Loading
1

0

11

Genre : Inspirasi
Penulis : Asih Wardhani
Bab : 30
Dibuat : 24 Maret 2022
Pembaca : 8
Nama : Asih Wardhani
Buku : 3

Perjalanan Meraih Mimpi

Sinopsis

perjanan kisah inspiratif meraih mimpi
Tags :
#KisahInspratif#MeraihMimpi#

BAB 1. Perjalanan Meraih Impian

0 0

-Sarapankata -KMOIndonesia -KMObatch43 -Kelompok3 -Amerta -Day1 -Jumlahkata527

Judul : Perjalanan Meraih Mimpi

Penulis : Asih Wardhani

BAB 1

PERJALANAN MERAIH IMPIAN

Namaku Asih Wardhani Soejono, saat ini usiaku menjelang 65 tahun nanti di 1 April 2022. Pada tahun 2010, dua belas tahun lalu ketika aku akan menghadapi pensiun di tahun 2012. Human Resource Direktur bertanya,"Bu Asih mau dikursuskan apa menjelang purna tugas?" Entah datang dari mana impian ini, jawabanku adalah "Menulis."

Lalu, di tahun yang sama aku di daftarkan pada Indonesia Menulis pimpinan Pak Budi, kami diedukasi di sebuah hotel, bagaimana membuat sebuah tulisan yang layak, saat itu dunia kepenulisan belum seheboh saat ini. Lalu diakhir sesi pembelajaran aku mengusulkan, hasil PR dibukukan. Sayangkan, sudah mbayar tiga setengah juta, nginep di hotel, tapi pembelajarannya tidak final sampai jadi buku.

Maka jadilah sebuah buku antologi non fiksi berjudul, 'Menulis Itu Mudah'. Itulah buku pertamaku yang lahir di bulan Oktober 2010. Kegiatan menulis masih vakum, karena aku masih bekerja di sebuah perusahaan obat terkemuka di Jakarta, anak perusahaan Farmasi Jepang, sebagai Direktur Produksi, di sebuah pabriknya. Tahun 2012 aku resmi pensiun, namun masih mendapatkan tugas sebagai Regulatory Advisor untuk mendaftarkan obat Brest Cancer sampai bulan April 2013.

Dua puluh Empat tahun aku bertugas di sana, dengan banyak suka dukanya. Tanggal 1 April 2013 aku bebas dari riuh rendanya sebuah perusahaan obat. Namun tidak bebas sama sekali, karena aku mendaftarkan Apotek sebagai next stept kehidupanku sebagai Apoteker. Tanggal 1 April itu pula, apotek Bunda Asih buka untuk pertama kalinya. Tiga asisten dan satu pembantu umum secara bergantian menjaga. Apotek berada di teras Dan ruang tamu yang dirombak menjadi sebuah Toko.

Putriku yang Arsitek membantu untuk persiapan di bulan Februari 2013, dan perijinan aku submit di bulan Maret, tidak membutuhkan waktu lama di akhir bulan yang sama, perijinan keluar. Setelah itu, aku baru konsentrasi mencari cara untuk bisa menulis dengan baik, melalui Komunitas Bisa Menulis (KBM) sambil mendirikan Apotek Bunda Asih tersebut. KBM, ya KBM lama yang di dirikan oleh Bapak Isa Alamsyah dan Ibu Asma Nadia. Di sanalah Akuenyak berbagai tulisan dan menyimak kritik dan saran dari pak Isa, sambil mulai belajar menulis. Membaca naskah yang mendapat krisan pedas dari membernya. Tulisanku dianggap masih tulisan paud. Hampir saja bening jatuh saat itu, beberapa hari vakum untuk tidak membuat karya. Mogok ceritanya, sedih banget!

Tidak mudah masuk ke dalam dunia seni kreatif kepenulisan, karena otak kiriku tak terbiasa digunakan selama 55 tahun. Duniaku dipenuhi hal-hal riil terukur. Bahkan sampai angka dua digit di belakang koma untuk menyatakan bahwa sebuah material sangat murni dan layak digunakan sebagai bahan baku obat. Kebersihan sebuah alat harus diperiksa hingga cenderung mendekati titik nol.

Ada yang sama dengan kepenulisan, aku juga memeriksa semua prosedur tertulis, baik produksi, pemeriksaan mutu, pencucian mesi dan alat, maintenance mesin dll. Kesamaanya adalah menggunakan bahasa baku dan memastikan semua yang tertulis benar juga tidak ada salah ketik, di tanda tangan di masa tertentu dan belaku untuk lini masa tertentu. Namun dunia seni kreatif dalam penulisan, sangatlah beda. Membuat tulisan Populer membutuhkan ilmu tersendiri. Berangkat dari KBM-lah, aku mulai menulis dari nol. Walaupun sulit, ingin kucoba menuangkan apa yang sedang sku pikirkan fan punya. Punya dalam hal ini, kejadian atau pun ilmu yang aku miliki sejak bisa membaca dan menulis sampai saat ini.

Bogor, 20 Maret 2022

Asih Wardhan

BAB 2. Memulai Bersama Indonesia Menulis

1 0

-Sarapankata -KMOIndonesia -KMObatch43 -Kelompok3 -Amerta -Jumlahkata532

Judul: Perjalanan Meraih Mimpi

Penulis: Asih Wardhani

BAB 2. MEMULAI BERSAMA INDONESIA MENULIS

Mulai belajar pertama kali dengan Indonesia Menulis yang di komandani oleh Bapak Budi Sutedjo Dharma Oetomo S.Kom. MM. Rupanya istri dan adiknya merupakan tim yang sangat kompak. Istri Pak Budi, ibu Maria Harjani sebagai Even Organizer dan adiknya Jessica Christie sebagai asisten pengajar. Walaupun satu keluarga, mereka bekerja cukup professional.

Mereka adalah penulis juga. Peserta terdiri dari 25 orang, dari berbagai bidang keilmuan lain. Ada beberapa sebagai ibu rumah tangga. Saat itu masih tahun 2010 bulan Oktober belum tumbuh para penulis seperti saat ini. Kami adalah anggota Lokakarya Indonesia menulis angkatan ke XIV. Namun perlu diketahui bahwa hasil Lokakarya yang dibukukan angkatan inilah yang pertama mengusulkan. "Mohon PRnya dibukukan Pak Budi" itu permohonanku dan kelompok ini setuju. Saya sendiri menuliskan naskah KARIR GEMILANG SAAT USIA PENSIUN DATANG. Saya ingin sekali membuat hidup ini tidak mandek hanya karena pensiun. Tidak perlu mengalami post power syndrome seperti yang pernah kita dengar. Salah satu hal yang tidak memberatkan fisik karena usia adalah menulis.

Buku yang dihasilkan merupakan bunga rampai atau yang saat ini disebut antologi dari 28 orang, 3 penyelenggara yang ternyata semuanya penulis dan 25 orang peserta. Isi naskahnya keseluruhan adalah pengalaman pribadi atau apa yang ingin direngkuh dikemudian hari. Tentu saja non fiksi. Dalam tiga hari yang diselenggarakan di sebuah hotel di Jakarta, cukup padat dan cukup banyak yang disampaikan. Dari bagaimana menulis artikel menarik untuk di publish di Koran atau majalah, sampai membuat naskah untuk buku, baik fiksi maupun non fiksi. Entah para peserta sekarang apakah sudah memiliki buku-buku ataupun sudah menjadi penulis kondang, sayangnya saya tidak lagi memiliki nomer kontak mereka.

Buku pertama ini merupakan awal di mana saya sudah memutuskan dan berjanji untuk tetap istichomah melakukan apa yang sudah saya mulai. Dalam KARIER GEMILANG SAAT USIA PENSIUN DATANG, dalam buku MENULIS ITU MUDAH yang terbit pada Desember 2011. Saya ingin menyampaikan berbagai pengalaman dan ilmu yang saya punyai untuk disampaikan pada orang lain melalui buku. Do it now .... Jangan ditunda, karena dari menulis, tidak hanya sekedar menulis banyak Hal bisa kita tambahkan dalam hidup ini. Dengan menulis kita bisa banyak teman, menambah wawasan, membahagiakan diri sendiri dan orang lain hingga hormon bahagia meningkat, berbagi pengalaman hidup yang mungkin bisa dicermati orang lain.

Juga bisa berbagi ilmu yang kita miliki. Apalagi saat ini, dalam kondisi pandemi, menulis adalah teman paling akrab yang bisa disambangi, dipeluk dan cium setiap hari. Rupanya jalan menulis ini, merupakan profesi saya yang ke-dua, yang sampai saat ini saya geluti tahapannya. Belajar pada Pak Budi saja tidak cukup, Pak Budi sudah memberikan ilmunya, namun dalam diri penerima belum cukup mampu untuk berpraktek. Perlu pembelajaran berikutnya hingga mahir tidak lagi sebagai pemula.

Kunci dari keberhasilan menulis, adalah banyak membaca, dan banyak menulis, serta menerbitkan bukunya kemudian bukunya harus diminati orang banyak hingga penulisnya menghasilkan benefit lain yaitu royalti atau profit dari buku. Mari terus menulis, agar tidak mengalami kepikunan dini, dengan menggunakan otak kita untuk terus berfikir apa yang akan kita tuliskan. Yang Muda yang berkarya, yang tua tetap berkarya ....

Semangat! Bogor, 21 Maret 2022 Asih Wardhani

BAB 3. Memulai Dengan Belajar Bersama KBM

0 0

-Sarapankata -KMOIndonesia -KMObatch43 -Kelompok3 -Amerta -Jumlahkata510 -Day3

Judul: Perjalanan Meraih Mimpi

Penulis: Asih Wardhani

BAB 3. MEMULAI DENGAN BELAJAR BERSAMA KOMUNITAS BISA MENULIS (KBM)

Pada September 2013 mulai berselancar melalui face book, mencari Jalan pembelajaran menulis. Alhamdulillah ketemu Komunitas Bisa Menulis yang ternyata digalang oleh bapak Isa Alamsyah dan Ibu Asma Nadia. Waktu pertama kali berselancar belum ada moderator, Pak Isa setiap malam memberikan kritik dan saran bahkan ditengah malam. KBM saat itu sangat solid, baik pengirim naskah maupun pemberi saran, walaupun kadang pernyataan pedas dari members KBM sungguh terlalu, namun tetap kebersamaan untuk membangun keeratan menjadi penulis yang baik dan belajar dengan baik.

Saat itu KBM sangat solid. Buku ke dua bersama-sama member KBM, menerbitkan buku Apple Dan Cinta dengan publisher Iwan Wungkul, lalu bermunculanlah buku-buku antologi berikutnya bersama LovRins publisher founder RinaRinz. Di awal 2020, mulailah menulis bersama JWriting Soul yang dikomandani Mbak Ajeng Maharani. Ada 8 naskah Nubar dan tiga naskah bersama Single Mom. Pembelajaran tidak berhenti di situ, mulai 01 Juli 2021, Saya bersama grup Alumni Asrama Ratnaningsih yaitu sebuah Asrama milik Universitas Gadjah Mada yang terletak di Jl. Kartini no.2, Sagan Lor, Yogyakarta.

Selama 6 bulan, ditahun 2021, Alumni Ratnaningsih menghasilkan tiga buku. Buku Pertama yaitu Ratnaningsih Menulis yang terbit 1 Juli 2021, di Launching oleh Bapak Ganjar Pranowo sebagai Ketua Pengurus Pusat Keluarga Alumni Gadjah Mada (Kagama) sekaligus sebagai Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 23 Oktober 2021. Pada tanggal yang sama, buku itu di bedah oleh Prof Ari Kinoysan Wulandari Penulis Dan gurubesar universitas di Yogyakarta, bapak Tulus Widjonarko Jurnalis, Dan Ibu Ajeng Maharani publisher JWriting Soul. Adapun buku 2 Ratnaningsih Meraih Asa, yang ditulis oleh 45 Alumni Asrama Ratnaningsih, launching pada 19 Oktober 2021 di Kebun Raya Bogor. Lalu buku ke-tiga Senandung Ibu, diluncurkan pada 22 Desember 2021. Buku ini mendapatkan apresiasi Bapak Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah, dengan menyematkan prakata dari beliau, dan blurb pada sampul belakang buku dari Ibu Ari Kinoysan Wulandari. Ke-tiga buku ini bekerjasama dengan Malakewa TV, Radio & Caffe ditampilkan oleh 12 orang Alumni Asrama Ratnaningsih Dan ditayangkan melalui YouTube.

Dengan demikian menulis dan buku, bisa menjadi ajang silaturahmi, peningkat hormon bahagia, mencegah kepikunan, menyelaraskan kerja otak kiri dan kanan, dan masih banyak lagi manfaatnya seperti berbagi ilmu, berbagi experience kehidupan, healing perasaan yang terpuruk dll. Menulis adalah obat bagi yang sedang dalam kesulitan mengendalikan perasaan yang tergores luka kehidupan, sekaligus membahagiakan diri sendiri dan orang lain. Hormon kebahagiaan akan timbul bila kita membahagiakan orang lain. Marilah bersama menulis, sambil bersikap baik terhadap orang lain. Siapa tahu kebahagia-an mereka menular ke kita Dan sebaiknya.

Bila dibukukan dan dikehendaki pihak lain, maka juga buku bisa menghasilkan financial yang memadai untuk menunjang kehidupan penulisnya, sebagai sumber mata pencaharian. Banyak para penulis yang berpenghasilan tidak sedikit, mereka bisa menuliskan apa saja yang menjadi passionnya. Masih jauh perjuanganku untuk menjadi penulis yang mumpuni, belajar berkesinambungan dari para maestro penulis, walaupun dengan perlahan, namun pasti, aku taking bisa menjadi seperti para penulis kondang tersebut. InsyaAllah. Semoga Allah berkenan.

Bogor, 22 Maret 2022 Asih Wardhani

Bab 4. Belajar Bersama Asma Nadia

0 0

-Sarapankata -KMOIndonesia -KMObatch43 -Kelompok3 -Amerta -Jumlahkata756 -Day4

Judul: Perjalanan Meraih Mimpi

Penulis: Asih Wardhani

BAB 4. BELAJAR BERSAMA ASMA NADIA DAN TEMAN-TEMAN KBM Bulan Maret 2014, setelah beberapa bulan belajar melalui face book Komunitas Bisa Menulis, Pak Isa Alamsyah suami ibu Asma Nadia mengumumkan akan ada workshop kepenulisan. Belajar dibagi dua dalam tiga hari. Menulis naskah fiksi dan non fiksi.

Tentu saja sangat senang, even diadakan JDC (Jakarta Design Centre). Seperti halnya reuni sekolah, walaupun tidak pernah bertemu secara langsung, ternyata kegembiraan pertemuan para penulis yang baru mulai belajar ini sangat luar biasa. Hari itu sungguh gegap gempita, ada ibu Sri Rejeki yang rumahnya di Balikpapan, sampai sebegitunya beliau hadir di workshop itu. Juga ibu dari Yogya, mbak Kayla Mubarak membawa bayinya untuk belajar menulis, dan masih banyak lagi dari berbagai kota. Seperti mas Richie yang selalu memberikan support saat yang lain membantai tulisan saya. Akhirnya sebelum workshop di mulai, kami ramai ramai makan spaghetti, ngopi bareng. Kopdar sekaligus belajar menulis, sangat berkesan. Yang paling berkesan saat mau mulai belajar di kelas ada yel-yel dari Asma Nadia ,"Satu Buku sebelum Mati, Bisa!" Itu bergetar banget meneriakannya. Hasilnya? Apakah ada hasil dari workshop tersebut? Pasti ada, ternyata Saya juga diundang untuk menuliskan naskah non fiksi oleh mbak Asma, sayang saat itu Saya nggak sempat menuliskan karena kesibukan lain, kesempatan yang tak bakal kembali tersia-siakan. Yel yel dari workshop Komunitas Bisa Menulis yang dikumandangkan di JDC oleh mbak Asma dan para penulis pemula KBM itu seperti memberikan kekuatan pada persahabatan yang tadinya on line, menjadi off line dan akhirnya membuahkan hasil, yaitu buku. Buku saya yang pertama bersama teman-teman KBM adalah Ketika Apple Dan Cinta Bercerita. Antologi ini adalah antologi kedua saya dan antologi pertama di KBM. Seru banget bangganya, ada yang membeli bukunya pre-order.

Dalam Ketika Apple Dan Cinta Bercerita, saya menuliskan sebuah feature Cinta Lama Belum Kelar, di mana saya terhubung dengan seorang teman di masa lalu melalui telepon di negara tetangga. Yang di masa sekolah di Yogya kami sempat akrab namun karena kelulusan dan perpisahan kami kehilangan komunikasi. Kami berjalan tak lagi terhubung, di samping saat itu belum ada phone selluler seperti saat ini. Namun jejak itu bisa terhubung saat saya bertugas di Nagoya Jepang dan beliau di Kedutaan Indonesia di Tokyo. Buku Apple Dan Cinta, juga sudah di tangannya. Buku ini ditangani oleh Iwan Wungkul, publisher Goresan Pena, pada September 2014. Keseruan lain sepulang workshop, kita mengadakan lomba menulis, saya memprakarsainya, dibantu beberapa teman antara lain Rina Rinz, naskah begitu saja di submit ke wall KBM, dikritisi dan dinilai. Hasil dari Naskah dengan tema Rengkuh Aku Kekasih, kumpulan Cerpen dan Puisi dibukukan untuk dua puluh empat penulis, oleh Rinz Publishing yang juga baru membuat publishinya. Sebetulnya bersamaan dengan Rengkuh Aku Kekasih yang di published secara hampir bersamaan adalah Melukis Ka'bah Dan Jarak Cinta. Dalam Jarak Cinta saya menggambarkan bagaimana melahirkan di negeri Sakura tanpa Suami Dan Keluarga.

Buku ini Istimewanya saya persembahkan untuk souvenir pernikahan putri saya yang tertuang dalam buku saat dilahirkan. Buku dicetak limaratus eksemplar, walaupun untuk keperluan pernikahan sederhana yang kami laksanakan tidak sebanyak itu. Buku menjadi souvenir, belum pernah saya terima, rasanya bangga sekali menghadiahi para tamu dengan buku. Sedang Melukis Ka'bah Istimewanya saya cetak seribu eksemplar dengan biaya lima belas juta dan dimasukkan ke Gramedia. Alangkah senangnya saat buku masuk ketoko buku besar itu. Woro-woro di KBM, "Lihat ya, Melukis Ka'bah di Gramedia di kotamu!" Ada yang me-fotokan buku yang bertengger di rak Gramed. Duh ... bahagia banget, walaupun setelah beberapa bulan berlalu, sisa buku kami tarik. Entah di mana sisa buku itu berada, tidak diserahkan pada saya, yang menangani sudah sibuk dengan kegiatan kegiatan mencetak buku-buku lain yang semakin melangit. Royalti yang diberikan hanya dua kali, lalu berhenti.

Sungguhpun demikian, langkah-langkah terus menulis berkesinambungan. Keuntungan uang mungkin tidak didapat, namun bertambahnya teman karena menulis terus bermunculan. Mungkin, menulis perlu sekolah experience seperti itu Dan membutuhkan biaya untuk naik kelas. Anggaplah begitu. Namun sejak Jarak Cinta terbit, masih ada lagi beberapa buku yang biaya penerbitannya saya tanggung. Setelah itu, berhenti membiayai even Dan menerbitkan buku. Menurut saya ada dua sisi mata uang ketika dibiayai. Ada yang terus melaju menggapai kesuksesan dengan menulis. Ada yang jadi penerbit, ada yang terus belajar menerbitkan naskahnya di Koran dll. Ada pula yang bila tak ada yang mbayari, ya nggak nulis. Yang pertama adalah orang-orang yang sampai saat ini survive untuk terjun kedunia tulis menulis, tidak hanya menulis dan membukukan, namun justru membuat perusahaan yang mencetak Dan menerbitkan buku-buku.

