Karena Hania belum pernah pulang sampai larut malam. Hania cerita pada Rika di waktu jam istirahat. “ Kamu minta tolong saja sama Zaki untuk jemput “ ucap Rika Terus nanti kamu sama siapa?? “ Tenang saya sudah ditawarin sama Anwar untuk pulang bareng “ ( Anwar kerja bagian laser bareng Rika) Ya, sudah saya kabarin Zaki dulu. Hania langsung telepon Zaki, mumpung jam istirahat masih ada. “ Assalamualaikum Zak???” Waalaikumussalam... “Nanti malam kamu sibuk tidak??” Tidak... Emang ada apa? “ Nanti malam bisa jemput saya ke pabrik?” Memang kamu belum pulang kerja? ( Hania telepon Zaki di jam istirahat Magrib) “ Belum, lagi banyak kerjaan” “ Disuruh lembur sama atasan” Ok... Ok... Saya usahakan bisa jemput kamu. “ Tapi, kalau kamu tidak bisa ya sudah tidak apa-apa” Tenang saya usahain, kalau janjikan berat. Kamu pulang jam berapa? “ Saya pulang jam 23.00 WIB “ Ya ampun Hania... Kamu gak lelah?? “ Ya mau bagaimana lagi, udah nasib seorang buruh” Ya sudah kamu hati-hati kerjanya. Saya pasti jemput kamu. “ Makasih ya...” “ Maaf merepotkan kamu” Santai saja, selagi saya masih bisa. “ Sudah dulu ya, sudah bel masuk kerja lagi” “ Assalamualaikum” Waalaikumussalam... Hati- hati “Iya” Jam 23.00 pun tiba... Semua karyawan penuh dengan rasa lelah langsung pada pulang. Tiba diparkiran Hania menengok sana sini mencari Zaki. Namun Zaki tidak ada... Bersambung...

Kejutan

0 0

Hania dengan penuh rasa lelah, bingung dan khawatir. Zaki tidak ada kabar... “ Zaki, kalau kamu gak bisa jemput langsung bilang saja, gak usah bikin saya jadi bingung begini” ( Hania berkata dalam hati) Hania sambil jalan melihat ke kanan ke kiri tapi Zaki tidak ada. Kabar pun tidak ada, sedangkan waktu semakin larut malam. Hania bingung mau pulang bagaimana. Rika sudah pulang duluan. Hania terus berjalan berharap masih ada kendaraan umum. Berjalan dengan rasa ketakutan, Hania sambil berdoa terus. Namun ketika berjalan, Hania merasa ada orang yang mengikutinya. Pas di tengok ke belakang tidak ada siapa – siapa. Hania semakin deg-degan... Tidak lama kemudian Zaki pegang pundak Hania. Hania sangat terkejut... “Astagfirullah...” Hania teriak dengan histeris. Pas lihat kebelakang ternyata Zaki. “ Gak lucu “ Hania dengan muka kesal dan sambil mukulin tangan Zaki. “ Maaf... Maaf...” dengan kepala menunduk Zaki meminta maaf. “ Happy birthday Hania “ “Walau ulang tahunnya besok, tapi sekarang bentar lagi pergantian hari. Maaf banget... Saya dikasih kabar oleh Rika kalau kamu besok ulang tahun. Saya disuruh ngerjain kamu.” “Au... Ah... “Hania langsung pergi dan marah. Zaki mengejar Hania, ketika tangan Hania ke pegang Zaki, Zaki pun langsung tarik Hania dan mengajak pulang bareng. Zaki terus- terusan minta maaf. “ Ok... Ok... Tidak apa- apa kamu tidak maafin saya, tapi tolong ayo kita pulang bareng, ini sudah larut malam, tidak ada kendaraan umum.” “ kamu tunggu bentar, saya ambil motor dulu “ Hania hanya diam saja tidak sedikit pun berbicara. Hania tetap menunggu Zaki ambil motor. Hania juga bingung pulang naik apa. Jadi terpaksa pulang bareng sama Zaki. “ Ayo... Naik “ Zaki pun berbicara dengan penuh penyesalan. Hania langsung naik motor. Selama perjalanan Hania diam saja. “ Kalau tahu begini, gak bakalan saya kasih kejutan, Hania marah besar “ucap Zaki dalam hati. Sesampai di kontrakan Rika langsung kasih ucapan sambil membawa kue ulang tahun. Hania memeluk Rika sambil menangis. “ Gak perlu seperti ini caranya” “ Saya begitu ketakutan” Hania tersedu-sedu menangis. “ Maafin ya say...” “ Sekali kali bolehlah ngerjain kamu, hehehe....” Rika tertawa dengan puas. “Maafin Zaki ya... Dia Cuma membantu Rika ngerjain kamu.” “Zaki pun gak bakalan ngerjain kamu sampai begini” hehehe... ucap Rika Iya...iya.... Saya maafin kalian.... Lain kali jangan di ulang lagi. Zaki dan Rika hanya senyum-senyum saja. Mereka duduk santai sambil menikmati kue ulang tahun. Rika sudah meminta izin kepada ibu kontrakan.

Kabar yang kurang baik

0 0

Bel istirahat bunyi... Kebetulan pas istirahat, Hania mendapatkan telepon dari ibunya. Ibunya ngasih kabar kalau ayahnya nanyain Hania terus. Hania kepikiran terus perkataan ibunya. Hania takut terjadi sesuatu karena kondisi ayahnya memang sudah sakit-sakitan. Hania bingung bagaimana dia pulang kampung. Hania masih termasuk karyawan baru jadi kehadiran kerja sangat dijaga. Hania menceritakan kepada Rika apa yang dia rasakan. Rika memberi masukan, hari jumat pulang kerja langsung pulang kampung, nanti minggu berangkat kesini lagi, yang penting kamu sudah bertemu dengan ayah kamu. Mungkin ayah kamu kangen ingin bertemu. Hania memikirkan perkataan Rika. Semenjak merantau Hania belum pernah pulang kampung. Setelah berpikir Hania memutuskan untuk pulang kampung. Hari jumat pun tiba, setelah pulang kerja Rika menemani Hania pergi ke terminal. Mereka dari pabrik langsung ke terminal, mereka mengejar waktu untuk busnya. Perjalanan Hania ke kampung tidak begitu lama, sekitar 4-5 jam. Sesampai di kampung Hania langsung lari menuju kamar ayah. Namun ayahnya tidak ada di kamar. Kakaknya memberi tahu kalau ayahnya sudah dibawa ke rumah sakit. Tidak mengenal capek Hania langsung pergi ke rumah sakit. Namun Hania bersih-bersih badan dulu sebelum berangkat. Jam 01.00 WIB Hania sampai rumah sakit. Hania langsung memeluk ayahnya. Kelihatan sekali begitu bahagianya sang ayah ketemu. Keesokan harinya dokter memeriksa ayahnya dan hasilnya bagus. Ayahnya nanti sore bisa pulang. Dari kemarin- kemarin tensi ayahnya tinggi, namun setelah bertemu Hania tensinya cepat turun. “Obat rindu sangat manjur” “ Lain waktu tinggal bilang saja kalau ingin bertemu pak “hehehe... Ucap dokternya. Hania lega mendengar semua itu. Kekhawatirannya hilang begitu saja. Sore pun tiba... Keluarga Hania pulang ke rumah dengan menggunakan mobil sewaan. “ Nanti jangan begini lagi ya pak ...” “ Kalau rindu bilang saja, nanti Hania usahakan pulang “ “ Hania dari kemarin-kemarin sangat khawatir , begitu cemas memikirkan Bapak” Iya nak... Maafin bapak ya?? “ iya tidak apa apa, tidak perlu minta maaf , Hania tidak ingin terjadi sesuatu dengan bapak” “ Hania juga sangat rindu sama ibu bapak”