Bogor, 23 Maret 2022 Asih WardhanI

BAB 5. Bersama Jeng Sri Dan KBM

0 0

BAB V: BERSAMA JENG SRI REJEKI DAN KOMUNITAS BISA MENULIS Setelah menerbitkan buku dengan Rinz Media, kira-kira sebanyak delapan buku yaitu Rengkuh Aku Kekasih, Melukis Ka'bah, Jarak Cinta, Ibu, Aksara Ayah, dll. Tidak hanya dengan Rinz Media saja, ada beberapa naskahku yang menjadi favorite di keluarga KBM (Komunitas Bisa Menulis). Bu Sri Rejeki mengadakan even ulang tahun yang naskahnya baik cerpen dan puisinya akan dibukukan. Saya terbiasa menulis feature, yaitu bentuk tulisan factual yang dimaniskan bahasanya seperti fiksi. Maka segera Jeng Sri secara inbox saya wawancara. Mengenai keluarga, suami putri-putrinya dan kesuksesan kariernya secara lengkap. Maka di saat ulang tahun Jeng Sri, naskah sudah cukup informasinya seperti menuliskan curriculum vitae keluarga dan karier yang sangat panjang. Ibu Sri memiliki karakter humoris, penuh tawa bila bersinggungan dengannya. Tanggal 21 April terkumpullah semua jenis naskah baik fiksi maupun puisi. Yang isinya penuh canda, sesuai karakter yang sedang berultah ria. Namun entah mengapa proses published dan cetaknya agak tersendat hingga buku jadi setelah hampir satu tahun berlalu. Yang menanganinya menurut saya kurang effortnya. Akan tetapi tidak mengapa, euforia membuat naskah dan dibukukan masih sangat heboh dan menggembirakan berantara KBM saat itu. Ada banyak even yang dibukukan dan tidak saya ikuti, karena kesibukan internal. Di tahun-tahun tersebut Apotek Bunda Asih baru buka, selain itu saya sedang mengerjakan tesis S2 dari fakultas Ibn Khaldun dan persiapan Umroh bersama Ibu dan juga persiapan pernikahan putri saya. Sedikit vaccum untuk menulis, tetapi tetap belajar menulis baik dengan KBM dan Face Book group yang dibuat oleh mbak Rina sebagai pemilik RinaRinz Publisher. Ada juga membuat naskah lain mengenai kanker cervix fiksi, dengan moderator Kang Wiro, saat itu Kang Wiro masih berada di Sulawesi. Saya mendapatkan juara satu dan mendapatkan buku Pak dokter ahli pemeriksaan dini kanker servix dari Surabaya. Saya menyadari, bahwa naskah saya masih kurang bagus butuh belajar terus-menerus dengan banyak membaca buku dan menuliskan apa-apa yang saya alami sendiri. Kadang-kadang ilmu ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) yang pertama kali saya dengar dari penulis yang senang berkerudung pink, dan senang melakukan perjalanan dengan grup Jilbab Travelingnya, mbak Asma Nadia. Biasanya saya baca dulu buku yang senada dengan apa yang ingin saya tuliskan, lalu saya enapkan. Otak Saya memilah-milah dengan baik, dan biasanya ke-esokan harinya, apa yang pernah saya alami, saya tuliskan dengan tentu saja olahan otak yang pandai memodifikasi segalanya hingga tak sama, sama sekali. Saya pernah bertanya pada Bunda Asma, dengan menuliskan apa yang saya baca, lalu kemudian menuliskan karya saya sendiri. "Apakah kalimat tersebut dianggap plagiasi?" "Tidak!"beliau menjawab dengan baik. Jadi akhirnya begitulah cara saya, apabila sedang mengalami kemacetan menulis. Baca .... Baca .... Bila belum juga menemukan jalan untuk menulis, baca lagi ... atau tidur, dan tunggu hingga mendapatkan situasi yang dapat memicu untuk menulis. Bagi saya, walaupun belajar menulis di KBM tidak berbayar, namun butuh nutrisi untuk mendapatkan ilmu. Buku-buku mbak Asma Nadia dengan Catatan Hatinya, Pak Isa Alamsyah dengan 101 Dosa Penulis Pemula, dan Pak Agung Pribadi dengan Gara-Gara Indonesia, cukup membantu saya dalam belajar menulis naskah-naskah yang ingin terus-menerus saya tuliskan sebagai karya antologi atau tunggal. Sejujurnya, saya belum pernah mengikuti lomba yang diadakan di luar KBM, Rinz Media atau JWriting Soul. Selain kadang-kadang tema yang diminta dengan kemampuan saya tidak sinkron. Saya belum bisa berimajinasi di luar apa yang saya alami. Hal yang paling mudah dituliskan adalah apa yang kita alami atau kejadian yang kita saksikan sendiri. Pantas saja, Asma Nadia selalu berkeliling dunia untuk mendapatkan nuansa yang tepat pada naskahnya. Belajar dari banyak penulis mendapatkan berbagai ilmu mereka bagaimana cara membuat sebuah naskah menarik untuk dinikmati pembacanya. "Tulisan jangan menggurui" begitu kata Pak Isa, entah saya lupa kapan, karena asking seringnya berinteraksi dengan beliau saat itu. Bahkan ada kejadian lucu saat itu. Pak Isa sering kali menuliskan Note di Face Book Grup Komunitas Bisa Menulis yang biasanya di pin-up. Malam itu, saya membaca ya dan klick, setelah selesai saya klick, namun salah, sehingga Note yang tadinya oleh Isa Alamsyah, menjadi oleh Asih Wardhani. "Waduh ...." Malam itu saya tidak tidur, menunggu Pak Isa patrol KBM. Entah jam berapa hampir dini Hari, benar saja, Pak Isa bertanya. "Siapa yang ganti nih?!"Mungkin marah ya, tapi tidak nampak di fb "Saya Pak .... Salah klick tadi, maaf ya Pak Isa, saya sudah sepuh Pak, gagap technologi lagi"dengan segera saya menjawab, supaya tak ada member lain yang menimpali. Akhirnya Pak Isa dengan sendirinya hafal, siapa Asih Wardhani. Sebuah kesalahan, haruslah tidak menyurutkan tujuan!

BAB 6. Kesulitan Menulis Dan Solusinya

0 0

BAB VI:

KESULITAN MENULIS DAN SOLUSINYA

 Menulis adalah obat bagi yang sedang dalam kesulitan mengendalikan perasaan tergores luka kehidupan, sekaligus membahagiakan diri sendiri dan bisa juga membahagiakan orang lain. Bila dibukukan dan dikehendaki pihak lain, maka buku bisa juga menghasilkan financial yang memadai untuk menunjang kehidupan penulisnya, sebagai sumber mata pencaharian. Banyak para penulis yang berpenghasilan tidak sedikit, mereka bisa menuliskan apa saja yang menjadi passionnya. Masih jauh perjuangan saya untuk menjadi penulis yang mumpuni, belajar berkesinambungan dari para maestro penulis, walaupun dengan perlahan, namun pasti, rasanya bisa menjadi seperti para penulis kondang tersebut. InsyaAllah. Kesulitan apa yang saya hadapi untuk menjadi penulis? Lalu apa solusinya? Yang pertama, Saya memulai menulis sudah tidak muda, sehingga kecepatan berkreasi untuk menulis tidak seperti mereka yang masih muda. Untuk survey sebagai bahan menunjang menulis juga tidak bisa cepat. Mengikuti kelas-kelas menulis, kadang terbengkalai karena antara kecepatan menulis dan yang didapat tidak bisa seimbang. Ada hal-hal yang membuat tidak jalan adalah sebuah kesombongan. Merasa lebih tua, lebih bereksperiens menurut saya juga bisa menghambat berjalannya belajar menulis naskah kreatif. Jalan keluarnya adalah, selalu kosongkan gelas pengetahuan saat belajar, jangan malu belajar dengan yang muda, tetaplah berjuang mencari ilmu kepenulisan untuk mengisi kekurangan. Yang Ke-dua, banyaknya kesibukan rumah tangga, seperti adanya cucu akan membuat naskah jadi lebih lama. Cucu adalah dunia yang membahagiakan, dunia yang membuat hati gembira, dengan mereka tidak mungkin dalam satu waktu secara bersamaan dengan menulis. Dunia cucu menjadi lebih utama. Yang bisa menyebabkan menulis berlanjut adalah komitmen waktu dan target yang harus dicapai. Yang ke-tiga, sungguh sulit mengatur waktu bagi orang tua seperti saya yang usia sudah mendekati 65 tahun. Di mana masih bekerja untuk Apotek Mandiri, dan semua harus dikerjakan sendiri. Apotek buka mulai pukul 09:00 dan tutup bila tak ada halangan sampai pukul 21:00. Di antara waktu itu, saya bisa mengerjakan apa saja termasuk menulis. Tergantung mood juga. Nah kalau di amati, jangan menggunakan mood-moodan. Siapkan waktu yang tepat, di saat sangat bisa berkonsentrasi penuh. Sehari bisa satu halaman hal ini sudah sangat cukup untuk mempersiapkan diri menghasilkan sebuah naskah. Sebetulnya bila tidak ada halangan, maka dalam 4 hari sebuah naskah sudah jadi 4-5 lembar. Diamkan naskah dan kemudian lakukan self editing dua tiga hari. Dengan demikian satu minggu bisa menuliskan satu naskah. Mengikuti berbagai antologi, bisa menjadi pemicu agar tetap konsisten menulis. Yang ke-empat, menulis sendirian itu kadang tidak tergerak, membuat suatu Komunitas Menulis atau mengikuti Komunitas Menulis yang belakangan ini marak di berbagai Sosmed. Saya ikuti ke-duanya. Menimba ilmu menulis dari berbagai Komunitas, kadang ada yang berbayar, ada pula yang gratis seperti KBM, KMO, RinaRinz, JWriting Soul, Grup lain yang memberikan informasi kepenulisan atau bahkan membaca tulisan teman di Face Book dll. Ratnaningsih Menulis, adalah grup yang saya buat agar ada sebuah wadah menulis bersama dengan VISI dan MISI yang sama, tidak disangka, dalam kurun waktu 6 bulan, kami bisa menghasilkan tiga buku. Ke-tiga buku tersebut adalah Ratnaningsih Menulis (01 Juli 2021), Ratnaningsih Meraih Asa (19 Oktober 2021) dan Senandung Bunda (22 Desember 2021). Yang ke-lima, belajar itu butuh waktu dan biaya, jadi bila sebuah grup membutuhkan biaya untuk cetak buku, jangan terlalu berfikir bahwa itu merugi. Bila tak mau rugi, minimum biaya belajar atau cetak tersebut bisa tergantukan dengan menjual bukunya, atau bahkan bisa untuk pemasukan dapur atau bahkan beli laptop baru dll. Yang ke-enam, butuh belajar berbagai hal setelah menulis dan menjadi buku, yaitu belajar memasarkan. Tugas penulislah untuk memasarkan bukunya. Ada kesulitan menjual, apalagi terhadap teman, biasanya gratis. Tidak mengapa, untuk pemula pembaca yang menghendaki gratis adalah ladang advertizing, ngiklan berbayar buku, bisa jadi setelahnya dia akan membeli buku selanjutnya. Rugi dong ...? Ah ya enggak, sesuatu yang kita lemparkan ke-alam semesta sebagai pemberian, akan kembali ke kita dengan berlupat ganda. Mungkin tidak berupa uang atau materi, tetapi bisa jadi adalah sebuah jalan kesuksesan menjadi seorang penulis di masa yang akan datang. Yang ke-tujuh, sulit untuk konsisten menulis. Entah alasannya apapun, ada saja yang menjadi kerikil untuk menjatuhkan diri dari cita-cita. Konon kalau ingin menjadi kyai, harus berbaur dengan para ustadz atau ustadzah, kalau ingin jadi penulis, berbaurlah dengan para penulis yang sudah berjalan lebih dulu. Terus pepet mereka, hingga kitapun termotivasi oleh aura yang mereka pancarkan. Keinginan pribadiku adalah membuat buku Solo yang diminati pembaca, tentu saja seperti janji ikrar pada KMO, bahwa akan menjadi penulis buku best seller dan tidak akan melakukan plagiasi. Seperti halnya dulu, ketika saya di sumpah untuk menjadi Apoteker, sumpah profesi sebagai penulispun ternyata dilakukan di KMO, yaitu Ikrar yang ditulis dengan menuliskan dengan tangan dan ditempel foto, serta diupload di Sosmed. Saya akan pegang erat ikrar itu, agar perjalanan menulis ini lebih mudah dan cita-cita bisa terwujud dengan cepat. Bogor, 25 Maret 2022 Asih Wardhani

Bab 7. Pegunungan Himalaya, Jilbab Traveler, dan Asma Nadia

0 0

#DAY7_BAB7
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata947
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum  

Judul: Perjalanan Meraih Mimpi
Penulis: Asih Wardhani

BAB 7. 
PEGUNUNGAN HIMALAYA, JILBAB TRAVELER DAN ASMA NADIA

Hari itu, kira kira ber lima belas member Jilbab Traveler yang dipandu oleh Asma Nadia, termasuk saya dan dua anak ikut perjalanan menuju Pegunungan Himalaya.

Di Soekarno Hatta masih cukup pagi, kami bertiga sarapan di resto bakmi kondang, Saya memilih menu nasi goreng. Tak lama pemilik Jilbab Traveler Asma Nadia dan suaminya Bapak Isa Alamsyah hadir, namun Pak Isa tidak ikut dalam perjalanan ini.

Di terminal keberangkatan saya ngobrol dengan Bapak Isa Alamsyah, sebelum masuk ke ruang tunggu mengenai beberapa hal dari para penulis pemula di Komunitas Bisa Menulis, sehingga tak ada waktu bagi mbak Asma untuk mengucapkan selamat tinggal pada suaminya.

"Bu ... aku sampai nggak sempat ngobrol sama Ayah, waktu Ayah didominasi ibu" agak sedikit marah dan kecewa. Saya merasa bersalah, berbincang lama bersama lelaki itu hingga waktu harus segera masuk ke ruang tunggu keberangkatan.

"Maaf ya Bunda, saya terlalu heboh dan seru ngobrol dengan Pak Isa."dengan mimik penuh permohonan maaf, saya lupa seorang istri ingin berbincang mesra secara pribadi dengan suaminya, sebelum perpisahan sesaat.

Perjalanan ke Kuala Lumpur (KL) tidak mengalami kesulitan sama sekali, tahu-tahu sudah sampai KL. Lalu setelah menunggu beberapa jam, perjalanan dilanjut ke Nephal, negara yang belum pernah saya kunjungi. Setelah mengikuti antrian membayar visa on arrival, baru kami menunggu koper. Sampai habis barang di rail bagasi, saya tak menemukan tas itu.

Bagasi saya dan beberapa orang tak kunjungi datang, sedang travel setempat sudah menunggu di luar. Ternyata bawaan saya, tidak terangkut ke Nepal, dan setelah melakukan komunikasi, barang itu masih berada di KL. Tanpa menunggu bagasi yang tertinggal kami berangkat menuju penginapan.

"Besuk ibu pakai apa ya?Tak ada gantinya!"

"Gak papa Ma, nanti pakai bajuku saja" begitu kata putri saya. 

Baju mungkin cukup menggunakan milik dia, tapi pakaian dalam? Waduh ... terpaksa dipakai lagi ke-esokan harinya.

"Semprot minyak wangi yang banyak saja!" Kata gadis saya sambil tersenyum nakal.

Untung udaranya tidak sedang panas, sehingga tak banyak keringat keluar. Andai panas, betapa tidak sedapnya.

Malamnya, beberapa bagasi sudah diurus travel dan sampai di hotel dengan selamat.

Cukup banyak tempat-tempat yang kita kunjungi seperti Kathmandu ibukota Nepal, di sana banyak kuil, sehingga kota ini disebut Negeri Seribu Kuil.

Saya cukup rajin mengamati mereka melakukan ritual agamanya. Para penziarah kuil mengelilingi kuil besar itu searah jarum jam, saya tidak tahu berapa putaran mereka melaksanakan ritualnya.

Kemudian setelah selesai berputar beberapa kali, penziarah melakukan gerakan seperti solat, hanya saja gerakannya berbeda. Berdiri, rukuk dan sujud dengan kondisi tengkurep sesuai kepercayaan mereka.

Kami juga mengunjungi Temple di Dubar Square, Monkey Temple dan temple-temple kecil lain.

Kita juga mengunjungi Phokara, di mana di sana ada danau terbesar kedua di Nepal, yaitu Danau Phewa. Kami bertiga naik kapal kayuh, yang di kayuh oleh seorang nenek. Untuk mengunjungi dataran kecil di danau itu.

Kami mengunjungi juga Sarangkot, view point Annapurna (Pegunungan Himalaya), udaranya cukup dingin, kami menginap dan harus bangun pagi-pagi untuk naik ke tempat yang lebih tinggi dengan berjalan kaki. Melihat matahari terbit diketinggian kota Sarangkot. Sarangkot kota dekat Pokara, kami naik minibus bersama Jilbab Traveler. 

Untuk menuju View Point Tail Mountain salah satu gunung di Pegunungan Himalaya, kami harus berjalan kaki naik bukan anak tangga bagus, tetapi bebatuan yang ala kadarnya, seperti jalan setapak. Orang asking cukup banyak datang untuk menyaksikan matahari terbit di kaki Pegunungan Himalaya.

Di Sarangkot, kami mengibarkan Sang Saka Merah Putih, dari ketinggian kami bisa melihat lembah dan gunung bersalju. Sangat indah, sungguh sangat indah. Hingga hati bergetar saat Bendara Indonesia berkibar diketinggian kaki Annapurna.

Esoknya, kami ditawari untuk naik pesawat dengan menambah biaya terbang, istimewanya ada yang boleh terjun payung. Dari Jilbab Traveler hanya beberapa orang muda saja termasuk putra saya ikut melihat Pegunungan Himalaya dari dekat dengan menggunakan pesawat.

Kami juga mengunjungi Pasuphatinath tempat prosesi jenazah untuk menunggu jenazah dibakar yang sebelumnya ada prosesi memandikan mayat di sungai Baghmathi. Untuk anak lelaki sang jenazah harus berdiam diri di tepi sungai tersebut selama beberapa hari sebagai tanda berduka dan melakukan ritual keagamaan.

Di seberang sungai ada kuil-kuil dan para petinggi agama dengan menggunakan baju tertentu dan riasan cukup unik, wajahnya dirias menggunakan perias putih, hingga seperti topeng. Sayangnya, saya menemukan ada petinggi yang buang air besar di jalanan yang kami lewati, hingga tersebar bau-bau tak sedap menembus hidung.

Perjalanan berikutnya, Asma Nadia membawa kami ke International Musium Mountain of Nepal. Di musium itu digambarkan bagaimana perjalanan mendaki Pegunungan Himalaya, gua-gua di Pegunungan itu, juga kekayaan lokal daerah digambarkan semua. Baju, makanan dan seluruh pernak-pernik etniknya.

Terakhir adalah belanja, sambil mengunjungi Temple dekat Pokhara kami mengunjungi Lake Side Market, cukup banyak souvenir yang bisa dibeli. Ada sarung bantal, tas kecil, pewarna kuku, garam, bahkan foto-foto Pegunungan Himalaya.

Terus kapan belajar nulisnya? 

Hemmm, ya gak belajar nulis, kami ternyata asik hanya dengan melakukan perjalanan selama seminggu, untuk melihat kaki-kaki Pegunungan Himalaya. Namun ternyata, Asma Nadia menuliskan traveling itu di buku Asalamualaikum Beijing yang saat ini sudah di tayangkan di layar lebar.

Di mana pertemuan terakhir seorang karakter utama di buku itu, melakukan perjalanan ke Annapurna dan bertemu kembali dengan kekasihnya, serta berakhir dengan mengikat janji.
 
Apa yang saya dapat adalah penggambaran naskah Asma Nadia dan factual keadaan kota Phokara dan kuilnya itu sendiri. Penggambaran kata-katanya sungguh cantik, sesuai apa yang kita alami selama di Nepal bersamanya.

Sehari setelah kepulangan kami dari Nepal, terjadilah gempa besar di negeri itu. Gempa yang terjadi pada tanggal 25 April 2015, sedang kami berangkat pulang tanggal 23 April 2015. 

Nyaris kami dalam bahaya, tapi Allah telah menyelamatkan kami dari gempa berkekuatan 7,8 Richter itu. Gempa yang disebut gempa Himalaya, didapati memakan korban hampir delapan ribu jiwa.

Terima kasih ya Allah, Engkau melindungi dan menyelamatkan kami dari Gempa Himalaya. Sungguhpun tak ada tanda-tanda saat kami berada di kaki Annapurna.

Jika Allah berkehendak, tak ada yang bisa berlari menjauh.

Bogor, 25 Maret 2022
Asih Wardhani

Bab 8. Komunitas Bisa Menulis Bogor Raya bersama Isa Alamsyah

0 0

#DAY8_BAB8
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata722
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum 

Judul: Perjalanan Meraih Mimpi
Penulis: Asih Wardhani

BAB:8
KOMUNITAS BISA MENULIS BOGOR RAYA BERSAMA ISA ALAMSYAH

Rupanya belajar menulis tidak hanya belajar pada satu guru, dan tidak hanya dalam satu grup saja. Bapak Isa Alamsyah juga mendirikan Komunitas Bisa Menulis Bogor Raya. Yang anggotanya hanya beberapa puluh saja.

Untuk merefreshed kepenulisan anggota, KBM BOGOR RAYA yang saya komandani mengadakan seminar kecil di sebuah mall yang menyediakan tempat rapat. Bapak Isa hadir untuk memberikan pelajaran Dan semangat kepada member KBM-BR.

Hasilnya anggota sepakat untuk membuat buku bertema Ramadhan, di bulan puasa 2019. Namun karena tidak semua berkomitmen keras, buku baru bisa dibuat dan published pada 2021.

Untuk menulis kreatif yang sering disampaikan para penulis yang sudah mendalami kepenulisan adalah seringlah membaca buku. Untuk menghasilkan satu buku, bisa jadi yang harus dibaca ber-puluh-puouh buku. Mengikuti berbagai zoom atau seminar on line kepenulisan, yang akhir akhir ini sering diadakan. KBM juga mengadakan hal ini seminggu sekali dan mengundang penulis-penulis terkenal untuk berbagi ilmunya.

Juga banyak sekali bertebaran buku-buku yang berupa e-book pada APP tertentu, yang bisa dibuka. Minimum bila tidak membeli dengan koin, ada beberapa BAB yang bisa dilihat gratis. Selain itu grup-grup kepenulisan banyak bertebaran di Facebook dan Telegram yang juga sering berbagi ilmunya dan mengadakan berbagai kegiatan menulis.

Mengikuti berbagai lomba kepenulisan juga bisa menjadi evaluasi kualitas tulisan kita. Biasanya yang sudah sering menulis, Bahasa yang digunakan tidak kaku lagi.
Jika ingin menulis satu hal yang tidak boleh lupa dilakukan, yaitu menulis itu sendiri. Walaupun melakukan banyak hal, tanpa menulis, tidak akan pernah jadi penulis.

Di KBM Bogor Raya yang anggotanya cukup banyak juga, namun untuk membuat buku bersama cukup tersendat, mungkin karena kurang komitmen untuk menulis itu sendiri. Doringan kurang kuat, dan hubungan bahwa Kita punya tujuan yang sama masih belum tertuang Dan terikat dengan baik.

Jadi apa yang harus dilakukan bila grupnya sedang mengalami writing blocked? Satu-satu ya jalan ya terus diingatkan untuk tetap komitmen menulis.

Kalau sudah menjadi profesinya, maka para penulis tentu sudah dengan sendirinya menulis bagai jiwanya. Bahkan ada beberapa teman di KBm Bogor Raya menjadi penulis di FTV. Menulis scenario cerita TV membutuh kemampuan tersendiri, di mana cara menulisnya pun berbeda. Per adegan dituliskan dengan gamblang dan cara menuliskan dialognya berbeda.

Alhir-akhir inipun, para publisher membuat lomba-lomba untuk menulis Dan dibukukan, ada yang berbayar seharga buku cetak dan ada pula gratis, bahkan pemenang mendapatkan sejumlah uang atau hadiah tertentu.

Berbeda dengan grup-grup publisher. Pak Isa Alamsyah dan Kang Tendi Murti bekerja sama membuat wadah bagi penulis di KBM APP. Penulisnya mendapat banyak rejeki, bahkan dalam satu bulan bisa 40 juta rupiah. Rejeki yang tidak sedikit bagi penulis yang diminati pembacanya. Trobosan buku on line ini, bisa menjadi pembelajaran bagi pemula, dan menjadi pohon rejeki bagi penulis yang sudah mahir. 
Sedang KMO yang juga founder ya Kang Tendi Murti, memberikan wadah juga bagi penulisnya untuk menayangkan bukunya secara on line di bukulaku id. Bukunyapun bisa juga dicetak.

Dunia tulis menulis saat ini bukan ladang yang tidak berpenghasilan, bahkan mudah mendapatkan cuan dari menulis. Bukan itu saja, profesi-profesi pendukung kepenulisan atau pembuatan buku ikut mendapatkan rejekinya juga, seperti pembuatan cover buku, layouting, publisher dll bisa kecipratan rejeki juga.

Bagi pemula, bacalah karya-karya populer yang senada dengan apa yang ingin dituliskan, tuliskan apa yang pernah kita alami atau lihat, observasi keadaan yang akan dituliskan, buat survey kecil-kecilan untuk mengetahui keadaan yang ingin dituliskan, ikut dalam grup-grup kepenulisan yang memberikan pelajaran menulis dan wadah kepenulisan hingga terbit dan mengajarkan bagaimana menjual bukunya.

Jangan lelah belajar bila ingin menjadi penulis, dan jangan lupa membaca serta menulis. Jalan menjadi penulis sudah tidak sulit saat ini. Tinggal yang menjalaninya saja maukah terus menerus produktif untuk menulis. Temukan waktu yang tepat, kapan bisa produktif menulis, apakah tengah malam saat sepi, atau pagi hari saat baru bangun tidur, di mana masih fresh, atau dalam perjalanan di mobil, KRL ataupun sedang menunggu antrian di bank dll.

Kalau belum percaya diri, bisa juga karyanya di posting di Facebook, bisa di wall sendiri, bisa juga di grup seperti KBM, KMO, dan masih banyak lagi. Meminta kritik dan saran dan berusaha membenahi hasil saran tersebut. Jangan abaikan saran-saran tersebut, karena mereka sudah dengan susah payah membaca tulisan kita dan memberikan saran terbaiknya.

Mari terus menulis. Salam sukses untuk kita semua! 
Bravo untuk penulis!

Bogor, 26 Maret 2022
Asih Wardhani

Bab 9. Bersama Love Rinz Publishing House

0 0

#DAY9_BAB9
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata735
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum 

Judul: Perjalanan Meraih Mimpi
Penulis: Asih Wardhani

BAB IX:

BERSAMA LOVE RINZ PUBLISHING HOUSE

Sejak kapan sih saya melakukan komunikasi intense dengan mbak Rina Rinz dan Love Rinz Publishing? Segala sesuatu itu yang mengatur pasti Sang Maha Pencipta. Sejak di KBM (Komunitas Bisa Menulis) lama, yang sekarang sudah tidak bisa tayang lagi, kami dipertemukan dengan grup ini. Ngobrol intense secara on line di KBM tentu saja dengan tujuan membuat naskah.

Akhirnya sepakat, kami mengadakan lomba yang berhadiah cetak buku antologi dan pulsa. 
Beberapa buku mungkin ada delapan buku keseluruhan dalam wadah KBM, dengan cara mengadakan lomba. Dari sinilah kami menelurkan para penulis yang di kemudian hari, teman-teman berkiprah pada passionnya.

Ada yang menghasilkan buku-buku fiksi solo, ada yang menulis Resensi buku untuk Koran, ada yang menghasilkan naskah dikirim untuk koran, ada pula yang membuat publisher Dan percetakan. 
Rina Rinz sendiri, setelah perjuangan dari 2014 sampai saat ini, memiliki publishing house Dan percetakan yang tidak bisa dianggap kecil.

Pendekatan kepada pemilik naskah, dan memberikan pelajaran bagaimana menuliskan naskah, membuat LR semakin besar. Tidak hanya itu, yang tadinya hanya sendiri berkutat dengan naskah lomba dll, beserta suami yang akhirnya juga ikut terjun ke dunia tulis-menulis, suami mbak Rina, mas Danny juga membuka percetakan buku. Saat ini, mereka berdua sudah memiliki beberapa karyawan, dan bila diperhatikan dari tayangan berbagai foto dan cerita menarik, mereka berdua sudah memiliki perusahaan publishing house dan percetakan buku yang besar.

Bahkan publisher yang baru tumbuh, mendapat naungan beliau. Kualitas cetak bukunya juga sangat bagus. Publisher-publisher kecil selain mendapat naungan dari segi bisnis dan cetak, mereka juga diberi pengarahan, asuhan dan pendidikan. Sehingga, publisher yang baru dilahirkan ini bisa tumbuh dan menjadi ladang untuk mencari nafkah.

Sebetulnya tidak banyak yang saya ketahui hingga saat ini, kecuali kerjasama dulu saat membuat lomba kepenulisan. Namun mbak Rina Dan suaminya selalu memberikan sedikit rejekinya untuk yang membutuhkan. Terakhir saya lihat mbak Rina memberikan sedikit hadiah dengan sebuah pertanyaan.

"Jika ada yang punya dua ratus ribu rupiah saat ini, untuk apa?" Kira-kira kalimatnya seperti itu.

Bermacam-macam jawaban dari friends listnya. Ada yang disedekahkan, ada yang akan diberikan ibunya, ada yang untuk bekal mondok putranya, ada pula jawaban sederhana. Untuk pembeli beras, karena uang yang ada sudah dipakai untuk membayar hutang, agar lunas hutang masa lalunya, dan tidak akan menggunakan kartu kredit itu lagi, karena riba dan merugikan diri sendiri.

Mbak Rina dan suami adalah orang-orang yang mengumandangkan anti riba, dan juga membantu yang lemah. Maka salah satu yang akhirnya mendapat dua ratus ribu rupiah, yaitu sang ibu yang menjawab untuk membeli beras. Hanyalah salah satu upaya, memberikan sedikit rejeki yang terus menerus yang diperoleh dari Jalan Allah, untuk membantu orang lain yang berketerbatasan. Tentunya masih banyak yang dibantu tanpa diketahui pihak lain.

Apa yang dikerjakan mbak Rina dan keluarganya yang tadinya bukan siapa- siapa, menjejak dunia per bukan dari nol, dari zero to hero ini patut diteladani dan dicontoh. Saya sebenarnya saat mau membuat Melukis Ka'bah diakhir 2014 ditawari mbak Rina untuk bersama memulai membuat publishinya house. Akan tetapi karena mengingat selain saya punya kesibukan lain sebagai Apoteker, juga usia yang tidak muda lagi, maka saat itu saya tidak ingin membuatnya.

Ternyata wanita yang memilih Islam sebagai agamanya itu, berhasil dalam memilih industri kreatif sebagai passionnya hingga berkembang dengan core businessnya publishing house Dan percetakan untuk menunjang para penulis pemula dan professional.

Sebetulnya sudah lama ingin mengunjungi percetakan Fastbooknya, namun masih terhalang Corona saat itu dan schedule internal saya. InsyaAllah suatu hari, bila Allah mengijinkan, Saya masih punya Keinginan untuk mengunjungi mbak Rina dan mas Danny.

Mas Danny pemilik percetakan Fastbook suami mbak Rina ini, sudah pernah mengunjungi saya di Apotek Bunda Asih. Dulu, saat Fastbook belum lahir. Mbak Rina Dan Keluarga, juga hadir dalam pernikahan putra saya di Bogor, selain juga mensupport souvenir pernikahan putri saya dengan mencetak buku Jarak Cinta.

Allah memberikan jalan keluar, bagi yang mengusahakan. Contoh hidup itu adalah perjalanan mbak Rina dan mas Danny. Dari hanya berbekal satu laptop, mempriduksi hanya satu dua buku, menjadi perusahaan besar yang memiliki banyak karyawan. Karyawan-karyawan ini, sebagian adalah sahabat-sahabat mbak Rina yang memiliki passion di dunia industri kreatif. 
Mbak Rina, sebagai ibu dan istri juga prmbisnis, sungguh patut diteladani. Mualaf ini, terlihat sangat shalihah, menyayangi putra-putrinya, bahkan putra-putri dari mas Danny, sebagai step mother. Bahkan menyayangi ibu mereka.

Itulah, mengapa mbak Rina diberi kelimpahan rahmat dan berkah dari Allah, dipundaknya banyak tugas untuk umat. Bukan hanya pembimbing para penulis pemula seperti saya, tapi juga pembimbing masyarakat anti riba.

Semoga sukses terus mengiringi perjalanan mbak Rina sampai akhir, aamiin.

Bogor, 27 Maret 2022.
Asih Wardhani

Bab 10. Kegagalan dan Solusinya

0 0

#DAY10_BABX
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata739
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum

Judul: Perjalanan Meraih Mimpi
Penulis: Asih Wardhani

BAB X:
KEGAGALAN DAN SOLUSINYA

Apakah setiap perjalanan membuat antologi ataupun buku solo tidak pernah gagal? Setiap langkah perjalanan hidup pasti ada yang salah ataupun gagal. Pernah pada saat menuliskan Melukis Ka'bah, saya tidak sempat membuat naskah perjalanan ke Tanah Haram. Namun hanya memberikan selembar prakata di dalamnya, padahal dana yang saya keluarkan paling besar, dari pembuatan buku demi buku sampai saat ini. Kesibukan di dunia lain juga merupakan pemicu kegagalan itu sendiri.

Beberapa kali saya mengalami kegagalan. Sejak awal saya ingin menuliskan buku ilmiah Populer sesuai dengan profesi saya sebagai Apoteker. Sampai saat tulisan ini dibuat belum juga terlaksana.

Pernah juga mengikuti B4Per yang diadakan oleh LoveRinz, baru sampai sepekan, sudah tidak bisa melanjutkan dikarenakan kesibukan lain dalam rumah tangga. Cucu-cucu berdatangan lahir kedunia selama lima tahun lahir empat generasi penerus yang butuh perhatian khusus, terutama gadis kecil, cucu kedua. Kondisi kesehatan ya, membutuhkan perhatian khusus. Seringkali masuk rumah sakit dan opname, entah diare, operasi celah dinding atas mulut, demam tinggi, di mana ibunya tidak bisa menungguinya, karena ada kakaknya yang hanya berbeda satu tahun lebih sedikit. Hingga saya dan abinyalah yang harus menjaga di Rumah Sakit.

Sebetulnya itu hanya alasan saja, setiap orang memiliki alasan saat menemui kegagalan. Alasan bahwa orang lainlah penyebabnya.  Jadi sebetulnya penyebab kegagalan itu, adalah diri sendiri, bukan orang lain. Bisa jadi tidak berkomitmen untuk menulis dengan kuat. Tidak rajin membaca untuk mendapatkan nutrisi menulis dengan baik, tidak melakukan perjalanan atau berselancar untuk memperoleh khasanah ilmu kepenulisan dengan tepat.

Bisa jadi tidak berkomitmen dengan waktu untuk menulis. Temukan waktu yang tepat untuk menulis, setidaknya bila waktu sudah dipilih kapan sangat produktif, walaupun kadang-kadang tak bisa dipenuhi, sudah ada jadwal, kapan harus menulis.

Dunia kreatif memang membutuhkan waktu khusus, konsentrasi special untuk menghadirkan karya. Tidak hanya menulis, bahkan dunia kreatif lain. Oleh karena itu, banyak para penulis menyematkan dirinya melakukan kegiatan menulisnya tengah malam sampai dini hari Dan paginya istirahat .

Kegagalan saya adalah belum mampu memilih waktu tepat untuk menulis. Tidak jelas waktunya, hanya bila ada kesempatan sekali menulis sekitar dua ratus sampai tiga ratus kata. Hingga bila dihitung perhari bisa menuliskan tiga kali sampai empat kali tanpa editing. 

Dalam satu Hari bila saya tidak ingkar janji untuk menulis, bisa menelurkan seribu kata sehari. Ini cukup menurut saya. Hari berikutnya bisa melakukan editing Dan membuat naskah baru atau bab baru.

Mengapa belum mampu memilih waktu yang tepat? Kalau pagi repot dengan cucu, kalau malam sudah lelah sehabis tutup apotek. Otak kanan tak mampu memberikan hasil maksimalnya. Namun dari waktu-eaktu luang di antara kesibukan harian, asal berkomitmen keras untuk mencapainya. Karya tulis bisa dibuat,vwalaupun butuh effort untuk editing.

Dalam waktu senggang, biasanya saya hanya menuliskan judul, poin-poin yang akan dituliskan, atau sub bab-sub bab, beberapa kata kunci, yang saat benar-benar akan menuliskan naskah. Kata itu menjadi pengingat mau menuliskan apa.
Kemudian memilih passion lebih detil, seorang penulis tidak perlu serba bisa. 

Pilih kecenderungan pribadi. Misalnya lebih suka menulis fiksi, atau non fiksi atau puisi. Tidak perlu memaksakan diri seperti orang lain. Bila suka fiksi perbanyak membaca jenis fiksi yang senada dengan yang diminati. Walaupun akhirnya seorang penulis akan memiliki finger print sendiri, tapi untuk permulaan perlu mengamati dan mencontoh, setelah berjalannya waktu akan tampak gaya penulisannya sendiri berbeda dengan buku-buku yang dibacanya.

Saat ini penulis memiliki ladang yang luas, baik untuk menimba ilmu maupun menjual naskah. Seandai konsen dengan profesinya sebagai penulis rejeki akan datang dengan sendirinya seiring waktu.

Menjejaki dunia kreatif memang harus telaten, disiplin dengan komitmen dan harus punya ide-ide cemerlang setiap saat. Tulisan ide-ide yang kadang terinspirasi sesuatu yang sedang berlalu-lalang dipikirian kita. Kalau tak segera dituliskan, kemudian ingin menuliskan Kita akan lupa di saat sedang ingin menuliskan.

Ada kuncinya untuk tidak hilang begitu saja, seperti yang biasa didengarcdari penulis yang sudah lebih dahulu berkiprah di dunia tulis-menulis. Bawa alat untuk mencatatnya, saat kita ingat sesuatu segera tulis, walaupun hanya sekedar poin-poin pengingat saja.

Ketika gagal menulis hari itu, jangan lupa besuk harus mengupayakan. Hanya diri sendiri yang tahu bahwa ada hari tanpa menulis atau ketika tidak menyelesaikan even tertentu dalam kepenulisan, hanya diri sendiri yang kecewa. Ketika menuliskan naskah dengan kondisi buruk sekalipun, apresiasi diri sendiri dengan keberhasilan itu. Hadiah kecil yang membuat diri sendiri senang.

Tujuannya adalah berhasil. Semangat diri kita, dan beri peringatan atau hukuman bila lalai.

Bogor, 29 Maret 2022
Asih Wardhani

Bab 11. Bersama Jwriting Soul dan Ajeng Maharani

0 0

#DAY11_BABXI
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata707
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum 

BABXI: 

BERSAMA JWRITING SOUL DAN AJENG MAHARANI

Tetap bermula dari grup besar Komunitas Bisa Menulis (KBM) di akhir tahun 2013, di sanalah saya bertemu secara online. Ajeng Maharani saat itu masih pemula yang produktif. Namun bila dilihat postingannya di dinding KBM, kualitasnya sudah lebih baik dari yang lain.

Wanita muda itu akhirnya menelurkan karya pribadinya, .... Semua member termasuk saya terkesima, begitu cepatnya dia belajar, sedang saya masih tertatih-tatih menelisik huruf demi huruf.

Entah tahun berapa kemudian, akhirnya mbak Ajeng Maharani ini membuat publisher sendiri. Woro-woro ikut pembelajarannya dan mengikuti menulis bersama dikumandangkan, Nulis Bareng (Nubar) pertama ya adalah La Tahzan Inalaha Ma'aghna, Saya juga ikut di dalamnya. Setiap tema muncul, pembelajaran pun menyertainya.
Mula-mula hanya belajar tertulis di WassApp group, akhirnya bisa melalui Zoom meeting Dan memanggil beberapa expert dalam menunjang belajar menulis.

Mbak Ajeng bersama mbak Athina membuat tema lain dalam kepenulisan, mengajak self healing single mom yang terluka karena ditinggal meninggal kekasih tercinta ataupun ditinggal karena terpeleset wanita lain.

Menulis adalah salah satu cara penyembuhan hati yang terluka. Mengrluarkan uneg-uneg bathing, membuat memoar ketika bersama belahan jiwa yang pergi dengan penyebab berbeda-beda.

Wadah seperti JWriting Soul inilah yang dicari oleh para ibu yang jiwanya kesakitan tiada tara. Menyembuhkan luka itu rupanya bisa denganenulis kreatif.

Mbak Ajeng beberapa kali mengundang ahlinya mengobati jiwa yang luka. Ada psycholog yang diundang antara lain DR. Dra Psy. Mildawani, lulusan Universitas Gadjah Mada, yang mengajar diperguruan tinggi swasta di Jakarta. Dengan demikian, penulis selain menorehkan kata untuk curhat, persoalan yang mengganjal hatinya bisa langsung disampaikan kepada ahlinya.

Ternyata dengan menulis, kita bisa memiliki banyak teman, berobat jiwa, menorehkan kata yang membuat apa yang dituliskan sebagai obat batin, memberikan informasi bahwa solusi bila terjadi hal yang menimpa mirip bisa diteladani. Merasa hidup ini tidak sendiri, banyak orang juga mengalami kegagalan, kehancuran hati dan juga hal-hal negatif yang pernah diterimanya, bisa tersembuhkan dengan menulis dan semua aktifitas penunjangnya.

Kembali ke Ajeng Maharani, sosok ibu tunggal setelah memiliki tiga anak, yaitu dua putra dan satu putri. Sosok kuat yang patut diteladani. Ibu muda ini, yang tadinya hanya menulis naskah pendek dan novel. Entah sudah berapa banyak yang dihasilkan, akhirnya terjun ke dunia publishing house. Jwriting Soul Publisher adalah miliknya.

Bersama JWS, saya ikut tumbuh mengikuti berbagai tema yang diluncurkan. Entah sudah berapa banyak, lebih dari sepuluh naskah daya, dibuat berdasar bimbingan mbak Ajeng Maharani.
Yang diajarkan ibu muda yang usianya kira-kira setengah usia saya adalah, jangan takut untuk salah. Tuliskan apa yang dipikirian, buat beberapa kata kunci, misalnya Lima Dan sambunglah kata itu menjadi kalimat, dan kemudian menjadi paragraf demi paragraf. Jangan segan melihat KBBI bila tidak memahami artinya.

Belajar pada yang lebih muda bukanlah Hal yang membuat kecil hati, belajar bisa pada siapa saja, pada yang tua maupun muda, bahkan mungkin pada anak-anak dan cucu-cucu. Sangat menyenangkan mendapat ilmu-ilmu baru dari mereka.

Dengan berjalannya waktu ternyata benar pelajaran merangkai kata itu bila diikuti dan digeluti akan menghasilkan naskah yang baik. 
Saya seseorang yang tadinya gemar membaca seiring waktu karena bergabung dengan grup Nubar dari mbak Ajeng, sudah naik tingkat menjadi penulis walaupun masih penulis tipis-tipis.

Jangan malu juga untuk posting hasil dari apa yang dituliskan, karena naskah yang dibagikan pada umum, mendapat masukan dari pembacanya. Syukuri bahwa mereka telah membaca dengan baik dan mendapati kesalahan pada naskah kita serta memberi tahu beberapa titik kesalahan pada apa yang kita tuliskan. Pembaca memberitahu penulis, agar pada paragraf tertentu perlu di benahi, dan dibuat lebih baik.

Kepenulisan kreatif memang tidak mudah, untuk dibuat oleh siapa saja. Namun kata tidak mudah bukan berarti tidak bisa. Ketika Kita memulai tentu terasa sedikit sulit, namun bila sering membuat paragraf pendek-pendek, seiring waktu, antar pikiran yang mengolah kata dengan jari-jemari yang membuat pikiran Kita menjadi tulisan akan sinkron dan menjadi lebih mudah.

Karya ini bila dibukukan adalah karya pertama buku solo, namun ada tiga puluh buku Antologi di mana empat diantaranya sedang proses menjadi buku. Mari belajar bersama untuk menjadi penulis beneran, yang tidak lagi tipis-tipis.  Saya yakin kelak banyak para penulis yang tadinya pemula menjadi penulis terkenal. Sayapun akan berusaha menuju ke sana. 

Bravo para penulis Indonesia. Dunia literasi ini menjadi milikmu kini!

Bogor, 30  Maret 2022
Asih Wardhani

Bab 12. Buku Solo dan Kesulitannya

0 0

#DAY12_BABXII
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata707
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum 

BAB XII: 

BUKU SOLO DAN KESULITANNYA

Membuat buku sendiri tanpa bantuan orang lain bila pemula sangat tidak mudah. Butuh support keras untuk komitmen menuliskannya tiap hari dan tiap saat.

Saya memang dari awal tidak memahami, bahwa sebuah buku itu bisa dituliskan bareng-bareng yang namanya antologi. Ketika kejebur di Indonesia menulis, namanya masih bunga rampai, yang juga artinya buku ditulis bersama. Antologi baru saya kenal ketika berada di tengah-tengah teman-teman Komunitas Bisa Menulis (KBM).
Setelah belajar menuliskan naskah pendek, saya kembali menelusuri Keinginan saya untukkembali memiliki buku sendiri, menuangkan ilmu yang pernah saya dapatkan selama bekerja di perusahaan besar, ingin juga membuat sebuah buku Biografi yang membuat semua hal langkah yang menimbulkan keberhasilan dan juga keterpurukan.

Sendiri ternyatapun tidak mudah, ada saja alasan pribadi yang menimbulkan ke gagalan. Kemudian mencoba bergabung dengan mbak Deka Amalia Ridwan, pembelajaran sudah pula disupport dalam grup WastApp. Setiap hari setiap langkah bersama grup dipandu. Ternyata saya belum berhasil memicu hasrat untuk menulis ber-bab-bab Dan berlembar-lembar, walaupun petunjuk sudah cukup. Jadi kali ini keberhasilan saya masih tertunda.

Ajeng maharani dan bantuan ya; lalu saya memohin pada ibu muda ini. Bantu Saya membuat naskah solo, Hari pertama lancar, ke-dua lancar. Entah Hari keberapa Saya sudah tidak patuh pad diri-sendiri. Banyak sekali alasan yang bisa membuat diri untuk tidak bisa, untuk berhenti menuliskannya. Banyak sekali kemalasan yang membuat gagal. Untungnya Bunda ini sangat sabar dan tidak marah pula, menghadapi saya yang memiliki segudang alasan untuk tidak berhasil. Menulis memang butuh konsentrasi tertentu, butuh me time Dan butuh pula nutrisi serta dorongan yang kuat dari dalam dan luar secara bersamaan. Buku solo sampai saat itu belum juga terwujud, hari demi hari, bulan pun berganti, lalu tahun berlalu. Buku yang seharusnya sudah hadir, tak juga tercipta. Saya gagal membuatnya, walaupun buku-buku solo bersama JWriting Soul terus bermunculan hingga Nubar yang saya ikuti 8 dari sepuluh ada naskah Saya, juga dalam Single Mom tiga buku tercetak. Jadi bersama Ajeng Maharani dalam belajar di grup kepenulisannya ada sebelas buku, terus bergulir sampai sekarang.