Bertanya - tanya

0 0

Minggu sore Hania tiba di terminal Cikarang. Disana Hania bertemu dengan Zaki. “Hai... Hania...” “Kamu darimana, kok ada di terminal?” Saya habis pulang kampung zak.. “Kenapa? Ada apa?” “Apa Cuma sekedar pulang saja?” Pulang saja sekedar menjenguk orang tua. Hania menjawab dengan singkat. “ Oooo.... Gimana kabar orang tua mu?” Alhamdulillah... Zaki merasa ada yang aneh pada Hania. Zaki menawarkan untuk pulang bareng ke kontrakan. “ Saya anterin ke kontrakan ya?” Gak perlu zak... Saya bisa sendiri... Saya takut ganggu kamu juga. “Saya menawarkan berarti saya lagi tidak sibuk” “Tadi saya habis mengantarkan teman mau pulang kapung” “Terus urusan kuliah juga sudah kelar” “Ayo saya anterin saja, kamu kayaknya lelah banget” Ya... sudah kalau kamu maksa. Hehehe... Hania mulai tersenyum Beberapa menit kemudian mereka sampai di kontrakan. Sesampai di kontrakan Hania tidak kuat ingin ke toilet. “Zak... Tunggu bentar ya... Saya ke belakang dulu” Ok... Ketika Hania ke toilet, Zaki bertanya pada Rika. “Hania kenapa pulang kampung ka?” Hania menjenguk orang tua nya. “Tapi sehat-sehatkan?” Hania kemarin dapat kabar kalau ayahnya lagi kurang sehat. Terus Hania hari jumat pulang kerja langsung pulang kampung. “Ooo... Gtu” “terus sekarang bagaimana keadaanya?” Hania bilang sudah sehat, ya mudah-mudahan sehat terus “Aamiin” Kalian ngobrol apa? Hania menghampiri mereka... “ini Zaki nanyain kamu kenapa kemarin pulang” ucap Rika Kan saya tadi sudah kasih tahu zak.. “Iya... Cuma tadi ekspresi kamu beda tidak seperti biasanya, seperti ada yang di sembunyikan. Makanya saya tanya ke Rika” “Kamu mau makan sama apa?” “Biar saya yang belikan” Gak perlu zak... Saya masih kenyang “Beneran?” Iya nanti saja makannya. “Ya sudah saya pulang dulu ya...” “Kamu istirahat saja” Ok... Makasih banyak Zak... “ Iya sama-sama” “Assalamualaikum” Waalaikumussalam Hania rebahan dulu, beresin pakaiannya nanti saja. Ucap Rika “Iya... Perasaan badan pada pegel-pegel semua” Ketika Hania rebahan, Rika bertanya keadaan orang tua Hania dan masih banyak pertanyaan yang dilontarkan Rika. Susah senang Hania dan Rika selalu bersama. Apapun keadaan mereka selalu bersama selalu mengerti satu sama lainnya.

Perasaan yang berbeda

0 0

Zaki merasa semakin hari semakin terpesona kepada Hania. Zaki begitu nyaman dekat dengan Hania. Hania sosok yang beda dimata Zaki. Namun Zaki tidak berani mengungkapkan perasaannya. Zaki hanya memendam perasaannya. Zaki paham karena Hania untuk saat ini ingin fokus pada pekerjaan saja. Mereka menjalani pertemanan sangat baik. Ketika Zaki libur kuliah, dia mengantar dan menjemput Hania kerja. Zaki pun mengenalkan terhadap teman temannya. Hania kalau libur kerja selalu di ajak main oleh Zaki, mereka makan bareng atau main ke tempat teman Zaki. Teman Zaki pun mengira mereka berpacaran, karena merek begitu akrab. Beberapa bulan kemudian Zaki berpikir mungkin Hania sekarang siap pacaran. Pada hari minggu Zaki ingin main ke kontrakan Hania. Tapi Hania menolaknya karena Hania sudah ada janji untuk main ke rumah saudaranya. Disaat Hania main ke rumah saudaranya, disana Hania dikenalkan dengan seorang lelaki yang sudah lebih dewasa, umurnya jauh dengan Hania, mereka berbeda umur sekitar 7-8 tahun. Lelaki itu sudah mapan, wajahnya pun terlihat tampan. Hania tidak menolak untuk berkenalan dengannya. Karena Hania menghargai saudaranya. Mereka banyak ngobrol, namun seperti biasa Hania tidak banyak bicara. Hania terhadap siapa pun yang baru dikenal tidak suka banyak berbicara. Dia menjawab seperlunya saja. Lelaki itu bernama Arya, dia bekerja sama seperti Hania yaitu bekerja disebuah pabrik.Namun kalau Arya itu pabrik pemerintah, pabrik yang terkenal besar. Kalau kerja disana, sudah di angkat karyawan tetap bisa jadi PNS. Pokoknya Arya itu dapat Gajinya sangat besar, beda dengan Hania yang sekedar cukup untuk hidupnya. Sore pun tiba, Hania mau pulang ke kontrakannya. Saudaranya meminta Arya untuk mengantarkan Hania pulang. Pertama Hania menolaknya karena tidak ingin merepotkan orang lain. Tapi saudaranya memaksa. "Tenang Hania, Arya ini orangnya baik." Ucap saudaranya. Hania tidak ingin membuat saudaranya kecewa. Hania pun pulang dianterin Arya. Perjalanan dari saudaranya ke tempat Hania tidak begitu jauh. Sesampai di kontrakan, ada Zaki yang sedang menunggu Hania pulang. Bersambung...

Ada yang cemburu

0 0

Eehh... Ada Zaki, sudah lama disini? Hania bertanya pada Zaki.. “Barusan kok” dengan muka yang agak kesel. Ayo masuk dulu Mas Arya... “Lain waktu saja, saya masih ada keperluan yang lain” Makasih sudah nganterin Hania pulang. “Iya, sama-sama” Arya pun pergi, Zaki langsung bertanya pada Hania siapa lalaki itu. “Itu namanya Mas Arya, tadi lagi main di saudara saya dikenalin sama Mas Arya. Terus saudara saya meminta Mas Arya untuk mengantarkan saya pulang.” Oooo.... Gitu... “Memang kenapa Zak...” Tidak apa-apa cuma sekedar ingin tahu saja. “Ingin tahu apa ingin tahu, hehehe...” Hania ledekin Zaki... “Ngomong-ngomong ada apa ya Zak?” Tidak ada apa-apa, ingin main kesini saja, memang gak boleh main? “Ya bolehlah, biasanya suka ngasih tahu dulu kalau mau kesini.” Tadi lagi bosen saja dirumah, makanya saya kesini saja sambil nungguin kamu pulang. Zaki begitu ingin mengungkapkan perasaannya, apalagi ke tambah tadi melihat Hania sama cowo lain. Rasanya Zaki ingin buru-buru mengungkapkan. Tapi melihat Hania sepertinya kurang tepat mengungkapakan perasaannya saat ini. “Saya bersih-bersih badan dulu ya Zak..” Iya silahkan... Sambil menunggu Hania, Zaki bertanya pada Rika. Kamu kenal gak sama cowo yang tadi? “Gak... Dia baru pertama kesini” Hania biasanya cerita-cerita “Iya, tapi yang ini belum cerita” “Memang kenapa Zak?” “Cemburu yaa..?” hehehe... Gaklah... Cuma nanya saja, emang gak boleh nanya! “Iya... Iya...” Rika senyum senyum terus. Setelah Hania bersih-bersih, Zaki mengajak Hania untuk makan. Tapi Hania menolaknya, Hania ingin istirahat saja. Tidak ingin keluar lagi. Zaki pergi keluar dulu untuk membeli makanan ringan. “Han... Zaki kayaknya cemburu lihat kamu sama cowo yang tadi” ucap Rika Hmm... Aahhh... Biasa saja kali. “Beneran Hania... Kelihatan beda di raut wajahnya” Kenapa harus cemburu, sayakan sama Zaki Cuma berteman saja. “Ya, mungkin kamu hanya menganggap teman, tapi lain di Zaki. Sepertinya Zaki ada perasaan ke kamu.” “ Memang kamu tidak merasakannya?” Saya biasa-biasa saja siihh... “Kamu berarti kurang peka” Apa iya??? Hania terdiam sambil memikirkan perkataan Rika. Zaki pun datang.... Ini buat kamu jus alpukat... Ini buat Rika jus mangga... “Makasih Zak...” Rika sambil mengambil jus mangganya. Rika pergi ke tetangga kontrakan, memberikan waktu untuk Zaki bisa ngobrol sama Hania. Hania dan Zaki ngobrol seperti biasa. Namun mereka ngobrol tidak lama. Zaki merasa gak enak main lama-lama.