Lalu suatu hari, di wall grup mbak Rina Rinz ada pengumuman BAPER yang dipandu membuat buku Solo, fiksi tentunya. Maka saya bergabung. Pembelajaran di telegrampun berlangsung seru. Membuat premis, synopsis, penokohan dan lain lain diajarkan dengan baik. Contoh-contohnyapun diajarkan, bahkan hasilnyapun dikupas. Harusnya bila diikuti dengan baik, bisa terlaksana. Begitu lagi, setelah naskah ke delapan, kembali saya mogog tanpa sebab. Mbolos sekali masih boleh berlanjut, mbolos dan mbolos lagi, dan akhirnya terhenti. Kunci ketidak berhasilan inipun pada diri sendiri. Segala sesuatu butuh pelaksanaan, proses memang sangat penting untuk menuju hasil.

Apakah saya berhenti membuat antologi? Oh tidak! Naskah-naskah pendek tetap tertuang, walaupun kadang hampir deadline. Komitmen saya untuk menulis belum kuat, butuh dorongan yang kuat, butuh support dan butuh menyediakan waktu hanya untuk menulis. 

Saya bergabung dengan KMO, atau kepanjangannya adalah Komunitas Menulis Online sejak Desember 2015, dan saya mengenalnya mungkin sebelum itu.  Sya pernah menjadi moderator Komunitas Bisa Menulis, biasanya para penulis di KMO mengirim postingan ke KBM Dan ada tagar khusus, salah satunya yang saya ingat adalah Sarkat, atau Sarapan Kata. Hampir setiap hari Saya approved tulisan mereka yang membanjiri lapak KBM. Namun entah bagaimana Saya belum tertatik untuk ikut dalam keriuhan mereka dalam menghasilkan naskah.

Entah bagaimana, Saya mendapatkan notifikasi bergabung di KMO, mungkin ada teman yang mengirimkan ajakan ke grup itu. Saya memberanikan diri untuk bergabung. enurut saya berbeda dengan beberapa grup yang saya ikuti. Bagi saya yang sudah berumur sebetulnya KMO lebih njlimet untuk bergabung. Harus ini dan harus itu, bahkan untuk menghadiri komunikasi di telegram atau zoom, harus pula menuliskan kehadiran di WhatsApp grup. Untung saja kakak PJ sangat sabar membantu dan mengingatkan. Dari grup kami Amerta, batch 43 dan Kelompok 3, dengan pesertanya memiliki initial nama A Dan B, yang tadinya 39 beserta PJnya, sekarang tinggal 17 orang.

Ini sudah Hari ke dua belas untuk setor Sarkat, antologi dari ke tujuh belas orangpun sudah siap dibukukan, fiksi dan non fiksi, dengan Judul; Make Your Dream Come True untuk Fiksi Dan Born to be Winner untuk non Fiksi. 

Harapan dan usaha tetap harus diyoayakan ada, agar buku solo pertama melalyi KMO dapat terwujud, hingga Perjalanan Meraih Impian dapat menjadi buku.

Terima kasih semua, terima kasih diriku!

Bogor, 31 Maret 2022
Asih Wardhani

Bab 13. Penulisan Kreatif dan Pembelajaran dari Ari Kinoysan Wulandari

0 0

#DAY13_BABXIII
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata722
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum 

BAB 13:
PENULISAN KREATIF DAN PEMBELAJARAN DARI ARI KINOYSAN WULANDARI

Pernah mendengar nama penulis Dr. Ari Kinoysan Wulandari. SS. MA?

Saya mengenal beliau secara on line. Di mana mbak Ari membedah buku antologi Saya bersama teman-teman satu Asrama. Lalu beliau mengundang beberapa orang untuk belajar menulis bersama beliau. Beliau mengajarkan bagaimana cara menulis kreatif. Menurut mbak Ari sebetulnya Manajemen Penulisan Kreatif (MPK) tidaklah rumit, seperti yang kita pikirkan. Bagi para penulis yang hanya belajar, main-main kata, ataupun yang mendalami penulisan Kreatif bisa melakukan dengan mudah Dan sederhana melalui pembelajaran dari bukunya MPK.

Di dalam bukunya MPK, mbak Ari menuliskan beberapa katagori how to be writer, atau how to write creative writing.

Beliau menjelaskan bagaimana melakukan proses penulisan sebuah karya, mengatur waktu, melakukan orgenizing data-data yang dibutuhkan dari hasil survey, bagaimana bekerjasama dengan orang yang ingin meminta Kita untuk bekerjasama menuliskan biografinya, bagaimana cara negoisasi fee kepenulisan dengan yang bersangkutan, bagaimana cara mempublikasi karya yang sudah jadi.

Bahkan dalam bukunya mbak Ari menyampaikan bagaimana melakukan editing naskah, bagaimana membuat schedule harian supaya tulisannya berhasil menjadi buku. Bagaimana cara memberikan harga saat buku sudah dicetak secara mandiri.

Buku yang berisi 178 halaman sangat pantas dibaca dan dimiliki para penulis pemula maupun professional.

Buku mbak Ari Kinoy sudah sangat banyak, karena selain beliau menjadi penulis, beliau jug seorang dosen Perguruan tinggi di Yogyakarta.
Sayangnya saya belum memiliki buku-buku mbak Ari Kinoy yang lain, namun dengan buku PMK dan keseharian menerima tips-tips dari ibu doktor ini, membuat ide-ide yang tadinya tidak terpikirkan, menjadi terbuka. Keinginan untuk menulis karya solo seperti yang diajarkan beliau mulai tumbuh kembali. Sealant beberapa kali kegagalan sebelumnya tak pernah terjadi.

Saya banyak belajar dari beliau, baik pada saat bedah buku, ataupun ikut belajar pada grup Whatsappnya. Dalam grup WA mbak Ari dengan istichomah memberikan tipsnya, tanpa lelah.
Grup WastApp mbak Ari ini diberi nama Kuliah Happy Writing, muridnya termasuk saya, yang kata mbak Ari, murid yang penulis hore-hore tidak mengapa ikut belajar bersama dia juga. Siapa tahu, dari penulis yang hanya mencari kesenangan ketika membaca karya orang lain bisa menjadi penulis professional seperti gurunya, atau minimum satu langkah di belakangnya.

Seorang penulis fiksi sekalipun memerlukan survey seperti yang diajarkan mbak Arie Kinoy. Mengapa? Dikhawatirkan apa yang dituliskan tidak sesuai dengan kondisi saat ini. Misalnya suatu daerah berupa hutan rimbun, ternyata berjalannya waktu sudah menjadi kebun kelapa sawit. Itulah sebabnya pentingnya penulis mendatangi tempat yang dituliskannya pada linimasa tersebut.

Apa hambatan penulis, bila naskahnya tak kunjungi usai. Tidak hanya orang lain saja, saya begitu pula. Penuh alasan yang tentu saja, semua alasan adalah benar adanya.

Yang rugi siapa? Tentu saja diri sendiri.
Kira-kira apa saja alasan yang masuk akal itu?
Menurut mbak Ari yang menuliskan dalam bukunya, hambatan itu tidak hanya dari luar. Hambatan itu yang utama ada pada diri sendiri. 
Bisa jadi sebetulnya malas menulis, beralasan nggak ada ide, merasa tua tak layak Dan tidak mampu menyelesaikan naskahnya. Tidak komitmen pada dead line, walaupun itu dibuat sendiri. Masih banyak lagi berbagai alasan, yang bisa disampaikan.

Untuk gangguan luar, seperti halnya dulu saat Saya menjadi mahasiswa di Universitas Gadjah Mada dan tinggal di sebuah Asrama besar, yaitu Asrama Putri Ratnaningsih. Penghuni Asrama dari berbagai daerah di Nusantara, juga ada yang dari luar Negeri seperti Malaysia.

Gangguan-gangguan suara hingga tak bisa konsentrasi, beberapa teman duduk ngobrol di depan kamar, beberapa teman nylonong masuk ke kamar dan berisik. Sehingga keadaan yang tidak kondusif merugikan diri sendiri. Apakah saya harus beralasan pada ibu saya, bahwa saya menjadi tidak lulus karena kesalahan teman? Itu sangat tidak mungkin bukan?

Begitu pula menulis, banyak gangguan dari luar antara lain seperti di atas. Lalu apakah akan menyalahkan keadaan luar tersebut? Terus mutung tak jadi menulis.

Gangguan itu selalu ada, yang Penting harus mencari solusinya, dan terus bisa melakukan perjalanan dengan baik.

Selesaikan naskah yang menjadi tanggung jawab penulis, jangan sampai karena kesulitan mengeja kata, lapu melakukan plagiasi. No Way!
Penulis yang baik adalah menunaikan proses ya dengan baik. Bila Hari ini masih tidak bagus naskahnya, sedikit demi sedikit karena berproses akan menjadi lebih baik.

Menulis adalah kegiatan praktek tanpa berkesudahan dalam belajar. Temukan guru-guru yang bisa mendukung proses belajar dan berkarya. Asah kemampuan kreatif dengan menulis terus menerus.

Semangat penulis Indonesia, dunia Kita Terbuka lebar dengan buku!

Bogor, 1 April 2022

Asih Wardhani?

Bab 14. Musium Kata Andrea Hirata dan Negeri Laskar Pelangi

0 0

#DAY14_BABXIV
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata712
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum 

BAB 14:

MUSIUM KATA ANDREA HIRATA DAN NEGERI LASKAR PELANGI

Membaca banyak buku dan melancong adalah nutrisi penulis. Untuk menghasilkan sebuah karya seorang penulis haruslah banyak bepergian untuk mencari situasi yang pas Dan bisa menghasilkan tulisan yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Di tahun 2014 di mana kegiatan menulis benar-benar baru dijalani. Saya diajag teman alumni Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada satu angkatan hanya terdiri dari beberapa orang. Ada yang ikut bersama suaminya menuju Bangka Belitoong untuk melihat kasat mata di mana Negeri Laskar Pelangi berada, dan bagaimana keindahan yang tercermin pada film dari naskah seorang penulis yang luar biasa Andres Hirata.

Hari pertama sampai di Bandara, kami langsung menuju Mie Atep untuk sarapan yang letaknya di Tanjung Pandan. Mie yang baru pertama kali saya santap itu berupa mie kuning, kentang, taoge Dan irisan timun yang disiram bumbu kuah udang, ditaburi bakwan udang dan kerupuk. Minumnya jeruk kunci peras khas Belitong.

Kemudian kami mengunjungi Musium Kata Andrea Hirata. Di dalamnya penuh dengan pernak pernik perjalanan Kisah Laskar Pelangi. Di dalam Musium banyak kata-kata Inspiratif dari sang penulis novel Andrea Hirata, juga cuplikan kata-kata dari novelnya. Adapula beberapa barang kuno, seperti mesin jahit, meja kursi jadul, sepeda dll.

Di belakang Musium ada kedai kopi khas Belitong yang airnya dimasak dengan kayu dan cerek jaman baheula. Namun rasa kopinya sangat luar biasa. Di sisi-sisi bangunan besar ada ruang-ruang kecil yang tidak dibuka untuk umum, namun sangat artistic, kelihatannya ruangan untuk diskusi para penulis atau barangkali di sanalah novel itu dituliskan. Sayangnya sosok Andrea Hirata tak bisa saya temukan di sana.

Hari ke dua kami mengunjungi Pantai Tanjung Tinggi dan juga mengunjungi Pantai Pulau Laskar Pelangi. Ciri khas pantainya Batu granite besar-besar sekali, bahkan indah seperti dodol, batu bentuknya kotak-kotak berada dipinggir laut. 
Sekolah laskar pelangi juga kami kunjungi, kondisi sekolah tersebut memang sangat memprihatinkan. Andrea Hirata sang penulis fiksi dari sebuah cerita yang sebenarnya di mana persahabatan dari beberapa siswa sekolah tersebut, membawa penulisnya menjadi penulis yang beken di Tanah Air. 

Makanan kas Belitung adalah sup gangan, yaitu sup ikan kakap nanas, berbumbu kuning, berasa asam gurih.

Ke kediaman Pak Ahok, tak disangka, kami di bawa mengunjungi rumah kediaman Pak Ahok yang saat itu menjabat wakil Gubernur DKI. Rumah Pak Ahok, dibuka untuk umum, dan disebelahnya dibuka galeri batik khas Belitung. Sayapun membeli dua kerudung batik Belitong dan sedikit panganan serta kopi untuk kenang-kenangan.

Berenang di Laut yang indah dan mengunjungi mercusuar, serta mampir di Musium daerah juga kami lakukan. Masih banyak lagi yang bisa dikunjungi selama di Belitong.

Seperti yang saya katakan bahwa nutrisi seorang penulis adalah membaca dan berwisata, tapi membaca saja dan bepergian tanpa menuliskan, tentulah tidak akan menjadi penulis. Melancong adalah salah satu cara untuk melebarkan sayap atau memperluas pengetahuan untuk dituliskan. Bila membaca adalah memasukkan kata demi kata ke dalam pikiran, menulis adalah menuangkan kata demi kata yang kita pikirkan untuk menjadi tulisan.

Membaca memperkaya keragaman kata-kata, sedang berwisata memperkaya keragaman eksperience yang bisa dituliskan. Bukankah lebih mudah menuliskan apa yang kita alami, kita lakukan atau hal-hal yang pernah kita lihat?
Untuk menambah perbendaharaan suasana yang kita perlukan, kita kunjungi tempat tersebut penggambaran terminal bus, bandara, atau stasiun kereta apa dan pasar. Akan lebih pas nuansa yang kita tuangkan pernah kita lihat.
Pada saat ini, banyak media on line yang bisa kita akses, sebagai pengganti buku. Kita bisa berselancar kapanpun dan jenis tulisan apapun yang kita butuhkan setiap saat.

Berusahalah membiasakan diri, karena menulis adalah sebuah kebiasaan yang bisa dibangun secara terus menerus. Semakin banyak menulis, semakin bagus dan mengalir bentuk karyanya.
Penulis juga harus memiliki pengetahuan luas agar apa yang dituliskan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Ilmu kepenulisan itu tak ada habisnya. Seorang penulis harus menimba ilmu sedalam-dalamnya, harus smart Dan tidak malas menelusuri ilmu-ilmu lain sehingga naskahnya bisa masuk ke hati pembacanya. Penulis juga harus memiliki kecintaan terhadap apa yang ditulisnya, Dan menulis dengan rasa, sehingga kata yang meluncur pada naskahnya mampu tembus ke dalam jiwa pembanya.

Saya terus belajar dari para penulis, baik pemula dan professional. Belajar dari kesalahan penulis pemula membuat teringat apa yang tak boleh ada pada naskahnya. Titik koma, kosa kata, alur, synopsis, premis, blurb dan paragraf demi paragraf. Pengetahuan dasar ini pun baru saya ketahui setelah belajar menulis dulu.

Setapak perjalanan inipun, membuat saya menuju menjadi seorang penulis 

Bogor, 1 April 2022
Asih Wardhani

Bab 15. Menulis adalah Healing Proses

0 0

#DAY15_BABXV
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata715
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum 

BAB 15:

MENULIS ADALAH HEALING PROSES

Menulis kreatif bisa dilakukan dari diri sendiri, baik tertuang pada buku maupun sekedar hanya pada buku harian yang ditulis tangan. Menulis adalah cara mudah untuk membasuh luka terdalam di hati.

Bisa jadi lahirnya Sang Penulis akibat dari luka batin. Entah dilukai teman sekolah, orang tua ataupun pasangan. Kak Athina membuka grup menulis untuk healing, banyak juga ibu-ibu yang kehilangan sandaran hidupnya karena suaminya meninggal atau menikahi wanita lain.

Sesungguhnya sudah kodratnya laki-laki boleh menikah lagi bahkan sampai empat tercantum dalam AlQuran. Namun dunia ini terkadang tak bisa memenuhi hal yang sebetulnya sudah diatur Yang Maha Kuasa. Entah karena financial yang kurang bila menikahi dua wanita atau lebih, atau justru istri keduanya tak menyetujui bila masih menjalin pernikahan dengan istri tuanya.

Wanita-wanita ini dan lelaki tersebut belum memahami maksud Allah. Luka wanita yang ditinggalkannya demi yang baru beserta generasi penerusnya sangatlah dalam. Menembus hingga akhir kehidupannya.

Menulis adalah sebuah cara pencetusan perasaan yang terluka, dari pada penulis itu sendiri. Oleh karena itu saya mengikuti Nulis Bareng Single Mom yang diprakarsai oleh kak  Athina dan JWriting Soul_Ajeng Maharani. Kok ikut nulis naskah bersama para ibu Mandiri? Iya, Saya adalah ibu Mandiri sejak Desember 2006 sampai hari ini. Wanita yang memiliki anak dan Ibu tunggal boleh bergabung.

Setiap orang pasti pernah merasa sedih, kecewa, marah benci dan lain-lain perasaan negatif yang harus dimusnahkan dari pikiran dan hati. Caranya gimana ya harus ditulis salah satu cara menghilangkan atau mengurangi rasa yang kurang menyenangkan. Apalagi bila hidup penuh kesulitan, entah karena keuangan atau hal lain.
Self healing dengan menulis hanyalah salah satu alternating untuk penyembuhab Luka bathin. Oleh karena itu, mbak Ajeng Maharani meminta psycholog untuk zoom meeting saat pra-menuliskan naskah. Sebelumnya pun penulis diminta menuliskan kenyataan diri sendiri seperti apa. Kejujuran akan membantu professional untuk mengobati, walaupun dalam hal ini dengan jarak jauh.

Biasanya seorang introvert seperti saya, sulit bercerita bagaimana sebuah kesulitan sedang dialami, jalan keluarnya adalah dengan menulis. Bila tak bisa menulis bagus untuk sebuah naskah buku, semisal antologi, gunakan buku harian, tuliskan dengan tangan, curhatan pada catatan pribadi akan aman tanpa diketahui orang lain.

Namun belajar menuliskan naskah dengan beberapa ketentuan seperti mengganti nama tokoh, kota dan lain-lain, akan membuat selain penulis tertolong dengan naskah curhatan, namun tetap menjadi rahasia apa yang tertuang di dalam naskah tersebut.

Writing for self healing grup sudah menghasilkan tiga buku yaitu A Cup of Spirit; Kehilangan di Masa Pandemi, di dalamnya saya menuliskan Pandemi, Musibah atau Anugerah. Menceritakan bagaimana anak-anak yang kehilangan ke dua orang tuanya di saat pandemi covid 19 mewabah. Kisah yang ditulis oleh dua puluh enam penulis, dengan tebal 216 halaman, sangat Inspiratif naskah-naskah di dalamnya.

Dalam A cup of spirit 2 Single Mom saya membuat naskah Dunia Tanpa Kamu sebuah perjalanan detik-detik atau hari-hari tanpa dia, dan bagaimana cara melupakannya. Bagaimana saya harus membawa perjalanan dua bocah untuk berkunjung ke Fujiyama, Disney Land, Disney Sea Dan tempat-tempat indah lainnya di Tokyo dalam keadaan terluka. Perlu diketahui setelah memulangkan anak-anak, saya pergi lagi sehari sesudahnya untuk rapat di ibukota Jepang itu. Ternyata Visa saya hanya single arived yang di urus sekertaris, padahal sudah wanti-wanti, saya akan berkunjung dua kali ke negeri Sakura.

Untung saja kartu nama bos yang di Jepang, presentasi data dan lain-lain ada, sehingga saya dilepaskan dan diberi waktu empat belas hari di Jepang. Beberapa jam pihak imigrasi bandara mewawancarai saya. 

Sebelum saya datang ke tempat makan malam,, para petinggi yang akan meeting sudah tahu situasi di imigrasi siang tadi, mereka menertawakan saya. Buku ini berjumlah 106 halaman yang dipersembahkan oleh sembilan penulis.

Dalam cup of spirit with a song, di mana saya menuliskan Biarlah Bintang Menjadi Saksi adalah sebuah kisah yang harus dibaca sebelum dilupakan, naskah yang menggambarkan cinta seorang lelaki pada gadis kedua, sedang yang pertama sudah menjadi tunangannya. Buku ini sedang proses cetak, di mana buku ini adalah buku antologi ke 27 saya. Naskah-naskahnya berbentuk memoar.

Bagaimana bila tak ada financial yang mendukung belajar menulis? Saat ini banyak cara untuk mendapatkan cerita on line. Buka situs-situs yang senada, sekali lagi amati, contoh dan gunakan dengan bahasa sendiri. 

Jangan melakukan plagiasi, karena plagiasi adalah perbuatan terburuk penulis. Mari menulis dengan kemampuan sendiri, lalu terus belajar untuk menghasilkan yang terbaik.

Bogor, 02 April 2022
Asih Wardhani

Bab 16. Keterampilan yang Harus Dimiliki Seorang Penulis

0 0

#DAY16_BABXVI
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata715
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum 

BAB XVI:

KETRAMPILAN APA YANG HARUS DIMILIKI SEORANG PENULIS

Penulis adalah suatu profesi yang di dalamnya harus memiliki berbagai kepandaian. Ada penulis-penulis yang autodidak adapula yang belajar hingga universitas. Ilmu yang di selami setelah jadi penulis tidak hanya tatabahasa, namun berbagai hal yang mendukung hingga bisa menjadi penulis.

Mula-mula seorang penulis haruslah bisa membaca, perasaan senang membaca membuat seseorang memiliki banyak ilmu. 
Dahulu saat saya kecil, membaca adalah kesukaan saya, semua yang bertuliskan Saya baca, Koran, majalah, komik bergambar bahkan kadang-kadang bungkus belanjaan ibu yang diperoleh dari warung kelontong, saya baca tanpa suara.