Sangat terbakar api cemburu

0 0

Zaki libur kuliah seminggu lagi. Zaki memanfaatkan waktu untuk lebih sering ketemu Hania. Apapun yang Hania butuhkan untuk kesana kesini, dia siap mengantarkan. Hania merasa ada yang aneh dengan sikap Zaki. Hania mulai memikirkan Zaki. "Apakah dia memang mencintaiku?" Hania berkata dalam hatinya. ”Tapi kalau memang dia mencintaiku, kenapa tidak di ungkapkan saja!" "Ah... Mungkin ini cuma perasaanku saja!" Hari sabtu tiba... Arya telepon Hania "Assalamualaikum neng" Waalaikumussalam... Eh... Mas Arya, apa kabar mas? "Alhamdulillah baik, kamu sendiri bagaimana?" Saya juga baik mas... "Nanti sore ada acara tidak?" Gak ada mas... Ada apa ya ? " Saya ingin ngajak kamu makan diluar" "Sambil keliling-keliling saja" Ooo... Gitu, ok siap!! "Nanti saya jemput ya?" Iya, saya tunggu dikontrakan. Jam menunjukan 17.00 WIB, Arya pun tiba dikontrakan Hania. Tidak lama kemudian mereka langsung pergi. Ketika dijalan, posisi masih dekat dengan kontrakan, Zaki melihat Hania pergi. Tapi Hania tidak melihat Zaki, karena mereka beda arah. Zaki sangat terbakar api cemburu dengan semua itu. Zaki berniat mau ngajak Hania pergi tapi sudah keduluan sama Arya. "Nyesel... Kenapa saya tidak telepon dulu ke Hania" ucap Zaki sambil mukul motornya. Zaki langsung putar balik. Hania diajak makan ke tempat pemancingan, disana ada saung untuk makan dan ada tempat untuk foto-foto. Tempatnya sangat bagus, makanannya pun enak-enak. Membuat Hania nyaman disitu. "Tempatnya enak ya..." Ucap Hania Iya disini tempatnya enak, serba enak. Bisa sambil mancing, pemandangannya indah, makanannya juga enak. "Saya perdana kesini" Masa siiihhh... "Iya, saya kerja disini baru beberapa bulan, jadi belum tahu tempat- tempat wisata disini." Ya sudah kita makan saja dulu... Nanti kita sambil ngobrol-ngobrol lagi. Sudah laper niiihh... Hehehe Mereka makan sambil ngobrol kesana kesini. Adzan magrib terdengar... Hania terdiam ingin tahu apakah Arya itu rajin dalam hal ibadah. Setelah selesai adzan, Arya bilang ke Hania... "Neng nanti kalau sudah kelar makan, kita sholat dulu ya?" "Disini juga ada tempat untuk sholat." Iya mas... Hania sambil tersenyum, dan di hatinya berkata "Alhamdulillah kenal sama cowo yang tidak lupa untuk ibadah". Mereka pun sholat berjamaah. Setelah sholat mereka masih main ditempat itu. Pemandangan malam hari terlihat lebih indah. Jam 20.00 WIB Hania ingin pulang... "Mas Arya kita pulang yuk?" "Gak enak kalau malam-malam sama ibu kontrakan" Ayo, saya juga gak berani ngajak kamu main nyampe malam-malam. Nanti saya dimarahin sama saudara kamu. Hehehe...

Penasaran dengan perasaannya

0 0

Kutipan Hania di pagi hari "Hidup itu hanya ada tiga Kemarin sekarang dan besok Kita tak tahu apa yang terjadi hari esok Bersyukur atas hari kemarin Bersiap untuk hari ini Misteri untuk hari esok Terkadang kita lupa akan nikmat yang setiap hari kita dapatkan Bersyukurlah dalam keadaan apapun Berusahalah menjadi manusia yang lebih baik lagi" Hari hari dilalui Hania seperti biasa, tidak ada perubahan yang dahsyat. Hania bersiap-siap untuk berangkat kerja. Dipabrik kerjaan Hania baik- baik saja. Teh Fitri bertanya siapa yang suka mengantarkan dan menjemput Hania kemarin - kemarin. Hania menjelaskan kalau Zaki itu hanya sekedar teman. Tapi Teh Fitri tidak percaya dengan perkataannya. Teh Fitri memberi masukan kepada Hania. "Nia... Kalau cowo sudah mau anter jemput kamu berarti dia suka sama kamu" Mungkin.... Tapi dia tidak pernah mengungkapkan perasaannya. "Biasanya cowo seperti itu rasa cinta dan sayangnya dilakukan dengan tindakan bukan perkataan" Terus saya harus bagaimana? "Kamu suka gak sama dia?" Kalau ditanya itu, saya juga bingung. Dia memang baik orangnya, sopan juga. Tapi untuk rasa cinta.... Gak tahu aahhh... "Kasihan juga cowo itu kalau kamu seperti ini terus" Ya kalau dia mengungkapkan saya akan jawab, tapi dianya juga diam - diam saja. Cowo itu namanya Zaki dan untuk saat ini Zaki cuma sekedar teman. Belum bisa lebih dari teman. "Ya nanti kapan - kapan kamu bisa jelasin itu ke Zaki, supaya Zaki tidak terlalu banyak berharap sama kamu" Iya Teh... Siap... "Ayo kita kerja lagi..." Ok... Siap Komandan...hehehe Hania sambil bekerja memikirkan perkataan Teh Fitri. Sampai tidak terasa waktunya untuk pulang. Zaki pun datang untuk menjemput Hania. "Kamu sudah kelar kuliahnya?" Sudah, makanya kesini buat jemput kamu. "Kamu kenapa siihh... Mau anter atau jemput saya ?" Ya gak apa - apa, kamu gak suka saya jemput? "Bukan gak suka, cuma pengen tahu saja" Sudah gak usah bahas itu, ayo kita pulang saja. Hania sengaja bertanya seperti itu, supaya dia bisa tahu perasaan Zaki. Tapi Zaki malah mengalihkan pembicaraan. Mereka langsung pulang, diperjalanan mereka tidak banyak bicara. Zaki merasa takut nanti Hania banyak bertanya, Zaki belum siap menjelaskan perasaannya. Sesampai dikontrakan Zaki diajak mampir dulu, tapi Zaki menolaknya. Zaki menolak karena untuk menghindar obrolan yang tadi. "Kamu istirahat saja, saya mau ke rumah teman dulu untuk mengambil tugas" Ooo... Gitu... Ya sudah hati - hati ya... "Ok" Makasih ya... Hania sambil tersenyum "Sama - sama ” Zaki pun tersenyum bahagia melihat senyum Hania yang begitu manis.

Malam tahun baru

0 0

Dua hari lagi tahun baru tiba, Zaki dan Arya mengajak Hania untuk melihat pesta kembang api. Hania bingung harus pilih siapa, Hania cerita kepada Rika. Dan Rika hanya memberi satu masukan yaitu siapa yang mengajak duluan pergi. Sedangkan yang duluan itu Mas Arya. Tapi Hania pun tidak tega menolak Zaki. Sudah banyak kebaikan Zaki terhadap Hania. Hania memutuskan untuk tidak pergi saja. Menurut Hania itu keputusan yang baik. Mas Arya memaklumi keputusan Hania, sedangkan Zaki bertanya - tanya. Zaki segera telepon Hania, dia ingin tahu alasan yang sebenarnya. "Assalamualaikum" Waalaikumussalam "Han, kenapa kamu tidak mau pergi?" Tidak apa - apa, cuma ingin dikontrakan saja. "Rika bukannya mau pergi juga?" Iya Rika mau pergi... "Terus kamu kenapa?" "Nanti kamu sendirian di kontrakan" Iya gak apa - apa, sudah biasa kok di kontrakan sendirian. " Ada apa Han?" "Coba cerita yang sebenarnya" "Ini bukan Hania yang saya kenal" Hmm... Gimana ya... " Sudah kamu jujur saja, santai saja kalau sama saya" Hania menceritakan yang sebenarnya, kalau Mas Arya yang duluan ngajak pergi, tapi Hania tidak enak sama Zaki. "Zaki dalam hati berbicara (yes, dia masih menghargai saya) dengan senyum - senyum" "Padahal kamu pergi saja sama Arya" "Saya santai kok" (Padahal Zaki cuma ngetes saja) Gak apa - apa, saya di kontrakan saja. Zaki senang sekali karena Hania tidak memilih pergi sama Arya. Zaki akan memberi kejutan sama Hania. "Ya sudah kalau kamu maunya begitu" "Saya tidak maksa, assalamualaikum" Waalaikumussalam... Malam tahun baru tiba, Hania sambil mendengarkan musik sambil membaca buku. Tidak lama kemudian Zaki datang. Hania terkejut Zaki datang. "Kok kamu kesini?" Iya... Kasihan kamu gak ada temannya, hehehee... Hania dan Zaki pun hanya menghabiskan malam tahun baru di teras kontrakan. Berbincang - bincang sana - sini. Dan ternyata ibu kontrakan ngadain bakar - bakar bersama keluarganya. Hania dan Zaki diajak gabung biar tambah rame. Mereka bakar sosis, jagung, ikan dan lain - lain. Suasana menjadi pecah seru dan menyenangkan. Zaki sangat bahagia melihat Hania begitu bahagia.

Rasa cinta yang kecewa

0 0

Setelah tahun baru Zaki sibuk dengan kuliahnya, Hania seperti biasa bekerja. Mereka sudah jarang ketemu, sedangkan Mas Arya lebih banyak dekat dengan Hania. Tiga bulan kemudian Hania mendapatkan kabar lowongan kerja dari teman sekolahnya. Di tempat itu gajinya lebih besar dari yang Hania dapatkan. Hania ingin mencoba melamar ke tempat itu. Hania ingin lebih baik lagi. Tapi disisi lain Hania merasa lebih nyaman dekat Mas Arya, sudah beberapa bulan dekat dengan Mas Arya, Hania lebih senang dan pemikirannya sudah mulai berubah. Mas Arya orang yang sudah dewasa, jadi pemikirannya sangat beda dengan Zaki. Hania yang belum siap pacaran tapi dengan Mas Arya dia siap untuk pacaran. Karena Mas Arya fokus untuk masa depan. Hania bimbang antara pindah pekerjaan atau bertahan di tempat yang sama. Hania tidak mau jauh – jauh dengan Mas Arya. Setelah memikirkan dengan matang. Hania memutuskan bertahan kerja yang sudah dia jalanin sekarang. Setiap hari sabtu atau minggu Hania selalu bertemu dengan Arya. Hania merasakan cinta terhadap Arya. Waktu terus berjalan, namun tidak ada tanda Arya sama Hania jadian pacaran. Mereka dekat tapi tidak ada saling mengungkapkan perasaan masing – masing. Hania penasaran dengan kedekatan yang dia jalani bersama Arya. Hania mencari tahu lebih dalam tentang Arya kepada saudaranya. Namun Arya tidak suka banyak cerita dengan saudaranya. Di hari libur Hania meminta Arya untuk jemput dia. Hania penasaran dengan kontrakan Arya. Sesampai di kontrakan Arya, Hania memberanikan diri untuk bertanya kepada Arya tentang pribadi Arya dan termasuk keluarganya yang dikampung juga. Setelah Hania banyak bertanya, Arya menjelaskan sesuatu hal. Bahwa ternyata Arya itu sudah bertunangan. Tunangannya berada dikampung, Hania merasa kesal, sedih dan kecewa. Arya dekat dengan Hania hanya sekedar teman penghibur. Tidak lebih dari itu. Hania buru – buru untuk pulang, Arya sedang ambil motor, Hania langsung lari mencari kendaraan umum. Ketika Arya mau menghampiri, Hania langsung naik angkot. Arya sempat bingung ada apa dengan Hania. Namun Arya mulai memahami sikap Hania tadi. Arya langsung mengejar Hania...

Pindah tempat

0 0

Hania mematikan handphonenya... “Kenapa ketika hati ini terbuka untuk orang lain, namun rasa kecewa yang didapat” Hania merenung di suatu tempat... Arya ketinggalan jejak Hania. Arya langsung ke kontrakan Hania. Namun Hania tidak ada. “Hania dimana Rik?” Tanya Arya Bukannya tadi bersama kamu!! “Memang tadi bersama saya, tapi Hania pulang duluan” Ada apa dengan kalian? Kok gak barengan... Arya menceritakan semuanya pada Rika. Dan Rika pun memberitahu kalau Hania itu cinta sama Arya. “Lagi pula kenapa kamu memberi harapan palsu kepada Hania?” Tanya Rika “Kenapa tidak dijelaskan dari awal kalau kamu itu sudah tunangan, biar Hania tidak terlalu jauh mendalami perasaannya seperti sekarang.” Maaf maaf maaf.... Saya tidak bermaksud menyakiti Hania. Mungkin perhatian saya terlalu berlebihan. Kira – kira Hania pergi kemana ya? “Coba kamu cari ditempat dimana kalian pernah pergi bersama – sama.” Ya sudah saya cari Hania dulu... Arya mencari kesana kesini, tapi Hania belum ditemukan. Ditelepon pun hp nya tidak aktif. Senja pun tiba... Hania datang ke kontrakan. “Kamu tidak apa – apa Han?” tanya Rika Gak apa- apa... Mata Hania merah, kelihatan kalau Hania sudah menangis. Tapi Rika memberi ruang waktu untuk Hania sendiri. Keesokan hari, Hania cerita pada Rika kalau Hania ingin pindah tempat, mencari pekerjaan yang dulu sempat ditawarkan oleh teman sekolahnya. Rika kaget mendengar semua itu. “Serius Han?” Serius... “Kamu sudah berpikir matang?” Sudah, mudah – mudahan ini keputusan yang terbaik. Saya ingin melupakan yang terjadi disini. “Saya sudah tahu semuanya, jadi apapun keputusan kamu saya dukung, tapi ini terlalu terburu – buru Han..” Lebih cepat lebih baik, kebetulan lowongan kerjanya masih di buka. “Kamu gak kasih kabar ke Arya?” “Atau pun Zaki?” Untuk sekarang tidak perlu, tapi nanti juga saya kasih kabar. Rika dan Hania sahabat sudah lama, jadi Hania pindah tempat Rika pun ikut. Selang dua hari, mereka pun pergi ke kota lain. Dan kotanya pun tidak begitu jauh. Mereka pindah ke Jakarta. Di Jakarta mereka langsung melamar dan langsung dapat panggilan untuk tes. Mereka berdua ke terima kerja, dan mereka dapat kerjaan di bagian yang sama.