Lalu, tentu saja setelah pandai membaca, saat di sekolah dasar diberi pelajaran menulis. Sering setelah liburan panjang, ibu guru meminta untuk menuliskan kegiatan saat berlibur. Itulah pertama kali saya menuliskan sebuah naskah yang bertema liburan, pada sebuah kertas satu lembar.
Saat memulai sekolah dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, pelajaran tata Bahasa Indonesia kita terima. Memahaminya saat itu kadang tidak mudah.

Memahami cara menulis menggunakan hand phone di mana Kita bisa membuka wps dari perangkat cellular sebagai pengganti computer atau kita juga harus memahami cara mengoperadikan computer untuk lebih mendapatkan hasil naskah yang lebih baik, karena file-file bisa tersusun dengan apik dalam computer.

Email address juga diperlukan di saat kita akan mengirimkan naskah ke media atau publisher, pelajari juga cara membuat email Pribadi, sehingga memudahkan komunikasi antara kita sebagai penulis dengan publisher.

Penulis juga harus memahami bagaimana cara mengedit naskah sebelum dikirim ke media ataupun publisher. Memang harus teliti bahkan sampai titik koma. Saya saat menjadi proof reader grup penulisan dari alumni Asrama Putri Ratnaningsih, masih menemukan kesalahan kata atau typo bahkan titik koma dari hasil editing publisher. Jadi Kita sebagai penulis, sebaiknya mempelajari self editing, sehingga kesalahan cetak tidak terjadi.

Penulis juga harus tahu cara membuat kalimat dan sebuah paragraf menjadi menarik. Kalimat-kalimat telling yang lugas menjadi kalimat showing. 

Storytelling adalah menceritakan sesuatu yang saat ini tidak hanya dengan lisan, namun dilakukan dengan penulisan. Adapun telling hanya menuliskan sesuatu yang logis dan singkat, misalnya aku pergi ke pasar, di mana dalam bahasa showingnya bisa dituliskan, aku melangkah meninggalkan rumah menuju pasar. 

Penulis-penulis novel biasanya menggunakan kalimat showing don't tell. Menggunakan teknik Bahasa tell bisa menghasilkan naskah yang biasa, namun kebanyakan menggunakan teknik showing kadang-kadang terasa terlalu dibuat-buat. Gunakan campuran keduanya di mana diperlukan. Hal ini perlu dipelajari oleh penulis pemula seperti saya. Hal ini saya belajar dari penulis ternsma yang ada di Facebook.

Pelajari juga, bagaimana cara naskah bisa sampai ketangan publisher. Banyak publisher yang menawarkan gratis cetak buku, namun penulis harus tetap ikut mengenalkan bukunya dengan iklan. Ada pembagian royalti saat buku bisa laku. 

Pengalaman daya, menerbitkan buku Melukis Ka'bah yang bisa terpampang di Toko buku besar Gramedia bisa menghasilkan profit yang lumayan, walaupun tetap saja buku garis depan di show room toko buku ada durasinya. Kalau penjualan tidak memadai, tergeser buku baru atau buku yang best seller yang diletakkan di tempat paling strategis. Mula-mula tergeser sedikit ketempat yang tersembunyi, lama-lama hilang dari peredaran.

Satu hal yang perlu dipelajari sebagai penulis, adalah bagaimana memasarkan karyanya? Karya sebaiknya dibaca orang lain dan menghasilkan uang. Belajar marketing buku dan memasarkannya bisa melalui media on line. Teman atau pelanggan bisa melihat blurb yang kita tayangkan, dengan cover buku yang menarik.

Menjadi penulis haruslah sabar, bila naskahnya ditebarkan di Sosmed, dan kemudian ada yang mengritik pedas, tidaklah perlu marah dan me-non aktifkan notifikasi. Syukuri bahwa orang-orang yang mengktitik sudah membaca tulisan kita, lalu memberikan saran walaupun nampak pedas, namun itu bisa sebagai point perbaikan pada naskah tersebut.

Jadi penulis harus bisa membaca, menulis, memahami tata Bahasa Indonesia, memahami bagaimana bisa menulis dengan cellular dan computer. Memahami cara menggunakan email untuk mengirim naskah ke tujuan, seperti publisher dll. Selain memahami tata Bahasa, ilmu editing juga diperlukan, sebagai salah satu kemampuan untuk memperbaiki naskah, minimum naskah pribadi. 

Menulis atau sebagai penulis haruslah istiqomah terus menerus menggeluti dunia kepenulisan dengan tekun merangkai kata dan kalimat, kemudian mempelajari cara hingga naskah bisa terbit dan dibaca pelanggan. 

Sekali lagi janganlah mengkopi kalimat naskah orang lain karena itu merugikan diri sendiri. Selain pembelajaran membuat naskah menjadi tidak berhasil, yang kedua melanggar etika kepenulisan dan akan dikenang pelanggan dengan keburukannya, yaitu sebagai plagiator

Bogor, 4 April 2022
Asih Wardhani

Bab 17. Pengalaman Menulis OnLine

0 0

#DAY17_BABXVII
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata727
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum 

BAB 17:

PENGALAMAN MENULIS ON LINE

Sebetulnya dulu dibtahun 2009 kira-kira, sebelum saya mengenal dunia tulis menulis, ada yang memberikan edukasi, dan kemudian saya sering posting di media on line berbahasa Inggris, lucunya itu kita tidak perlu menulis lengakap, saat itu entah bagaimana tulisan senada bisa kita ubah menjadi tulisan yang sangat berbeda dan bisa menjadi tulisan sendiri. Di sana ada evaluasi berapa orang yang membaca dan ada uangnya. Sayangnya saya lupa media apa waktu Itu. Hanya mencoba beberapa kali dan terhenti. 

Kemudian saya juga mencoba sebagai blogger dengan akun Sihwar.com, inipun hanya menulis beberapa puluh naskah saja. Kali ini bener-bener menulis dengan bahasa sendiri. Namun blog berbayar inipun saya tinggalkan, di samping itu saya juga membuat blog WordPress tetapi sekali lagi tidak saya kelola dengan baik dan akhirnya lupa akunnya.

Lalu setelah mengenal KBM ada yang posting di Islam post dan saya juga berhasil menulis di sana. Hanya satu kali, namun kalau saya lihat kualitas tulisan saya pada media ini sudah lebih baik dari sebelumnya. Selain itu sering pula posting beberapa naskah di KBM lama yang sudah tidak ada lagi hingga saya juga tidak bisa menelusuri naskah-naskah di sana selain juga di fb dengan note, yang juga sekarang ini tidak muncul.

Baru-baru ini mencoba menulis  di Kompasiana dan Indonesiana, semoga media ini bisa membuat saya lebih baik tutur kepenulisan saya. Berpraktek terus menerus membuat seseorang mampu menghasilkan naskah makin lama makin baik. Media ini kemungkinan harus Saya isi terus, saat ini baru memilih yang tidak berbayar, setelah nanti lebih percaya diri, barangkali saya bisa memindahkan dengan yang berbayar. Sebagai penulis freelance memang tak ada target dari pihak lain. Target itu harus kita buat sendiri pemenuhannya.

Pada APP yang saat ini bermunculan baik KBM APP, Noveltoon Fiscoo Dan lain-lain, baru sebagai pembaca. Ada yang sudah memberikan penawaran untuk Fiscoo, namun karena begitu ketat perhari 1500 kata Saya masih menunda kerjasama dengan teman tersebut. Mungkin kalau Saya sudah memiliki talents yang mumpuni, bisa dicoba untuk bergabung.

Sayapun senang telah bergabung dengan Komunitas Menulis On line yang ternyata sejak 2015. Namun baru kali ini saya memberanikan diri untuk bergabung dengan SarKat atau Sarapan Kata.

Sungguh menarik dan tidak berat sebetulnya bila kita lihat bergabung dengan KMO ini. Menulisnya hanya 300 kata untuk yang tidak dibukukan dan 700 kata untuk yang dibukukan. Yang menjadi pemberat bagi penulis-penulis pemula adalah harus mengajag orang lain bergabung. Mengapa berat? Diri sendiri masih harus belajar, bahkan mungkin dengan diam-diam atau sembunyi-sembunyi ingin tahu cara menulis dengan baik, terus diminta ajag-ajag, mungkin sedikit malu. 

Selain itu, yang memberatkan para pemula ini, yang mungkin perangkat nulisnya hanyalah hape jadul. Untuk harus punya Instagram, Telegram, Face Book ada yang mengeluhkan juga. Sayapun tidak paham mengapa harus banyak media yang harus kita miliki. Apakah tidak cukup hanya satu atau dua saja, misalnya fb atau telegram? Bukankah ada media komunikasi WattsApp juga?
Untuk membuka media yang berbeda dan berkali-kali akan memerlukan waktu yang tidak sedikit, apalagi bila yang menulis para pelajar dan ibu rumah tangga yang waktu utamanya digunakan untuk kegiatan lain yang tak bisa ditinggalkan.

Yang terakhir yang saya kenal adalah buku laku, saya belum bisa lancar memposting naskah ke buku laku. Saya juga belum benar tahu aturannya, apakah setelah sarkat selesai, para penulis bisa bebas meluncurkan naskahnya di sana.

Namun catatan pribadi Saya menyatakan bahwa, kekurangan Saya yang tidak lancar tersebut mendapat bantuan kakak PJ dan teman-teman Amerta dari kelompok 3 bath 43. Semoga dengan asuhan kakak Trizta Putuekawati sebagai PJ grup, Dan para petinggi KMO melalui telegram edukasi, kemampuan menulis saya baik online maupun sarkat jadi buku atau buku-buku solo dapat saya laksanakan dengan baik mulai saat ini seperti janji pada ikrar KMO, menghasilkan buku best seller. 

Jejak-jejak keberhasilan saya kelak, ada sebuah episode yang sangat berguna yaitu Perjalanan Meraih Impian, bisa menjadi buku pertama saya sebagai buku solo, selain antologi yang sudah beberapa puluh hasilnya.

Semoga titik ini, benar-benar terwujud. Yaitu tahun 2022 di tengah-tengah Ramadhan, 30 naskah individu yang diwajibkan oleh KMO bisa saya selesaikan dengan baik serta Sarapan Kata Jadi Buku (SKJB)  menjadi kenyataan. Walaupun tidak seperti namanya sarapan, membuatnya harus jauh sebelumnya atau malam sebelumnya, sehingga pagi sudah bisa di posting. Terimakasih KMO, terimakasih PJ kelompok 3 batch 43, Kak Trizta Putuekawati, teman sekelimpok dan diri saya sendiri, terima kasih.

Bogor, 5 April 2022
Asih Wardhani

Bab 18. Meraih Mimpi Bersama Alumni Asrama Ratnaningsih

0 0

#DAY18_BABXVIII
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata702
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum 

BAB 18:

MERAIH MIMPI BERSAMA ALUMNI ASRAMA RATNANINGSIH

Sungguh suatu yang membahagiakan bila kita punya banyak saudara dengan sebuah ikatan erat. Dulu saya saat kuliah tinggal di sebuah Asrama Putri besar milik Universitas Gadjah Mada. Nama Asrama tersebut Ratnaningsih yang diambil dari nama istri Pangeran Diponegoro Dan diresmikan oleh Presiden Pertama Indonesia Soekarno.

Bermula dengan membuat WattsApp grup pada Juni 2015, namun acara tulis menulis tidak berjalan dengan baik, saya sendiri kurang mampu menggerakkan hati mereka. Namun saat Mei 2021 setelah lima tahun posisi vakum, mulailah muncul keseruan yang menyelimuti grup ini.

Tepatnya 15 Mei 2021 saya mengumumkan target menulis naskah dengan tema Ratnaningsih itu sendiri, yaitu cerita semasa kita tinggal di Asrama tersebut. Calon penulis yang berjumlah 43 orang gegap gempita mengobarkan semangat grup. Waktu yang disepakati sebulan harus sudah setor naskahnya masing-masing.

Mulailah semua anggota grup untuk menulis, mereka dengan cepat mengumpulkan tulisannya, namun saat itu masih dalam pembelajaran, usaha untuk memperbaiki pengetahuan para penulis dilakukan dengan beberapa hal.

Yang pertama edukasi, Saya memanggil mbak Ajeng Maharani untuk melakukan pembelajaran, walaupun usia kami berbeda jauh, kami tidak malu belajar dari yang muda. Baru kemudian di internal grup penulis Ratnaningsih sendiri ada pakar-pakar kepenulisan, Maka pembelajaran dilakukan dari dalam setelahnya. Ibu Mildawani seorang doktor psychology yang sudah menghasilkan banyak buku dan Ibu Retno Kustiati seorang Jurnalis media terkenal di Indonesia memberikan pembelajaran tahap berikutnya. Bagaimana membuat naskah feature yang indah dan menarik.

Proses belajar terus berjalan, supaya penulis mampu melakukan editing, maka tahap berikutnya adalah melakukan evaluasi Terbuka, naskah demi naskah. Kita namakan kurasi di mana Timnya adalah ibu Saptorini yang pernah bertugas sebagai kepala redaksi majalah perusahaannya Dan Ibu Jayanti yang berkecimpung dalam hal bahasa. Lalu setelah pembenahan naskah oleh penulisnya, naskah di edit oleh tim editor, dengan tim editora ibu Jayanti, Ibu Marwah Dan Ibu Susi.

Naskah bisa siap tepat waktu, yaitu tanggal 15 Juni 2021. Proses selanjutnya ora cetak, inipun tidak kalah serunya untuk menentukan Judul buku, cover buku dll.

Launching buku pertama grup Ratnaningsih dengan tebal halaman hampir 400 halaman itu sungguh sangat membanggakan buku terbit pada tanggal 1 Juli 2021. Sejak saat itu, kami sudah sebagai writer. 

Tak disangka pada tanggal 23 Oktober 2021, Ratnaningsih Menulis sebagai Judul buku pertama kami, diluncurkan oleh kagama Dan dibuka secara zoom meeting oleh ketua umum PP Kagama bapak Ganjar Pranowo yang juga pada saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Kegembiraan grup penulis Ratnaningsih bertambah dan termotivasi untuk terus menulis buku-buku selanjutnya.

Pembedah buku ini pun orang orang hebat seperti ibu Ary Kinoysan Wulandari seorang doktor sastra Indonesia Dan dosen Perguruan tinggi di Yogyakarta, juga bapak Tulus Wijonarko seorang Jurnalis dan Ibu Ajeng Maharani seorang penulis Dan publisher dari buku Ratnaningsih Menulis. Bedah buku dilakukan melalui zoom meeting bersamaan dengan acara launching oleh Bapak Ganjar Pranowo yang dilakukan oleh Kagama. Hal ini bisa kita lihat melalui YouTube.

Tiga naskah yang dibedah, ini bisa menambah wawasan para penulis pemula yang usianya sudah senior. 

Buku Ratnaningsih Menulis juga dimuat di beberapa Koran on line, ini bisa dilihat melalui google. Ada tiga tulisan yang bisa ditemukan di sana dari media on line yang berbeda.

Yang menggembirakan lagi, acara ulang tahun Universitas Gadjah Mada, di mana kami yang tidak bisa hadir di Yogyakarta bisa melakukan kegiatan di Bogor pada Bogor Kangen Yogya digedung Creative Center Bogor. Dalam hal ini dilakukan acara talk show buku. Saya sebagai panelis dan Ibu Shita sebagai pewawancara.

Ikatan erat itu ternyata membuahkan hasil yang tak terduga. Persahabatan yang sudah dipupuk sejak remaja, terjalin erat dengan sebuah tujuan. Menghasilkan buku sebagai ikatan yang erat. Walaupun demikian menulis buku sendiri atau solo belum terlaksana. Masih harus terus berjuang untuk mencapainya.

Kebersamaan menulis ini, membuat energi baru bagi para ibu yang sudah pensiun atau mendekati Usia pensiun. Memberikan wacana baru, hormon kebahagiaan bertambah di saat pandemi sedang berlangsung sangat berat.

Semoga kegiatan ini, menambah nutrisi bagi jiwa yang mulai memudar, serta bisa meninggalkan jejak-jejak ilmu dan pengalaman kehidupan untuk anak cucu serta handai taulan.

Bagi generasi muda, Mari ikuti jejak kami, banyaklah membaca dan hasilkan tulisan-tulisan bermanfaat untuk kehidupan berkesinambungan. Era masa kini, lebih mudah untuk mencapainya.

Semangat!

Bogor, 6 April 2022
Asih Wardhani

Bab 19. Meraih Mimpi Bermula dari Antologi

0 0

#DAY19_BABXIX
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata780
#Nengjaga: Alma Cho 
#PJTrizta: Trizta Putuekawati 
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum 

BAB 19:

MERAIH MIMPI BERMULA DARI ANTOLOGI

Sebuah antologi biasanya dengan ketentuan  sekitar 1000 sampai 1200 kata, namun ada pula yang menentukan kurang atau lebih sedikit. Untuk yang belajar menulis tidak mengapa mengikuti beberapa komunitas dan menerbitkan buku bersama. Apabila temanya memungkinkan, ikuti, ambil dan lakukan dengan penuh semangat.

Dari satu antologi ke antologi yang lain merupakan pembelajaran yang tak kunjung usai, dari mentor yang satu dengan yang lain membuat kita juga akan mendapatkan bertambahnya ilmu hari demi hari. 

Banyak hall yang bisa kita paparkan dari perjalanan hidup sampai hari ini, tinggal memilih tema yang cocok dengan yang sedang berlangsung.

Antologi terkini saya yang baru-baru ini terbit adalah (Gagal) Menjadi Ibu, ini buku antologi saya ke 23. Buku lahir pada bulan January 2022. Di mana saya menceritakan bagaimana saat itu mengalami keguguran di negeri Sakura pula.

Calon bayi pertama yang baru berumur sebelas bulan dalam kandungan, yang lahir sebelum waktunya. Ini disebabkan betapa saya ingin menimba ilmu seperti bapak bayi di negeri Nipon, hingga merasa menyesal mengapa saya harus hamil dikala ingin menimba ilmu. Mungkin calon bayi ini marah, dan Allah membatalkan kehidupannya di dunia, walaupun saya hanya mengeluh dalam hati. 

Buku antologi ke-dua terbaru adalah Single Mom2, yang lahir pada Februari 2022. Di buku ini saya menuliskan bagaimana menyembuhkan hati yang terluka, dan menghadapi dunia tanpa dia. Naskah yang berjudul 'Dunia Tanpa Kamu'. Buku ini hanya dituliskan oleh 9 ibu tunggal.

Menariknya ditulis oleh para ibu yang sudah sendiri membesarkan anaknya. Status Janda, bukan hal yang memalukan dan berhenti berkarya. Hidup harus tetap berlanjut ada atau tak ada pasangan.

Antologi-antologi lain yang akan menyusul adalah bertema lagu, pandemi, traveling dan masih banyak lagi. Yang bertema lagu dalam proses cetak, dan yang bertema pandemi dan traveling dalam proses mengumpulkan naskah.

Sedang dua antologi lain bersama Komunitas On Line ada dua, yaitu 'Make Your Dream Come True dan Born to be a Winner' dalam buku yang akan terbit pada Make Your Dream Come True adalah mimpi ibu yang ingin sekolah gagal karena dinikahkan, tetapi dia mampu membuat anaknya menjadi sarjana semua. Kekuatan mimpi ibulah yang membuat anaknya bertuju dan keponakannya menjadi penerus peraih impiannya.

Walaupun ingin sekali menuliskan buku solo, saya tidak meninggalkan belajar bersama dengan grup-grup Komunitas Menulis. Mereka adalah salah satu motivator untuk terus survive di dunia ke-penulisan, oleh karena itu mengapa saya tak mau sendiri.

Tidak disangka antologi yang saya hasilkan sudah menuju tiga puluh, namun buku solo belum terwujud. Harapan saya belajar bersama KMO dapat menghasilkan buku solo, yang sudah beberapa kali gagal dalam pembuatannya.

Persiapan apa untuk menghasilkan buku solo ini?
1. Mendaftar pada Komunitas On Line (KMO).

2. Memenuhi tugas yang diberikan oleh KMO melalui Penanggung Jawab Kelompok (PJ).

3. Siapkan beberapa hal seperti: Medsos; Face Book, Telegram, Instagram, WA, ikuti menjadi friend listnya.

4. Siapkan naskah fiksi, non fiksi dan individu, di mana yang individu boleh fiksi atau non fiksi. Adapun temanya sesuai permintaan grup. Jumlah kata masing-masing naskah 300 kata per hari dan disetor tiga kali (300x3). Naskah-naskah ini akan dibukukan secara antologi, kecuali yang individu akan diteruskan melalui Sarapan Kata (Sarkat).

5. Naskah individu untuk sarapan kata; 400 kata bila tidak ingin dibukukan atau 700 kata bila dibukukan perhari yang diposting pada Facebook atau bukulaku. 

6. Saat mendaftar, diwajibkan membawa minimal 3-5 teman yang ingin menulis di KMO.

7. Ada beberapa edukasi yang bisa menambah wawasan penulis, seperti belajar marketing buku dll.

8. Saat ada edukasi, bila tidak absen,  3 point yang diberikan Tim saat awal akan diambil satu. Bila point habis maka kita gugur dan dikeluarkan dari grup menulis.

9.  Naskah individu akan dimuat di Bukulaku, baik yang tidak menjadi buku dan yang jadi buku. Bila banyak yang membaca, akan dapat cuan dengan sendirinya.

10. Harus punya KTP dan NPWP, karena ada pajaknya dari penjualan buku atau uang yang diterima penulis dari bukulaku.

Belajar di sini lebih mudah karena anjuran menulis hanya 300 kata perhari atau 700 kata perhari. Menurut pengalaman saya, sekali duduk untuk konsentrasi menulis, saya bisa menuliskan antara 200-300 kata. Saya butuh tiga kali duduk untuk menghasilkan 700 kata. 

Jadi saya siapkan waktu pagi pukul 8:00 untuk menuliskan point-point dan sub Judul serta paragraf pertama. Lalu setelah magrib saya lanjutkan untuk dapat 300 kata, lalu setelah bangun tidur saya siapkan lagi 300 kata atau pemenuhan menjadi 700 kata atau lebih.

Editing secara cepat dan kira-kira pukul 6:00 naskah sudah bisa posting untuk Sarkat hari itu. 
Sebetulnya yang paling baik adalah, bersiap beberapa Judul Sub Bab, hingga tidak menjadi kendala di saat tak bisa menulis di hari itu.

Ayo mencoba! Bila sendiri tidak bisa, mari bersama!