Zaki mencari Hania

0 0

Tugas – tugas kuliah Zaki sudah kelar. Zaki kangen banget sama Hania. Dia main ke kontrakan Hania. Sesampai disana kontrakan begitu sepi. Zaki menanyakan kepada ibu kontrakan. Mendengar pindahan Hania, Zaki begitu sedih. Hania sangat susah dihubungi. Telepon sama Rika pun sama. Zaki berusaha mencari Hania, ditempat pabrik yang dulu pun Zaki pergi kesana untuk bertanya – tanya kepada temannya. Beberapa hari kemudian, handphone Hania aktif. Kebetulan Zaki sedang memegang Handphone. Ketika melihat Hp Hania aktif, Zaki langsung menelepon Hania. “Assalamualaikum Han...?” “Apa Kabar?” “Kamu kemana saja?” Waalaikumussalam... Satu – satu dulu pertanyaannya, hehehe.... Alhamdulillah baik dan saya tidak kemana – kemana. “Beberapa hari yang lalu saya main ke kontrakan, tapi dikontrakan sangat sepi” “Saya tanya pada ibu kontrakan, ternyata kamu sudah pindah” “Kenapa kamu tidak kasih kabar kalau mau pindah?” Iya maaf tidak sempat kasih kabar. “Kenapa kamu pindah Han..?” Ingin mencari pekerjaan yang lebih baik lagi. “Kalau boleh saya tahu, kamu pindah kemana?” Saya pindah ke Jakarta, disini banyak teman – teman sekolah. Jadi senang banyak teman seperjuangan. “Hmm... Kesepian deeehh saya...” “Kita sudah lama tidak ketemu, jujur saja saya kangen sama kamu Han...” Masssaaa siihhhh... Kamu juga lagi sibuk kuliah kan? “Tugas – tugas kuliah saya sudah kelar, nanti tinggal sekripsi, sidang dan wisuda “ Waahhh... Keren bentar lagi kamu wisuda. Selamat yaa... “Iya terimakasih...” “Walau kamu sekarang jauh, komunikasi tetap jalan yaa...” Ok... Siap... Maaf kalau kemarin ketika pindahan, saya gak cerita sama kamu. “Ok... Saya maafin, Cuma agak kesal dikit, hehehe...” Iya... Iya... Maaf maaf “Kamu kerja dimana?” Sama saja dipabrik lagi, Cuma disini penghasilannya lebih besar, saya kerja dipabrik yang membuat komponen – komponen barang elektronik. “Ooo... Gitu... Ya syukur alhamdulillah” “Semoga bisa lebih baik lagi” “Saya tutup dulu, lain waktu saya telepon lagi” “Salam buat Rika juga” Ok... Siap... Makasih sudah telepon... “Assalamualaikum” Waalaikumussalam... Hania merasa senang di telepon Zaki. Zaki memang orang yang baik, tapi saya malah cuek sama dia. Malah cinta sama Arya yang sudah bertunangan. Ucap Hania dalam hatinya.

Hania kuliah

0 0

Beberapa bulan kemudian, Hania memutuskan untuk kerja sambil kuliah. Karena penghasilan sekarang Hania bisa menabung untuk kuliah. Hania sekarang benar – benar fokus dulu untuk kerja dan kuliahnya. Hania ingin menggapai cita – citanya. Hania mengambil kelas kuliah sabtu-minggu saja. Libur kerja dimanfaatkan waktu untuk kuliah. Hania mengambil hikmah dari kejadian kemarin – kemarin. Hania sekarang tidak memikirkan lagi yang namanya pacaran. Hania memutuskan kuliah tidak lepas dari motivasi Zaki. Namun Zaki juga punya kesibukan sendiri, jadinya komunikasi mereka sangat kurang. Rika sangat bangga sama Hania yang bisa kerja sambil kuliah. Sedangkan Rika uang hasil kerjanya dipakai untuk adik-adiknya sekolah. “Salut punya sahabat seperti kamu, Han...” Ah... Kamu bisa saja. “Iya benar... Kerja sambil kuliah itu keren, karena tenaga pikiran dan uang pun terkuras.” “Kalau saya tidak ada pikiran untuk kuliah” Kalau keadaan kamu tidak banyak adik pasti kamu juga ingin kuliah. Saya dari dulu ingin kuliah, namun orang tua tidak bisa melanjutkan sekolah saya. Dan sekarang saya diberi kesempatan dapat penghasilan yang cukup, jadi memutuskan untuk kuliah. Mungkin kalau saya diposisi kamu, saya juga tidak ada pikiran untuk kuliah. “Iya juga sihh...” “Nanti kalau kamu jadi orang yang sukses, jangan lupa sama sahabatmu ini hehehe...” Pastilah... Saya gak akan lupa dengan sahabat yang selalu sama – sama berjuang, suka duka dilewati bersama. Mereka pun berpelukan... “Jam berapa sekarang Han...?” Waduh... Sudah jam jam 23.00 WIB. Tidak terasa dari tadi kita ngobrol. “Iya ya... Kalau sudah ngobrol lupa waktu” hehehe... “Ayo kita tidur.... Besok harus bangun pagi” Ayo... Keesokan harinya mereka pergi berangkat kerja dengan penuh semangat. Sekarang mereka lebih banyak bersama. Karena Rika pun belum punya pacar. Dan ditempat kerja pun mereka selalu bersama, mereka kerja dibagian yang sama. Mereka sering dibilang kembar oleh orang-orang. Mungkin karena sering bersama jadi dibilang kembar, padahal beda fisiknya juga. Untuk poster tubuh Rika lebih tinggi dari Hania. Tapi badan mereka sama-sama kurus. Rambutnya sama-sama panjang lurus.

Keberhasilan Hania

0 0

Empat tahun kemudian Hania lulus kuliah dan setelah lulus pun banyak yang menawarkan pekerjaan yang lebih besar penghasilannya. Karena mendapatkan nilai yang sangat bagus. Posisi Hania masih kerja dipabrik, karena Hania 1 tahun bekerja disana dia langsung di angkat karyawan tetap. Hania memutuskan untuk bekerja di tempat lain, untuk bisa menambah pengalaman juga. Hania memilih salah satu perusahaan yang besar yang ada di Jakarta. Perusahaan itu menawarkan Hania pekerjaan di bagian Manejer keuangan. Hania sangat bersyukur sekali bisa lulus kuliah dan bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih lebih baik lagi. Hania persembahkan semua ini untuk orang tuanya. Orang tua Hania sangat bangga sekali pada Hania yang tetap semangat meraih cita - citanya. "Syukuri apapun keadaanmu, tetaplah berjuang berusaha berdoa untuk hidup lebih baik lagi. Tidak ada usaha yang mengkhianati hasil. Semua kesusahan akan di bayar kebahagian." Ketika Hania lulus kuliah Rika menikah dengan teman sepabriknya. Kebetulan Rika menikah di hari libur kerja. Hania menyempatkan waktu untuk pulang kampung demi sahabatnya itu dan ingin berbagi kebahagian bersama orang tuanya. Sesampai dikampung Hania memeluk erat ibunya sambil menangis. Mereka menangis karena keberhasilan Hania. "Ibu sangat bangga padamu nak..." "Ibu tidak bisa mengkuliahkan kamu, tapi kamu bisa kuliah sendiri" "Dan sekarang kamu mendapatkan pekerjaan yang sangat baik" Semua ini karena doa ibu dan bapak.Hania hanya berusaha, tanpa restu dan doa dari ibu dan bapak Hania tidak akan seperti ini. Keadaan dirumah begitu mengharukan, kakak- kakaknya datang ke rumah itu dan mereka pun menangis terharu dengan keberhasilan Hania. Kakaknya berkata Hania anak paling terakhir, tapi Hania bukan anak yang manja, yang segalanya hanya meminta, Hania anak yang mandiri dan mempunyai pikiran yang dewasa. Kakak bangga punya adik seperti Hania. Keluarga Hania datang semua ke pernikahan Rika. "Sekarang saya sudah tidak ada teman lagi yang bisa menemani saya kemana pun" ucap Hania pada Rika sambil menangis... Sebentar lagi pasti ada lelaki yang terbaik untukmu, yang bisa menemani kamu dalam keadaan apapun. Mereka berpelukan begitu erat, sampai lupa sekitar mereka banyak orang yang ingin memberikan selamat untuk Rika. Keluarga Hania semua berfoto bareng pengantinnya. Keluarga Hania dan Rika sangat dekat, sudah seperti saudara sendiri. "Jangan lupakan sahabatmu ini ya Rik...?" "Walau kamu sudah nikah, tapi persahabatan kita tetap seperti dulu" Siap... Tenang saja, saya tidak akan melupakan persahabatan kita. Walau kita jauh tapi kita tetap bisa berkomunikasi.