Bogor, 7 April 2022
Asih Wardhani

Bagaimana Supaya Mudah Dalam Menulis?

0 0

BAB 20:

BAGAIMANA SUPAYA MUDAH DALAM MENULIS?

Dalam menjadi produktif menulis harus membaca, terus membaca, Dan membaca lalu melakukan kegiatan menulis dari apa yang dibaca dengan baik. Bila belum mampu menusngkannya dalam betuk tulisan, lakukan lagi membaca .... membaca dan membaca, lalu praktekan menulis. Berulang-ulang hingga mampu menuangkan karya indah berupa naskah.

Lalu harus memiliki pengalaman yang akan dituliskan, hal yang paling mudah kita tuliskan adalah sesuatu yang pernah kita alami. Pernah mengalami dan ditambah ilmu yang dimiliki, maka akan lebih mudah untuk menuliskannya. Sebetulnya pengetahuan bisa juga didapat dari orang lain, guru atau mentor, sehingga penulis akan lebih berwawasan. Baca buku-buku sejenis yang seperti akan dituliskan, bisa jadi seseorang hanya membaca satu buku ditambahi pengalamannya bisa menghasilkan satu naskah buku. Ada pula yang harus membaca berbagai buku untuk mencari sudut pandang atau imajinasi yang akan dituangkan. Bacaan-bacaan penulis akan tergambarkan pada apa yang dituliskan, maka pilih bacaan yang sesuai hati nurani. Untuk menuliskan fiksi biasanya saya selalu membaca karya Asma Nadia, bagi saya karyanya pas untuk saya. Seperti Seri Catatan Hati, Bidadari Untuk Dewa, Cinta Dua Kodi, Assalamualaikum Beijing, hampir semua buku Asma Nadia saya miliki. Ketika saya akan menuliskan sesuatu, Saya membaca bukunya sampai mendapat clue untuk naskah saya. Tentu saja yang saya tulis sebagian besar adalah pengalaman pribadi. Seorang penulis harus memiliki talenta atau kemampuan merangkai kata, hingga kata yang dihasilkan menarik, runut dan bisa menjadi pembelajaran pembacanya. Jika tidak membaca buku bagaimana bisa merangkai kalimat dengan tepat dan indah. Belakangan ini, saya ingin menuliskan non fiksi lebih kuat dari fiksi.

Buku-buku non fiksi juga saya baca, seperti salah satunya Manajemen Penulisan Kreatif Karya Dr. Ari Kinoysan Wulandari. Buku ibu Ari Kinoy, sungguh sangat bermanfaat dan lengkap, beliau menuturkan berbagai hal tentang bagaimana mensiasati supaya mampu menulis kreatif, bahkan di dalamnya ada contoh schedule yang dibuat untuk kita contoh.

Seorang penulis juga wajib memanaj waktu menulis dengan tepat, kapan dia mampu menulis dengan konsentrasi tinggi dan menghasilkan tulisan yang bagus. Biasanya ketika saya menulis di malam hari, maka kekurangannya dan kesalahan penulisan saya sempatkan waktu untuk editing di pagi hari. Ini cukup efektif untuk perbaikan-perbaikan naskah yang ditulis, disebabkan kepala sudah fresh saat dini hari.

Untuk pembenahan tulisan selain KBBI saya juga membaca 101 Dosa Penulis Pemula, karya Isa Alamsyah. Di buku ini banyak dicontohkan beberapa kata yang kurang pas, atau kata yang terlalu banyak diulang.

Bagaimana membuat Judul yang menarik, atau paragraf pembuka yang tidak membosankan. Buku yang disediakan oleh penulisnya untuk penulis pemula yang belum paham akan hal-hal yang harusnya bisa diubah atau diganti. Pak Isa Alamsyah juga menulis buku bagaimana menuliskan novel dengan mudah. Buku ini lahir karena ada yang memberikan naskah dengan coretan tangan dan diberi lingkaran awan. Dari ketik tahuan penulis ini, maka lahirlah buku ini.

Banyak penulis yang menuliskan buku-buku yang sedang trend, bahkan sekarang tidak pada buku hard copy, tetapi pada App-App yang sedang menjamur. Bila novel bisa diakses pada App-App ini, non fiksi juga ada namun biasanya jumlahnya lebih sedikit dari fiksi. Untuk non fiksi bisa banyak membaca di on line, majalah, koran yang biasanya juga membuat resensi-resensi buku bagus.

Jika ingin jadi penulis, siapkan diri dengan waktu, tenaga dan pikiran dengan lengkap, karena bila hanya ingin tanpa menulis, seseorang baru mimpi untuk jadi penulis. Penulis ya kerjanya menulis, disamping harus banyak membaca dan berpengetahuan dibidang yang ditulisnya. Supaya menjadi produktif menulis, maka teruslah menulis.

Sampai saat ini, saya sudah menghasilkan buku 30 naskah antologi. Memang masih jauh dari produktif, namun dengan berjalannya waktu entah sampai kapan saya berjanji pada diri sendiri untuk tetap menulis.

Menulis adalah profesi baru saya yang akan saya geluti, tekuni hingga apa yang saya tuliskan mampu sampai ke pembaca dan mempengaruhi hidup mereka untuk lebih baik, dalam hal ini adalah kegiatan menulis naskah berdasarkan kisah pribadi sehari-hari.

Saya juga berjanji untuk menggunakan kata-kata baik dalam menulis, tidak melakukan plagiasi, tidak menulis yang bersifat SARA dan melecehkannya.

Menulis adalah nafas baru, yang pernah saya cita-citakan dua belas tahun yang lalu. Dengan bergabungnya saya di berbagai Komunitas kepenulisan membuat saya lebih mudah menuangkan kata-kata sehingga menjadi naskah yang layak dibukukan.

Ingat! Membaca ....membaca ... membaca .... menulis!

Bogor, 7 April 2022

Asih Wardhani

BAB 21: Penulis Ratnaningsih Sebagai Ladang Motivasi dan Kebahagiaan

0 0

#DAY21_BABXXI #Sarapankata #KMOIndonesia #KMObatch43 #Kelompok3 #Amerta #Sarkatjadibuku #Jumlahkata729 #Nengjaga: Alma Cho #PJTrizta: Trizta Putuekawati #KetuaKelas: Ummul Asminingrum BAB 21: Penulis Ratnaningsih Sebagai Ladang Motivasi dan Kebahagiaan Bagaimanapun Komunitas Menulis adalah kunci semangat kita. Bagi saya mereka seperti vitamin, menimbulkan energi baru setiap harinya, bahkan setiap kalinya. Ketika jiwa meredup untuk menulis, ada saja yang menyebabkan kembali bersemangat. Setelah lahirnya Ratnaningsih Menulis oleh Alumni Asrama Ratnaningsih Universitas Gadjah Mada pada 01 Juli 2021 di masa Pandemi Covid 19 sedang dalam posisi grafik tinggi-tingginya. Lalu lahirlah buku ke-dua dan ke-tiga dengan cepat yaitu Ratnaningsih Meraih Asa dan Senandung ibu. Ratnaningsih Meraih Asa launching pada tanggal 19 Oktober 2021 di Kebun Raya Bogor. Para penulisnya gegap gempita menyambut hari lahirnya. Publishernya bapak Valentino Barus hadir, demikian juga ibu Meinarwati ketua Kagama Pangda DKI meriuhkan kegembiraan Kita para penulis. Kemudian kegembiraan ini diikuti dengan makan siang bersama di Sabuhachi Bogor. Yang disponsori oleh beberapa teman penulis. Bahkan semua mendapat souvenir daster dari seorang yang baik hatinya. Tidak berhenti sampai di situ, buku ke-tiga Senandung ibu diluncurkan pada tanggal 22 Desember 2021, bertepatan dengan hari ibu. Launching diadakan melalui Zoom Meeting, peserta launching mengenakan kebaya atau daerah. Launching dihadiri oleh Professor Dr. Drh. Aeth Wahyuni, di mana beliau juga penggiat wanita berkebaya dan penulis. Keistinewaan buku Senandung Ibu mendapat kata pengantar dari Bapak Ganjar Pranowo sebagai Ketua Umum PP Kagama Pusat yang sekaligus Sebagai Gubernur Jawa Tengah. Juga mendapat sebuah kata blurb dari ibu Dr. Ari Kinoysan Wulandari, dosen diperguruan tinggi di Yogyakarta. Sejak saat itu para penulis Ratnaningsih teman seperjuangan di masa remaja ketika menimba ilmu di UGM dari berbagai disiplin ilmu menelurkan buku-buku, baik antologi maupun buku solo. Bertebaran informasi bahwa bukunya telah hadir, seperti ibu Prof Iin Handayani yang tinggal di USA, Neville meluncurkan buku The Power of Dream, di mana dari penjelasan beliau hasil penjualan buku akan digunakan untuk membantu membuka sekolah wanita di Yogyakarta dan buku dapat dibeli melalui Tokopedia. Ada pula seorang teman yang banyak mengikuti even-even menulis hingga menelorkan banyak antologi dan buku solo mengenai ketofastosis yang membawanya menuju sehat setelah sekian lama merasa hidupnya kurang sehat akibat cara makan yang tidak tertata dengan baik. The Warrior of Ketofastosis akan segera lahir, saat ini sedang dalam proses cetak. Masih banyak lagi teman-teman yang menghasilkan buku-bukunya. Dalam WatssApp group penulis Ratnaningsih berseliweran menunjukkan hasil menulisnya, bahwa mereka berhasil dalam dunia kepenulisan kreatif. Ada pula yang menulis naskah untuk Indonesiana dan Kompasiana, di mana saat minyak goreng sedang kosong dipasaran. Seorang penulis Ratnaningsih menuliskan hal tersebut. Istimewanya yang melihat tautan itu sangat banyak dan menduduki peringkat pertama saat itu. Tentu saja, sayapun ikut menulis pada media on line Kompasiana dan Indonesiana, walaupun baru sekali naskah saya submitted. Namun inipun sebuah prestasi yang membuat hormon endocrine yaitu hormon kebahagiaan untuk diri sendiri meningkat dan hormone oksetoxine yaitu hormon membahagiakan orang lain pun meningkat. Saya juga membagi kebahagiaan di mana sebentar lagi buku hasil sekolah dari Komunitas On Line atau KMO, dua antologi Make Your Dream Come True fiksi dan Born to be a Winner non fiksi akan publish. Tentu saja beberapa orang Penulis Ratnaningsih ikut meramaikan kelas KMO juga, bahkan ada seorang penulis Ratnaningsih yang mengikuti kelas KMO dua kali dan menghasilkan buku solonya dua kali. Menulis Kreatif adalah kegiatan yang membahagiakan tiada henti, seperti halnya candu. Kami merasa sakau dan tak bisa dihentikan. Dosisnya makin lama makin tinggi. Menghasilkan hormone-hormone kebahagiaan untuk diri sendiri dan orang lain makin seru. Walaupun kami adalah penulis yang memulai karier sebagai penulis tidak muda lagi, namun pengalaman hidup yang lebih panjang dari yang muda, kami yakin generasi baby boomers ini tidak kalah dengan generasi penerusnya. Generasi kami adalah generasi sandwich, generasi yang penuh keprihatinan saat kanak-kanak karena banyak saudara, juga harus banyak membantu dalam kehidupan bila hidupnya berhasil saat dewasa, maka saudara yang lain menempel seperti roti pada daging sandwich. Berjuang untuk menjadi penulis atau belajar dari yang muda bukan halangan, kesulitan di masa lalu lebih tidak mudah di atasi, oleh karena itu kami tetap ikut berjuang bersama penulis-penulis muda jaman now. Mari bersama meramaikan dunia kepenulisan kreatif, baik secara on line maupun off line. Dengan banyak membaca, memiliki pengalaman luas dan praktek menulis yang terus menerus, semua pasti bisa. Kamu bisa, kamipun juga bisa. Ayo bangkit membangun Indonesia dengan dunia kepenulisan. Naskah yang bisa memberikan motivasi kepada generasi penerus untuk membangun hidupnya supaya lebih sukses! Semangat! Bogor, 9 April 2022 Asih Wardhani

BAB 22. Bersama MAKALEWA TV Resto & Caffea

0 0

BAB 22

BERSAMA MAKALEWA TV Resto & Coffea

Menulis itu bisa sangat membahagiakan, ketika seorang teman mengabarkan bahwa para penulis akan bisa hadir mempromosikan bukunya melalui media televisi. Betapa gembiranya saya menyambut berita itu. Untuk bisa tampil di Makalewa TV yang namanya saja baru tahu dan selama hidup sampai seusia ini belum pernah shooting untuk TV. Kesulitannya yang pertama perlu biaya, yang kedua hanya boleh hadir satu shoot 3 sampai 4 orang saja. Maka diskusi dengan ibu Ary Sri Lestari sebagai Nara hubungi di grup Penulis Ratnaningsih saya lakukan. Bagaimana mendapatkan dananya dan siapa saja yang tampil untuk memperkenalkan buku kami. Buku yang sudah published dari Penulis Ratnaningsih ada tiga Judul yaitu Ratnaningsih Menulis, Ratnaningsih Meraih Asa dan Senandung Ibu. Jadi berarti ada dua belas orang yang bisa tampil. "Tapi koordinator harus tampil di ke-tiga shooting tersebut, mbak" kata ibu Ary Sri Lestari. "Baiklah, mari kita pilih orangnya dulu, siapa saja yang di Jakarta untuk tampil nantinya." Pemilihan berlangsung seru. Saat pertama menentukan Saya masih harus tampil tiga kali. Kemudian saya berfikir, seandainya di pos koordinator diwakilkan maka akan bertambah kebahagiaan penulis, setidaknya bertambah dua orang. Memilih, menelaah, membongkar pasang tim tiga grup untuk memperkenalkan ke tiga buku kami. Itu tidak mudah, 12 orang dari 45 orang Penulis. Akhirnya ke dua belas penulis fix dan ditanya satu-satu maukah ikut memperkenalkan buku kita melalui TV? Ada yang tidak bersedia karena kesibukan. Tadinya kalau diijinkan untuk penulis daerah Jakarta dan sekitarnya akan diajak semua, sayangnya karena pandemi kami tidak diijinkan membawa banyak orang. Sebetulnya sebagai mbok mban atau koordinator dari penulis Ratnaningsih sayamenangis, karena tidak bisa secara adil untuk menyertakan mereka semua. Sedangkan biaya untuk tampil kita bagi rata dari penulis yang akan ikut mempromosikan bukunya. Semua dari tim kecil 12 orang sepakat. Persiapan internal perlu dilakukan, akhirnya berembuglah apa yang akan diisukan nanti, berbagai cara dilakukan, agar bisa tampil prima. Dalam persiapanpun kami melakukan zoom meeting bersama pewawancara dari Makalewa TV. Kami mendapat pengarahan baik konten yang akan dibahas maupun waktu pembahasan. Namanya nenek-nenek trendi, untuk nanti tampilpun bajunya dipilih berkebaya. Lalu bagaimana yang tidak punya? Maka ditentukan baju nasional atau menggunakan batik. Saat hari H yaitu tanggal 5 Februari 2022, ke dua belas orang Penulis Ratnaningsih yang akan tampil menuju Makalewa TV. Katanya ada Persiapan shooting di pukul 10:00. Pukul 09:00 lebih semua sudah hadir di rumah Shooting Makalewa TV, Radio & Caffea, yang letaknya di Cibubur. Grup satu untuk buku Ratnaningsih Menulis dipanggil, ngobrol-,ngobrol, tes-tes, lalu dilanjutkan dengan shooting yang katanya percobaan. Eh ternyata itu shooting sudah beneran. Shooting berjalan satu jam di mana dari satu grup 4 orang ditanya masing-masing naskah yang dibuat termasuk saya. Namun sebelum masuk sesi per naskah, pewawancara menanyakan asal usul bagaimana bisa menulis, apa itu Ratnaningsih, apa itu telling dan showing, bagaimana karakter yang introvert seperti saya bisa membidani kelahiran buku-buku Ratnaningsih. Grup ke-dua dan ke-tiga kemudian tampil, hingga tidak terasa sudah sore, kali ini selfi foto bersama dan gegap gempita wanita-wanita yang tidak muda dari 12 orang Penulis Ratnaningsih memenuhi studio caffea tersebut. Makan siang bersama di Resto Makalewa TV, kali ini di sponsori oleh ibu Khomsiyah seorang ustadzah, dosen Perguruan tinggi swasta di Jakarta, pembantu dekan Dan ekonom menjadi salah satu senior Penulis Ratnaningsih yang menjadi koordinator grup dua untuk buku Ratnaningsih Meraih Asa. Sedang grup tiga untuk buku Senandung Ibu,bdikomandani ibu Djuita Marhaeni Singagerda lulusan Teknik Sipil, yang suka menari Jawa dan masih cantik. Tidak kalah serunya ketika hasil shooting dibagikan sebelum tayang di minggu berikutnya untuk Ratnaningsih Menulis. Tiga minggu berturut-turut, tiga buku ditayangkan di YouTube. Tidak disangka dalam hitungan Hari, view dari di balik Ratnaningsih Menulis sudah nencapai lebih dari tiga ratus. Demikian juga untuk dua buku yang lain di minggu-minggu berikutnya. Kebahagiaan ini menjalar dari hati ke hati penulis Ratnaningsih dan keluarganya. Namun seperti yang saya katakan, tidak bisa mengajak semua orang seperti nilapke dalam bahasa Jawa, hati seorang ibu sangat sakit ketika anaknya ditinggal di rumah dan Ibu pergi. Betul saja, suatu hari ada yang bertanya,"mengapa saya tak diajag, mbak?" Jawaban satu-satunya adalah permintaan maaf. Entah kapan kamipun ingin tampil di TV Nasional. Semoga pandemi tidak lagi mewabah negeri ini hingga ke 45 orang Penulis Ratnaningsih dapat hadir semua dengan bahagia. Ketika kita membuat bahagia orang lain, diri sendiri ikut merasakan kebahagiaan, sedang ketika membuat orang lain sedih dan terluka, diri sendiri lebih hancur hatinya. Jadi kebahagiaan itu sejatinya untuk diri sendiri! Bogor, 10 April 2022 Asih Wardhani

BAB. Hybrid Working Dan Meningkatkan Produktifitas

0 0

HYBRID WORKING DAN MENINGKATKAN PRODUKTIFITAS

Apa Hybrid Working itu? Hybrid working adalah kombinasi bekerja dari kantor (WFO) dengan bekerja dari mana saja, termasuk dari rumah (WFH). Dalam situasi pandemi banyak yang melakukan kombinasi ini, Dan menilai mana yang paling efektif di saat pandemi untuk menjaga kesehatan karyawannya. Dengan kombinasi ini, terutama ibu-ibu rumah tangga yang diperbolehkan bekerja dari rumah (WFH) oleh perusahaannya, banyak sekali keuntungannya. Bisa bekerja sambil mengelola kebutuhan putra-putrinya dari rumah. Sedang Remote Working adalah karyawanbyang bekerja dengan sistem jarak jauh, tanpa harus pergi ke kantor dengan waktu yang fleksible. Hubungan ke kantor digantikanbdengan menggunakan sistem telekomunikasi. Lalu apa hubungan ya dengan menulis? Mana yang lebih tepat dinamainya? Memang grup-grup menulis tidak ditandai dengan perjanjian kerja, tidak pula memiliki kantor. Hubungan antar member yang ada pada Komunitas menulis hanya dengan media jarak jauh, bisa menggunakan sosial media, Whatsapp, Face Book, Instagram, Telegram dll. Namun karena tak ada perjanjian, kapanpun bebas keluar dan masuk sesuai kebutuhan sang penulis. Persamaannya adalah penulis dalam komunitas memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kemampuan menulis, meningkatkan kualitasnya dan memiliki rumah untuk menimba ilmu atau menyebarkan ilmunya melalui naskah-naskah yang ditulisnya dan bonusnya bisa mendapatkan cuan. Selama ini seperti yang telah Saya sebutkan ada beberapa komunitas kepenulisan yang saya ikuti sebagai membernya. Komunitas ini untuk memberikan motivasi pada diri saya. Yaitu antara lain dengan. 1. Zoom meeting kepenulisan 2. Edukasivdari berbagai pakar kepenulisan melalui berbagai sosial media 3. Membaca postingan membernya dari naskah-naskah mereka, baik yang pemula maupun yang sudah expert. Dari naskah penulis pemula belajar kesalahan-kesalahannya, sedang dari yang sudah pandai mempelajari kosakata, diksi, judul-juful ya, paragraf awal Dan akhir serta konflik dan penokohan yang kuat. Pada Komunitas Bisa Menulis sejak 2015 sampai pertengahan 2019, saya ditunjuk menjadi moderator KBM bersama beberapa penulis lain. Kesibukan internal yang tak bisa ditinggalkan, maka saya mengundurkan diri. Beberapa kali bertemu dalam seminar, dan bedah buku di Depok. Sedangkan pada Komunitas Bisa Menulis Bogor Raya, saya ditunjuk menjadi koordinatornya. Beberapa kali mengadakan rapat, kopi darat dan satu kali seminar kepenulisan. Sedangkan pada grup Penulis Ratnaningsih, saya menjadi koordinator karena memang saya yang memprakarsainya, walaupun kalau ditelaah lebih jauh, para penulis Ratnaningsih banyak yang memiliki talenta kepenulisan yang sangat baik. KMO, Komunitas Menulis On Line menjadi membernya sejak Desember 2015, namun baru aktif sejak mengikuti kegiatan Sarapan Kata (SarKat) yaitu Maret 2022. Jadi penulispun bisa dikatakan Hybrid Working, karena bekerjanya secara on line dan off line, bisa tanpa kantor dan bekerja di mana saja. Sebetulnya penulis net working juga melakukan bebas memilih waktu dan jadwal bertugas. Seperti pada KBM ketika jadi moderator, kami bebas memilih Hari Dan waktu bekerja, yang Penting bertugas selama 8 jam dalam satu minggu. Begitu pula saat bersama KMO, penulis bebas menentukan submit terbatas waktu yaitu pukul 06:00 sampai pukul 09:00, oleh karena itu naskah diberi nama Sarapan Kata. Dengan members KMO belum pernah bertatap muka, mungkin saja para PJ dan mentor melakukan rapat dengan off line. Namun bila dilihat dari kegiatan Komunitas Penulis lain, seperti Forum Lingkar Pena Sidoarjo, jadwal tatap muka terschedule dengan baik. Saya kira Hybrid Working cocok untuk para penulis dan Komunitasnya. Adapun untuk meningkatkan produktifitas penulis adalah; 1. Kenali jam-jam di mana dapat berkonsentrasi dengan baik, dan hindari memaksakan diri di saat waktu sibuk. 2. Saat menulis, hindari fakto-faktor mengganggu, karena bisa merusak mood dan kreatifitas. 3. Berabung dengan para penulis produktif, agar tertular menjadi produktif juga 4. Bergabung dengan orang-orang yang selalu berfikir positif, karena bersama seseorang yang selalu memberikan respon negatif, akan membuat malas untuk melakukan kreatifitas dalam menulis. 5. Bukan hanya ingin menulis, tetapi langsung action! 6. Catat bila terfikir ide menulis 7. Buat jadwal menulis 8. Buat target pribadi, perhari, perbulan, pertahun. 9. Menuliskan seperti sedang Bercerita atau sedang menulis buku harian. 10. Usahakan menulis tiap hari 11. Ketika menulis jangan mengedit tulisan. 12. Cari tempat untuk menulis yang menunjang kreatifitas, tidak bising dan penuh orang. 13. Istirahatkan otak yang kreatif bila merasa lelah Dan stuck, cari hiburan atau pekerjaan rumahan lain sejenak. 14. Membaca ... membaca ... membaca. 15. Menulis ... menulis ... menulis. Teringat kata-kata penulis lain, bahwa naskah terbaik, adalah naskah yang akan dihasilkan. So do not mis it! Bogor, 11 April 2022 Asih Wardhani

BAB 24. Produktifitas Dan Kreatifitas Yang Harus DIASAH.