Hania bertemu Zaki

0 0

Hania sangat menikmati pekerjaan sekarang. Namun Hania masih tinggal dikontrakan, Hania ingin mengumpulkan uang untuk membeli rumah di Jakarta. Hania dan Zaki sudah jarang komunikasi lagi, mereka sibuk dengan kehidupan masing - masing. Hania pun sampai sekarang belum menemukan lelaki yang cocok di hatinya. Rezeki Hania itu luar biasa, di tempat baru pun dia mendapatkan teman yang baik-baik. Rezeki itu bukan berupa uang saja, lingkungan yang baik itu rezeki, teman atau tetangga yang baik itu juga rezeki. Diperusahaan Hania mendapatkan tugas untuk mengurus keuangan perusahaan lain yang join dengan perusahaannya. Suatu hari Hania ada jadwal ketemu dengan pengelola perusahaan tersebut. Mereka janjian disuatu tempat. Hania datang terlebih dahulu, Hania sambil menunggu memesan minuman terlebih dahulu. Ketika orang- orang dari pihak perusahaan itu datang, Hania terkejut dengan melihat sosok lelaki itu. Dan ternyata lelaki itu adalah Zaki. Mereka saling senyum dan bertatapan. Mereka sangat profesional,mereka menjalankan bisnis mereka terlebih dahulu. Setelah mereka selesai, Zaki meminta izin kepada teman kerja untuk meminta waktu lebih. Zaki ingin ngobrol- ngobrol dulu sama Hania. Teman-teman Zaki pulang duluan. Zaki dan Hania sangat senang sekali bisa bertemu lagi, setelah beberapa tahun mereka tidak bertemu. Pastinya mereka sudah banyak perubahan. "Hai... Han?" "Apa Kabar?" Alhamdulillah baik... Kamu sendiri? "Kelihatannya bagaimana?" Hehehe... "Gak nyangka kita bisa ketemu lagi" Iya betul... "Kamu hebat sekarang..." Ah... Kamu bisa saja, kamu yang lebih hebat. Saya juga begini atas motivasi kamu. Makasih sudah memberikan dukungan yang positif buat saya. "Saya cuma mendukung, selanjutnya kan kamu yang gerak, kamu yang berusaha." "Kamu sudah lama kerja di perusahaan itu?" Belum Zak... Saya masih baru kok!! Kemarin setelah saya wisuda perusahaan ini menawarkan pekerjaan. Karena perusahaan ini selalu join dengan kampus tempat saya kuliah. Dan alhamdulillah saya mendapatkan penawaran tersebut. Kalau kamu bagaimana ceritanya bisa kerja di Jakarta? "Sebenarnya dulu saya sudah tahu kenapa kamu pindah ke Jakarta, dulu saya sempat menanyakan semuanya pada Rika. Dari situ saya termotivasi untuk mencari pekerjaan di Jakarta. Namun setelah saya mendapatkan pekerjaan di Jakarta saya kebagian kerjaan yang tiap beberapa bulan sekali pindah sana sini. Kadang tugasnya sampai keluar kota. Padahal saya kerja di Jakarta supaya bisa ketemu sama kamu. Tapi karena kerjaan memaksa untuk pindah sana sini, jadi saya tidak fokus untuk mencari kamu. Dan alhamdulillah sekarang saya sudah menetap kerja disini." "Hari ini saya sangat bersyukur sekali bisa ketemu kamu Han..." Hania terpukau dengan cerita Zaki... Saya juga senang bertemu dengan kamu Zak...

Lanjut obrolan

0 0

Hania dan Zaki ngobrol sampai setengah jam. Mereka tidak bisa ngobrol lama-lama karena mereka harus pergi bekerja lagi. Namun Zaki meminta izin supaya nanti pulang kerja Zaki yang jemput. Dan Hania pun bersedia di jemput. Zaki pergi ke tempat kerja duluan, kalau Hania menunggu jemputan dari perusahaannya. Zaki di dalam mobil senyum-senyum terus. Terasa dunia ini cuma milik dia dan Hania. Dalam hatinya berkata: "Gak sabar menunggu sore, rasanya ingin dekat terus sama Hania" "Makasih ya Allah, Kau sudah pertemukan lagi saya dengan Hania" "Semoga Hania adalah Jodohku" Begitu pun dengan Hania, didalam perjalanan pulang ke kantornya Hania merasa sangat senang. Baru sekarang Hania merasakan begitu bahagia ketemu dengan Zaki lagi. Hania juga bingung kenapa dia bisa sebahagia ini. Sore pun tiba... Zaki sudah menunggu di luar kantor Hania. Ketika Hania keluar kantor ada seorang lalaki yang menawarkan untuk pulang bareng, tapi Hania menolak lalaki itu. Zaki melihatnya dan Zaki senang karena Hania menolak lalaki itu. Zaki sekarang mempunyai mobil sendiri. Di dalam mobil Zaki iseng-iseng bertanya. "Kenapa kamu tolak ajakan lalaki itu?" Saya kan sudah janji sama kamu, masa saya terima ajakan dia. "Hehehe... Zaki tersenyum senang" Ini mobil sendiri Zak? "Iya Alhamdulillah" Waw... Keren... Sudah sukses ya sekarang hehehe... "Ah... Kamu bisa saja" "Ini semua perjuangan saya dari awal bekerja" "Saya ingin masa depan itu saya sudah mapan" "Saya tidak ingin nanti istri dan anak-anak saya menderita" Mendengar itu Hania terkejut, dia bertanya-tanya dalam hatinya "apakah Zaki sudah ada calon istri?" "Kamu kenapa Han..?" Eh... Gak apa-apa... Cuma salut saja sama kamu. "Kamu gak tanya siapa masa depan saya?" Memang harus nanya ya... Hania jawab dengan ragu-ragu padahal dia ingin tahu. "Ya kali saja kamu ingin tahu, hehehe..." Stop Zak... "Kenapa ?" Ini sudah sampai ke kontrakan saya "Oh... Saya jadi kaget" "Kita asyik ngobrol sampai gak tahu sudah sampai." Hehehe... Ayo mampir dulu "Siap...." Mereka melanjutkan ngobrol lagi di depan kontrakan Hania.

Mengungkapkan perasaan

0 0

Hari – hari dilalui Hania dan Zaki selalu bersama berangkat dan pulang kerja, hampir setiap hari. Suatu hari Zaki menanyakan apakah Hania sudah punya pacar atau belum. Hania pun menjawab belum, dan Hania balik tanya pada Zaki. Karena Hania masih penasaran ketika Zaki bercerita tentang masa depannya. Dan Zaki pun menjawab belum punya calon istri. Mereka saling senyum... Zaki ingin mengutarakan perasaannya di waktu yang tepat. Untuk sekarang sepertinya kurang cocok, ucap Zaki dalam hatinya. Zaki mendapatkan undangan ke pernikahan teman kerjanya. Zaki mengajak Hania untuk menemaninya. Hania bersedia untuk menemani Zaki. Undangan itu jatuh pada hari sabtu. Zaki tidak sabar menunggu hari sabtu. Hania sangat sibuk dengan kerjaannya, tapi Hania berusaha meluangkan waktu untuk Zaki. Dia tidak ingin mengecewakan Zaki. Seharusnya hari sabtu ada tugas yang dikerjakan, tapi Hania mengerjakan pekerjaan itu dicicil dari sekarang, supaya sabtu bebas dari kerjaan. “Hari sabtu pun tiba...” Zaki menjemput Hania... Mereka begitu cantik dan tampan, memakai pakaian yang sangat bagus. Mereka tidak ingin mengecewakan masing-masing. Tiba di tempat pengantin, teman Zaki mengira Hania itu adalah pacarnya. Mereka banyak yang bilang kalau mereka itu serasi. Namun Zaki mempunyai rencana, di momen temannya nikah dia juga ingin mengungkapkan perasaannya pada Hania. Zaki naik ke atas panggung dan memberikan sebuah lagu yang di persembahkan untuk pengantin. Dan setelah Zaki menyanyikan lagu itu, dia mengungkapkan perasaannya kepada Hania. Disaksikan banyak orang... “Dari pertama kenal sampai sekarang rasa itu tidak berubah, ketika kamu pergi begitu hampa hidupku, sudah lama ingin rasanya aku ungkapkan perasaan ini, namun keberanianku bisa terungkap sekarang. Apakah kamu mau menikah denganku Hania?” Hania sangat terkejut, dia tersipuh malu tapi senang mendengar ungkapan Zaki terhadapnya. Zaki meminta Hania untuk naik panggung. Hania walau malu tapi dia mau naik panggung. Zaki mengulang lagi perkataan yang tadi “Maukah kamu menikah denganku?” Hania tidak bisa menjawab karena malu, namun Hania menganggukkan kepalanya. Zaki tidak memaksa Hania menjawab dengan kata-kata, Zaki sudah memahami maksud Hania. Zaki merasa senang dengan jawaban Hania. “Makasih ya... Sudah mau menerima cintaku” “Iam verry happy” Zaki langsung memeluk Hania dan Hania pun tersenyum bahagia.

Mengenalkan pada orang tua

0 0

Setelah acara pernikahan temannya Zaki. Mereka berdua banyak ngobrol untuk masa depan. Dan Zaki menceritakan semuanya kalau dia sudah cinta dan sayang pada Hania dari dulu. Hania dikenalkan pada orang tua Zaki, namun masih lewat telepon. Begitu juga dengan Zaki yang dikenalakn pada orang tua Hania. Mereka juga tidak lupa telepon pada sahabat Hania yaitu Rika. Mereka sampai tertawa-tawa senang bahagia dan Rika tidak menyangka kalau Zaki calom suami Hania. Rika tahu kalau Hania dan Zaki itu sudah lama tidak bertemu. Namun "begitulah jodoh, sejauh apapun melangkah pasti akan bertemu lagi." Ucap Rika pada mereka. "Selamat ya... Buat kalian, semoga dilancarkan sampai hari H nya nanti" Makasih ya say... "Kapan kalian akan menikah?" Nanti kita kabarin lagi, masih lama kok! Kan butuh waktu untuk segalanya. "Pokoknya kabar baiknya saya tunggu" Ok siap... Nanti kita ngobrol lagi ya... "Ok... Kalian jaga kesehatan disana" Siap... Sahabatku yang paling cerewet hehehe... Hania meminta pada Zaki untuk tidak buru-buru nikah. Hania ingin menikmati pekerjaan yang sekarang. Zaki membebaskan Hania, kapan pun Hania siap nikah. Hania memang anak yang rajin, dia pekerja keras. Banyak impian yang dia ingin wujudkan. Hania kerja kerja dan kerja. Namun Hania dan Zaki selalu bertemu tiap hari, Zaki melakukan antar jemput Hania kerja seperti dulu. Bulan depan ada tanggal merah pas di hari jumat. Zaki mengajak Hania untuk pulang ke kampung halamannya. Zaki ingin mengenalkan pada orang tuanya secara langsung. Hania setuju dengan itu, namun tetap memberi syarat pada Zaki jangan buru-buru nikah. Hania ingin nikah itu sekali seumur hidupnya. Maka Hania ingin mempersiapkan segalanya, baik lahir maupun batin. Zaki memang dari dulu sangat memahami Hania. Jadinya Zaki menuruti apapun yang di inginkan Hania. Mereka itu pasangan yang saling mengisi satu sama lain. Saling menerima kekurangan masing-masing. Mental anak rantau seperti mereka tidak di ragukan lagi. Mereka berjuang sama-sama dari nol. Namun mereka beda pengalaman hidupnya. Pemikiran mereka pastinya lebih dewasa.

Mengunjungi kampung Zaki

0 0

Hania dan Zaki sampai di kampungnya Zaki. Mereka berangkat setelah pulang kerja. Supaya di kampung bisa istirahat dulu. Kedua orang tua Zaki sangat ramah terhadap Hania. Begitu pun dengan Hania ramah terhadap orang tua Zaki. Namun Hania seperti biasa kalau pertama kenal pasti malu. Setelah mereka cukup istirahat, kedua orang tua Zaki mengajak Hania untuk keliling kampung. Melihat pemandangan yang begitu indah. Di sepanjang perjalanan banyak orang yang menyapa, mereka menanyakan " apakah Hania itu calon istrinya Zaki? " Dan orang tuanya pun dengan lantang menjawab " iya ini adalah calon isrtinya Zaki." Orang-orang disana sangat terpesona dengan kecantikan Hania. Sampai orang itu bilang " kalau Zaki beruntung mendapatkan Hania " begitu pun sebaliknya. "Mereka pasangan yang cocok ." Hania mengajak ibunya Zaki untuk pulang, karena Hania merasa malu dengan orang-orang sekitar. "Ayo bu kita pulang saja" "Hania disini malu" Gak apa-apa Hania... Memang betul kamu cantik. "Tapi Hania malu bu" Ya sudah ayo kita pulang, padahal ibu ingin ngajak kamu ke suatu tempat. "Lain waktu saja bu, maafin Hania bu?" Gak perlu minta maaf, yang ibu bicarakan barusan itu biar jelasin ke kamu. Kenapa tadi ibu mengajak keliling, karena ibu ingin ngasih tahu suatu tempat. Tapi ya sudah lain waktu saja. Mereka pun pulang... Di rumah adiknya Zaki yang perempuan sudah menyiapkan untuk makan. Masakan adiknya sangat enak, adiknya Zaki sekolah di bagian tata boga. Zaki itu mempunyai adik dua, satu perempuan satu lalaki. Yang paling kecil itu lalaki masih sekolah di SMA. Sedangkan yang perempuan masih kuliah. Mereka semua makan bersama dan keluarga Zaki banyak menceritakan tentang Zaki dari masa kecil pada Hania. Hania merasa nyaman berada di keluarga Zaki. Tapi Hania pun menceritakan keadaan keluarga Hania. "Saya orang yang gak punya pak, bu..." "Bapak saya sudah sakit lama" Sama saja nak... Kami juga orang yang biasa yang gak punya apa-apa. Kami bisa seperti ini karena kerja keras Zaki nak... Kalau Zaki tidak sesukses ini mungkin hidup kami masih seperti dulu. Kami bukan orang yang menilai seseorang itu dari hartanya. "Makasih ya pak bu..." Makasih untuk apa nak... "Ya makasih untuk semuanya" hehe... Iya sama-sama nak... Keesokan harinya Hania dan Zaki pun kembali ke Jakarta. Mereka tidak bisa lama-lama. Kerjaan sudah menanti mereka. Namun keluarga Zaki ikut ke Jakarta untuk liburan sebentar.