0 0

BAB 24:

PRODUKTIF DAN KREATIF YANG HARUS DIASAH.

Produktif adalah banyaknya pekerjaan yang dilakukan dalam masa tertentu dan menghasilkan lebih banyak dari yang lain. Produktif untuk seorang penulis bisa dikatakan berapa kata satu hari untuk menulis? Atau berapa buku yang ditulisnya dalam satu tahun.

Melihat kegiatan atau buku yang di hasilkan oleh Dee Lestari, seorang Novelis. Wanita batak ini banyak menenerima award dari bukunya. Kalau diperhatikan setiap tahun satu atau lebih buku yang dihasilkan, bahkan ada tahun yang tidak menerbitkan buku. Namun kita tidak tahu setiap harinya untuk tetap menulis. Dee Lestari dikenal sejak novel pertamanya lahir di tahun 2001 yaitu The Knight, The Princess and The Falling Star. ... Dan bukunya bergulir terus setiap tahun, yang terakhir adalah Rapijali-3 yang terbit 2021 (Sumber Google).

Sedangkan Asma Nadia juga menghasilkan puluhan buku, dan lima di antaranya telah difilmkan. Buku-bukunya banyak yang best seller. Isinya pun menarik untuk dibaca. Beberapa buku Asma Nadia yang direkomendasikan antara lain Bidadari Berbisik, OTW Nikah, Cinta Di Ujung Sajadah, Surga Yang Tak Dirindukan dll. Saya memang tak seproduktif kedua maestro penulis ini, tetapi untuk produktif harus banyak membaca. Saya seringkali membaca buku-buku Asma Nadia ketika mencari ide untuk menulis, walaupun saya sampai saat ini belum membaca buku karya Dee Lestari, saya yakin kedua maestro ini memiliki talenta kepenulisan yang sangat tinggi baik dilihat dari sisi produktif maupun kreatifitas.

Lalu sampai sejauh mana saya mengekori mereka? Inilah buku-buku antologi saya;

  1. Desember 2011: Karier Gemilang Saat Usia Pensiun Datang, dalam buku Menulis Itu Mudah, bersama Indonesia Menulis (1).
  2. Juni 2014: CLBK (Cinta Lama Belum Kelar), dalam buku Ketika Apple Dan Cinta Bercerita, dengan publisher Iwan Wungkul (1).
  3. Oktober 2014: Kisah Kasih Cinta dalam buku Rengkuh Aku Kekasih, bersama Rinz Media (1).
  4. Oktober 2014: Catatan Asih Wardhani, dalam buku Melukis Ka'bah, bersama Rinz Media (2). 
  5. Oktober 2014: Cerita Cinta Jeng Sri, dalam buku Kado Untuk Jeng Sri (1).
  6. Januari 2015: Ottosan Itterasai, dalam buku Jarak Cinta, bersama Rinz Media (3).
  7. Juli 2015 Kekasih Ibu, dalam buku Ibu, bersama Rinz Media (4). 
  8. Desember 2015: Aksara Cinta untuk Ayah-Catatan Asih Wardhani, bersama Rinz Media (5).
  9. 2016 bersama teman, tidak menerima bukunya, bersama Rinz Media (6).
  10. Januari 2019: La Tahzan Inalaha Maa'anna, bersama J Writing Soul (1).
  11. Maret 2019: Impian Wanita Biasa, dalam buku Surat Cinta Untuk Bidadariku, bersama J Writing Soul (2).
  12. Juli 2019: Cahaya Dan Cinta, dalam buku Ketika Cinta Bertakbir, bersama J Writing Soul (3).
  13. Desember 2019: Sang Juara, dalam buku Catatan Kisah Anak-anak Istimewa, bersama J Writing Soul (4).
  14. January 2021: Di Kakimu Ada Surga, dalam buku Senja di Rumah Ibu, bersama J Writing Soul (5). 
  15. Januari 2021: Ibu-(Gagal) Menjadi Ibu, dalam buku Ibu, bersama J Writing Soul (6).
  16. Mei 2021: Memaafkan, Sebuah Kecantikan Jiwa, dalam buku Akhir Cerita Bersama Nin, bersama J Writing Soul (7).
  17. Juli 2021: Asrama Para Bidadari, dalam buku Ratnaningsih Menulis, bersama Penulis Ratnaningsih dan J Writing Soul (8).
  18. Agustus 2021: Cinta Di Ujung Ayat-Ciuman Hangat Ayah, bersama Komunitas Bisa Menulis Bogor Raya dan J Writing Soul (9).
  19. September 2021: Pandemi, Musibah atau Anugerah? Dalam buku A Cup of Spirit-Pandemi, bersama J Writing Soul (10).
  20. Oktober 19, 2021: Keping Mata Uang, dalam buku Ratnaningsih Meraih Asa, bersama Kirana Publisher (1). 
  21. Desember 22, 2021: Ibu Sekolah Utama, dalam buku Senandung Ibu, bersama Kirana Publisher (2). 
  22. Februari 2022: Dunia Tanpa Kamu, dalam buku A Cup of Spirit 2, Single Mom, bersama J WritingbSoul (11).
  23. April 2022: Biarlah Bintang Menjadi Saksi (Sebuah Kisah Yang Perlu Dibaca Sebelum Dilupakan), dalam buku A Cup of Spirit 3 Song Of Life, bersama J Writing Soul (12).
  24. Bisnis Dan Pandemi bersama KBM Bogor Raya dalam proses.
  25. Travelling bersama Penulis Ratnaningsih dalam proses. 
  26. Born to be a Winner, bersama KMO, dalam proses.
  27. Make Your Dream Come True, bersama KMO, dalam proses.
  28. Perjalanan Karier FF77, bersama Alumni Fakultas Farmasi UGM angkatan 1977, dalam proses.
  29. Perjalanan Meraih Impian dalam proses, bersama KMO, buku Solo. Sebetulnya ada beberapa buku yang ketlingsut, kemungkinan terbit di tahun 2016 sampai 2018, saya anggap tidak ada, karena arsipnya hilang bersama laptop.Mereka menghasilkan satu atau dua buku dalam setahun sayapun menghasilkan buku satu atau dua antologi dalam setahun. Bedanya panjangnya naskah dan keapikkannya. Perlu waktu untuk dan usaha yang terus menerus untuk sejajar dengan mereka. Memang masih dalam proses belajar untuk menghasilkan buku solo, selain kemampuan produktifitas dan kreatifitas yang harus terus di asah setiap saat. Namun saya berusaha tak akan berhenti sampai di sini. InsyaAllah. Semoga Allah mengabulkan impian ini menjadi kenyataan. Bogor, 11 April 2022 Asih Wardhani

BAB. 25. Belajar Bersama Deka Amalia Ridwan

0 0

BAB 25.


BELAJAR BERSAMA DEKA AMALIA RIDWAN


Mengapa dengan Deka? Deka seorang dosen sastra perguruan tinggi yang sekarang penulis freelance.


Bermula di bulan September 2019, perkenalan di face book kemudian melalui WhatsApp group. Beliau bersedia mengajarkan bagaimana menulis buku solo dan akan diperkenankan dengan publisher yang akan mempublish naskah kita. Boleh memilih fiksi maupun non fiksi.

 
Kemudian beliau memperkenalkan materi kelas yaitu menggali ide, riset data lalu membuat outline. Itulah tiga points pertama yang diajarkannya.
Menurut saya menulis itu aktivitas yang menyenangkan dan ekspresif karena melibatkan pikiran dan perasaan. Adapun tujuan menulis bisa jadi untuk mengekspresikan apa yang dipikirkan penulisnya dan mengeluarkan isi kepala menjadi bentuk tulisan atau naskah yang bisa berguna sebagai self healing, dan bisa juga menjadi lahan untuk berbagi pengalaman hidup.


Selain itu, sehubungan saya sudah agak banyak usianya, maka menulis adalah mencegah kepikunan, karena menurut saya tidak hanya membaca, menulis lebih kuat energinya tiga atau lebih dari membaca untuk mencegah kepikunan, berbagi experience yang saya miliki, minimum paling banyak dari orang-orang yang masih muda dan harus dapat tersalurkan dengan baik, banyaknya waktu luang yang harus dimanfaatkan, dan mencari kebahagian dengan menulis, bonusnya mendapat teman dan duit tentunya sebagai hasil penjualan buku.


Menggali ide harus banyak membaca buku baik on line (e-book) atau buku-buku off line (hard book), banyak berselancar di Sosmed dan banyak mendengarkan.


Bagaimana kalau sulit menemukan ide? Sebetulnya ide bisa ditemukan dimana-mana dan ide terhampar di sekeliling kita.


Bagaimana supaya bisa menemukan ide yang lalu-lalang di depan kita? Biasanya saya mencari dulu apa yang pernah saya alami, yang berkelebat terlintas dalam pikiran, lalu catat apa saja yang lewat. Adakalanya melalui hal-hal keseharian yang kita alami, atau kejadian di dunia yang lagi trend dalam negeri atau luar negeri.


Yang utama adalah, sebaiknya menuliskan sesuatu hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain. Bila diperlukan mencari data-data yang akurat.
Menurut mbak Deka, menulis memiliki arti yang sangat kaya dan luas sekali. Setiap orang bisa punya motivasi yang berbeda untuk menjadi penulis. Sebaiknya menulis dengan tujuan yang baik. Semua orang bisa menulis tetapi untuk bisa menulis dengan baik harus belajar dan berproses, karena proses menulis butuh waktu dan ketekunan. Tidak bisa terjadi dalam waktu yang pendek. 

Menulis bisa menjadi kebiasaan, makin sering menulis, maka makin baik hasil yang ditulisankan. Yang terpenting adalah, memulai menulis dan melanjutkan sampai selesai. Jadi sebetulnya yang paling dibutuhkan adalah kemauan keras. Motivasi untuk menuntaskannya. Jadi mulailah dikerjakan, pasti selesai. 

Mulailah pula dengan banyak membaca untuk menambah wawasan, memperkuat argumentasi dan memperjelas konflik.


Setelah ada ide, buat out line. Selain itu untuk mengembangkan tulisan sebaiknya menggunakan rumus 5W-1H yaitu what, why, where, when, who dan how.


Setelah naskah selesai maka barulah melakukan revisi atau editing. Selain itu dalam menulis harus terschedule dengan baik. Putuskan kapan harus memulai menulis, dan kapan harus selesai, kalau tidak akan molor tak berujung.


Ide, tema dan judul, ketiga hal yang harus dikuasai penulis. Hal yang paling awal yang harus dapat dan perlu dipikirkan dengan dalam. Ketiga hal tersebut menjadi modal dasar kita dalam menyiapkan tulisan apa saja.
Ide pada dasarnya adalah sesuatu ya.g ingin kita tuangkan. Hasil dari pengamatan, pengalaman dan pemikiran kita tentang sesuatu, karena itu tidak ada ide yang murni seratus persen orisinal, bahkan bisa jadi ide kita tersebut sudah ditulis banyak orang.

Jika ide tersebut begitu kuat, selalu ada saja jalan untuk membuatnya berbeda, hingga ide tersebut menjadi menarik. Bisa jadi ide tersebut dilengkapi atau diperluas dengan kekuatan yang dimiliki penulisnya.

 
Ada beberapa cara untuk membuat ide berbeda; pikirkan sesuatu di luar kebiasaan yang ada atau out of the box, ubah menjadi sesuatu yang baru atau seperti yang sering kita dengar, lakukan amati, tiru dan modifikasi.


Sedangkan tema adalah ide yang dipersempit sehingga menjadi lebih mengerucut. Tema juga bisa dipadu padankan dengan beberapa hal yang membuat tema tersebut menjadi kuat.


Sedangkan judul buku sangat penting, karena ketertarikan pembaca bermula dari Judul buku. Buat buku semenarik dan sebaik mungkin.
Contoh Ide Dan Judul:


Ide: Apotek Mandiri sebagai kantor WFH yang menyenangkan bagi Apoteker.


Judul: Home Pharmapreneur Sukses.


Naskah ini belum terwujud, dan akan segera dilanjutkan. Buku yang termasuk kegagalan yang tertunda. 

Cara melanjutkan adalah dengan menuliskan setiap hari satu BAB atau 700 kata, dengan tiap BAB ditulis lebih dahulu out linenya, dan disiapkan pula plot-plotnya.

 Ide cara menuliskan ini terinspirasi dari pembelajaran KMO, Komunitas Menulis Online. Bagaimana cara menerbitkannya? 

Bisa secara Indie atau publisher yang menawarkan gratis, atau kalau memungkinkan ke publisher mayor.

BAB 26. Kalimat Pembuka Yang Menarik

0 0

#DAY26_BABXXVI
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata734
#Nengjaga: Alma Cho
#PJTrizta: Trizta Putuekawati
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum
BAB 26:
KALIMAT PEMBUKA YANG MENARIK
Apa yang dimaksud kalimat pembuka pada paragraf awal?
Kalimat pembuka adalah paragraf awal, bagaimana caranya supaya kalimat ini memukau pembaca hingga dia akan bertahan untuk tetap membaca sampai akhir naskah kita
Kalimat pembuka bisa berupa quots yang menarik, atau bisa jadi di sadur dari Kita suci, atau menggunakan narasi yang indah namun mewakili dari idi cerita.
Mengapa harus menarik? Supaya pembaca terpukau dengan pikirannya karena paragraf awal tersebut, Dan penasaran untuk membaca ya terus. Karena selain Judul, yang membuat pembaca ingin terus menyelesaikan membaca naskah adalah kalimat PEMBUKA yang menarik.
Bagaimana kalimat pembuka supaya menarik pembacanya? Mari kita telaah beberapa kalimat di bawah ini. Ada beberapa kalimat pembuka yang menarik dari para maestro.
1. Di ambil dari cuplikan ayat-ayat suci, misalnya:
"Watawa soubil haq, watawa soubil soubri. Setiap orang harus saling mengingatkan kepada yang lain untuk bersabar (terjemahan bebas)".
"Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang di antara kamu dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka. Allah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. QS.Al-Mumtahanah, Ayat 7. ( Asih Wardhani, dalam naskah Memaafkan Sebuah Kecantikan Jiwa-The Day When You Died! dalam buku Akhir Cerita bersama Nin)."
"Andai hidayah itu bisa kubeli, akan kubeli berkeranjang-keranjang, untuk aku bagikan kepada mereka yang aku cintai (Imam Syafi'i) dalam buku Merengkuh Hidayah."
2. Membuat kalimat showing don't tell dari kejadian yang sedang trend atau baru-baru ini terjadi. Kalimat showing menggunakan kata-kata yang di dalamnya ada emosi an perasaan penulisnya Misalnya: "Akan hujan; awan hitam bergerak, langit bernyanyi sambil meneteskan air matanya. Tak ada Pelangi yang hadir, di atas sana gelap pekat."
3. Membuat kalimat lucu yang menarik diawal naskah. Misalnya: "Waktu menguap tanpa bisa dijilat, diputar ataupun dicelupin. Hari ini kesiangan bangun, waktu sudah pergi bersama matahari."
4. Bisa jadi di awal paragraf menuliskan quots dari orang-orang terkemuka atau bisa dibuat sendiri, tentu saja kutipan itu ada hubungannya dengan naskah yang akan di buat.
Misalnya:
"Pernah kau dengar dunia di mana duka bertebaran di udara aan Cinta menjelma makhluk langka? Di situ aku berada" (Asma Nadia, dalam bukunya Sehidup Sesurga denganmu).
Atau pada naskah Sri Widyowati Kinasih pada buku Surat Cinta Untuk Bidadariku;
"Kabut masih pekat, tapi kuda besiku telah siap melaju, membelah jalanan yang masih gelap, sedang gigil pagi masih meratap-ratap. Sudah resiko sebagai perempuan yang bekerja di luar m
rumah. Setelah menunaikan kewajiban di rumah, tugas di tempat kerja adalah sub Bab berikutnya."
Agak panjang memang, tapi menurut saya menarik dan pesannya sampai. Betapa banyak kewajiban para ibu walaupun bekerja di luar rumah tetap harus menyelesaikan tugas ibu rumah tangga.
Atau quot dari Ajeng Maharani dalam bukunya Surat untuk Bidadariku; "Mereka hanyalah korban dari ke-egoisan kita sebagai manusia dewasa. Jadi, sudah tugas Kita untuk menyelamatkan mereka."
Quot inipun apik, bahwa apapun yang terjadi dalam rumah tangga, anak-anak harus tetap sukses dan bahagia dalam hidupnya.
"Jodoh, rezeki, Dan Mati adalah takdir Ilahi. Jika Allah berkehendak maka terjadilah."(Asih Wardhani, dalam buku Make Your Dream Come True, KMO).
5. Kalimat pertama pada paragraf awal, bisa menggunakan pesan sang penulis kepada pembacanya. Misalnya:
"Seringkali kita dihadapkan pada sebuah kenyataan ... sebuah pilihan. Satu tangan menegang secawan racun, sementara di tangan yang lain segelas Madu. Keduanya tak bisa diminum bersamaan, walaupun bisa." (Asih Wardhani, dalam Surat Cinta Untuk Bidadariku).
"Siapa yang menyangka, atau adakah yang berharap bahwa setelah menikah akan bercerai? Pasti tidak ada ... sungguh tidak ada! Namun, kehidupan ini adalah sebuah takdir yang harus diterima dan dijalani" (Asih Wardhani, dalam buku A Cup of Spirit-2, Single Mom).
"Aku percaya segala sesuatu sudah dituliskan dengan sempurna dan terbaik oleh Sang Pemilik hidup-ku. Diwaktu yang tepat dan orang yang tepat" (Maranata Eka, dalam buku A Cup of Spirit-2, Single Mom).
6. Bisa juga menggunakan kalimat pertanyaan atau pernyataan.
Misalnya: "Apakah ingin menjadi penulis? Bagaimana caranya?"
"Siapa yang menanam, pasti menuai hasilnya!"
7. Memperhatikan buku-buku yang menarik pada paragraf awalnya.
Dengan demikian bila sering dipraktekan untuk membuat paragraf yang menarik akan berjalan dengan baik dan lancar. Teruslah berlatih, tak akan ada hasilnya bila hanya dipikirkan saja, tulisan terbaik memang yang akan dituliskan, namun tidak menjadi baik bila hanya dilamunkan. Maka tuliskanlah!
Masih banyak buku-buku bagus yang bisa diamati bagaimana menuliskan paragraf pembuka agar menarik. Bagi penulis pemula, tidak boleh berhenti belajar. Terus belajar dan tetap disiplin menulis.
Menulis ... menulis ... menulis!
Bogor, 13 April 2022
Asih Wardhani



BAB 27. Outline Dan Membangun Karakter, -- Alur-Plot, Synopsis Dan Blurb.