Sukses itu butuh proses

0 0

Perjuangan Hania dalam bekerja sangatlah tidak mudah. Apapun keadaannya Hania lewati dengan penuh kesabaran. Sekarang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik maka Hania lebih gigih lagi dalam bekerja. Untuk posisi sekarang butuh waktu yang tidak sedikit. Semua itu butuh proses. Dalam hidup semua butuh proses, namun bagaimana kita melewati proses itu. Apakah berhenti atau lanjut sampai di titik keberhasilan. Itulah Hania yang gigih dalam bekerja dan dalam pendidikan pun dia mengutamakannya. Walau gelar sarjana itu dia telat mendapatkannya. Semua orang mempunyai impian, Hania pun mempunyai impian. Dan impian itu ingin terwujud sebelum nikah. Maka dari itu Hania meminta waktu pada Zaki untuk mewujudkan dulu impian itu. Hania tidak ingin mengecewakan orang-orang yang sayang padanya. Hania hampir setiap hari bekerja sampai larut malam. Demi mewujudkan impiannya itu. Anak rantau seperti Hania mentalnya sudah terpupuk seperti baja. Hidup merantau susah senang sudah banyak dilalui Hania. Jadi apapun masalahnya Hania sudah siap. Hingga suatu hari Hania di panggil oleh Pak Direktur. Hania mendapatkan bonus atau hadiah dari Pak Direktur karena Hania sudah mengerjakan proyek dengan perusahaan lain dengan baik dan bagus. Hania mendapatkan sebuah rumah. Hania sangat terkejut dengan itu, Hania awalnya tidak percaya. Namun Pak Direktur menjelaskannya. Impian Hania satu persatu terwujud termasuk rumah impian. Hania tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk membeli rumah. Semua itu karena kerja keras Hania. Hania sangat bersyukur dan bahagia. Begitu banyak kenikmatan yang dia dapatkan. Tabungan Hania dipergunakan untuk merenovasi rumah yang di kampung. Awalnya uang itu untuk membeli rumah di Jakarta. Namun karena Hania mendapatkan rumah dengan gratis dari perusahaannya. Maka uang itu untuk kedua orang tuanya. Supaya kedua orang tuanya lebih nyaman lagi tinggal di rumahnya. Rumahnya dari dulu sudah harus di perbaiki, sudah banyak yang rusak. Dan Hania menabung lagi untuk membeli sebuah mobil dan menabung untuk masa depannya. Hania tidak hanya memikirkan dirinya sendiri. Tapi Hania juga memikirkan keluarganya yang di kampung. Kakak – kakaknya pun jika butuh bantuan, Hania berusaha membantunya. Walau Hania sekarang sudah di bilang sukses, Hania tidak lupa dari mana dia lahir dan dibesarkan. Hania tidak sombong dengan apa yang dia dapatkan sekarang. Pada sahabatnya pun dia tidak lupa. Terutama pada Rika, jika Rika ada masalah dalam keuangan Hania membantunya. Hania dulu lagi susah pun tidak lupa untuk sedekah. Apalagi sekarang dia sudah banyak uang, dia lebih banyak lagi sedekahnya.

Pernikahan

0 0

Satu tahun kemudian, setelah keinginan Hania terwujud. Hania bersedia menikah dengan Zaki. Semua keluarga yang di kampung kumpul di Jakarta. Termasuk keluarga Rika juga. Keluarga Hania dan Rika berkumpul di rumah Hania yang di Jakarta. Semua acara sudah diserahkan ke WO ( Wedding Organizer ) . Jadi mereka tidak usah repot – repot menyiapkan segalanya. Mereka menikah di hotel yang megah. Zaki dan Hania ingin pernikahannya bisa di kenang sepanjang masa. Maka menyiapkan dengan sebaik mungkin. Tanggal pernikahannya disamakan dengan tanggal pertama mereka bertemu. Dan di hotel itu pun banyak pernak pernik mini angkot. Awal pertemuan mereka di angkot. Jadi mereka mengabadikannya di pernikahan mereka. Keesokan harinya acara itu pun di laksanakan. Banyak sekali teman-teman mereka yang hadir disana. Acaranya sangat meriah, semua berkesan dengan pernikahan mereka. Zaki dan Hania terlihat sangat bahagia. Wajah mereka berseri – seri. Kebahagiaan mereka menular ke semua orang – orang yang berada disana. Magnet kebahagiaannya sangat besar. Orang tua Hania menangis bahagia. Mereka tidak henti – henti bersyukur kepada Tuhan. Semua yang di alami Hania berbuah manis. Kebanggaan orang tua adalah disaat melihat anaknya tetap semangat dalam keadaan sulit dan berjuang untuk menuju ke titik kesuksesan. Rika berkata : “Selamat ya say... Akhirnya kalian menikah juga” “Semoga kalian cepat di kasih momongan” “Saya bangga sama kalian” Sambil memeluk mereka Mereka berfoto bersama, posisi Rika sedang mengandung 5 bulan. Suami Rika pun hadir dalam acara itu. Setelah pernikahan selesai Hania dan Zaki akan memberikan kejutan kepada Rika. Mereka ingin suami Rika bekerja di perusahaan Zaki. Mereka tidak ingin sahabatnya menderita karena kekurangan ekonomi. Acar demi acara telah selesai, mereka semua merasa ke lelahan. Mereka beristirahat di hotel tersebut. Baru esok harinya mereka pulang ke rumah Hania. “Makasih ya sayang untuk semuanya” “Saya bahagia sekali bisa memilikimu” “I Love You sayang...” Zaki sambil mencium kening Hania. Terima kasih juga kamu sudah mau sabar menungguku. I Love you too...

Akhirnya...

0 0

Setelah melalui perjalanan yang panjang, akhirnya hidup Hania sekarang penuh kebahagiaan. Kuliah dia bisa, pekerjaan yang penghasilan besar dia bisa dapatkan, dan jodoh yang baik pun dia dapatkan. Semua itu tidak mudah dilalui Hania, banyak lika- liku hidup yang harus dia hadapi. Dengan tekad Hania yang kuat Hania bisa mendapatkan semuanya sekarang. “Semua akan indah tepat pada waktunya, yang terpenting kita mau berusaha berdoa dan tetap semangat” Itulah nasehat orang tua Hania yang selalu dijadikan Hania untuk motivasi hidupnya. Semua perkataan itu benar adanya. Namun tidak semua anak rantau bisa sukses seperti Hania. Anak rantau bisa sukses jika dia mau berusaha berdoa semangat dan ada ridho dari orang tua dan jangan ada kata mengeluh, itulah kunci kesuksesan. Sekarang Hania dan Zaki pergi ke Bali untuk bulan madu. Mereka memutuskan pergi di daerah indonesia saja. Mereka mendapatkan bulan madu selama satu minggu. Mereka tidak bisa lama – lama bulan madu, pekerjaan mereka sangat banyak. Hania sangat senang pergi ke Bali, karena ke Bali itu adalah untuk yang pertama kali Hania pergi kesana. Kata Zaki sekarang kita baru bisa ke Bali, besok – besok kita bisa pergi ke luar negeri. Suami Rika sudah bekerja di perusahaan Zaki. Rika dan suaminya tinggal di sebuah rumah yang dikontrakin . Orang tua Hania sekarang tinggal di Jakarta. Hania ingin selalu dekat dengan orang tuanya dan supaya bisa membantu ibunya untuk merawat ayahnya yang masih sakit. Sedangkan keluarga Zaki masih tinggal di kampung, karena adiknya Zaki masih sekolah dan ayahnya Zaki punya usaha di kampung. Untuk masalah anak Hania dan Zaki pasrahkan semuanya pada Tuhan. Mereka memutuskan mengalir saja. Jika dikasih cepat ya alhamdulillah. Jika belum dikasih ya tetap berusaha. Apapun yang terjadi semua itu yang terbaik yang diberikan Tuhan kepada kita. Itulah kisah anak rantau si gadis remaja yang baru lulus SMA yang berjuang ke kota untuk menggapai segala impiannya. JANGAN TAKUT UNTUK BERMIMPI MIMPI ITU GRATIS TETAPLAH BERUSAHA DAN BERDOA

Mungkin saja kamu suka

Husni Radiyan
TERJERAT
Pluviophile
White Moon
Fourika Mira Ku...
Firsty _ Best Mate

Home

Baca Yuk

Tulis

Beli Yuk

Profil