0 0

#DAY27_BABXXVII
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata714
#Nengjaga: Alma Cho
#PJTrizta: Trizta Putuekawati
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum
BAB 27:
OUT LINE DAN MEMBANGUN KARAKTER
ALUR-PLOT, SYNOPSIS DAN BLURB
MEMBUAT OUTLINE
Ketika saya belajar beberapa orang dari yang bukan pemula, mengajarkan saya untuk membuat Out line dari sebuah cerita fiksi; Pembelajaran saya sampaikan ini dari kuliah on line Ajeng Maharani pada pertengahan bulan Juni tahun 2021.
Outline di buat berdasarkan Tema dan Judul. Pilih tema yang memang dikuasai dalam keseharian, lalu kumpulkan bahan yang tidak menyulitkan bila perlu dari berbagai sumber, usahakan tidak sampai melebar.
Setelah terkumpul, seleksi bahan naskah yang ada, buat kira-kira lima pokok bahasan, atau kronologi cerita, misalnya seperti di bawah ini.
1. Anisa seorang ibu rumah tangga dan seorang Apoteker yang bekerja dari rumah.
2. Anisa istri seorang dokter bedah penyakit dalam yang sangat sibuk.
3. Dokter Hamid ingin membuka sebuah klinik, untuk menunjang Apotek Anisa istrinya dan bisa merawat ibunya dari kediamannya.
4. Dokter Hamid memiliki ibu yang sakit pasca stroke dan beliau ingin dirawat putranya.
5. Ibunya ingin dirawat di rumah, akan tetapi wanita itu meninggal saat dibawa ke RS atau klinik milik Hamid.
Dari lima kronologi cerita, buat masing-masing dipecah menjadi beberapa paragraf, sehingga menjadi satu halaman naskah.
Dengan demikian, naskah bisa jadi dengan cepat, dan tidak keluar dari jalan cerita. Namun outline bisa diubah sesuai kebutuhan.
MEMBANGUN SEBUAH KARAKTER ATAU TOKOH
Tampilkan si Karakter; Menampilkan sang Karakter secara tidak langsung seperti ini; Anisa wanita Mandiri, yang aktif bekerja walaupun dari rumah. Ibu rumah tangga yang bertanggung jawab terhadap keluarganya. Bila dibutuhkan penyajian seorang karakter secara langsung bisa dengan dialog.
Anisa sedang menerima telepon, yang ternyata dari klinik apotek,"ada apa, mbak?"
"Ada Resep Psychothropika, bu." dari seberang pesawat telepon asistennya menyampaikan. Obat tersebut harus ditangani Apoteker.
"Ok, sepuluh menit ya, saya siapkan makan anak-anak dulu." Bergegas Anisa meletakkan masakannya di meja, Dan memanggil suami dan anaknya untuk makan.
"Maaf ya, mama ke Apotek, ada yang urgent," sambil mencium pipi anak Dan suaminya dengan mesra.
Lalu ciptakan sang Karakter, artinya si Karakter tidak dibuat-buat. Tampil apa adanya, jelas dan tidak mengada-ada. Sehingga pembaca naskahnya mengenali Anisa sebagai Apoteker dan Ibu rumah tangga, di mana apoteknya berada di gedung yang sama atau bersisian dengan rumahnya. Anisa juga tidak meninggalkan tanggung jawabnya sebagai ibu, dengan menyiapkan sarapan bagi keluarganya.
Buat tokoh atau karakter tampil terpercaya. Hingga semua tindakan yang dilakukan karakter beralasan kuat. Tokoh memiliki kekurangan maupun kelebihan, sifatnya sesuai dengan tindakannya, seorang karakter pasti memiliki kehebatan dan Kelemahannya.
HUBUNGAN ALUR DAN PLOT
Alur merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan jalan cerita, dan merupakan badan cerita. Biasanya alur bisa maju, mundur atau campuran dari keduanya. Sedang plot sendiri artinya sebuah hubungan sebab akibat di dalamnya. Plot adalah pergerakan cerita, kadang dibenturkan oleh penulisnya hingga menimbulkan konflik. Biasanya plot juga merupakan ruh sebuah cerita. Plot itu sendiri merupakan pergerakan cerita yang saling berkaitan.
Contoh hubungan alur plot yang bisa saya pelajari misalnya dalam alur sebagai berikut;
1. Anisa seorang apoteker
2. Anisa ingin berpraktek di rumahnya
3. Suaminya ingin membuka klinik bersama Anisa
4. Mertua Anisa sakit, wafat saat di bawa ke rumah Anisa.
Sehingga bila dihubungkan menjadi plot bisa sebagai berikut;
Anisa seorang apoteker yang membuka Apotek di dalam klinik suaminya, yang terletak bersisian dengan rumahnya, kebetulan mertuanya sakit. Beliau minta dirawat sendiri oleh suami Anisa, sehingga mertuanya dipindahkan dari rumahnya sendiri ke rumah Anisa. Sayangnya beliau wafat dalam perjalanan.
PERBEDAAN SYNOPSIS DAN BLURB.
Synopsis adalah ringkasan cerita, dari awal hingga akhir.
Blurb adalah ulasan dari isi buku yang bersifat advertizing. Biasanya diletakkan di belakang sampul buku. Blurb tidak menceritakan ending sebuah buku.
Perbedaan ke duanya adalah, kalau blurb untuk tujuan komersial, merupakan potongan cerita dan tidak menceritakan keseluruhan bahkan akhir ceritanya, sedang synopsis merupakan sebuah perpendekan dari cerita itu sendiri dari cerita di mulai sampai berakhir.
Dari pembelajaran yang terus-menerus, dan praktek dari naskah antologi buku-buku yang sudah publish tergambarlah bahwa yang paling sulit adalah membuat alur maju mundur. Bagi pemula seperti saya, seringkali masih menggunakan alur maju saja. Sungguhpun demikian, kelak akan Saya coba juga alur maju mundur seperti yang diajarkan para penulis. Rasanya masih harus banyak belajar, berpraktek untuk menghasilkan buku solo yang apik dan diminati kalayak ramai, seperti naskah-naskah para pendahulu penulis.
Usia tak menghentikan untuk belajar, dari siapapun, dari sumber manapun
Bogor, 14 April 2022.
Asih Wardhani



BAB 28. Konflik Dan Paragraf Penutup

0 0

#DAY28_BABXXVIII
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata717
#Nengjaga: Alma Cho
#PJTrizta: Trizta Putuekawati
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum
BAB 28
KONFLIK DAN PARAGRAF PENUTUP
Cerita yang menarik selain penokohan yang kuat, juga membutuhkan konflik dalam setiap babnya. Misalnya belajar dari banyak cerita yang sangat bagus Dan ditayangkan melalui film, seperti latangan putus. Bila diperhatikan di awal adalah sebuah keluarga yang penuh jeharminisan, bermula pernikahan di awali dengan cinta. Namun dalam filmnya digambarkan sinyal-sinyal perselingkuhan ada, walaupun di dalam rumah tetap menjaga keromantisan. Konflik makin lama, makin kuat. Kecurigaanpun makin kuat. Film ini cukup berhasil menarik pemirsanya untuk gregetan. Banyak ibu-ibu menuliskan pada dinding Facebooknya. Buku Dan film cukup banyak yang membaca dan menyaksikan.
Dalam film tersebut sang suami masih berharap untuk mendapatkan cinta istrinya, namun juga tak bisa melepaskan wanitanya. Menunggu film berakhir, agak bertanya-tanya apa yang akan dilakukan sang sutradara untuk mengakhirinya. Ternyata berakhir dengan perceraian Dan digambarkan bahwa sang istri ceria setelahnya sedang sang suami Dan wanitanya menangis.
Penonton diharap menilai sendiri, apa yang terjadi sesudahnya. Paragraf akhir bisa saja berakhir sedih, bahagia atau menggantung. Namun dalam film tersebut berakhir dengan sedih.
Contoh lain dalam naskah Asih Wardhani yang berjudul 'Cahaya Dan Cinta' dalam buku Ketika Cinta Bertasbih' Aliya putrinya menjalin hubungan ta'aruf, yaitu pernikahan tanpa perpacaran Dan pengenalan yang panjang. Rani ibunya khawatir sekali, namun diakhir cerita digambarkan pernikahan berjalan dengan baik dan dikaruniai dua putri mungil. Masih banyak lagi yang saya pelajari paragraf penutup pada naskah-naskah buku bagus. Kadang tak seperti yang diperkirakan.
Jadi episode terakhir tergantung penulisnya, apakah si karakter dibuat kecewa, sedih, bahagia atau bahkan bunuh diri.
Belajar dari film the world of the mariage, bermula sangat mesra Dan Harmon is dengan satu anak, ketika berakhir. Sang bapak kehilangan segalanya. Baik keluarga pertamanya maupun keluarga barunya. From Hero to Zero.
Banyak sekali dalam kehidupan yang serupa. Saya mengenal beberapa kerabat yang mengalami perselingkuhan suaminya. Seolah-olah ketika sang suami begitu bahagia menyelingkuhi istrinya, ternyata diakhir hayatnya sangat menyedihkan. Bahkan ketika berpulang jepangkuan Tuhannya, menunggu kehadiran istri pertamanya.
Kita bisa mencontoh yang manapun yang kita bisa gambarkan dengan hati, supaya sampai kepada pembaca dan dapat diresapi.
Begitu novel, begitu kehidupan yang sebenarnya, terkadang selaras, karena sang penulis memainkannjarinya sesuai dengan apa yang dialaminya.
Lalu mana yang lebih menarik? Ending bahagia ataukah yang menimbulkan rasa sedih? Keduanya baik, bahkan ketika ending menimbulkan tanda tanya dari pembacanya? Bila banyak disukai itulah yang terbaik dalam mengakhiri Kisah.
Lalu mengapa harus ada konflik? Cerita yang biasa-biasa saja kurang diminati. Walaupun untuk penulis pemula, masih susah menimbulkan konflik.
Yang Penting dari membuat naskah baik fiksi maupun non fiksi, akhir sebuah cerita dapat menjawab persoalan yang dikontrakan di paragraf awal. Mampu menginspirasi pembaca untuk mengelola hidupnya lebih baik.
Agak sedikit sulit memang menuliskan konflik dan paragraf akhir, butuh waktu untuk menuliskan secara apik di dalam sebuah naskah.
Seni kreatif dalam kepenulisan memang seni kepenulisan yang tidak mudah Dan siapa saja bisa menuliskannya.
Konflik adalah ketegangan atau pertentangan karakter yang ada pada cerpen atau novel. Misalnya pertengkaran suami-istri bisa sebagai sebuah konflik. Dalam cerpen bisa digali lebih dalam. Konflik juga bisa dinarasikan dari berbagai sudut pandang, apakah diri sendiri, orang lain atau sudut pandang ke-tiga. Penyajian konflik juga memerlukan teknik bercerita yang luwes.
Banyak di bacaan platform-platform adanya konflik antara menantu dan mertua, adanya perseteruan antara menantu dan keluarga istrinya, karena sang suami begitu miskin, direndahkam dan dihinakan. Pada akhir cerita ternyata suaminya kaya raya.
Begitulah pembelajaran menulis saya lakukan terus menerus, dari guru yang satu ke guru yang lain. Tidak bosan-bosannya membaca wejanganbkrpenulisan, dan tidak pula bosan melakukan Praktek dalam bentuk menulis bersama atau antologi. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, tidak perlu malu belajar dari siapapun, bahkan dari yang lebih pemula maupun yang masih muda. Asal tujuan untuk menjadi penulis makin lama makin terasah lebih dalam dengan kualitas lebih berkembang ke arah lebih baik.
Walaupun seorang penulis yang sudah melalang busna, namanya sudah dikenal, juga belajar bertahap, lihat kualitas tulisannya pun akan terlihat, mana buku pertama Dan mana buku yang terkini, akan sangat berbeda.
Maka satu-satunya Jalan untuk memperbaiki naskah dan cara menuliskannya hanya dengan satu jalan yaitu, menulis ... menulis ... menulis ...
Ayo kita mulai dengan menulis tipis-tipis dulu, tidak perlu melihat banyak aturan, yang Penting apa yang dipikirkan bisa tertuang ke dalam naskah, berjalannya waktu, aturan itu bisa dilaksanakan dengan mudah
Bogor, 16 April 2022
Asih Wardhani

BAB 29. FEATURE

0 0

#DAY29_BABXXIX
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata711
#Nengjaga: Alma Cho
#PJTrizta: Trizta Putuekawati
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum
BAB 26:
FEATURE
Apa feature itu?
Sebetulnya feature digunakan dalam berita jurnalistik yaitu story telling yang dikemas sedemikian sehingga berita dan opini terbentuk kata indah dan tidak membosankan. Kadangkala ada yang disembunyikan entah nama disingkat, atau kotanya yang disamarkan untuk kebutuhan privasi subyek berita.
Ternyata di saat menuliskan antologi cerpen, baru saya ketahui bahwa itu sebenarnya feature.
Bagaimana karya yang dinamakan atau termasuk feature?
Feature ini menggunakan bahasa tutur sehari-hari, dan isinya berdasarkan fakta. Feature termasuk tulisan non fiksi.
Ciri-ciri feature sebetulnya adalah bentuk tulisan non fiksi dengan menggunakan cara pandang penulis. Feature sangat simpel terdiri dari bagian judul, kata pembuka, isi dan penutup. Tidak seperti berita di surat kabar (Straight News) yang menggunakan kalimat lengkap.
Bagaimana cara menyampaikannya?
Sebetulnya mudah menuliskan feature, dengan menemukan peristiwa dan jalan cerita, kemudian lakukan cek and recek apakah berita yang diunduh, atau didengar sudah benar, bila perlu triple cek untuk menghindari kesalahan informasi. Lalu penulis tinggal menentukan points of viewnya (POV) atau sudut pandang. Apakah menggunakan POV-1, POV-2, atau POV-3.
Sudut pandang-1 adalah penulis sebagai subyek, biasanya menggunakan aku atau saya.
Sudut pandang-2 adalah sudut pandang dia, yang bicara.
Sudut pandang-3 adalah sudut pandang di mana penulis sebagai pembuat cerita, bisa masuk ke karakter manapun. POV ini adalah sudut pandang yang serba tahu.
Belajar dari siapa?
Sebenarnya say tidak tahu, pertama kali belajar dari siapa, sejak menulis selalu menggunakan cerita yang dialami sendiri berdasarkan fakta, namun tidak diceritakan dengan gamblang. Namun sejak ibu Retno Kustiati, seorang Jurnalis dan Alumni Asrama Ratnaningsih, mengajari kami pada bulan Juni 2021, saya baru memahami sedikit, apa itu feature.
Feature human interest adalah penuturan yang menimbulkan rasa sedih, gembira maupun marah dll. Feature sendiri adalah bentuk tulisan yang kreatif, bisa memberikan kesenangan pembacanya.
Bagaimana hasilnya apa
Apa tujuannya, menyampaikan informasi lebih luwes, lebih Manis dan dapat sampai pada perasaan pembacanya.
Gaya penuturan feature ini cocok untuk saya dan penulis pemula yang menuliskan pengalaman sehari-hari yang dikemas dengan bahasa yang lugas.
Hampir semua buku antologi saya seperti feature, cerita keseharian saya yang diubah dengan kata-kata lebih sedikit lebay atau showing.
Pada buku Ratnaningsih Meraih Asa, saya menceritakan betapa bos selalu berbuat kurang baik dan ingin saya meninggalkan perusahaan. Dari Saya tak ada yang salah, walaupun teman saat sekolah saat di kantor saya menghormatinya dengan memanggil bapak, di mana saat sekolah hanya memanggil nama. Diakhir cerita bos justru diminta mengundurkan diri oleh bos kami, karena kesalahannya.
Ketika saya menulis Kekasih ibu dalam Aksara Cinta untuk Ayah, saya menuliskan betapa putra saya begitu menyayangi saya hingga seperti kekasih, lengket kemana-mana.
Sedang buku yang sedang segera terbit saya menuliskan tentang cinta yang datang karena sebuah kebetulan. Naskah yang ditulis dan untuk dibaca sebelum dilupakan, karena cinta ini salah posisi, laki-laki itu telah bertunangan.
Masih banyak cerita-cerita dari naskah yang saya tulis berasal dari kehidupan pribadi. Memang tidak segamblang feature News, tapi menyerupai.
Bagi pemula cerita yang paling dekat dengan diri sendirilah yang paling mudah ditulis. Storytelling, yang pernah kita lalui merupakan cerita yang pasti tidak sama dengan perjalanan orang lain. Seandainya mirip, pasti sudut pandangnya berbeda. Sehingga tidak akan melakukan plagiarism.
Gaya tutur feature sangat cocok dengan saya untuk jenis fiksi, walaupun katanya feature bukanlah fiksi. Disebabkan dalam cerita banyak yang disembunyikan, nama, kota, dll hingga menyerupai fiksi.
Untuk gaya-gaya fiksi yang lain sepertinya saya tidak cocok Dan belum belajar untuk menuliskannya, seperti cerita horor, humor dll.
Jadi saya ikuti saja, apa yang saya bisa. Bukankah tujuan saya untuk merentas waktu, memperpanjang waktu untuk bertemu kepikunan, berbagi nilai hidup dan berbagi ilmu.
Untuk hal tersebut bisa terjadi dengan baik, Jalan satu-satunya adalah tetap menulis, mencari zona baru kepenulisan bila menganggap kurang ilmunya agar cita-cita terdongkrak untuk terjadi.
Sebetulnya ternyata saya telah bergabung di KMO sejak 15 Desember 2015, dan telah terdaftar untuk menulis Sarkat di KMO pada batch 12 pada tahun 2017. Namun saya lupa mengapa tidak terjadi atau tidak menulis saat itu.
Jadi inilah saat inilah ternyata saya mulai menuliskan sarkat di batch 43, kelompok 3. Ternyata sudah tujuh tahun saya menjadi anggota KMO. Betapa pelannya kemajuan menulis saya, sungguhpun demikian tidak perlu malu.
Kalau belum waktunya, tidak akan terjadi. Namun harapan selalu ada!
Menulis ... menulis ... menulis!
Bogor, 17 April 2022
Asih Wardhani



BAB 30. KMO DAN AMERTA

0 0

#DAY30_BABXXX
#Sarapankata
#KMOIndonesia
#KMObatch43
#Kelompok3
#Amerta
#Sarkatjadibuku
#Jumlahkata731
#Nengjaga: Alma Cho
#PJTrizta: Trizta Putuekawati
#KetuaKelas: Ummul Asminingrum
BAB 30
KMO & AMERTA
Komunitas Menulis online yang foundernya Kang Tendi Murti ini ternyata saya sudah menjadi anggotanya sejak Desember 15. Sudah lama sekali, sering juga bertutur sapa di Zoom meeting bersama Komunitas Bisa Menulis (KBM) yang foundernya saya kenal sekali, yaitu Pak Isa Alamsyah yang saya bergabung September 2013 Dan menjadi Moderator sejak September 17 sampai April 2021.
Keinginan menulis saya memang sangat kuat, namun Praktek menulisnya tidak terlalu kuat dibanding cita-citanya. Niat saja tidak cukup, praktek atau pelaksanaanlah yang menjadi kenyataan.
Untungnya, dengan keinginan itu, saya dipertemukan dengan orang-orang yang pas untuk mendorong saya mencapai harapan menjadi penulis.
Padahal seringkali saat menjadi moderator KBM sampai tahun April 2021, seringkali melihat atau melakukan approval SarapanKata (Sarkat) dari KMO. Dan ternyata ya lagi Saya pernah mendaftar sebagai anggota batch 12 di tahun 2017 setelah dua tahun mendaftar menjadi anggota KMO. Namun saat itu apa yang terjadi saya tidak ingat, mengapa saya tidak menulis apalagi menghasilkan Sarkat.
Lalu pada Februari 2022, saya membaca Sarkat di dinding FaceBook friendllist, Saya minta dipanggil untuk ikut menulis di KMO. Maka hari itulah saya terjebloskan di batch 43.
Batch 43, dengan kelompok 3, lalu diberi nama Amerta yang anggotanya 39 orang termasuk PJ, dan satu orang pengawas. Penanggung Jawab Kelompok Amerta adalah Kak Trizta Putuekawati.
Pada saat pendidikan KMO di Telegram grup besar oleh founder, saya terlambat info kehadiran hingga koin yang diberikan PJ 3 buah berkurang satu. Sejak itu saya nyimak terus apa yang di infokan kak PJ. Takut koin saya berkurang lagi, dan diminta meninggalkan kelas, bila bekal join habis.
Namun pada tahap harus me Cari teman sebagai anggota untuk menulis bersama di KMO, Saya mencoba membawa Lima teman yang kewajiban ya hanya 3 orang, sehingga saya mendapatkan satu join pengganti yang hilang.
Hari demi hari, ada saja yang harus meninggalkan grup, hingga akhirnya member Amerta yang berjumlah 37 orang menjadi 17 orang. Cukup lama bertahan diangka 17, sampai salah satu orang mengundurkan diri karena sakit.
PJ Amerta sangat sabar dan memberikan tuntunsn yang baik hingga Amerta pada hati ini masih berjumlah 16 orang dengan 11 orang berinitial A dan 5 orang berinitial B.
Kak PJ Trizta Putu Ekawati selalu memberi bantuan saat kelompok Amerta ada yang tidak bisa ini-itu. Saat saya tidak bisa melakukan posting di bukulaku, saya dipandu, juga diberi tutorial untuk masuk ke bukulaku. Namun karena tetap gaptek, seorang teman bernama Banza akgirna membantu saya juga. Pada postingan ke 6 barulah saya bisa posting dengan baik di bukulaku.
Ada dua buku antologi bersama KMO Dan Amerta yang sedang proses cetak yaitu Born to be a Winner, dan Make Your Dream Come True!
Cover buku pada bukulakupun dibantu oleh seorang teman. Di Amerta inilah kemungkinan harapan saya bisa tercapai. Walaupun pencapaian menulis belum cukup bagus, baik jumlah kata Dan kualitasnya. Namun say sudah mMpu menuangkan 700 kata perhari dengan baik, hingga Hari ini, Hari terakhir untuk 30 BAB Sarapan Kata jadi Buku (SBJ).
Amerta teman-temannya asik, PJnya hebat, ketua kelasnya juga baik. Kak Bunga dari Amerta menjadi NengAbang.
Dengan demikian, berakhirnya Sarkat, resolusi saya di tahun 2022 untuk menghasilkan buku solo tercapai. Walaupun masih draft Dan perlu tindak lanjut berikutnya yaitu swaedit Dan precetak harus disiapkan, juga financial yang mendukung, Saya bisa lolos dari Sarkat bersama KMO.
Pecah telor sudah, lolos sudah. Terima kasih ya Allah, sudah diberi wadah Dan teman-teman yang hebat. Engkau selalu memberikan Anugerah luar biasa pada hambamu yang biasa-biasa saja ini.
Satu Buku Solo ini dihadirkan untuk semua pembaca, bahwa Kita harus punya Impian, lalu Impian dijalankan, barulah Impian terwujud!
Satu hal yang harus diwujudkan lagi yaitu best seller. Seperti pada ikrar, harus menerbitkan buku dengan kualitas baik Dan best seller, tanpa memplagiat milik penulis lain.
Walaupun kak Anhar di kelas ke-5 sudah meng-edukasi, bagaimana selling Dan marketing buku, rasanya Saya masih harus menimba ilmu secara terus menerus hingga Impian bestseller juga terwujud dengan baik.
Terima kasih untuk KMO, para suhu, PJ, Kak Jaga, ketua kelas, kak Dokbie, fan teman-teman semua anggota Amerta yang telah banyak membantu saya tumbuh dan menyemangati, mengingatkan agar terwujudnya buku solo yang sudah lama saya dambakan.
Perjalanan Meraih Impian ini, adalah buku solo pertama yang lahir bersama KMO Dan Amerta, di bulan April, sebagai hadiah ulang tahun diriku sendiri.
Terima kasih KMO, terima kasih teman, dan terima kasih diriku!
Bogor 18 April 2022.
Asih Wardhani


Mungkin saja kamu suka

Nurina Ayuningt...
Ketika Rasa (tak) Lagi Damai
Den Ayu Sekar
BELENGGU CINTA PEERTAMA
Siti Husnul Kho...
Ibu Tiriku Melahirkanku
Riska Mawarni
TOGETHER FOREVER
Ela Nurfadilah
White Tulips

Home

Baca Yuk

Tulis

Beli Yuk

Profil